Anda di halaman 1dari 16

Tuliskan Disini

Yanik Ermawati
Tuliskan Disini
195503964

Manajemen
Tuliskan Disini
Komunikasi Bisnis
Tuliskan Disini
Dr. Sulis Riptiono, S.E.,
Tuliskan
M.M Disini
16-01-2022

Tuliskan Disini
Tuliskan Disini

Tuliskan Disini Jawaban Anda !!


1. BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perkembangan sebuah usaha adalah tanggung jawab dari seluruh organisasi untuk mampu
menyelesaikan tujuan organisasi sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelum usaha
dilaksanakan. Sebelum adanya praktek yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi.
Perusahaan telah menyampaikan rincian aspek yang akan dicapai dalam sebuah scenario
planning sebagai pedoman untuk setiap aspek yang hendak dilaksanakan dan akan dievaluasi
setiap satu periode pencapaian perusahaan dalam lima bulan.

Komponen organisasi perusahaan yang terdiri atas manajemen operasi, manajemen keuangan,
manajemen sumber daya manusia, serta manajemen pemasaran menjadi satu kesatuan utuh yang
menjadi tanggung jawab direktur perusahaan selaku pemilik dan pemegang kendali perusahaan.
Semua keputusan dari berbagai bidang organisasi harus diketahui secara keseluruhan dan rinci
guna penentuan kebijakan. Sehingga, dalam pemecahan masalah kompleks yang dihadapi
perusahaan pimpinan organisasi perusahaan juga mempertimbangkan dari seluruh aspek
manajerial.

Evaluasi sebagai media penilaian akan menunjukan beberapa aspek pencapaian dari berbagai sisi
lini manajerial dan pemecahan permasalahan untuk meningkatkan produktivitas penjualan
produk. Siklus kehidupan usaha juga perlu diketahui untuk mendukung kebijakan yang diambil
oleh pemimpin usaha. Perputaran faktor ekonomi secara umum akan mempengaruhi pencapaian.
Mengingat pertumbuhan usaha setara dengan tingkat pertumbuhan pesaing, berbagai upaya harus
dilakukan agar tercapai visi dan misi perusahaan. Oleh karena itu, hal yang penting untuk
membahas penulisan laporan evaluasi kinerja perusahaan.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana hasil kinerja perusahaan secara umum dalam 5 bulan terakhir?


2. Apakah hasil yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang ditentukan perusahaan pada
awal periode evaluasi?
3. Bagaimana tanggapan pelanggan mengenai produk Lullaby sebagai produk yang
diproduksi?
4. Bagaimana sistem manajerial yang tersusun dalam organisasi menyelesaikan tanggung
jawabnya masing-masing?
5. Apakah hambatan yang dihadapi oleh masing-masing sistem manajerial organisasi?
6. Bagaimana solusi yang diambil oleh masing-masing manajer lini perusahaan untuk
menghadapi masalahnya?
7. Apakah langkah yang harus diambil untuk perkembangan perusahaan kedepan?

C. TUJUAN

1. Menilai hasil kinerja perusahaan dalam lima bulan terakhir (satu periode evaluasi).
2. Mengetahui kelayakan produk dari pandangan konsumen serta menanggapi setiap
masukan yang diberikan.
3. Mengetahui setiap permasalahan dari seluruh lini manajerial untuk didapatkan solusinya.
4. Mengevaluasi sistem kerja dari berbagai aspek manajerial serta mengetahui langkah
inisiatif dari berbagai bidang manajerial dalam penyelesaian masalah.
5. Menentukan program yang akan dilaksanakan perusahaan untuk periode kedepan sebagai
pedoman dalam mengembangkan perusahaan kearah yang lebih baik lagi.

D. LUARAN YANG DIHARAPKAN

1. Mempertahankan siklus kehidupan perusahaan dengan penentuan kebijakan-kebijakan


yang akan menguntungkan dari seluruh komponen organisasi perusahaan.
2. Terciptanya langkah-langkah dan kebijakan yang baru sebagai pedoman perusahaan
dalam mengembangkan usaha.
3. Mengurangi segala tingkat resiko yang akan diambil oleh perusahaan dengan menentukan
tujuan baru untuk satu periode evaluasi.
4. Bertambahnya pendapatan usaha dengan inovasi sistem kinerja perusahaan dan
pengaplikasian program serta kebijakan yang telah dibuat dalam periode evaluasi.
5. Meningkatkan penjualan dan melakukan efisiensi produksi Lullaby sebagai produk yang
dihasilkan oleh perusahaan.
II. ANALISIS KINERJA PERUSAHAAN
A. SCENNARIO PLANNING

