Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SISTEM MESIN PENDINGIN WATER CHILLER

YANG MENGGUNAKAN FLUIDA KERJA R12


DENGAN VARIASI PULI KOMPRESOR

Agung Nugroho
Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sultan Fatah (UNISFAT)
Jl. Diponegoro 1B Jogoloyo Demak Telpon (0291) 686227

Abstrak : Dunia industri dewasa ini bidang refrigerasi memiliki pertumbuhan yang mantap. Penerapan
teknik refrigerasi yang terbanyak adalah refrigerasi industri, ini meliputi pemrosesan, pengawetan
makanan, penyerapan panas dari bahan-bahan kimia, perminyakan dan industri petrokimia. Selain itu
terdapat penggunaan khusus seperti pada industri manufaktur dan konstruksi. Pada mesin pendingin ini
proses pendinginan air (water chiller) terjadi pada evaporator, di mana kalor air yang diserap digunakan
untuk penambahan kalor refrigeran pada tekanan konstan sehingga penguapan refrigeran menuju uap jenuh.
Oleh sebab itu dalam penelitian ini penulis mencoba membahas tentang salah satu terapan dari bidang
refrigerasi yaitu pembuatan mesin pendingin water chiller
Pembahasan mengenai persiapan alat untuk pengujian yang menyangkut dari segi kekuatan material dan
konstruksi tidak dilakukan. Alat ukur buatan pabrik yang digunakan dalam penelitian ini diasumsikan
sudah dikalibrasi oleh pabrik pembuatnya, sehingga tidak dibahas. Titik berat dari penelitian ini adalah
analisa pengaruh pendinginan pada kondensor terhadap performansi sistem berdasarkan analisa
keseimbangan energi, di mana seluruh sifat-sifat termodinamika berkaitan dengan energi. Permasalahan
yang dikaji dalam penelitian ini adalah menganalisa performansi sistem water chiller dengan fluida kerja
R12 dengan variasi puli kompresor, sedangkan analisa kerusakan alat tidak dibahas.

Kata kunci : Refrigerasi, refrigeran, kondensor, evaporator.

PENDAHULUAN sistem. Sehingga secara keseluruhan


Latar Belakang kecepatan putaran kompresor dapat
Kompresor merupakan salah satu mempengaruhi performansi sistem
komponen penting dalam mesin pendi- mesin pendingin.
ngin jenis kompresi uap, di mana Oleh sebab itu dalam tugas akhir ini
kompresor berfungsi untuk menaikkan penulis mencoba membahas tentang
tekanan refrigeran uap jenuh menuju pengaruh perubahan kecepatan putaran
tekanan kondensor. kondensor terhadap unjuk kerja mesin
Kerja kompresor sangat tergantung dari pendingin water chiller.
kecepatan putar kompresor. Peru-bahan
kecepatan putaran kompresor akan
Pembatasan masalah
menyebabkan juga perubahan tekanan
Dalam penyusunan Tugas Akhir
yang akan dicapai pada kondensor serta
dengan MXGXO ´ $QDOLVD 6LVWHP 0HVLQ
laju aliran masa yang terjadi pada
Pendingin Water Chiller Yang Meng-

24
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 24 - 30 24
gunakan Fluida Kerja R12 Dengan b. Dapat menyiapkan / merakit alat
9DULDVL 3XOL .RPSUHVRU ´ LQL PHUXSDNDQ pengujian mesin pendingin water
pengujian dan analisa pengaruh variasi chiller.
kecepatan putaran kompresor terhadap c. Mengetahui hubungan antara
performasi sistem. putaran kompresor dengan COP
d. Mencari performansi sistem mesin
Hal-hal yang perlu diperhatikan
pendingin water chiller terhadap
adalah :
pengaruh perubahan kecepatan
1. Pembahasan mengenai persiapan
putran kompresor.
alat untuk pengujian yang
menyangkut dari segi kekuatan
TINJAUAN PUSTAKA
material dan konstruksi tidak
Prinsip Kerja Mesin Pendingin
dilakukan.
Dalam sebuah mesin pendingin,
2. Alat ukur buatan pabrik yang
refrigeran dialirkan dalam suatu
digunakan dalam tugas akhir ini
pendinginan melalui pipa-pipa. Pipa-
diasumsikan sudah dikalibrasi oleh
pipa ini terbuat dari tembaga. Hal ini
pabrik pembuatnya, sehingga tidak
karena tembaga mempunyai sifat logam
dibahas.
yang kuat, liat, lunak sehingga mudah
3. Titik berat dari tugas akhir ini
dibentuk, tidak berkarat dan penghantar
adalah analisa pengaruh variasi puli
panas yang baik. Prinsip kerja mesin
motor penggerak kompresor
pendingin dapat dilihat pada gambar
terhadap performansi sistem
berikut ini.
berdasarkan analisa keseimbangan
energi, dimana seluruh sifat-sifat
termodinamika berkaitan dengan
energi.

