Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL SKRIPSI

ANALISA REFRIGERAN R32 SEBAGAI


ALTERNATIF PENGGANTI REFRIGERAN R22

M. DUTA WICAKSANA SHAKTI

2020.02.2.0026

PROGRAM STUDI TEKNIK SISTEM PERKAPALAN


FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HANGTUAH
SURABAYA
2022

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan manusia akan sistem refrigerasi telah menciptakan alat yang
disebut dengan refrigerator. Refrigerator merupakan alat yang digunakan untuk
melepaskan kalor baik dari suatu objek dan juga dari suatu ruangan ke lingkungan
di sekitarnya sehingga objek atau ruangan tersebut temperaturnya lebih rendah
dibandingkan lingkungannya.
Dalam beroperasi, system refrigerasi membutuhkan fluida yang mudah
menyerap dan melepas kalor. Refrigeran atau bahan pendingin adalah fluida yang
digunakan untuk menyerap panas melalui perubahan fase dari cair menjadi gas
(evaporasi) dan membuang panas melalui perubahan fase dari gas ke cair
(kondensasi) sehingga secara umum dapat dikatakan sebagai pemindah panas
dalam sistem pendingin.(Galuh et al.,2011)
Hingga saat ini, refrigeran yang masih banyak digunakan adalah refrigeran
R22. Refrigeran R22 yang memiliki nama ilmiah chlorodifluoromethane ini,
mengandung zat chlor dan flour yang dapat berdampak buruk terhadap lingkungan
terutama berpengaruh terhadap lapisan ozon bumi, zat chlor dan fluor tersebut dapat
mengikis lapisan ozon dengan cara mengikat molekul atomnya, sehingga lama-
kelamaan, lapisan ozon akan hilang dan pancaran sinar ultra violet akan mudah
masuk, dengan demikian, panas di bumi akan meningkat. Penggunaan refrigeran
R22 menyebabkan dampak negatif terhadap lingkungan seperti penipisan lapisan
ozon dan peningkatan temperatur di bumi sehingga dibutuhkan refrigeran substitusi
atau refrigeran pengganti yang ramah lingkungan. Oleh sebab itu dibutuhkan jenis
refrigerant pengganti atau subtitusi yang lebih ramah lingkungan. Namun refrigeran
substitusi yang akan menggantikan refrigerant R22 harus memliki spesifikasi yang
kurang lebih hampir sama. Karena apabila spesifikasinya berbeda jauh, akan
mengakibatkan kerusakan komponen pada AC tersebut serta efisiesi
pendinginannya akan menurun. Jenis refrigerant yang memiliki spesifikasi hampir
sama dengan R22 salah satunya R32. (Mutaufiq et al., 2019).
Sedangkan, R32 adalah refrigeran yang pada masa sekarang paling diminati
dikarenakan R32 memiliki efisiensi yang baik dalam mentransferkan panas, maka
dapat mengurangi konsumsi energi listrik hingga kurang lebih 10% dibandingkan
dengan menggunakan refrigeran R-22. Dan memiliki nilai GWP sepertiga dari
sesama refrigeran HFC yaitu R-410a. (Farash et al., 2021)
Zat yang dilepas di Indonesia dapat mengakibatkan rusaknya lapisan ozon
di tempat lain. Dengan demikian masalah ini dianggap sebagai masalah global dan
penanganannya juga harus dilakukan secara global dan bersama-sama oleh seluruh
rakyat di berbagai negara. Pengaruh terhadap permasalah lingkungan ini
ditunjukkan dengan istilah ODP (Ozone Depletion potential) dan GWP (Global
Warming Potential). Contoh beberapa refrigeran dengan tingkat ODP dan GWP
tertentu. Sehingga sesuai dengan protokol montreal dan konvensi tentang
pemanasan global maka di masa yang akan datang refrigeran yang akan digunakan
adalah tingkat ODP dan GWP (Sanjaya, Kartika and Tanujaya, 2014).
Namun, masih belum banyak studi kasus untuk perbandingan kinerja
refrigerant R22 dan R32. Sehingga mendapatkan perbandingan antara penggunaan
refrigerant R22 dengan R32. Oleh karena itu pada studi kasus kali ini Analisa
Refrigeran R32 Sebagai Alternatif Pengganti Refrigeran R22. Pada penelitian ini
penulis mengembangkan variasi dengan membandingkan spesifikasi R32 dan R22
Metode yang digunakan sebagian besar yaitu observasi lapangan dan studi
literatur. Dengan melakukan pengumpulan data langsung dari lapangan serta
mengumpulkan referensi dari berbagai media penulis mengharapkan hasil yang
maksimal guna menunjang penelitian ini.