No Jenis Kegiatan Jangka Waktu

Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4 Bulan 5

1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei Pasar

2 Penentuan Jenis Usaha

3 Penentuan Lokasi
Usaha dan Segmentasi
Pasar
4 Persiapan Bahan Baku x X X X X
x X X x X x X X
dan Bahan Lainnya
5 Proses Produksi x X X X X
x X X x X x X X X

6 Proses Pemasaran dan x X X X X


x X X x X x X X X
Strategi Pemasaran
7 Pembuatan Laporan

B. MANAJEMEN OPERASI

1. Analisis Produk
1. Jenis : Barang
2. Nama Produk : Lullaby
3. Material Produk : Dinamo, Gear, Kabel, Kertas HVS, Baterai, Lampu, Fiber Glass
4. Karakteristik : Lullaby adalah produk mainan anak-anak yang mampu
memvisualisasikan cerita menjadi bayangan di dinding. Sehingga anak akan mampu
melatih otak kanan dan kirinya sekaligus dengan mendengarkan cerita dan melihat
gambar yang terproyeksikan. Dengan konsep produk sebagai mainan,Lullaby juga dapat
digunakan sebagai hiasan rumah saat tidak digunakan.

5. Proses Produksi

1. Hasil Kinerja

Berdasarkan jumlah pekerja bidang operasi sebanyak 3 orang dengan sehari membuat 2 produk,
maka dalam sebulan (masa produktif 20 hari) telah menghasilkan maksimal 120 produk dengan
standard error of estimate 8,3%. Maka, rata-rata dalam satu bulan perusahaan telah
menghasilkan 110 produk. Jadi, 550 produk telah dihasilkan dalam 5 bulan terakhir. Hal ini telah
sesuai dengan rencana yang ditentukan oleh organisasi usaha.
1. Hambatan dan inisiatif solusi yang diambil
1. Mengingat produk yang dihasilkan berjenis barang, proses produksi memerlukan detail
yang lebih akurat dalam menyusun setiap komponen barang. Tingkat kesulitan yang
tinggi menyulitkan pekerja untuk menyelesaikan 2 barang dalam sehari. Hal ini akan
berpengaruh pada kualitas produksi. Dalam pelaksanaannya, proses produksi mengambil
langkah untuk menambah jam kerja setiap pegawai dalam menyelesaikan tugasnya dan
atau memberikan target pada pegawai untuk menyelesaikan 110 produk dalam satu bulan
melalui kerja sama antar pegawai tersebut.
2. Penggunaan dinamo dan gear dalam produksi menyulitkan hasil kecepatan perputaran
pada setiap produk. Tenaga yang dihasilkan tidak sepadan dengan jumlah gear untuk
memperlambat laju gerak perputaran cerita diatas media panggung yang dibuat. Sejauh
ini, manajemen operasi mengambil keputusan untuk mengurangi lilitan pada dinamo yang
merupakan faktor utama penentu tenaga, sehingga kecepatan perputaran yang dihasilkan
dapat berkurang.

C. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

1. Organisasi Usaha

1. Pelaku Usaha
2. Direktur : Arif Rachmawan Sukarno
3. Kepala Bagian Produksi : Ali Akbar Ramadhani
4. Kepala Bagian Keuangan : Adi Nugroho
5. Kepala Bagian Pemasaran : Brajaditya
6. Kepala Bagian Operasional : Damar Sumeru
7. Tenaga Pelaksana : Terdiri atas 3 Orang
1) Ro’is Balad Amien
2) Ian Kristo Hevyanto
3) Septian Agung