Tujuan dan Manfaat Penelitian


a. Memahami proses-proses siklus
kompresi uap sederhana pada mesin
water chiller yang banyak sekali Gambar 1 Prinsip kerja mesin pendingin
dijumpai dalam dunia industri.

25
Analisa Sistem TEKNIK
Mesin Pendingin
JURNAL - UNISFAT,Water
Vol. 8,Chiller yang Menggunakan
No. 1, September Fluida
2012 Hal 24 - 30 Kerja 25
25
R12 dengan Variasi Puli Kompresor ± Agung Nugroho
Setelah refrigeran keluar dari Gambar 2 : Skema Instalasi Peralatan
refrigeran kontrol, refrigeran masuk ke Uji
dalam pipa-pipa evaporator. Di dalam
evaporator refrigeran mulai menguap, Instalasi peralatan uji dirangkai
hal ini disebabkan karena terjadi sedemikian rupa agar identik dengan
penurunan tekanan yang mengakibatkan instalasi sistem refrigerasi pendingin air
titik didih refrigeran menjadi lebih (water chiller) pada umumnya, akan
rendah sehingga refrigeran menguap.
tetapi mempunyai kapasitas yang jauh
Dalam evaporator terjadi perubahan fase
lebih kecil dari ukuran sebenarnya.
refrigeran dari cair menjadi gas.
Kemudian refrigeran dalam bentuk gas Perbedaannya terletak pada penambahan
tersebut dialirkan ke kompresor. Di alat ukur yang dipakai untuk
dalam kompresor refrigeran menentukan kondisi pada saat pengujian.
dikompresikan kemudian dialirkan ke Adapun pada intinya mampu mewakili
kondensor.
dan mengambarkan keadaan sebenarnya
Gas (refrigeran) yang mengalir ke
dari water chiller.
kondensor mempunyai tekanan dan
Instalasi peralatan uji tetap terdiri
temperatur tinggi.Di kondensor
dari komponen utama sistem refrigerasi
refrigeran didinginkan oleh udara luar
yaitu berupa evaporator, kondensor,
yang ini berlangsung terus menerus
katup expansi dan kompresor yang
berulang-ulang sehingga didapat
digerakkan oleh motor listrik 3 phasa
temperatur yang diinginkan.
dengan daya 3 HP. Alat ukur yang
dipakai antara lain termometer alkohol,
3 Instalasi Peralatan Uji
termometer digital, pressure gauge,
Aliran Air
Evaporator
Te2 Te1
anemometer dan flow meter.
Flow Meter

Di bawah ini diberikan contoh


P4 T4 T1 P1

perhitungan untuk proses daur kompresi


Katup Ekspansi

Kompresor

uap pada kondisi puli no. 1 (putaran


Receiver Kondensor

2480 rpm) posisi kipas no.1 sebagai


P3 T3 T2 P2

Tk2 Tk1
berikut :
= 3.9 oC
Aliran Udara
Kondensor
T1
h flow = 9 cm
Pref = 0.00001196 Pa. det

26
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 24 - 30 26
Uref = 20.36581 kg/ m3 Adapun data-data pengujian dapat dilihat
Ubola = 2707 kg/ m3 pada tabel lampiran.
Q ref =
§! ! ref rbola h tg
2
· Perhitungan Data
C¨¨ bola ¸
¸
© ref ¹ Sebelum dilakukan perhitungan
= parameter-parameter performasi daur
§ 6 · ·¸
2 kompresi uap, seperti kerja kompresor,
¨ 2707 20,36581 §¨ 5.10 3
9.10 2
¸
¨ © 190 ¹ ¸ kapasitas evaporator dan kondensor serta
7,1425 .10 8 ¨ 5 ¸
1.196 .10
¨ ¸ COP terlebih dahulu harus dicari nilai-
¨ ¸
© ¹
nilai enthalpi pada titik keluaran

= 9,87 . 10-4 m3/s evaporator, kompresor, kondensor dan


katup ekspansi.
m ref = Q ref . Uref
Nilai-nilai enthalpi tersebut
= 9,87 .10-4 m3/s x 20.36581 kg/
dicari dengan menggunakan diagram
m3
tekanan enthalpi freon 12 (E.I. du Pont
= 0.02010 kg/dt
o
de Nemours Company, T dalam F, v
= 159.488 lbm/jam
3
dalam ft /lbm, s dalam Btu/lbm.R) atau
dengan program CATT.

