1 PB
1 PB
ABSTRAK
Air merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Agar tetap sehat, air minum harus
memenuhi persyaratan fisik, kimia maupun bakteriologis. Penelitian ini bertujuan untuk
memeriksa cemaran Air Minum Dalam Kemasan (AMDK), Air Minum Isi Ulang (AMIU), dan
air dengan alat Pemurnian (Purrified) di masyarakat sekitar jalan Merkuri Timur, Margahayu
Raya Bandung. Penelitian ini dilakukan dengan mengidentifikasi bakteri Escherichia coli pada
air minum. Metode tersebut menggunakan angka lempengan total (ALT), Pewarnaan Gram,
Pewarnaan Kapsul, Pewarnaan Tahan Asam, Uji Indol, Metil Merah, Voges Proskauer, Sitrat
(IMViC) dan uji fermentasi gula. Dari 5 sampel yang diuji, ke-5 sampel tersebut tidak
memenuhi syarat menurut SNI serta PERMENKES karena mengandung jumlah bakteri yang
melebihi batas maksimal yaitu 1,0 x 102 untuk cemaran mikroba dan 0 koloni/g (per 100 ml
sampel) untuk bakteri Escherichia coli . Dari 5 sampel tersebut 2 sampel teridentifikasi bakteri
Escherichia coli sementara 3 sampel lainnya mengandung bakteri koliform yang lain.
ABSTRACT
Water is the most important human need. In order to stay healthy, drinking water must meet the
physical, chemical and bacteriological requirements. This study aimed to examine the
contamination of drinking water (AMDK), drinking water refill (AMIU), and purifying water
in the community around Merkuri Timur street, Margahayu Raya Bandung. This research used
identification method of Escherichia coli bacteria. The total plate count (ALT), gram staining,
capsule staining, acid-resistant staining, Indole Test, Methyl Red, Voges Proskauer, Citrate
(IMViC) and sugar fermentation test methods were used in this study. From 5 samples tested,
the 5 samples were not qualified according to SNI and PERMENKES because it contains
bacteria that exceeds the maximum limit of 1.0 x 102 for microbial contamination and 0 colony
/ g (per 100 ml sample) for Escherichia coli bacteria. Of the 5 samples, 2 samples identified
Escherichia coli bacteria while 3 other samples contain other coliform bacteria.
51
IJPST Volume 4, Nomor 2 , Juni 2017
52
IJPST Volume 4, Nomor 2 , Juni 2017
Escherichia coli merupakan bakteri Gram lilin dan lemak itu dapat ditembus cat basic
negatif. Pada sel Gram negatif, alkohol fuchsin. Pada waktu pencucian lapisan lilin
meningkatkan porositas dinding sel dengan dan lemak yang terbuka akan merapat
melarutkan lipid lapisan luar. Jadi, kembali. Pada pencucian dengan asam
kompleks Kristal Violet (KV-I) dapat lebih alkohol warna fuchsin tidak dilepas.
mudah dihilangkan dari lapisan Sedangkan pada bakteri tidak tahan asam
peptidoglikan yang tidak tertaut silang akan luntur dan mengambil warna biru dari
dengan kuat. Oleh sebab itu, efek pencucian methylen blue.22
alkohol memfasilitasi pelepasan kompleks
KV-I yang tidak terikat, yang membuat sel-
sel menjadi kehilangan warna atau tidak
berwarna. Karena hanya sel-sel Gram
negatif yang mengalami kehilangan warna
sehingga sel-selnya menyerap pewarna
tandingan. Sedangkan Gram-positif
mempertahankan warna ungu dari pewarna Gambar 3 Hasil Pewarnaan Tahan Asam
primer.19 bakteri Escherichia coli
53
IJPST Volume 4, Nomor 2 , Juni 2017
bakteri Escherichia coli adalah positif yang Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan
ditunjukkan dengan larutan berwarna sebagai berikut :
merah.
Uji Voges Proskauer (VP) adalah tes Tabel 3 Hasil Pengujian Bakteri
yang digunakan untuk mendeteksi acetonin Escherichia coli
dalam kultur cair bakteri. Pengujian ini Karakteristik Jenis Isolat
dilakukan dengan menambahakan alpha- Pengujian
Pewarnaan Gram Gram Negatif
naftol dan kalium hidroksida dengan kaldu
Pewarnaan Kapsul + (Kapsul
voges Proskauer yang telah diinokulasi merah)
dengan bakteri. Warna merah menunjukkan Pewarnaan Tahan Asam -
hasil yang positif, sedangkan warna kuning- Indole +
coklat atau tidak berwarna merupakan hasil MR +
VP -
negative.25 Uji ini negatif untuk Sitrat -
Escherichia coli karena Escherichia coli Media Glukosa +
memfermentasikan karbohidrat menjadi Media Laktosa +
produk asam dan tidak menghasilkan Media Sakarosa +
produk netral seperti asetonin.