1.2 Rumusan masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah penelitian ini
sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh refrigeran R32 dan R22 terhadap lingkungan?.
2. Apakah refrigeran R32 cocok untuk menggantikan R22?.
1.3 Tujuan masalah
Tujuan masalah pada penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh refrigerant R22 dan R32 terhadap
lingkungan.
2. Untuk menganalisa R32 sebagai pengganti R22.
1.4 Batasan masalah
Secara umum batasan masalah adalah ruang lingkup masalah yang ingin dibatasi
oleh penelitian ini contoh batasan masalah sebagai berikut:
1. Di dalam penelitian ini tidak membahas analisa biaya
2. Pada penelitian ini membandingkan R32 dan R22.
1.5 Manfaat
Manfaat pada penelitian kali ini adalah :
1. Dapat mengetahui pengganti refrigerant R22
2. Dapat mengetahui pengaruh R32 dan R22 terhadap lingkungan.
1.6 Variasi Model
Variasi model menggunakan ruangan yang ada di kapal
1. Refrigeran R22
2. Refrigeran R32

1.7 Metode Penelitian


Metode studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan
metode pengumpulandata pustaka, membaca dan mencatat, serta mengelolah bahan
penelitian. Sebelum melakukan, umumnya akan dilakukan studi literatur sebgai
pedoman dan pengumpulan data serta informasi mengenai objek yang akan diteliti,
dalam hal ini adalah refrigeran R22 dan R32
No. Variabel Komponen
1 Bebas - Laju Aliran
2 Terkontrol - Refrigeran R22
- Refrigeran R32
3 Terikat - COP
1. Variabel bebas
Variabel bebas adalah variabel yang bebas ditentukan oleh peneliti sebelum
melakukan penelitian, atau variabel yang mempengaruhi.
2. Variabel kontrol
Variabel kontrol dalam penelitian merupakan variabel yang bersifat
konstan.
3. Variabel terikat
Variabel terikat dalah variabel yang tidak dapat ditentukan sebelumnya,
namun nilainya tergantung pada variabel bebas.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1. Prinsip Kerja Mesin Pendingin


Prinsip kerja mesin pendingin adalah refrigerant keluar dari katup ekspansi,
masuk ke dalam pipa – pipa evaporator. Di dalam evaporator refrigerant mulai
menguap, hal ini disebabkan karena terjadi penurunan tekanan yang mengakibatkan
titik didih refrigerant menjadi lebih rendah. Sehingga refrigerant menguap. Dalam
evaporator terjadi perubahan fase refrigerant dari cair menjadi gas. Kemudian
refrigerant dalam bentuk gas tersebut dialirkan ke kondensor. Refrigeran yang
mengalir ke kondensor mempunyai tekanan dan temperature tinggi. Di kondensor
refrigerant didinginkan oleh udara luar yang mengelilingi kondensor sehingga
refrigerant menjadi cair kembali. Siklus ini berlangsung terus menerus berulang –
ulang sehingga didapat temperature yang diinginkan.
2.2. Refrigeran
Refrigeran adalah suatu media (fluida) perambat panas yang menyerap panas
dengan menguapkan pada temperatur dan tekanan rendah serta melepaskan panas
dengan jalan mengembunkannya pada temperatur yang dan tekanan yang tinggi.
Jadi refrigeran yang ada pada sistem refrigerasi mudah mengalami perubahan phase
dari cair menjadi gas maupun sebaliknya. Karateristik termodinamika refrigeran
antara lain meliputi temperatur penguapan, temperatur pengembunan dan tekanan
pengembunan untuk keperluan jenis pendinginan.

