Anda di halaman 1dari 14

PERILAKU KONSUMEN

DALAM MEMBELI BARANG KEBUTUHAN POKOK


DI DENPASAR SAAT PANDEMI COVID-19

UJIAN TENGAH SEMESTER PERILAKU KONSUMEN

Disusun Oleh:

Ni Made Suciati
1802612010523
PMS B
Absen 01

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI

DENPASAR

2021
PERILAKU KONSUMEN DALAM MEMBELI BARANG KEBUTUHAN
POKOK DI DENPASAR SAAT PANDEMI COVID-19

1. Pendahuluan
Masyarakat Denpasar adalah konsumen tinggi dan telah tumbuh dalam beberapa
tahun terakhir dengan meningkatnya permintaan barang-barang konsumsi. Hal ini
dirasakan dengan melonjaknya peluang belanja kecil, menengah dan besar di kota-kota
terpencil. Kondisi ini semakin terasa seiring dengan pertumbuhan penduduk kota
Denpasar. Mengingat pertumbuhan penduduk dan pola konsumsi yang semakin
meningkat yang dikategorikan sebagai konsumsi, maka minat penyedia produk dan jasa
semakin meningkat, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar untuk menunjang
konsumsi. Akibatnya, produsen dan penyedia barang dan jasa semakin bersaing dan
menarik perhatian untuk pasokannya, dan komunitas konsumen Denpasar memutuskan
untuk membeli dengan penuh minat. Hal ini menunjukkan bahwa perilaku konsumen
kota Denpasar sangat ramah konsumen, dan khususnya kota Denpasar memiliki letak
geografis yang sangat strategis dan berbatasan dengan beberapa kabupaten dan kota. ..
Untuk memanfaatkan peluang ini, produsen perlu memahami dan mempelajari perilaku
konsumen sehingga dapat memahami karakteristik konsumen yang sebenarnya.
Perilaku konsumen adalah diagram yang menggambarkan apa yang diinginkan
konsumen dalam jangka pendek dan jangka panjang. Kondisi ini juga menjadi alasan
kuat dalam keputusan pembelian konsumen dan menunjukkan faktor-faktor mana yang
sangat mendukung pengaruh konsumen terhadap keputusan pembeliannya. Namun,
dalam beberapa bulan terakhir, atau lebih tepatnya pada 2 Maret 2021
(bnpb.covid19.com), diketahui terkena dampak pandemi virus corona baru atau COVID-
19 yang melanda Wuhan, Cina, telah dimulai. Epidemi pandemi COVID-19 sangat cepat
dan masif, dimulai di seluruh belahan dunia, tak terkecuali daerah terpencil. Pemerintah
telah memberlakukan pembatasan sosial meluas (PSBB) untuk menahan penyebaran
virus mematikan ini, tetapi belum ada vaksinnya. Tanpa terkecuali, masyarakat tetap di
rumah hingga tenggat waktu yang tidak dikonfirmasi oleh pemerintah. Selain itu,
perilaku konsumsi masyarakat yang selama ini mengonsumsi dalam jumlah banyak tiba-
tiba turun drastis akibat pembatasan tersebut, dan produsen sangat jarang mendukung
upaya pencegahan infeksi virus, saya mengalami keterbatasan. Hal ini juga terbukti
menjadi hal umum yang memungkinkan semua manusia untuk menyesuaikan diri dalam
lingkungan yang sangat terbatas. Melihat situasi ini, terlihat bahwa teori pemasaran
berdasarkan bauran pemasaran yang dikemukakan oleh Kotler (2000) mengalami
perubahan. Dalam hal ini, konsumen di masyarakat lebih tertarik untuk memenuhi
kebutuhan dasar yang dapat membantu mereka bertahan hidup. Situasi ini telah mengubah
persepsi orang untuk membuat keputusan pembelian minimal ke tingkat psikologis yang
baru. Dalam keadaan normal, produk, harga, dan lokasi dapat secara langsung
memengaruhi keputusan pembelian Anda, tetapi dapat menyebabkan hasil yang berbeda
dalam keadaan darurat. Berdasarkan penjelasan tersebut, peneliti melakukan penelitian
lebih lanjut untuk mengetahui dampak COVID 19 terhadap determinan perilaku
konsumen atau masyarakat dalam pembelian kebutuhan pokok di kota Denpasar. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk: (1) Selidiki dampak solusi pelanggan pada fisiologi. (2)
Mempelajari efek fisiologis dari biaya pelanggan. (3) Mempelajari pengaruh kenyamanan
terhadap fisiologi. (4) Studi efek fisiologis pada keputusan pembelian.

