FAKULTAS KEDOKTERAN, KESEHATAN MASYARAKAT, DAN KEPERAWATAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
UJIAN AKHIR SEMESTER
MATA KULIAH MANAJEMEN BENCANA SEMESTER GENAP TAHUN AJARAN 2022//2023
Hari, tanggal: Kamis, 6 Juli 2023
Dosen : Team Teaching Waktu : 2 hari Jenis Ujian : Takehome Jawaban dikirim dalam format file .pdf dengan penamaan file: nama mhs_nama mata kuliah. Jawaban dikirim paling lambat tanggal 8 Juli 2023 pukul 23.59. Jawaban dikirim melalui email : henyrohmi@ugm.ac.id
Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D
Topik: Disaster Research in Health Aspect 1. Jelaskan tipe-tipe penelitian dalam kebencanaan di bidang kesehatan! Berikan satu contoh artikel untuk masing-masing tipe dengan menuliskan judul artikel dan link-nya! 2. Jelaskan perbedaan kerangka kerja penelitian transeksional dengan longitudinal! Berikan satu contoh artikel untuk masing-masing kerangka kerja dengan menuliskan judul artikel dan link-nya!
Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B KBD
Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Jumat (5/5) telah mengumumkan bahwa status kegawatdaruratan global untuk COVID-19 resmi berakhir. Bagimana pengertiannya ? Apa implikasinya pada kebijakan penanganan Covid di Indonesia? Jelaskan masing-masing secukupnya dg 9 - 10 kalimat
Madelina Ariani, SKM, MPH
Jelaskan mengapa sektor kesehatan harus melakukan kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan dari sudut pandang public health in emergency? Dr. Bella Dona, M.Kes Pandemi yang berkepanjangan membuat sistem Kesehatan kita teruji, kebutuhan yang meningkat dalam waktu yang singkat memerlukan strategi untuk memenuhinya, seperti situasi tanggap darurat di Palu yang sangat membutuhkan bantuan relawan dalam membantu para korban dan juga sistem yang harus berjalan, klaster kesehatan memulai kegiatan dengan melakukan pencatatan para relawan dan menempatkanmereka ke tempat yang membutuhkan. Banyaknya relawan yang datang , sungguh membuat dinkes kebingungan. Tetapi bersyukur bahwa ada relawan yang membantu dalam hal manajemen untuk mensupport situasi yang kacau akibat bencana tersebut. karena itu jelaskan apa peran pemerintah dalam menanganinya dan bagaimana strategi yang dibutuhkan dalam pemenuhan tersebut serta konsep apa yang digunakan dalam kesiapan tersebut ?
SELAMAT MENGERJAKAN NAMA : BETI HERLINA NIM : 22/500055/PKU/20384 PEMINATAN : KMPK JAWABAN :
Dosen Syahirul Alim, S.Kp., M.Sc., Ph.D
1. Tipe-tipe penelitian dalam kebencanaan di bidang kesehatan : Penelitian Epidemiologi Tipe penelitian yang paling sering di kebencanaan. Penelitian yang bertujuan untuk memahami dampak kebencanaan pada kesehatan masyarakat. Pada penelitian ini penting untuk memahami karakteristik kejadian kebencanaan dan dampaknya pada kesehatan masyarakat, serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian kebencanaan dan dampaknya pada kesehatan masyarakat. Contoh artikel : The impact of natural disasters on the spread of COVID-19: a geospatial, agent-based epidemiology model (https://tbiomed.biomedcentral.com/counter/pdf/10.1186/s12976-021-00151- 0.pdf ) Evaluasi dari suatu intervensi Intervensi ini intervensi pada manusia untuk mencegah, mengurangi atau meningkatkan perubahan. Kemudian evaluasinya itu, bagaimana cara kita menyampaikan, menilai suatu intervensi atau menilai program yang sudah kita lakukan. Evaluasi bisa digunakan untuk mengidentifikasi pembiayaan, efek ataupun akibat, dampak, efektivitas, efisiensi, output dan outcome dari suatu intervensi. Contoh artikel : Psychosocial Care for Women Survivors of the Tsunami Disaster in India (https://ajph.aphapublications.org/doi/full/10.2105/AJPH.2008.146571 )