DATA HASIL PENGUJIAN


A. Perhitungan laju aliran masa
Data ini meliputi kondisi
refrigeran
(temperatur dan tekanan) refrigeran pada
B. Kapasitas Kondensor
inlet dan outlet evaporator, kompresor,
Kondisi refigeran pada sisi
kondensor dan katup expansi. Data ini
masuk kondensor bertekanan 7.9 Bar
diperlukan guna menghitung (114,58Psia) dan temperatur 62 o
C
performansi sistem mesin pendingin (143.6 o
F) mempunyai nilai entalpi
water chiller seperti : efek refrigerasi, 95.57 Btu/ lbm, sedang keluar pada
kerja kompresi, kapasitas kondensasi tekanan 7.8 Bar (113,13 Psia) dan
dan koefisien prestasi (COP). temperatur 30 oC (86 oF) mempunyai
Prosedur pengambilan data nilai entalpi 27.7 Btu/ lbm. Maka
dilakukan sebanyak 5 kali setiap kondisi parameter kapasitas kondensor adalah :
pengujian, kemudian dirata-rata dengan
tujuan didapat data yang lebih akurat. q m ref h 2 h 3

27
Analisa SistemTEKNIK
Mesin -Pendingin
JURNAL UNISFAT, Water Chiller
Vol. 8, No. yang Menggunakan
1, September 2012 Hal 24Fluida
- 30 Kerja 2727
R12 dengan Variasi Puli Kompresor ± Agung Nugroho
= 159.488 x (95,57 ± 27,7) Wkom h2 h1
= 10824,42 Btu/jam = 95,57 Btu/lbm±82,31 Btu/lbm
= 13,26 Btu/lbm
C. Dampak Refrigerasi
Maka daya kompresor yang dibutuhkan :
Kondisi keluar katup ekspansi
Pkom m ref h 2 h1
terjadi pada tekanan 2,5 Bar (36,26 Psia)
dan ±12 oC (10.4 oF) didapat nilai entalpi = 159.488 x (95,57 ± 82,31)
sebesar 27,7 Btu/lbm. Sedangkan = 2114,806 Btu/jam
keluaran evaporator terjadi pada tekanan
o
2,4 Bar (34,809 Psia) dan 3,9 C Koefisien Prestasi (COP)
o
(39,02 F) dengan nilai entalpi 82,31 Harga Coefficient Of Performace
Btu/lbm. Maka dampak refrigerasi untuk untuk refrigeran R-12, pada kondisi
kondisi ini adalah : diatas adalah sebesar :
RE h1 h4
h1 h4 RE
COP = =
= 82,31 Btu/lbm ±27,7 Btu/lbm h2 h1 Wcom
= 54,61 Btu/lbm
(82,31 - 27,7) Btu/lbm
Sehingga kapasitas refrigerasi adalah : =
(95,57 - 82,31) Btu/lbm
q evap m ref h 1 h4
= 4.1184
= 159.488 x (82,31 ± 27,7)
= 8709,618 Btu/jam
Perhitungan Kerja Kompresi
Menurut data tabel 4.6, refrigeran
PEMBAHASAN DAN ANALISA
masuk kompresor bertekanan 2,4 Bar
DATA
o
(34,809 Psia) dengan suhu 3,9 C (39,02
Setelah melakukan pengujian dan
o
F ) maka nilai entalpi yaitu 82,31
penghitungan hasil pengujian yang
Btu/lbm. Sedangkan tekanan keluar
berupa parameter-parameter performansi
kompresor pada 7,9 Bar (114,58 Psia)
sistem, maka kita akan mendapatkan hal-
dengan temperatur 62 oC (143.6 oF),
hal penting sebagai berikut :
harga entalpi kondisi ini adalah 95,57
1. Uji keseragaman data yang
Btu/lbm.
dilakukan menunjukkan bahwa data
Besarnya parameter kerja kompresi
yang didapat tidak ada yang diluar
adalah :
dari BKA (Batas Kendali Atas) dan