Hambatan dan inisiatif Solusi


1. Dalam Pelaksanaan usaha, jam kerja yang dilaksanakan kadang tidak sesuai dengan
Standard Operasional Perusahaan, yang mana dalam satu hari ditentukan 8 jam untuk
bekerja. Namun, pelaku usaha yang pada umumnya adalah mahasiswa sulit dalam
mengatur waktu kerja operasional perusahaan. Sehingga, pada pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan dibentuk tim untuk menyelesaikan setiap hambatan dalam setiap
aspek manajerial perusahaan.
2. Kesibukan masing-masing personal dalam mengurus bidangnya menyebabkan kurang
tersampaikannya dengan jelas komunikasi antar tingkat manajer. Sehingga, program yang
dilaksanakan terlambat untuk diaplikasikan pada berbagai bidang manajerial. Dalam hal ini,
manajemen komunikasi dilakukan secara langsung dari atas ke bawah oleh pimpinan
perusahaan melalui pertemuan khusus untuk mendikte program yang seharusnya telah
teraplikasi.
3. Kurangnya tenaga kerja mengurangi tingkat produktivitas usaha. Sehingga, akan
mengurangi tingkat penjualan dan pemasaran produk akan berjalan lama. Oleh karena itu,
perusahaan yang tergolong baru ini menggunakan metode penjualan dan pendemonstrasian
produk secara langsung dan bersama-sama di lokasi target penjualan.
4. Tingkat penggajian masih tergolong murah dan tidak ada intensif untuk memancing
prioritas kerja dari setiap karyawan usaha. Permasalahan ini belum dilakukan solusi.
Namun, walau tergolong masih dapat mencapai target dari tugas masing-masing, hal ini
perlu diperhatikan untuk memajukan tingkat produktivitas kerja.
D. MANAJEMEN KEUANGAN

1. Analisis Biaya

a. Biaya Tetap (FC)

Biaya Usaha

No Uraian Harga (Rp)

1 Biaya Promosi dan Administrasi 400.000


2 Komputer 3.000.000

3 Printer 600.000
4 Gergaji 60.000

5 Bor 150.000

6 Obeng 105.000

Jumlah 4.315.000

Umur ekonomis = 3 tahun, dengan nilai residu adalah 0,maka Biaya tetap (FC) = Biaya Usaha
= Rp 4.315.000,- / 3

= Rp 1.438.334 / tahun

= Rp 119.861 / bulan
b. Biaya Tidak Tetap (VC)

1) Biaya Bahan Utama

No Uraian Jumlah Harga Per SatuanJumlah Harga


(Rp) (Rp)
1 Dinamo 110 10.000 1.100.000
2 Gear 440 1.500 660.000
3 Fiber Glass 110 9.000 990.000
4 Kayu Basal 10 70.000 700.000
5 Baterai 220 2.000 440.000
6 Lampu 110 1.500 165.000
7 Kabel 10 2.000 20.000
8 Mur 880 200 176.000
9 Kertas HVS 1 30.000 30.000

Jumlah 4.281.000

2) Biaya Bahan Pembantu

Kemasan kemasan kardus = 110 unit/bulan x Rp. 2.000,-/unit

= Rp. 220.000,-

3) Listrik dengan harga/ KWh = Rp.400,-

Biaya tidak tetap (VC) = 1) + 2) + 3)

= Rp 4.281.000,- + Rp 220.000,- + Rp 288.000,-

= Rp 4.789.000,-/ bulan

1. c. Biaya Produksi

Biaya Produksi (TC) = Biaya tetap (FC) + Biaya tidak tetap (VC)

= Rp 119.861,- + Rp 4.789.000,-

= Rp 4.908.861,-/ bulan

1. d. Penentuan Harga Pokok Penjualan (HPP)

Dalam satu bulan produksi menghasilkan 110 produk Lullaby, dengan asumsi satu bulan masa
produktif adalah 20 hari sehingga satu bulan maksimal menghasilkan 120 produk dengan
standard error estimate 8,3%.

Harga Pokok Penjualan (HPP) /buah = Biaya produksi (TC


Total produksi

= Rp 4.908.861,- / 110

= Rp 44.627,-

Harga jual = Laba kotor yang diharapkan (40%) + HPP

= Rp 79.000,-
1. Analisa keuntungan

Harga jual Lullaby = Rp.79.000,-/buah

Asumsi: dalam satu bulan, penjualan dan produksi mencapai 110 produk.
Penjualan per tahun

Keterangan Penjualan Jumlah

Total penjualan Lullaby Rp79.000,-/buahx110x12 bulan Rp 104.280.000

Biaya produksi Rp4.908.861,–/bulan x 12 bulan Rp 58.906.332 –


Keuntungan per tahun Rp 45.373.668,-Pay
Back Period (PB)

Pay Back Period (PB) = Total Modal Awal / Keuntungan per tahun =Rp.996.000,-
/Rp.45.373.668,- = 0,22 tahun

Artinya dalam waktu sekitar 3 bulan usaha ini telah kembali modal. Sekarang, usaha ini sudah
berada di posisi bulan ke lima dari pelaksanaan program awal. Jadi, keuntungan perusahaan yang
didapat di bulan ke lima ini:

= Rp 18.905.695,-

1. Hambatan dan inisiatif solusi

Dalam pelaksanaan pencatatan keuangan, tidak ada spesifikasi khusus mengenai akuntansi
manajerial maupun akuntansi biaya. Sehingga, dalam pelaksanaannya masih dijadikan dalam
satu bidang yang diurus oleh satu pegawai bidang keuangan. Akuntansi biaya dan akuntansi
manajerial sangat membantu dalam menentukan strategi pembelian yang erat kaitannya dengan
harga produksi yang cenderung selalu berubah.
E. MANAJEMEN PEMASARAN

1. Segmentation

Segmentasi pasar yang digunakan dalam hal ini adalah Atomisasi. Karena Lullaby tidak hanya
dapat digunakan untuk alat cerita saja. Penampilan yang menarik juga dapat digunakan sebagai
hiasan ruangan. Selain itu, cerita yang hanya disajikan melalui gambar dapat diartikan orang
secara berbeda. Sehingga mereka bisa mendapatkan produk ini sesuai dengan kebutuhan mereka.

2. Targetting

Lullaby dapat merambah pasar anak-anak usia Balita dan Sekolah Dasar. Cerita dongeng yang
disajikan akan sangat mempengaruhi penjualan produk ini. Ketertarikan anak-anak terhadap
gambar dan imajinasi sangat potensial di usia tersebut. Keberadaan produk ini juga akan menuai
banyak ketertarikan dari kalangan orang tua karena produk ini merupakan produk baru dan
dirasa telah dibutuhkan oleh para orang tua dalam membawakan cerita terhadap anak-anak.
Selain itu, anak-anak juga akan sangat tertarik karena produk ini juga dapat diartikan dengan
mainan yang dalam hal ini sangat disukai anak-anak dan merupakan pasar yang paling gampang
disukai oleh anak di usia tersebut.

3. Promosi

Karena produk ini masih sangat baru dan perlu untuk dipublikasikan, sehingga
Lullabydiperkenalkan dan dijual di dunia jejaring sosial, seperti facebook, twitter, Black Berry
Mesenger, dll. Pemasangan spanduk di lokasi usaha dan tempat-tempat strategis lain. Selain
dapat menjangkau pasar dimanapun. Produk ini juga bisa menjadi
boommingterlebih dahulu ke masyarakat dengan cara promosi secara langsung ke Kelompak
Belajar dan Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar. Dalam promosi awal produk ini, akan
sangat mudah untuk mencari pelanggan dengan menawarkan bonus cerita yang dapat diubah-
ubah. Sehingga pada awal konsumen membeli akan mendapatkan benefit cerita yang lebih dari
satu pula. Ini juga akan memberikan gairah konsumen untuk membeli produk-produk ini lagi
karena tidak terpaku dari satu cerita saja.

4. Kegiatan pemasaran

Kegiatan Pemasaran dilakukan dengan cara melakukan demonstrasi langsung di berbagai


Kelompok Belajar, Taman Kanak-Kanak, dan Sekolah Dasar. Hal ini dikarenakan akan
mempertemukan produk dengan konsumen secara langsung, sehingga timul ketertarikan
konsumen yag dalam analisisnya akan membuka peluang untuk lakunya produk Lullaby. Selain
itu, publikasi melalui dunia jejaring sosial, seperti Facebook, twitter, Black Berry Mesenger, juga
akan membantu mempertemukan produk dengan konsumen dalam lingkup geografis yang lebih
luas. Serta, pemasangan spanduk di sekitar lokasi produksi dan memasang stand-stand pada
acara-acara pendidikan dan keramaian, akan membantu pendemonstrasian produk secara
langsung diluar lingkup sekolah.

5. Wilayah pemasaran

Sukses mencapai tujuan untuk publikasi produk di kota Solo pada bulan pertama sel, manajemen
pemasaran mampu merambah kota-kota lain di sekitar kota Solo, Sukoharjo,Boyolali, Wonogiri,
Sragen, serta Klaten pada bulan berikutnya, terutama di Kelompak Belajar, Taman Kanak-
Kanak, dan Sekolah Dasar.

6. Hambatan dan inisiatif solusi

Pada dasarnya, kegiatan pemasaran membutuhkan sales untuk menjual barang sesuai dengan
target atau bahkan akan melampaui target. Tenaga penjualan ini yang seharusnya dijadikan
sebagai media efisiensi penjualan produk. Saat ini, perusahaan dalam melakukan promosi hanya
mampu mengandalkan untuk bekerjasama dengan pekerja yang ada untuk melakukan promosi
langsung di lokasi penjualan.