2. Metode Penelitian
Desain penelitian ini adalah studi konfirmasi menggunakan model kuantitatif
dengan lima dimensi pengukuran: solusi pelanggan, biaya pelanggan, kenyamanan,
fisiologi dan keputusan pembelian. Survei dilakukan di beberapa toko di Denpasar.
Survei ini menggunakan data primer yang didukung oleh hasil survei sederhana yang
dirancang khusus. Populasi adalah seluruh konsumen yang berbelanja di toko kelontong
modern yang memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sampel dari hasil 75 responden
merupakan sampel (Sekaran, U. & Bougie) karena sampel diekstraksi menggunakan
metode sampling berdasarkan 5 kali jumlah indikator variabel atau sampai dengan 3
indikator x 5 variabel x 5 kali. 2003). Survei disebarkan dan dikumpulkan melalui
wawancara langsung dengan alat pelindung diri seperti masker dan hand sanitizer, serta
pertanyaan kepada konsumen yang berbelanja atau yang sudah berbelanja. Hasil jawaban
akan segera diisi oleh pendukung wawancara, dikumpulkan dalam folder khusus,
kemudian hasil jawaban responden akan dirangkum dalam sebuah tabel. Selain itu,
dilakukan uji validitas dan reliabilitas data, diubah ke dalam format data csv, selanjutnya
dianalisis dan dibahas lebih lanjut dalam software Smart PLS 3.2.9, serta ditarik
kesimpulan dan saran.
Variabel dalam penelitian ini dikategorikan menjadi variabel ekstrinsik, variabel
mediator, dan variabel intrinsik. Variabel eksogen adalah variabel independen yang
menyebabkan atau memprediksi variabel lain (Hair, 1998: 438) dan terdiri dari unsur-
unsur berikut dalam penelitian ini: (2) Biaya pelanggan. (3) Kenyamanan. Variabel
mediator merupakan variabel yang mengisi kesenjangan antara variabel ekstrinsik dan
intrinsik dan bersifat fisiologis dalam penelitian ini. Variabel endogen merupakan
variabel yang dicari oleh variabel eksogen dan mediator, dan berupa keputusan pembelian
dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini, kami menggunakan skala pengukuran variabel
yang menggunakan skala Likert. Skala ini dirancang untuk memasukkan persepsi mulai
dari sangat baik hingga sangat buruk. Dalam survei ini, frekuensi hasil pengenalan
responden juga ditentukan oleh interval antar alternatif pilihan jawaban, dari nilai
tertinggi 5 hingga nilai terendah 1 (Ghozali dan Aprilia, 2013). Untuk keperluan prediksi
studi ini, pendekatan SEM menggunakan software SmartPLS 3.2.9 lebih relevan dengan
situasi yang ada. Pendekatan PLS mengasumsikan bahwa semua pengukuran varians
sangat membantu dalam menjelaskan. Pendekatan estimasi variabel laten dianggap
sebagai kombinasi linear dari indikator, menghindari masalah ketidakpastian dan
memungkinkan definisi yang jelas dari komponen skor. Pada penelitian konfirmatori ini,
jika T statistik lebih besar dari 1,96 dan nilai P lebih kecil dari 0,05 maka pengaruh
variabel tersebut dianggap signifikan. Fase-fase yang menggunakan PLSSEM melalui
proses lima langkah di mana setiap fase mempengaruhi fase berikutnya, penentuan model
konseptual, penentuan metode analisis algoritma, penentuan metode resampling,
pembuatan diagram jalur, evaluasi model, serta Analisis PLS, hasilnya akan saya
laporkan.

3. Hasil dan Pembahasan


3.1. Hasil Analisa
Analisis pertama dilakukan dengan memeriksa validitas dan reliabilitas, dan
semua variabel memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas. Nilai load factor sepenuhnya
valid atau > 0,6, dan beberapa nilai indikator variabel < 0,6 atau tidak layak. Uji
hipotesis dalam penelitian ini dilakukan dengan memeriksa jalur model struktural
penting. Jalur hubungan dan pengaruh signifikan dapat dikonfirmasi dengan menguji uji
koefisien jalur parsial, uji statistik t (uji t), atau tingkat signifikansi, dapat dilihat pada
Gambar 1.

Gambar 1. Output Diagram


Sumber: Data primer yang diolah (2021)

Hasil evaluasi terhadap construct reliability dan validity atau evaluasi outer
model ditampilkan pada Tabel 1.

Tabel 1. Evaluasi Outer Model


Cronbach’s Composite Avarage Variance
Alpha Reliability Extracted (AVE)
Customer Solution 0.889 0.931 0.818
Customer Cost 0,844 0.906 0.763
Convenience 0.753 0.890 0.801
Physicological 0.854 0.912 0.776
Sumber: Data primer yang diolah (2021)
Berdasarkan Tabel 1, nilai reliabilitas Aplha dan Komposit Cronbach yang
dihasilkan oleh semua konfigurasi sangat baik, melebihi 0,70, sehingga semua indikator
refleksi reliabel atau reliabel, dapat disimpulkan memenuhi uji. Demikian pula nilai AVE
yang dihasilkan oleh semua struktur refleksi lebih besar dari >0,50, yang memenuhi
syarat validitas dan reliabilitas konvergensi. Hasil evaluasi model internal juga dapat
ditunjukkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Evaluasi Inner Model