2.3. Sifat Refrigeran Ideal


Syarat karakteristik refrigerant yang perlu diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Tekanan Penguapan.
Karakteristik refrigerant sebaiknya menguap pada tekanan lebih tinggi dari
tekanan atmosfir, sehingga dapat dicegah terjadinya kebocoran udara luar masuk
pada system refrigerant.
2. Tekanan Pengembunan
Refrigeran sebaiknya memiliki tekanan pengembunan rendah karena
perbandingan kompresinya menjadi lebih rendah sehingga penurunan prestasi
kompresor dapat dihindarkan.
3. Kalor Laten Penguapan
Refrigeran yang memiliki kalor laten penguapan lebih tinggi akan lebih
menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerant yang sama dapat menghasilkan
efek refrigerasi yang lebih besar.
4. Volume spesifik
Volume spesifik gas refrigerant yang kecil akan memungkinkan penggunaan
kompresor dengan volume langkah torak yang lebih kecil sehingga untuk kapasitas
refrigerant yang sama ukuran unit refrigerasi yang digunakan menjadi semakin
kecil.
5. Konduktifitas Thermal
Refrigeran yang baik memiliki konduktivitas yang besar sehingga bisa lebih
efisien dalam pemakaian kondensor dan evaporator.
6. Viskositas
Viskositas refrigerant dalam fase gas maupun cair sebaiknya rendah agar tahanan
aliran refrigerasi dalam pipa menjadi sekecil mungkin.
7. Susunan Kimia
Refrigeran yang memiliki susunan kimia yang stabil, tidak terurai setiap kali
diembunkan dan diuapkan.
8. Tidak mudah terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara.
9. Tidak berbau merangsang dan tidak beracun.
10. Tidak menyebabkan korosi pada mesin dan mudah terdeteksi bila terjadi
kebocoran. 11. Mempunyai titik beku rendah.
12. Perbedaan antara tekanan penguapan dan tekanan pengembunan harus sekecil
mungkin.
13. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
2.4. Refrigeran R22
Freon gas R 22 digunakan sebagai refrigerant yang umum dipakai dalam
unit pendingin ruangan /AC, biasanya digunakan untuk aplikasi suhu medium dan
suhu tinggi. Memiliki nama senyawa CHLORODIFLUOROMETHANE atau
difluoromonochloromethane yang merupakan senyawa dari golongan HCFC. Gas
freon ini tidak berwarna, biasanya digunakan sebagai propelan dan sebagai
refrigerant. Freon r22 sedang dihapus di negara maju dikarenakan berpotensi
menipiskan ozon dan berpotensi dalam pemanasan global. Chlorodifluoromethane
(HCFC-22) memiliki sifat tidak berwarna, tidak beracun, tidak mudah terbakar dan
cairan jernih. Memiliki kestabilan termal dan kimia yang sangat baik dan tidak
membuat korosi logam. Aplikasi utama meliputi refrigerant (-80°C grade), bahan
baku untuk produksi PTFE.
2.5. Refrigeran R32
Refrigerant R32 merupakan freon yang baru mulai digunakan tahun 2015
di Indonesia digunakan untuk sistem pendingin udara / AC. Memiliki tekanan
cukup tinggi dan mampu terbakar. Oleh karena itu dalam penggunaannya perlu
diperhatikan.
Jenis freon R32 memiliki nilai GWP (Global Warming Potential) 675 dan
Cooling Index (angka index pendinginan) 160. Freon R32 lebih ramah lingkungan
dibandingkan R410a sekalipun memiliki nilai GWP yang lebih rendah dari R22
dan R410a. Freon R32 memiliki angka index dingin yang jauh lebih tinggi bahkan
dari R22, jadi tidak akan ada masalah bahwa pemakaian AC inverter jadi lebih
tidak dingin. Freon R32 memang memiliki potensi mudah terbakar yang lebih
tinggi dari R22 dan R410a namun tidak perlu khawatir karena tidak dapat membuat
AC meledak bahkan ketika terjadi kebakaran sekalipun.
2.6. Air Conditioner (AC)
Air conditioner (AC) merupakan suatu rangkaian atau system yang berfungsi untuk
menurunkan suhu atau temperature ruangan dengan jalan menyerap suhu panas
ruangan itu sendiri. Pengunaan air conditioner (AC) sangat penting pengunaanya
diatas kapal,hal ini berhubungan dengan kenyamanan kru kapal dan untuk
mendinginkan kompone listrik pada main board panel.
2.7. Proses Kompresi
Refrigeran masuk kompresor dengan tekanan rendah dan temperatur rendah
dalam keadaan uap jenuh. Refrigeran yang masuk kompresor ditekan sehingga
tekanannya naik dari sebelumnya tekanan rendah menjadi tekanan tinggi sehingga
temperaturnya pun ikut naik.
Gambar 1. Diagram P-h sitem refrigerasi kompresi uap