2. Perbedaan kerangka kerja penelitian transeksional dengan longitudinal :
Penelitian longitudinal Menggambarkan satu bencana melalui suatu timeline atau kronologis dari fase bencana berdasarkan kemunculan dari masing – masing fase sesuai dengan urutan waktu / timeline. Contoh artikel : Prevalence trends of metabolic syndrome in residents of postdisaster Fukushima: a longitudinal analysis of Fukushima Health Database 2012e2019. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S0033350623000513 ) Penelitian transeksional Struktur yang memfasilitasi atau mendukung deskripsi dari berbagai komponen pada masyarakat yang terkena dampak atau masyarakat yang berisiko di satu waktu / pada waktu tertentu (snapshot) Contoh artikel : Factors associated with self-reported mental health of residents exposed to Hurricane Harvey. (https://www.sciencedirect.com/science/article/pii/S259006171930016X ) Dosen Dr. Hendro Wartatmo, Sp.B KBD Pengumuman dari Badan Kesehatan Dunia (WHO) bahwa status kegawatdaruratan global untuk COVID-19 resmi berakhir pada Jumát (5/5) menunjukkan bahwa situasi pandemi COVID-19 di seluruh dunia telah membaik, telah berada pada tingkat yang dapat dikelola oleh negara-negara secara individu. Namun pengumuman ini tidak berarti bahwa pandemi COVID-19 telah berakhir, melainkan hanya menunjukkan bahwa situasi pandemi telah berubah dari krisis global menjadi situasi yang dapat diatasi. Implikasinya pada kebijakan penanganan Covid di Indonesia yaitu Meskipun status kegawatdaruratan global untuk COVID-19 telah berakhir, pandemi COVID-19 masih berlangsung di Indonesia dan di seluruh dunia. Karena itu, pemerintah Indonesia masih perlu melanjutkan upaya penanganan COVID-19 dengan memperhatikan situasi pandemi yang terus berubah. Pengumuman ini dapat memberikan motivasi bagi masyarakat Indonesia untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan memperhatikan situasi pandemi COVID-19 yang terus berubah. Pemerintah Indonesia dapat memanfaatkan pengumuman ini untuk merencanakan kebijakan penanganan COVID-19 yang lebih efektif dan berkelanjutan, dengan memperhatikan situasi pandemi yang terus berubah. Epidemiolog lapangan dapat memainkan peran penting dalam pengurangan dampak bencana pada kesehatan masyarakat Perlunya adaptasi kebijakan penanganan COVID-19 berdasarkan perkembangan dan tantangan yang masih ada, seperti varian baru virus dan tingkat vaksinasi yang masih perlu ditingkatkan Indonesia untuk fokus pada upaya vaksinasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan manfaat vaksinasi Indonesia perlu terus memperkuat sistem kesehatan, termasuk infrastruktur kesehatan, peningkatan kapasitas tenaga medis, dan pembenahan kebijakan dalam menghadapi situasi kesehatan darurat. Dosen Madelina Ariani, SKM, MPH Sektor kesehatan harus melakukan kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan dari sudut pandang public health in emergency karena : Untuk menjaga sistem kesehatan tidak kolaps di situasi apapun, baik di situasi normal maupun di situasi potensi akan terjadi bencana ataupun di situasi yang tidak normal bencana alam non alam. Kesiapsiagaan penanggulangan bencana dan krisis kesehatan merupakan upaya untuk melindungi dan mempertahan kesehatan serta keselamatan manusia Dalam bencana dan krisis kesehatan, waktu sangat berharga, jadi kesiapsiagaan menyiapkan kita merespon dengan cepat, mengurangi dampak buruk pada kesehatan masyarakat dan menyediakan perawatan yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat Dalam situasi bencana atau krisis kesehatan, resiko penyebaran penyakit secara cepat dan masal meningkat. Kesiapsiagaan public health in emergency dapat mengidentifikasi, mengisolasi dan mengendalikan penyebaran penyakit dengan cepat melalui kebijakan dan langkah-langkah pencegahan yang efektif Kesiapsiagaan memungkinkan sektor kesehatan untuk berkoordinasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak terkait seperti pemerintah, lembaga kesehatan, organisasi non pemerintah dan masyarakat Kesiapsiagaan public health in emergency melibatkan penyusunan rencana tanggap darurat yang komprehensif. Rencana ini mencakup strategi dan prosedur yang harus diikuti dalam menghadapi berbagai skenario bencana atau krisis kesehatan, termasuk penugasan sumber daya, koordinasi komunikasi dan manajemen logistik Kesiapsiagaan melibatkan perlindungan tenaga kesehatan yang bekerja di garis depan. Tenaga kesehatan perlu dibekali dengan pelatihan, APD dan dukungan psikososial yang memadai agar lebih optimal dalam memberikan pelayanan tanpa mengabaikan keselamatan mereka sendiri Kesiapsiagaan melibatkan manajemen informasi dan komunikasi yang efektif. Hal ini penting untuk menyebarkan informasi yang akurat dan terkini kepda masyarakat untuk mengurangi kepanikan Kesiapsiagaan public health in emergency dapat memberikan evaluasi dan pembelajaran terhadap pengalaman yang sudah terjadi dan persiapan jika ada bencana atau krisis dimasa mendatang, jadi lebih siap. Dosen Dr. Bella Dona, M.Kes Pemerintah memiliki peran penting dalam menangani bencana dan krisis kesehatan, termasuk dalam situasi tanggap darurat seperti di Palu. Pemerintah harus memastikan koordinasi, alokasi sumber daya dan pengawasan yang tepat untuk memastikan efektivitas respons terhadap situasi darurat. Peran pemerintah dalam situasi tersebut yaitu : Berperan penting dalam memanajemen relawan yang datang untuk membantu dalam situasi darurat. Berperan untuk memastikan adanya supervisi, pelatihan dan pengawasan terhadap relawan agar mereka dapat berkontribusi secara efektif Berperan untuk mengarahkan dan mengkoordinasikan upaya tanggap darurat termasuk pengelolaan relawan dan pemenuhan kebutuhan masyarakat yang terkena dampak bencana Berperan untuk melakukan identifikasi kebutuhan utama seperti pelayanan kesehatan, pemenuhan kebutuhan dasar dan perlindungan masyarakat Berperan dalam koordinasi dan penyelenggaraan upaya tanggap darurat Bertanggungjawab untuk memberikan arahan dan kebijakan yang jelas serta memonitor dan mengevaluasi implementasi upaya tanggap darurat
Strategi yang dibutuhkan dalam pemenuhan tersebut yaitu
Membangun sistem kesiapsiagaan dan respon darurat yang efektif meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan pelatihan tenaga kesehatan dan relawan dalam menangani situasi darurat Meningkatkan koordinasi antara pemerintah, sektor kesehatan dan masyarakat dalam menangani situasi darurat Memperkuat sistem kesehatan dan infrastruktur kesehatan di daerah-daerah yang rawan terhadap bencana dan krisis kesehatan Meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesiapsiagaan dan respon darurat meliputi edukasi dan pelatihan masyarakat dalam menghadapi situasi darurat serta pengembangan sistem peringatan dini dan evakuasi
Konsep yang digunakan dalam kesiapan penanggulangan bencana dan krisis
kesehatan adalah konsep public health in emergency, dimana pada konsep ini sektor kesehatan harus bekerjasama dengan sektor lain dan masyarakat dalam memberikan respon yang cepat dan efektif dalam penanggulangan bencana dan krisis kesehatan.