28
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 24 - 30 28
BKB (Batas Kendali Bawah) dibanbandingkan dengan
sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan daya kompresor.
data pengujian yang didapat dalam 3. Dampak refrigerasi secara umum
kondisi terkendali. mengalami penurunan dengan
Dimana : naiknya putaran kompresor, hal ini
BKA = rata² + 3 * Std Deviasi dikarenakan adanya penurunan
temperatur refrigeran pada
Uji Keseragaman Data
Puli 2 Debit 1 pengeluaran evaporator.
5
4.9
4. Penurunan COP disebabkan adanya
4.8
4.7
4.6
BKA
kenaikan putaran kompresor,
T1

4.5
4.4
4.3 BKB
sehingga kerja kompresi akan
4.2
4.1
4 mengalami kenaikan harga. Kerja
0 1 2 3 4 5 6
n
kompresi merupakan faktor
BKA = rata² - 3 * Std Deviasi pengendali harga COP.

Gambar 3 : Grafik uji keseragaman


data T1 pada kondisi Puli 1 Kipas 1 KESIMPULAN
Kesimpulan
2. Perubahan kecepatan puli Setelah melakukan pembuatan/
kompresor dari P1, P2 sampai P3 perakitan mesin pendingin water chiller,
dimana P1 > P2 > P3. Pada pengujian serta analisa data maka
pengujian ini terlihat bahwa penulis dapat menyimpulkan sebagai
kecepatan kompresor semakin besar berikut :
maka COP semakin turun nilainya, 1. Perubahan kecepatan puli
hal ini disebabkan karena kompresor dari P1, P2 sampai P3
peningkatan daya kompresor tidak dimana P1 > P2 > P3. Pada
sebanding dengan peningkatan pengujian ini terlihat bahwa
kapasitas refrigerasi atau dengan kecepatan kompresor semakin besar
kata lain peningkatan kapasitas maka COP semakin turun nilainya,
refrigerasi lebih kecil hal ini disebabkan karena
peningkatan daya kompresor tidak

29
Analisa SistemTEKNIK
Mesin -Pendingin
JURNAL UNISFAT, Water
Vol. 8, Chiller yang Menggunakan
No. 1, September 2012 Hal 24Fluida
- 30 Kerja 2929
R12 dengan Variasi Puli Kompresor ± Agung Nugroho
sebanding dengan peningkatan maupun uap air karena akan
kapasitas refrigerasi atau dengan mengganggu performansi sistem.
kata lain peningkatan kapasitas
refrigerasi lebih kecil DAFTAR PUSTAKA
dibanbandingkan dengan Brodkey, Robert S. dan Hersyey, Harry
peningkatan daya kompresor. & ³Transport Phenomena a
2. Dampak refrigerasi secara umum unified approach´ 0F *UDZ +LOO
mengalami penurunan dengan New York, 1988
naiknya putaran kompresor, hal ini Frank Kreith, ³3ULQVLS-prinsip
dikarenakan adanya penurunan PerpiQGDKDQ 3DQDV´ terjemahan,
temperatur refrigeran pada Erlangga, Jakarta, 1991.
pengeluaran evaporator. +ROPDQ -3 ³3HUSLQGDKDQ .DORU´
3. Penurunan COP disebabkan adanya terjemahan, Erlangga, Jakarta,
kenaikan putaran kompresor, 1994.
sehingga kerja kompresi akan Reynold, W.C dan Perkins, H.C,
mengalami kenaikan harga. Kerja ³7HUPRGLQDPLND7HNQLN´
kompresi merupakan faktor terjemahan, Erlangga, Jakarta,
pengendali harga COP. 1994.
6RHGMRQR %6F GDQ + +DUWDQWR ³Teknik
Saran PeVDZDW 3HQGLQJLQ´ Effhar,
1. Dalam melakukan pengujian Semarang, 1999.
sebaiknya menggunakan alat Stocker, W.F dan Jones, J.W.
pengatur kecepatan motor listrik ³Refrigerasi dan Pengkondisian
secara elektrik 3 phasa sehingga 8GDUD´ terjemahan, Erlangga,
akan dapat lebih banyak membuat Jakarta, 1992.
variasi kecepatan, disamping itu 6XPDQWR 'UV 0 $ ³Dasar-dasar Mesin
getaran yang terjadi untuk putaran 3HQGLQJLQ´ Andi Offset,
tinggi lebih kecil. Yogyakarta, 1989
2. Sebelum pengisian refrigeran, sistem
harus betul-betul bersih dari kotoran

30
JURNAL TEKNIK - UNISFAT, Vol. 8, No. 1, September 2012 Hal 24 - 30 30

Anda mungkin juga menyukai