Anda di halaman 1dari 19

BAB IV

APLIKASI TURUNAN

4.1 Nilai Hampiran


dy
Notasi yang menyatakan turunan pertama dari y = f(x) merupakan notasi Libniz.
dx

dy
merupakan operator yang menyatakan turunan dari peubah yang mengikutinya
dx

dy
terhadap x. Notasi lain untuk adalah D x .
dx
Untuk memulai suatu definisi tentang hampiran, andaikan f(x) suatu fungsi yang dapat
diturunkan, dan andaikan P(xo,yo) sebagai titik tetap dalam y=f(x).
Karena f(x) dapat diturunkan maka
f ( x  x)  f ( x)
f ' ( xo )  Lim
x 0 x
f ( x o  x)  f ( xo )
Jadi jika x sangat amat kecil akan semakin dekat dengan
x
f’(xo), sehingga:
f ( xo  x)  f ( xo )
 f ' ( xo )
x
 f ( xo  x)  f ( x)  f ' ( x)x
 y  f ' ( x)x
 y  dy

Definisi Diferensial
Andaikan y = f(x) adalah fungsi yang dapat diturunkan dari peubah bebas x
x Adalah kenaikan Sebarang dalam peubah bebas
dx, disebut diferensial peuah bebas x, sama dengan x
y adalah peubah aktual dalam peubah y pada saat x berubah dari x ke x+ x yaitu
y  f ( x  x)  f ( x) .

dy disebut diferensial peubah tak bebas y yang didefinisikan oleh


dy = f’(x) dx
Berdasarkan definisi hampiran di atas, didapatkan
Jika y = f(x) dengan x diberikan suatu perubahan/pertambahan x maka y menerima
tambahan yang berpadanan dengan y yang dapat dihampiri dengan dy. Jadi f(x+ x )
dihampiri dengan
f ( x  x)  f ( x)  dy  f ( x)  f ' ( x)dx

Contoh:
Dengan menggunakan hampiran, tentukan
1. 35,99

Penyelesaian
Pilih fungsi yang sesuai dengan 35,99 dan didapatkan
Y= x , dan dengan memilih x = 36 dan x  0,01
1
Diperoleh y 
'

2 x
dx
Atau  dy 
2 x
Dengan menggunakan humus diferensial
f ( x  x)  f ( x)  dy  f ( x)  f ' ( x)dx

Diperoleh

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-100


f ( x  x )  f ( x)  dy  f ( x)  f ' ( x)dx
1
 35,99  36  (0,01)
2 36
0,01 1
 35,99  6  6
2.12 2400

= 6- 0,000417
= 5,999583
Sehingga didapat
35,99  5,999583

2. Sin 44 0
Penyelesaian
Pilih fungsi yang sesuai dengan sin 44 o dan didapatkan
Y = sin x, dan dengan memilih x = 45 0 dan x  10
Diperoleh y '  cos x
Atau  dy  cos x dx
Dengan menggunakan humus diferensial
f ( x  x)  f ( x)  dy  f ( x)  f ' ( x)dx

Diperoleh
f ( x  x )  f ( x)  dy  f ( x)  f ' ( x)dx

 sin 44o  sin 450  cos 450 ( 10 )


Karena 10 
180
sehingga
1 1   
sin 440  2  2  
2 2  180 

Soal-soal
1) Carilah dy untuk setiap fungsi berikut ini.
a. y = sin ( x 3  1 )

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-101


b. y = e 2 x 1 (1  x 2 )
1
c. y =
2 1  x  (3 x)

d. 2 x 2 y  xy 3  3  0
2) Gunakan diferensial untuk menentukan pendekatan dari
a. 4
17

