2. Pasal 1 angka 2 UUHC telah mengatur bahwa Pencipta adalah seorang atau beberapa orang
yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan
pribadi.
Yang dilindungi oleh hak cipta adalah ide yang telah diwujudkan dalam bentuk nyata menjadi
ciptaan. Pencipta adalah seorang atau beberapa orang yang secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama menghasilkan suatu ciptaan yang bersifat khas dan pribadi. Dalam hal ini, apabila terjadi
kesepakatan antara pemberi ide dan yang membuat visualisasi yang dicantumkan dalam
perjanjian bahwa hasil karya tersebut menjadi hak cipta bersama, maka tentunya pemberi ide
secara bersama-sama dengan pencipta, juga memiliki hak cipta dari hasil karya tersebut. Jika
tidak, maka sesuai dengan hukum yang ada, Pencipta adalah pihak yang membuat ciptaan (pihak
yang mewujudkan ide menjadi bentuk nyata).
3. Pada kasus diatas harus dikaji lebih dalam terkait perjanjian kerja antara perusahaan dan
fotografer, apabila terdapat klausula “semua penemuan dan hak atas kekayaan intelektual yang
dihasilkan karyawan selama masa kerja, menjadi milik perusahaan”. Hal tersebut pada dasarnya
tidak bertentangan dengan aturan yang terdapat dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2014 tentang Hak Cipta (“UU Hak Cipta”) yaitu: Kecuali diperjanjikan lain, Pencipta
dan Pemegang Hak Cipta atas Ciptaan yang dibuat dalam hubungan kerja atau berdasarkan
pesanan yaitu pihak yang membuat Ciptaan. Maka fotografer tidak boleh memajang hasil
karyanya selama bekerja di perusahaan tersebut didalam situs pribadinya sekalipun fotografer
sudah tidak bekerja di perusahaan tersebut.
(B) Kita boleh menggunakan karya cipta tersebut (yang tidak diketahui penciptanya) dalam jingle
iklan radio maupu televisi apabila telah mendapatkan izin dari pemegang hak cipta. Mengenai
siapa pemegang hak ciptanya, kita dapat kembali merujuk pada Pasal 11 UUHC.
(C) Ketika kita mengumumkan dan/atau memperbanyak suatu karya cipta sekaligus untuk
menelusuri pencipta dan/atau pemegang hak cipta yang tidak terdaftar di Daftar Umum Hak Cipta
di Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual, misalnya lagu “Pok Ame-ame”, maka yang
harus kita lakukan adalah:
a. Meminta izin dari penerbit pertamanya; atau
b. Mencantumkan sumber Karya Cipta diambil.
(D) Kalau masih belum diketahui dan tidak yakin siapa pemegang hak ciptanya, bisa melakukan
pengumuman di surat kabar nasional, dengan memberikan jangka waktu yang patut (kira-kira 14
hari). Hal ini dilakukan untuk mengumumkan kepada publik agar dapat memberitahukan (kepada
pihak yang melakukan pengumuman) apabila karya cipta yang dimumkan tersebut merupakan
ciptaannya.
Dalam hal pihak yang merasa sebagai pemegang hak cipta yang belum terdaftar, maka yang
bersangkutan harus membuktikan bahwa benar karya cipta tersebut adalah ciptaannya.