F. EVALUASI UMUM PERUSAHAAN

Pendapatan yang dicapai oleh perusahaan mencapai Rp 18.905.695,- dalam satu periode
evaluasi. Target penjualan mencapai titik maksimal dan memberikan pengaruh pada siklus hidup
usaha. Perkembangan usaha stagnant dalam zona aman karena pelaksanaan program- program
sesuai dengan waktu dan efisiensi.

Aturan yang disepakati pada Standard Operasional Perusahaan (SOP) belum berjalan dengan
maksimal. Kendala ini disebabkan oleh kebanyakan oleh kurangnya tenaga ahli untuk mengisi
bagian operasional perusahaan. Manajemen masih belum melaksanakan fungsinya dengan baik
untuk bekerja pada bidang yang ditempati masing-masing. Pemberian tanggung jawab masih
kurang sesuai dengan tanggung jawab yang harus diterima masing-masing manajer lini. Namun,
pencapaian yang dihasilkan dari perusahaan dengan modal awal yang tergolong sederhana telah
menunjukan kelayakannya untuk tetap dikelola untuk pencapaian yang lebih baik lagi.

Tujuan yang telah dicapai masih berada dalam tahap perkembangan, publikasi yang semakin
merata akan meningkatkan tingkat permintaan. Penawaran yang sekarang belum mampu untuk
melayani tingkat permintan yang semakin menguat. Penambahan tenaga kerja perlu dilakukan di
berbagai lini agar tanggung jawab yang diterima oleh pekerja sesuai dengan pencapaian target
yang harus dilakukan.

III. KESIMPULAN DAN PROGRAM YANG AKAN DIKEMBANGKAN

A. KESIMPULAN
Melihat hasil laporan dari berbagai lini dan penggambaran evaluasi perusahaan secara umum,
perusahaan telah mencapai tujuan yang telah ditentukan dengan baik. Namun, ada beberapa hal
yang masih harus diperhatikan sebagai bentuk keprofesionalitasan dalam memegang kendali
usaha. Yaitu:
1. Terdapat kekurangan dalam produksi produk. Dinamo yang digunakan kurang mampu
untuk mendongkrak kualitas produk,
2. Kurangnya tenaga kerja untuk memberikan bantuan dan pembagian tugas dalam manajer
lini sebagai bentuk kesetaraan tanggung jawab yang diterima masing-masing,
3. Sistem pengoperasian usaha belum sesuai dengan keadaan yang terjadi, sehingga banyak
terjadi tumpang-tindih dalam pelaksanaan tugas,
4. Kondisi ekonomi usaha berada pada tingkat stagnant meningkat, sehingga faktor
permintaan produk Lullaby meningkat dan belum sesuai dengan keadaan tingkat penawaran
yang diberikan perusahaan pada konsumen,
5. Komunikasi antar tingkat organisasi belum menunjukan tingkat yang baik, sehingga
program-program usaha tidak sesuai dengan jadwal namun tercapainya tujuan program
sesuai dengan jadwal yang ditentukan.

B. PROGRAM PENGEMBANGAN PERIODE SELANJUTNYA

Dari kesimpulan yang didapat, kelayakan usaha telah dibuktikan dari berbagai aspek manajerial
perusahaan. Kejelasan aspek keuangan dan pengaruh permintaan yang diperkirakan semakin
meningkat, mempertegas bahwa usaha masih layak untuk dijalankan. Namun, dalam
mengembangkan usaha perlu dilakukan peningkatan dari berbagai aspek manajerial. Sehingga,
perusahaan patut untuk melakukan beberapa program berikut yang selanjutnya akan dirangkai
dalam scenario planning untuk periode selanjutnya. Program- program tersebut adalah:

1. Melakukan ekspansi produk guna menambahkan jumlah penawaran sebagai penyeimbang


kebutuhan permintaan konsumen,
2. Menambah tenaga kerja mandor dibawah kepala bagian operasional untuk mengatur
penambahan produk yang akan dilakukan,
3. Menambah Tenaga Kerja Pelaksana untk program ekspansi yang akan dilakukan pada
periode selanjutnya,
4. Menambahkan tenaga Akuntan Biaya dan Akuntan Manajerial dibawah Kepala Bagian
Keuangan,
5. Menambahkan tenaga Sales untuk membantu proses pemasaran yang masih
mengandalkan kerja langsung semua lini perusahaan,
6. Mengubah sistem dinamo pada mesin produk Lullaby dengan mesin putar jarum jam
dinding agar rotasi panggung pada produk tidak terlalu cepat,
7. Mengembangkan sistem kerja tim unuk memenuhi target pelaksanaan dan tanggung jawab
tugas dapat dibagi melalui manajer lini,
8. Mengefisiensikan aspek produksi untuk meningkatkan pendapatan yang nantinya akan
digunakan untuk pemberian intensif pekerja.