b. 5
1020

c. cos 59 0
d. tan 44 0
3) Suatu keping terbuat dari baja, karena panas memuai sehingga jar-jarinya yang
semula 12,5 cm bertambah menjadi 12,65 cm. Dengan menggunakan diferensial
carilah pertambahan luas yang terjadi.
4) Suatu bola es berjari-jari 10 cm, karena suhu panas jari-jarinya menyusut menjadi
9,8 cm. Taksirlah perubahan volume dan luas permukaannya.
5) Buatlah hampiran (nilai pendekatan) nilai volume material dalam tempurung bola
yang berjari-jari 5 cm dan jari-jari luarnya 5,125 m.
6) Keenam sisi sebuah kotak baja berbentuk kubus tebalnya 0,25 cm dan volume
sebelah dalam kotak 40 cc. Gunakan diferensial untuk menentukan hampiran
volume baja yang digunakan untuk membuat kotak tersebut.
7) Garis tengah luar sebuah tempurung bola tipis adalah 12 dm. Jika tebal tempurung
0,3 dm, gunakan diferensial untuk membuat hampiran volume daerah sebelah dalam
tempurung.
8) Bagian dalam sebuah tangki berbentuk tabung terbuka dan bergaris tengah 12 m
dengan kedalaman 10 m. Alasnya terbuat dari tembaga dan sisinya dari baja.
Gunakan diferensial untuk menaksir berapa galon cat air yang digunakan untuk
melapis setebal 0,05 cm bagian baja dari bagian dalam tangki (catatan: 1 galon =
231 cc)

4.2 Kelajuan

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-102


Misal y = f(x) suatu fungsi yang terdefinisi pada suatu selang tertentu, maka f(x) dapat
diturunkan (differentiable) pada suatu titik tertentu dalam selang tersebut jika memenuhi
definisi
dy f ( x  x )  f ( x 0
 Limn asalkan berlimit.
dx x  0 x
dy
Selanjuntya jika y = f(t) t adalah waktu, dengan cara yang sama dapat ditentukan .
dt

dy
Bentuk disebut laju sesaat perubahan. Dengan demikian jika y menyatakan jarak
dt

ds
(s), maka menyatakan kecepatan. Hal-hal yang berkaitan dengan kelajuan dapat
dt
dikembangkan untuk konsep yang lebih komplek.

Contoh
1. Rusuk suatu kubus bertambah panjang dengan kelajuan 0,3 cm/det. Seberapa cepat
volume kubus bertambah pada saat panjang rusuk 12 cm
Jawab

dv dx
Misal panjang rusuk x maka volume rusuk (V) = x 3 dan  3x 2
dt dt
Pada saat panjang rusuk 12 cm maka perubahan pertambahannya dapat dinyatakan
dengan
dv dx
 3x 2
dt dt

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-103


= 3 (12 cm) 2 (0,3 cm/dt)
= 12,96 cm 3 / det
= 12,96 cc/det.

2. Seorang mahasiswa menggunakan sedotan meminum es dari gelas berbentuk


kerucut yang sumbunya tegak dengan kelajuan 3 cc/det. Jika tinggi gelas 10 cm dan
garis tengahnya 6 cm. Seberapa cepatkan menurunnya permukaan es dalam gelas
jika tinggi es 5 cm.

Jawab

3
Pada gambar di
samping diperoleh
3 x x
 10
10 y
10 y y
x
3

Misal tinggi kerucut y dan jari-jarinya x, maka volume kerucut


1
V= x 2 y
3
2
1  10 y 
=   y
3  3 

100y 3
=
9
Dengan mendiferensilkan terhadap t, diperoleh:

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-104


dV 300y 2 dy

dt 9 dt
dV
9
dy dt

dt 300y 2

Sehingga pada saat tinggi es dalam 5 cm diperoleh


dy 9(3cc / det)

dt 300 (5) 2

3. Sebuah tangga panjangnya 5 m bersandar pada dinding, Jika ujung bawah tangga
ditarik menjauhi dinding dengan kecepatan 0,02 m/det. Seberapa cepat ujung atas
tangga bergeser menuruni dinding pada saat ujung tangga sejauh 1 meter dari
dinding.
Jawab

y
r

Misal panjang tangga r, tinggi dinding y dan jarak ujung bawah tangga dengan
dinding. Maka menurut teorema Pitágoras:
x2  y2  r 2

dengan mediferensialkan masing-masing bagian terhadap t, diperoleh:


dx dy dr
2x  2y  2r
dt dt dt
dr
Karena  0 maka:
dt
dx dy
x  y sehingga
dt dt

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-105


Karena panjang tangga 5 m dan jarak ujung tangga dengan dinding 1 m, maka

x2  y2  r 2  12  y 2  52  y  25  1  24

Didapat
dy
1(0,02) = - 24
dt
dy 0,02
 m / det
dt  24

Soal-soal
1) Dengan menganggap bahwa gelembung sabun mempertahankan bentuk bulatnya
selama berkembang, seberapa cepat jari-jarinya bertambah pada saat jari-jarinya 3
dm, jika udara ditiupkan kedalam gelembung dengan laju 3 dm 3 / det
2) Sebuah pesawat udara terbang mendatar pada keinggian 1 meter melintas langsung
di atas seorang pengamat. Jika laju pesawat tetap yaitu 400 km/jam. Seberapa cepat
jarak dari pengamat bertambah 45 detik kemudian. (catatan: perhatikan bahwa
dalam 45 detik pesawat menempuh jarak 5 km).
3) Dari sebuah pipa mengalir pasir dengan laju 16 dm 3 /det. Jika tumpukan pasir yang
keluar membentuk kerucut pada tanah yang tingginya ¼ garis tengah alas, seberapa
cepat tingginya bertambah pada saat tinggi tumpukan 4 dm.

4.3 Maksmum dan Minimum


Y

y  f (x )

 S X

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-106


Andaikan f(x) suatu fungsi dengan daerah definisi S seperti pada gambar di atas, maka
dapat dilihat bahwa f(x) memiliki nilai maksimum dan minimum pada S tersebut.
Dengan menganggap bahwa nilai-nilai yang demikian itu ada, kita akan mengetahui
dimana nilai-nilai maksimum tersebut berada.

Definisi
Andaikan S daerah definisi suatu fungsi f(x) yang memuat titik c, kita katakan bahwa:
1) f(c) adalah nilai maksimum f(x) pada S jika f(c)  f (x ) untuk setiap x di S.
2) f(c) adalah nilai minimum f(x) pada S jika f(c)  f(x) untuk setiap x di S.
3) f(c) adalah nilai ekstrim f pada S jika f(c) adalah nilai masksimum atau minimum.
4) Fungsi yang ingin kita maskimumkan atau minimumkan adalah fungsi objektif.

Contoh
1. f(x) = x2 + 4x + 4 pada interval S = [-2,0] mempunyai nilai maksimum pada x = 0
yaitu f(0) = (0)2 + 4(0) + 4 = 4 dan nilai minimum pada -2 = 0 yaitu f(-2) = (-2) 2 +
4(-2)+ 4 = -8
 x, untuk 1  x  2
2. g(x) = 
 x  2, untuk 2  x  3

Pada S = [1,3], g(x) tidak mempunyai nilai maksimum, namun g(x) mempunyai nlai
minimum di x =2 yaitu g(2)= 2-2 = 0.
3. f(x) = 3 pada interval S = [-2,2] tidak mempunyai nilai maksimum dan minimum
pada S.

Pada umumnya fungsi-fungsi yang ingin kita maksimumkan akan mempunyai suatu
selang I sebagai daerah definisinya, Selang-selang tersebut boleh berupa selang buka,
setengah buka, atau tertutup misalnya (a,b), [a,b), (a,b], [a,b], (- , a ) , (  , a ] , (a,
 ) , [a,  ) , atau (  ,  )

Jika c sebuah titik tempat f’(c) = 0, c disebut titik stasioner. Jika c adalah titik di dalam I
tempat f’ tidak ada, c disebut titik singuler. Titik singuler berupa titik tempat garfik f(x)

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-107


berpojok tajam, garis singgung tegak, atau berupa loncatan-loncatan. Nilai ekstrim
dapat terjadi di titik stasioner.
Titik-titik ujung interval, titik stasioner dan titik singuler merupakan kata kunci dalam
menentukan nilai maksimum dan minimum. Sebarang titik dalam daerah fungsi yang
termasuk ketiga titik dimaksud dinamakan titik kritis f(x).