Uji sitrat bertujuan mendeteksi Hasil Pengujian pada sampel
kemampuan suatu organisme untuk Pada tabel 4 dilihat untuk uji biokimia,
memanfaatkan sebagai satu-satunya sumber karakteristik sampel A cocok dengan
karbon dan energi. Jika bakteri mampu karakteristik blangko Escherichia coli, hal
menggunakan sitrat sebagai sumber ini menandakan bahwa sampel A tercemar
karbonnya maka akan menaikan pH dan bakteri Escherichia coli. Untuk sampel B
mengubah warna medium biakan dari hijau pada pengujian biokimia 1 pengujian yaitu
menjadi biru.25 Hasil pengamatan untuk uji pengujian sitrat menunjukan hasil yang
sitrat adalah negatif pada Escherichia coli berbeda dengan blangko Escherichia coli,
yang ditujukan tidak adanya perubahan sama dengan penelitian yang dilakukan
warna pada media uji sitrat. Escherichia oleh Zulfikar (2015) bahwa sampel
coli merupakan salah satu bakteri yang menunjukkan hasil yang sama, maka
tidak menggunakan sitrat sebagai sumber sampel tercemar bakteri Escherichia coli
karbon dilingkungan.25 sitrate positive. Untuk sampel C, D, dan E
Pada uji fermentasi gula pada bakteri hasil yang didapat rata-rata 3-4 perbedaan
Escherichia coli menunjukan bahwa hasil pengujian dengan blangko
Escherichia coli dapat memfermentasikan Escherichia coli, dimana perbedaan yang
laktosa, glukosa dan sakarosa serta sangat mencolok yaitu hasil ketiga sampel
menghasilkan hidrogen sulfida (H2S). Hal tersebut negatif pada uji fermentasi gula.
itu ditandai dengan perubahan warna dari Ada kemungkinan sampel terkontaminasi
merah menjadi kuning, serta adanya dengan bakteri yang tidak dapat
gelembung pada media gula. Sedangkan memfermentasi gula, sehingga hasil yang
pada media sakarosa ditandai dengan warna didapat tidak sesuai dengan blangko,
tetap menjadi merah. menurut Hemraj (2013) terdapat salah saktu
bakteri yang tidak memiliki kemampuan
memfermentasi gula. Bakteri tersebut
adalah bakteri dengan genus Shigella.
Shigella merupakan bakteri Gram negatif
anggota dari kelompok bakteri coliform
yang sering mencemari air. Oleh karena itu
ada kemungkinan sampel terkontaminasi
Gambar 4 Hasil uji Biokimia bakteri oleh jenis bakteri tersebut
Escherichia coli
54
IJPST Volume 4, Nomor 2 , Juni 2017
55
IJPST Volume 4, Nomor 2 , Juni 2017
13. Kumar, V., Cotran, R.S., dan Robbins 26. Standar Nasional Indonesia, 2014.
S.L., 2007. Buku Ajar Patologi. Edisi 7; Batas Maksimum Cemaran Mikroa
ali Bahasa, Brahm U, Pendt ;editor Dalam Air Minum. Jakarta: Badan
Bahasa Indonesia, Huriawati Hartanto, Standarisasi Andalas.
Nurwany Darmaniah, Nanda 27. Suprihatin, 2003. Hasil Studi Kualitas
Wulandari.-ed.7-Jakarta: EGC. Air Minum Depot Isi Ulang. Makalah
14. Lay, B.W. 1996. Analisis Mikroba di pada Seminar Sehari Permasalahan
Laboratorium. Jakarta: Raja Grafindo Depot Air Minum dan Upaya
Persada. Hal. 57-58, 109. Pemecahannya. 7 Juli 2003, Bandung.
15. Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 28. Suriawiria, U. 2006. Mikrobiologi Air.
Persyaratan Kualitas Air Minum. PT Alumni: Bandung.
Dalam Permenkes RI Nomor 29. Tria, Zulfikar Raharja. (2015).
492/PERMENKES/PER/IV/2010. Identifikasi Escherichia coli pada air
Jakarta: Menkes RI; 2010. Diakses pada minum isi Ulang dari Depot di
tanggal 16 Desember 2016 dari Kelurahan Pisangan dan Cirendeu
http://pppldepkes.go.id/_asset/_regulasi Tahun 2015. Skripsi. Fakultas
/53_permenkes%20492. Kedokteran dan Kesehatan Universitas
16. Nugroho, Dimas. (2015) Uji Islam Negeri Syarif Hidayatullah,
Mikrobiologis Pada Berbagai Jenis Air Jakarta
Minum. Skripsi. Fakultas Kedokteran 30. World Health Organization Articel
dan Kesehatan Universitas Islam Negeri Journal Dalam: Diarrhea disease
Syarif Hidayatullah, Jakarta. Geneva: WHO; 2013. Diakses pada
17. Oxoid. 1998. The Oxoid Manual. tanggal 16 Desember 2016 dari
Edisi VIII. Basingstoke: Oxoid http://www.who.int/mediacentre/facthe
Limited. ets/fs330/en/
18. Parija, S.C., 2009, Textbook of 31. Yuli Pratiwi, 2014. Pemeriksaan
Microbiology and Immunology, 71-73, Bakteriologis Air Munim Dari Depot
Elsevier India Pvt. Ltd., India. Air Minum Isi Ulang. Prosiding
19. Post, K W. and Songer, GJ. 2005. Seminar Nasional Aplikasi Sains &
MICROBIOLOGY Bacterial and Teknologi (SNAST) 2014. 15
Fungal Agent of Animal Disease. November 2014, Yogyakarta. Hal 315-
Elsevier Saunders: Philadelphia. 322.
20. Pratiwi, S. 2008. Mikrobiologi
Farmasi. Jakarta: Erlangga.
21. Sechlegel, H. G. And Schimt, K. 1994.
Mikrobiologi Umum. Yogyakarta :
UGM Press.
22. Setiabudy, R., Gan, V. H. 2007.
Pengantar Antimikroba. Dalam:
Farmakologi dan Terapi Edisi 5. Gaya
Baru, Jakarta.
23. Soemirat, Juli, 2006. Kesehatan
Lingkungan, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
24. Sridhar, 2006. IMVic Test Prosedure.
Diakses pada 7 Juli 2017 dari
www.microrao/commontnote.
25. Sunarjo, 1994. Penyehatan Air dalam
Program Penyediaan dan Pengolahan
Air Bersih. Jakarta
56