Seluruh program tersebut menjadi tanggung jawab seluruh komponen pelaku usaha serta menjadi
tujuan yang harus dicapai dalm satu periode selanjutnya.
IV. PENUTUP

Demikian laporan evaluasi ini dibuat sebagai keterangan tertulis pencapaian yang telah
dilakukan perusahaan dalam satu periode (lima bulan). Butir-butir keputusan pelaksanaan
program pada periode selanjutnya merupakan kesepakatan seluruh komponen pelaku usaha
dalam rapat evaluasi yang telah dilaksanakan. Pertimbangan laporan dari berbagai manajer lini
menghasilkan pedoman tertulis yang selanjutnya dibuat dalam Scenario Planning.

2.
Nama Usaha : JS.HIJAB
Jenis Usaha : Penjualan Jilbab secara langsung
dan online
Tempat Usaha : Jalan Duri Semanan RT 05 RW 01
Sasaran : Wanita muslim remaja dan dewasa
ASPEK PEMASARAN

Pasar yang potensial terhadap jilbab

Strategi dan Program Pemasaran

Strategi dalam penetapan harga dan program pemasaran


melalui mulut ke mulut, broadcast message dan aktif
menggunakan sosial media Instagram dalam penjualan
online

ASPEK PRODUKSI

Proses Produksi menggunakan teknologi mesin Neci

Bahan Baku, dipilih dari bahan yang berkualitas, seperti katun


silky, velvet, crepe, wolly crepe, diamond crepe dan wolpis

ASPEK KEUANGAN

Modal -> Modal Sendiri

Biaya Bahan Baku

Target dalam 30 hari produksi sebanyak 100 Pc


KESIMPULAN

Kerudung merupakan hal yang wajib dipakai bagi umat


Islam karena perkembangan hijab sudah maju seperti
saat ini maka saya berinisiatif untuk mencari
peruntungan melalui usaha ini.

Adapun dengan bisnis plan yang saya rancang di atas.


JS.Hijab semoga bisa diterima dimasyarakat dan mampu
bersaing di pasaran.
3. Bagi perusahaan, teknologi memegang peran sangat penting dalam mendukung proses
bisnis. Teknologi dimanfaatkan untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Saat
ini, umumnya kegiatan operasional perusahaan sudah ditopang teknologi informasi untuk
mengurangi cara-cara manual yang bisa mempersulit kinerja karyawannya.

Berbagai aplikasi yang dikembangkan dari teknologi dapat digunakan oleh perusahaan
untuk berbagai keperluan. Misalnya, aplikasi sistem akuntansi yang bisa membantu
perusahaan dalam menghitung keuangan secara lebih akurat. Karyawan bagian keuangan
tinggal memasukkan data-data keuangan, kemudia aplikasi tersebut mengolah data
keuangan tersebut hingga menghasilkan laporan yang diinginkan perusahaan. Begitu pula
aplikasi-aplikasi lainnya yang diperlukan perusahaan.

Teknologi juga berperan untuk mempermudah menjalankan aktivitas. Tentu saja, dengan
mudahnya dalam mengakses teknologi, maka aktivitas pekerjaan yang dilakukan dengan
teknologi tersebut pun terasa ringan dan mudah untuk dijalankan. Lagi, dengan
memanfaatkan teknologi memungkinkan perusahaan bisa melakukan efisiensi. Karyawan
bisa bekerja dengan lebih cepat, sehingga teknologi pun bisa menghemat waktu. Artinya,
adopsi teknologi memungkinkan perusahaan bisa lebih efisien dan efektif.

Kebutuhan efisiensi waktu serta biaya yang mengakibatkan tiap pelaku usaha merasa
memerlukan penerapan teknologi informasi pada lingkungan kerjanya. Misalnya,
penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP merupakan salah satu aplikasi
perangkat lunak (software) yang di dalamnya termasuk sistem manajemen di dalam
perusahaan.