Teorema
Andaikan f(x) terdefinisi pada selang I yang memuat titik c, jika f(c) adalah nilai
ekstrim maka c haruslah berupa titik kritis.Yakni c berupa salah satu:
i. titik-titik ujung dari I
ii. titik stasioner dari f(f’(c) = 0, atau
iii. titik singuler dari f(f’(c) tidak ada)

Contoh
1. Tentukan titik kritis dari f(x) = x2 + x pada [-2,2]
Jawab
Titik kritis adalah ujung-ujung interval yaitu x = -2, x = 2, dan f’(x) = 0, sehingga
diperoleh titik kritis yaitu x = -1/2.
1
2. Tentukan nilai maksimum dan minimum f(x) = ( 2 x 3  3 x 2  12 x ) pada [3,3]
5
Jawab
Titik kritis f(x) adalah
1) titik ujung interval yaitu x = -3 dan x = 3
1
2) f’(x) = (6 x 2  6 x  12)  0 dan didapat x = 1 dan x = -2
5
9
3) untuk x = -3 didapat f(x) =
5
untuk x = -2 didapat f(x) = 4
7
untuk x = 1 didapat f(x) = 
5
36
untuk x = 3 didapat f(x) =
5

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-108


Sehingga nilai maksimum tercapai pada x = 3 dan nilai minimum tercapai pada
x = 1.

Maksimum dan minimum suatu fungsi dapat juga diaplikasi dalam masalah masalah
praktis, yaitu masalah yang sering dan mungkin timbul dalam kehidupan sehari-hari.
Masalah yang demikian jarang mempunyai titik singuler. Kenyataannya untuk masalah-
masalah ini nilai maksimum dan minimum biasanya terjadi pada titik stasioner
walaupun titik-titik ujung harus diperiksa.
Contoh.
1) Dua buah bilangan tidak negatip jumlahnya 10. Tentukan bilangan-bilangan tersebut
sehingga hasil kalinya maksimum.
Jawab
Misal bilangan pertama x ( x > 0) dan bilangan kedua y ( y > 0)
Sehingga x + y = 10 dan hasil kalinya H = xy.
Karena x + y = 10 maka y = 10 – x sehingga hasil kalinya
H = x(10-x)
= 10x - x 2
Karena hasil kalinya maksimum maka H’ = 0 atau 10-2x = 0
Diperoleh x (bilangan pertama) adalah 5 dan y (bilangan kedua) = 5.
2) Ronaldo mempunyai kawat berduri yang akan digunakan untuk membatasi kebun
apel berbentuk persegi panjang. Kawat tersebut sepanjang 200 meter. Tentukan
ukuran kebun apel yang dipagari sehingga luasnya maksimum.
Jawab
Misal panjang kebun x dan lebarnya y maka keliling kebun adalah
2x + 2y = 200.
Luas kebun L = xy. Karena 2x + 2y = 200 maka
200  2 x
L=x( )
2
= 100x - x 2
L’ = 100 – 2x

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-109


Karena luas kebun maksimim maka 100 – 2x = 0 dan didapat x = 50, sehingga y =
100 – 50 = 50.

Soal-soal
1) Buktikan bahwa persegi panjang dengan keliling K yang luasnya maksimum
haruslah berupa persegi (bujur sangkar).
2) Bilangan apakah yang melebihi kuadratnya secara maksimum? Mulailah dengan
meyakinkan diri anda bahwa bilangan itu berada pada interval [0,1].
3) Seutas tali panjangnya 16 sm dipotong menjadi dua bagaian, bagian pertama ditekuk
untuk membentuk sebuah bujursangkar dan potongan lainnya ditekuk untuk
membentuk sebuah lingkaran. Dimana kawat seharusnya dipotong agar jumlah luas
bujursangkar dan lingkaran minimum? Maksimum?
4) Carilah volume terbesar dari kotak terbuka yang dibuat dari selembar papan seluas
24 m 2 dengan cara memotong bujur sangkar berukuran sama pada pojok-pojok dan
melipat sisi-sisi ke atas.
5) Seorang petani mempunyai kawat sepanjang 100 m yang akan digunakan untuk
memagari kandang seperti gambar di bawah ini. ( Catatan : pembatas kandang
berupa tembok tidak memerlukan kawat.
Tembok

kandang

Tentukan ukuran kandang sehingga luasnya maksimum.


6) Andaikan petani pada soal nomor 3 di atas mempunyai kawat sepanjang 80 meter
dan digunakan untuk memagari kandang seperti gambar berikut:
Tembok

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-110


Tentukan ukuran kandang sehingga luasnya maksimum.
7) Sebuah segi empat harus dimasukkan dalam setengah lingkaran dengan jari-jari r
satuan seperti pada gambar berikut.

