Septhri Siringoringo, Ciptakan Tempat Kerja yang Atraktif dan Lebih Bernilai
Sepanjang kariernya di Grup Pako, Septhri Siringoringo telah melakukan banyak terobosan
dan mencatat beragam pencapaian. Pada 2019, misalnya, berhasil membuat kamus
kompetensi teknis (Pako competencies atau techninal tree compt) dan melakukan penataan
upah (penataan upah skala). Lalu, pada tahun 2020, Septhri juga telah membuat ruang belajar
digital (Pako Pintar.02), sebuah learning management system, serta mendigitalisasi proses
penilaian karya (performance appraisal by system). Dan yang terbaru, tahun 2021, ia telah
menyelesaikan jenjang karier spesialis (Pako Expert Track).
Grup Pako merupakan perusahaan bagian dari Grup Triputra dan PT Astra Otoparts Tbk.
yang bergerak di bidang pabrik pembuatan lingkar roda. Pasarnya mencakup domestik dan
ekspor untuk merek mobil seperti Toyota dan Lexus. Grup Pako berdiri sejak 1976 dan terus
tumbuh serta eksis sampai sekarang. Dengan total karyawan 1.440 orang, tentu dalam
pertumbuhannya menghadapi banyak tantangan. Terutama dalam 2-3 tahun terakhir ini,
banyak masalah yang dihadapi karyawan dan perusahaan.
Ada tiga tantangan yang harus dihadapi perusahaannya. Pertama, terkait bisnis sejak pandemi
awal tahun lalu, order perusahaan turun cukup signifikan hingga 36%. Kedua, adanya
tuntutan penerapan Industri 4.0 mengharuskan perusahaan juga menuju ke sana. Dan ketiga,
dari sisi operasional, Grup terus bergerak untuk bisa mencapai produksi yang excellent.
Terkait SDM, tantangan yang dihadapi pun cukup besar, yakni rendahnya minat generasi
muda memasuki bidang SDM. Intinya, Septhri menegaskan, dalam rangka menuju 2023,
yaitu membawa Grup Pako menjadi organisasi yang attractive, valuable, and encourage
workplace untuk karyawan, sekaligus menjadi tempat yang atraktif untuk talenta terbaik bagi
yang ingin bekerja di perusahaan, HR harus memiliki strategi besar dan terobosan yang harus
dijalankan.
Hasilnya, turnover karyawan menurun, lead time pemenuhan karyawan lebih cepat, dan
pemenuhan karyawan yang dibutuhkan mencapai 100%. Perusahaan terus beradaptasi dengan
kondisi terkini, termasuk adanya pemikiran bahwa manufacturing belum terlihat menjadi
pilihan utama untuk berkarier. Selanjutnya organisai memastikan terciptanya organisasi
yang lean (ramping), efektif, serta menarik, bukan saja untuk konsumen tapi juga untuk
karyawan. Tempat kerja diciptakan yang atraktif dengan melakukan berbagai aktivitas
menarik, membuat tempat kerja lebih bernilai dan memiliki keunikan dalam bekerja. Ada
empat nilai Grup Pako yang harus dijunjung tinggi dan jalankan yang disebut “Sikap Hebat”.
Sampai saat ini, tingkat kehadiran karyawan sampai 100%, tingkat kecelakaan kerja menurun
dan tingkat pelanggaran aturan tidak ditemukan. Penerapan Sikap Hebat ini didukung dengan
aktivitas Kaizen, yaitu karyawan terus melakukan perbaikan atau improvement dalam
pekerjaan. Ini wajib dijalankan karyawan agar kerjanya menjadi lebih baik dan terus
meningkat.
Budaya perusahaan terinternalisasi, untuk memastikan karyawan Pako mempunyai
kompetensi yang memadai. Ada dua aktivitas besar yang dilakukan, yaitu karyawan selain
memiliki technical competences juga harus memiliki leadership competences. Dengan
didukung berbagai training dan penugasan , perusahaan sudah menyiapkan secara teknis
kompetensi apa yang harus dikuasai dan harus tersebar di semua perusahaan. Dengan
demikian, perusahaan melakukan persiapan agar tidak tergantung pada satu talenta saja untuk
keahlian tehnik tertentu. Keberhasilan aktivitas dan program terlihat dari persentase
kaderisasi yang mencapai 95%. Dengan kata lain, hampir 95% posisi di Grup Pako sudah
mempunyai talenta penerus ataukadernya.