Kerja yang dilakukan kompresor adalah:


𝑄𝑊 = 𝑚(ℎ2 − ℎ1)
2.8. Proses Kondensasi
Refrigeran masuk kondenser dalam keadaan superheat. Di kondenser
refrigeran melepaskan kalor ke lingkungan sehingga terjadi penurunan temperatur
sampai batas uap jenuh, setelah itu refrigeran berubah fasa dari uap menjadi cair
jenuh. Proses ini terjadi dalam keadaan tekanan konstan (isobar) dan besar kalor
yang dilepaskan di kondenser atau heat rejection adalah:
𝑄𝑘 = 𝑚(ℎ2 − ℎ3)
2.9. Proses Ekspansi
Pada proses ini refrigeran diturunkan tekanannya. Dengan terjadinya
penurunan tekanan maka temperatur refrigeran akan ikut turun. Dalam hal ini
refrigeran tidak mengalami penambahan atau pengurangan energi sehingga
prosesnya dalam kondisi entalphi konstan (isentalphy).
2.10. Proses Evaporasi
Proses ini terjadi pada tekanan konstan (isobar). Refrigeran yang keluar dari
alat ekspansi masuk ke evaporator lalu menyerap kalor dari bahan atau media yang
akan didinginkan. Kalor yang diserap tersebut digunakan refrigeran untuk berubah
fasa dari campuran menjadi uap jenuh. Refrigeran yang keluar dari evaporator
dalam bentuk uap jenuh dan besar kalor yang diserap evaporator disebut beban
pendinginan atau kapasitas pendinginan. Kalor yang diserap evaporator dapat
dihitung dengan persamaan:
𝑄𝑒 = ṁ(ℎ1 −ℎ4)

2.11. COPc dan COPa


Untuk menghitung suatu prestasi ideal mesin refrigerasi berdasarkan nilai
COPcarnot sebagai berikut:

𝐶𝑂𝑃𝑐 = 𝑇𝑒 (𝑇𝑘−𝑇𝑒)

COPaktual merupakan nilai suatu prestasi aktual yang dimiliki mesin


refrigerasi yang dapat dicapai dengan persamaan sebagai berikut:

𝐶𝑂𝑃𝑎 = 𝑄𝑒 𝑄𝑤

2.12. Efisiensi Sistem

Efisiensi adalah Perbandingan besaran COPa dan COPC menunjukan efisiensi


sistem refrigerasi dengan persamaan sebagai berikut:

𝜂 = 𝐶𝑂𝑃𝑎 𝐶𝑂𝑃𝑐 𝑥 100%


BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Perbandingan Refrigeran

Teknik : Refrigeran :
1. Perhitungan COP 1. R22
2. Perbandingan 2. R32
Spesifikasi

Hasil Uji Yang Berbeda Menggunakan Teknik


Perhitungan COP

Metode Menggunakan Perbandingan Spesifikasi

Refrigeran yang digunakan


Analisa Kinerja Setelah
Perbandingan Spesifikasi berbeda
dan Perhitungan COP

Hasil Uji
Perhitungan
Menggunakan
Refrigeran 1 dan 2
3.2 Diagram Alir (Flowchart) Penelitian

Start

1. Jurnal
2. Buku
Studi Literatur

Pengambilan
Pengumpulan data Temperatur,
Tekanan, dan Laju
Aliran

1. Pengujian Refrigeran R22


2. Pengujian Refrigeran R32

TIDAK YA
Validasi
i

Analisa Dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
3.3 Studi Literatur
Pada tahapan ini dilakukan dengan studi literatur dengan mencari kajian-
kajian dan penelitian tentang yang berkaitan dengan topik penelitian. Mencari
kajian kajian dan penelitian dapat dilakukan dari buku jurnal paper dan aturan-
aturan yang sesuai dengan topik.