Secara umum, sistem teknologi yang diadopsi dan diimplementasi suatu perusahaan
berperan penting dalam Minimize Risk. Tentunya setiap bisnis mempunyai resiko,
terutama pada faktor keuangan. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia dalam upaya
mengurangi resiko yang sering kali dihadapi pada bisnis, seperti forecasting, financial
advisory, planning expert dan sebagainya. Dengan adanya TI, maka persoalan tersebut
dapat ditanggulangi karena TI mampu membantu perusahaan dalam mengurangi resiko
yang akan terjadi. Juga, dapat menjadi sarana dalam membantu manajemen pada
pengelolaan resiko yang sedang dihadapi.

Selain itu, penerapan teknologi di perusahaan juga berperan penting untuk Reduce Costs.
Sebagai katalisator pada perusahaan, TI juga dapat digunakan sebagai pengurangan biaya
operasional perusahaan yang pada akhirnya berdampak pada profitabilitas perusahaan.
Terdapat empat cara yang ditawarkan TI dalam mengurangi biaya kegiatan operasional,
yaitu: eliminasi proses, simplifikasi proses, integrasi proses, dan otomatisasi proses.

Jadi, dengan menerapkan teknologi ada beberapa manfaat atau keuntungan yang
diperoleh perusahaan. Antara lain: otomatisasi. Semua sistem yang tadinya bersifat
manual pada perusahaan berubah menjadi otomatis sehingga dapat mengurangi biaya
untuk tenaga kerjanya dan lain-lain.

Waktu pengerjaan dapat lebih cepat karena dengan penerapan TI dapat mempersingkat
rantai birokrasi. Misal, jika suatu pekerjaan biasanya selesai dalam satu minggu, namun
dengan menggunakan teknologi dapat diselesaikan hanya dengan satu hari. Apabila
waktu tersebut dikonversikan ke dalam bentuk biaya, maka akan menghasilkan
penghematan sekian Rupiah.
Pengambilan keputusan akan menjadi lebih cepat, karena dengan adanya teknologi maka
data yang diperlukan akan cepat diperoleh. Sebaliknya, lambat dalam pengambilan
keputusan bisa berakibat pada lost opportunity, seperti kehilangan order dan sebagainya.

Penerapan teknologi di perusahaan juga akan menghemat boaya promosi. Sebab, promosi
dapat dilakukan secara online. Selain itu para konsumen juga akan dapat melihat profil
perusahaan dari mana saja di seluruh dunia. Dan, mudah mengintegrasikan seluruh kantor
atau cabang perusahaan tanpa harus mengunjungi cabang secara satu per satu.