4.4 Kemotonan dan Kecekungan


Definisi
Andaikan f(x) suatu fungsi terdefinisi pada selang I yang terbuka, tertutup, tidak
keduanya maka dikatakan:
1) f(x) naik pada I, jika untuk setiap bilangan x1 dan x 2 dalam I dan
x1  x 2  f ( x1 )  f ( x 2 )

2) f(x) turun pada I, jika untuk setiap bilangan x1 dan x 2 dalam I dan

x1  x 2  f ( x1 )  f ( x 2 )

3) f(x) monoton murni pada I jika naik pada I atau turun pada I.

Teorema
Andaikan f(x) kontinu pada selang I dan terdiferensiasi pada setiap titik dalam dari I.
1) Jika f’(x) > 0 untuk semua titik dalam I, maka f(x) naik pada I
2) Jika f’(x) < 0 untuk semua titik dalam I, maka f(x) turun pada I

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-111


Teorema di atas memperbolehkan kita untuk menentukan secara persis dimana suatu
fungsi yang terdiferensiasikan naik dimana fungsi tersebut turun. Hal ini merupakan
masalah penyelesaian dua pertidaksamaan.
Contoh
Tentukan fungsi berikut dimana naik dan dimana turun
a. f(x) = 2 x 3  9 x 2  12 x
Jawab
f’(x) = 6x 2 - 18 x + 12
Untuk menentukan f(x) naik, maka f’(x) > 0 dan untuk menentukan f(x) turun maka
f’(x) < 0, sehingga
6x 2 - 18 x + 12 > 0
 (3x  3)( 2 x  4)  0
 (3x  3)  0 atau (2 x  4)  0

+++++++ - - - - - - - - - - - +++++++
1 2

Sehingga f(x) = 2 x  9 x  12 x naik pada (  .1) dan (2, ) dan f(x) turun
3 2

pada interval (1,2).


x 4 4x 3
b. f(x) = 
4 6
Jawab
f’(x) = x 3  2x 2
Untuk x 3  2x 2 > 0 maka x 2 ( x  2)  0
------ - - - - - - - - - - ++++++
0 
2
4 3
x 4x
Sihingga f(x) =  naik pada (2, ) dan turun pada ( ,0) dan (0,2)
4 6
x 1
c. f(x) =
x2
Jawab
2 x ( x  1)  (1) x 2
f’(x) =
x4

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-112


x 2  2x
=
x4
f(x) naik jika f’(x) > 0 dan f’(x) < 0, sehingga:
x 2  2x x 2  2x
> 0 dan <0
x4 x4
------ - - - - - - - - - - ++++++


0 
2
x 1
Sihingga f(x) = naik pada (2, ) dan turun pada ( ,0) dan (0,2)
x2
Teorema
Andaikan f(x) terdiferensiasikan dua kali pada selang buka I
1. Jika f”(x) > 0 untuk semua x dalam I, maka f(x) cekung ke atas pada I
2. Jika f”(x) < 0 untuk semua x dalam I, maka f(x) cekung ke bawah pada I

Contoh
Ditentukan f(x) = 3 x 3  18 x . Dimana fungsi naik, turun, cekung ke atas, dan cekung
ke bawah.
Jawab
f(x) = 3 x 3  18 x didapat
f’(x) = 6x 2 18 dan
f”(x) = 12 x
Sehingga fungsi naik jika f’(x) > 0 dan fungsi turun jika f’(x) < 0.

4.5 Teorema Nilai Rata-rata


Teorema nilai rata-rata adalah bagian lain dari Kalkulus yang pembuktian teorema-
teorema yang ada banyak menggunakan prinsip dan kaidah turunan fungsi. Secara
geometris, teorema nilai rata-rata mudah dinyatakan dan dipahami. Teorema nilai rata-
rata menyatakan bahwa jika grafik suatu fungsi kontinu mempunyai garis singgung
tidak tegak pada setiap titik antara titik A dan B, maka terdapat paling sedikit satu titik
C pada grafik antara A dan B sedemikian sehingga garis singgung di titik C secara
dengan tali busur AB. Gambaran secara geometri teorema nilai rata-rata adalah:

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-113


Y C y  f (x )