3.4 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data penunjang yang
dibutuhkan pada penelitian ini. Data tersebut berupa temperature, tekanan, dan
laju aliran refrigeran.

3.5 Pengujian Refrigeran


Pengujian refrigeran pada penelitian ini menggunakan metode perhitungan
COP untuk mengetahui perbandingan kinerja antara refrigerant R22 dan R32

3.6 Validasi
Validasi dilakukan untuk mengetahui apakah pengujian gagal atau
berhasil. Jika gagal perlu tinjauan ulang data yang digunakan dan metode yang
digunakan. Jika berhasil dapat diteruskan ke tahap selanjutnya.

3.7 Analisa Dan Pembahasan


Hasil dari dilakukannya analisa kinerja dengan perbandingan spesifikasi
dan perhitungan COP pada refrigerant R22 dan R32

3.8 Saran Dan Kesimpulan


Setelah dilakukannya analisa terhadap refrigeran akan didapatkan
kesimpulan dari perbandingan antara hasil perhitungan COP R22 dengan R32.
Memberikan saran berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan guna dapat
memperbaiki keadaan yang ada dan untuk dapat dikembangkan pada penelitian
selanjutnya.
Daftar Pustaka
Choudhari, C. S. and Sapali, S. N. (2017) ‘Performance Investigation of Natural
Refrigerant R290 as a Substitute to R22 in Refrigeration Systems’, Energy
Procedia, 109(November 2016), pp. 346–352. doi:
10.1016/j.egypro.2017.03.084.
Han, D. H., Lee, K. J. and Kim, Y. H. (2003) ‘Experiments on the characteristics of
evaporation of R410A in brazed plate heat exchangers with different
geometric configurations’, Applied Thermal Engineering, 23(10), pp.
1209–1225.
Haris Ramadan (2018) ‘UJI PRESTASI REFRIGERAN Program Studi Teknik
Mesin , Fakultas Teknik’, pp. 74–81 45
Mutaufiq, M. et al. (2019) ‘Investigasi Eksperimental Retrofit Refrigeran Pada Alat
Praktik Refrigerator Dengan Refrigeran Produk Domestik Yang Ramah
Lingkungan’, FLYWHEEL : Jurnal Teknik Mesin Untirta, 1(1), 51.
Rusyada, A. (2009) ‘Efek Penggunaan Refrigeran R22 Pada Unjuk Kerja Sistem
Refrigerasi Cascade Efek Penggunaan Refrigeran R22 Dan R290 Pada
Sirkuit Temperatur Tinggi ( High-Stage ) Terhadap Unjuk Kerja Sistem
Refrigerasi Cascade’.
Sanjaya, K., Kartika, I. M. and Tanujaya, H. (2014) ‘Uji Eksperimental Mesin
Pendingin Berpendingin Udara, Dengan Menggunakan Refrigeran R22
Dan Refrigeran R407C’, Poros, 12(2), p. 129.
Urip, P., Nasyith, A. H. (2022) ‘ALTERNATIF REFRIGERAN PENGGANTI R22
UNTUK PENDINGIN RUANGAN BERDASARKAN KERAMAHAN
LINGKUNGAN’, Universitas Hang Tuah Surabaya.
Farash, A. P., Windy, H. M., Muhamad, A. F., Wirenda, S. A. (2021) ‘Kajian
Kinerja Sistem Refrigerasi Menggunakan Refrigeran R32, R22 & R1270
Menggunakan REFPROP’, Politeknik Negeri Bandung.
Galuh, R. W. (2011) ‘Penggunaan Refrigeran R22 dan R134a pada Mesin
Pendingin’, GR Wilis-OSEATEK.

Anda mungkin juga menyukai