Singkatnya, dengan menerapkan teknologi informasi, maka perusahaan akan mampu


menghemat biaya dalam semua aspek seperti tenaga kerja, proses, pemasaran, bahkan
manajemen. Penerapan TI juga dapat mempercepat perkembangan perusahaan dengan
meningkatnya margin pada perusahaan. Dan, tentunya, adopsi TI memungkinkan
perusahaan lebih kompetitif dan berpotensi memenangkan persaingan bisnis.
Implementasinya
Banyak perusahaan di Indonesia mengunakan teknologi informasi untuk mengembangkan
sistem lintas fungsi perusahaan terintegrasi, yang melintasi berbagai batas fungsi tradisional
bisnis agar dapat merekayasa ulang dan meningkatkan proses bisnis yang penting di semua
lintas fungsi perusahaan. Salah satu contohnya adalah PT. Kalbe Farma, Tbk yang menggunakan
aplikasi ERP,SCM, dan CRM pada dasarnya bekerja berdasarkan proses yang berkaitan dengan
mekanisme penciptaan informasi dan penyebarannya ke berbagai entiti organisasi yang
membutuhkannya. Rencana Pengembangan dan Proyek TI yang sedang dilakukan PT. Kalbe
Farma,Tbk antara lain:
• Integrasi sistem untuk lima perusahaan farmasi, yakni: PT Kalbe Farma Tbk.; PT Finusol Prima;
PT Bifarma Adiluhung; Innogene Kalbiotech Pte. Ltd.; dan PT Dankos Laboratories. Diproyeksikan
selesai pada 2009.
• Masuk ke proyek integrasi sistem TI inti dengan sistem distribusi. Ditargetkan pada 2010,
semua perusahaan sudah memiliki sistem TI yang terintegrasi
dengan unit distribusi.
• Mengembangkan layanan procurement menjadi centralized procurement. Jadi pembelian akan
diseragamkan, disentralisasi dalam satu tempat.
• Penerapan CRM korporat sehingga mampu memberikan informasi kepada masyarakat secara
komprehensif, mengenai produk hingga solusi.
Rencana lainnya adalah penerapan CRM korporat sehingga mampu memberikan informasi
kepada masyarakat secara komprehensif, mulai dari produk hingga solusi.
Enterprise Resources Planning (ERP)
Dalam penerapan ERP terdapat tiga fungsi utama yang merupakan suatu alur berurutan yaitu :
1). Pendukung operasional bisnis, 2). Sebagai alat yang membantu dalam proses pengambilan
keputusan, dan 3). Pendukung untuk menentukan strategi yang akan diambil oleh perusahaan.
Pada tahun 2000 PT. Kalbe Farma, Tbk mulai menerapkan ERP untuk mendukung bisnis proses
yang ada di perusahaannya. PT. Kalbe Farma, Tbk pertama kali menerapkan modul keuangan,
manufaktur, dilanjutkan modul distribusi, penjualan dan pemasaran, kemudian penerapan
modul manufaktur. Terdapat beberapa alasan mengapa PT. Kalbe Farma, Tbk menerapkan ERP
yaitu sesuai dengan cetak biru Teknologi Informasi PT. Kalbe Farma, Tbk hingga 2012:
1. Visi dan misi perusahaan adalah tumbuh bersama teknologi. Keberadaan TI bukan sekadar
enabler, tapi harus menjadi akselerator pengembangan bisnis perusahaan.
2. Cetak biru TI yang disusun Grup Kalbe tersebut cukup komprehensif, mulai dari sistem Supply
Chain Management (SCM) terintegrasi hingga Customer Relationship Management (CRM).
3. Kebutuhan akan Back Bone System yang kuat dan mampu memberikan informasi yang tepat
waktu dan real time.
4. Dankos sebagai anak perusahaan menggunakan teknologi yang dibuat sendiri (in-house
development).
5. Adanya kebutuhan untuk melakukan pengintegrasian sistem informasi yang ada di grup Kalbe
Farma untuk dapat merumuskan strategi perusahaan dengan tepat.
6. Grup Kalbe berdiri tahun 1966, dimana saat ini mempunyai tiga divisi, yakni farmasi, makanan
kesehatan, serta kemasan dan distribusi.
7. Grup usaha ini didukung oleh sekitar 12 ribu karyawan, termasuk 2 ribu salesman dan 105
orang staf TI.
8. Sistem integrasi penuh Supply Chain Management
KESIMPULAN
Penerapan ERP dalam rangka meningkatkan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
merupakan keunggulan bersaing utama bagi semua perusahaan di masa depan. Faktor kunci
kesuksesan dalam penerapan ERP di PT. Kalbe Farma, Tbk adalah pemahaman bisnis proses yang
matang, dimana hal ini adalah hal yang mutlak bagi suatu perusahaan dalam menerapkan ERP.
ERP tidak dapat diterapkan jika suatu perusahaan tidak memahami bisnis proses yang ada
dengan jelas. Faktor selanjutnya adalah faktor kunci kesuksesan implementasi ERP di PT. Kalbe
Farma, Tbk yaitu change management yang baik. Suatu penerapan sistem informasi yang baru
khususnya ERP akan selalu diikuti dengan adanya perubahan-perubahan dalam perusahaan
tersebut. Change management diperlukan untuk memberikan pelatihan dan pendidikan bagi
pengguna yang bersentuhan langsung dengan penerapan suatu sistem yang baru. PT. Kalbe
Farma, Tbk yang menggunakan lebih dari satu vendor yaitu Citrix dan Oracle, serta rencana
pengembangan IT sesuai cetak biru, perlu diadakan proses pengawasan yang terus menerus dan
berkesinambungan. Oleh karena itu kombinasi yang saling mendukung dan saling melengkapi
antara proses bisnis dan perkembangan teknologi informasi merupakan tuntutan yang tidak
dapat dielakan untuk keberhasilan suatu organisasi bisnis. Intinya pengembangan dan
pemanfaatan teknologi informasi sangat membantu perusahaan untuk menghadapi persaingan
global dan memperbesar peluang untuk menuai keuntungan dari internet yang berkembang
semakin pesat.

Anda mungkin juga menyukai