A
X

Teoream A
Jika f(x) kontinu pada I = [a,b] dan terdiferensiasikan pada titik-titik dalam dari [a,b]
maka terdapat paling sedikit satu bilangan c dalam (a,b) dengan
f (b)  f (a )
 f ' (c )
ba
atau
f(b) – f(a) = f’(c)(b-a)

Bukti
Pembuktian teorema di atas berdasarkan analisis fungsi s(x) = f(x)-g(x) seperti gambar
berikut:
C y  f (x)
s (x )
B
y  g (x )

A
X
Berdasarkan gambar, g(x) adalah persamaan garis lurus yang melalui titik (a,f(a)) dan
(b,f(b)), sehingga gradiennya adalah
f (b)  f ( a)
g(x) – f(a) = ( x  a)
ba
bentuk ini menghasilkan rumus
s(x) = f(x) – g(x)

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-114


f (b)  f (a )
= f(x) – f(a) - (x-a)
ba
Jika s(b) = s(a) = 0 dan x dalam (a,b)
f (b)  f (a )
s’(x) = f’(x) -
ba
Sekarang kita membuat pernyataan penting, Jika kita mengetahui bahwa terdapat suatu
bilangan c dalam (a,b) yang memenuhi s’(c) = 0 sehingga persamaan di atas
menghasilkan
f (b)  f (a )
0 = f’(c) -
ba
Atau
f (b)  f (a )
f’(c) =
ba

Contoh
Ditentukan f(x) x 3  x 2  x  1 pada [-1,2]. Carilah semuan bilangan c yang mungkin
dalam [-1,2] sehingga memenuhi teorema nilai rata-rata.
Jawab
f(x) = x 3  x 2  x  1 menghasilkan f’(x) = 3x 2 - 2x – 1
sehingga menurut teorema nilai rata-rata
f (b)  f (a )
f’(c) =
ba
f (2)  f ( 1) 3  0
 3c 2 - 2c -1 = = =1
2  (1) 3

 3c 2  2c  1  1
 3c 2  2c  2  0
2 4  24
Dengan menggunakan akar persamaan kuadrat diperoleh c = atau
6
c =-0,55 dan c = 1,22. Keduanya terletak dalam [-1,2]

Teorema B

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-115


Jika F’(x) = G’(x) untuk semua x dalam (a,b), maka terdapat konstanta c sedemikian
sehingga F(x) = G(c) + c
Untuk semua x dalam (a,b)
Bukti
Andaikan H(x) = F(x) – G(x) maka
H’(x) = F’(x) – G’(x) = 0
Untuk semua x dalam (a,b).
Selanjutnya pilih x 1 sebagai suatu titik yang tetap dalam (a,b) dan andaikan x sebarang
titik lain di sana. Fungsi H memenuhi hipotesis teorema nilai rata-rata pada selang
tertutup dengan titik ujung x 1 dan x. Jadi, sebuah bilangan c diantara x 1 dan x
sedemikian rupa sehingga:
H(x) – H( x1 ) = H’(c)(x-x 1 )
Tetapi menurut hipotesis H’(c) = 0. Oleh karena itu H(x) – H(x 1 ) = 0 atau
H(x) = H(x 1` ) untuk semua x dalam (a,b). Karena H(x) = F(x) – G(x) akhirnya dapat
kita simpulkan bahwa F(x) – G(x) = H(x 1 ).
Andaikan H(x 1 ) = C maka F(c) = G(x) + C

Soal-soal
Dalam setiap fungsi berikut, tentukan apakah teorema nilai rata-rata dapat diterapkan
terhadap fungsi yang diketahui pada selanga yang diberikan, Jika dapat digunakan
tentukan nilai c yang mungkin. Jika tidak berikan alasannya.
1) f(x) = x pada [1,2].
2) f(x) = x 2 + x pada [-2,2]
3) f(x) = x 2 + 3x -1 pada [-3,1]
x3
4) f(x) = pada [-2,2]
4
x
5) f(x) = pada [0,2]
x3
1 1
6) f(x) = x + pada [1, ]
x 2

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-116


7) f(x) =  x  pada [1,2]
8) f(x) = x + x pada [-2,1]
x4
9) f(x) = pada [0,4]
x3

Kalkulus Diferensial : Dwi Purnomo-117

Anda mungkin juga menyukai