R Square R Square Adjusted
Physicological 0.712 0.700
Buying Decision 0,727 0.723
Sumber: Data primer yang diolah (2021)

Berdasarkan hasil tersebut didapatkan nilai RSquare untuk variabel fisiologis dan
keputusan pembelian masing-masing sebesar 0,712 dan 0,727 menunjukkan bahwa
keduanya termasuk dalam kategori kuat. Langkah selanjutnya dalam analisis adalah
menyelidiki pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel dan menjawab
hipotesis yang diajukan. Hal ini ditunjukkan pada Tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Pengaruh Langsung Antar Variabel


Original
Uraian Struktural Jalur T Statistics P val fYanues Note
Sample
Customer Solution ->
0.461 2.883 0.004 Signifikan
Physicological
Customer Cost - >
-0.046 0.336 0.737 Tidak signifikan
Physicological
Convenience ->
0.459 3.566 0.000 Signifikan
Physicological
Physicological ->
0.852 26.577 0.000 Signifikan
Buying Decision
Sumber: Data primer yang diolah (2021)
Tabel 4. Pengaruh Tidak Langsung Antar Variabel
Original
Uraian Struktural Jalur T Statistics P val fYanues Note
Sample
Customer Solution ->
Physicological ->Buying 0.393 2.900 0.004 Signifikan
Decision
Customer Cost - >
Physicological ->Buying -0.039 0.388 0.736 Tidak signifikan
Decision
Convenience ->
Physicological ->Buying 0.391 3.455 0.001 Signifikan
Decision
Sumber: Data primer yang diolah (2021)

3.2. Pengaruh Customor Solution terhadap Physicological


Hasil analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa terdapat bukti statistik yang
cukup untuk menerima hipotesis (H1) bahwa solusi pelanggan memiliki dampak positif
dan signifikan terhadap fisiologi. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi
customer solution maka semakin tinggi pula fisiologi masyarakat dalam pembelian
kebutuhan pokok di kota Denpasar. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi
solusi pelanggan yang tersedia melalui ketersediaan kebutuhan dasar, semakin tinggi pula
psikologi yang terbentuk sehingga dapat menerima dan membuktikan hipotesis awal yang
diajukan. Hasil penelitian ini sependapat dengan pendapat bahwa solusi pelanggan berupa
produk dapat berperan penting untuk dikonsumsi oleh konsumen (Kotler, 2012). Produk
yang ditawarkan umumnya berupa barang fisik, jasa, individu atau individu, tempat,
organisasi, dan ide. Oleh karena itu, produk dapat berupa keuntungan yang signifikan
atau tidak signifikan yang dapat memuaskan pelanggan (Kotler, 2000). Hasil penelitian
ini juga dapat mengkonfirmasi penelitian sebelumnya oleh (Kumar et al. 2015). Penelitian
ini dapat membentuk kesadaran konsumen selain fitur produk terkait dengan aspek-aspek
yang disediakan untuk menyediakan setiap fitur produk. Hal ini sejalan dengan temuan
(Durianto, Widjaja dan Supratikno, 2003) bahwa konsumen menemukan produk dan
produk yang memenuhi kebutuhannya melalui persepsi. Orang dan konsumen juga dapat
menentukan bahwa persepsi yang tidak biasa akan menjadi umum dalam situasi dan
lingkungan seperti itu. Ini merupakan teori baru dimana teori sebelumnya tidak lagi
sesuai dengan keadaan sekarang.
Melihat situasi diberlakukannya PSBB oleh pemerintah karena pandemi
COVID19 yang semakin menyebar luas dan masif hingga di kota Denpasar, maka ada
pola baru terhadap pola konsumsi yang berdampak terhadap semua lapisan konsumen.
Kebutuhan pokok dalam bentuk produk bahan makanan menjadi sangat diperlukan,
mengingat keberadaannya yang cukup terbatas. Mulai dari logistik hingga distribusi,
semuanya terkendala sehingga pemenuhan bahan kebutuhan pokok ini menuntut
konsumen berpikir keharusan untuk mendapatkannya dan jika perlu untuk melakukan
penyimpanan di rumah. Hanya toko kelontong saja yang lebih mampu mengatasinya,
sementara supermarket yang berukuran lebih besar yang berlokasi di pusatpusat
perbelanjaan sudah tidak terjangkau lokasinya karena pembatasan yang ada. Sehingga
dengan demikian kelangkaan walau tidak terjadi, namun dikhawatirkan oleh sebagian
besar konsumen sehingga produk menjadi hal kuat yang mempengaruhi psikologis untuk
mendapatkannya.

3.3. Pengaruh Customer Cost terhadap Physicological


Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada
bukti statistik yang cukup untuk menolak hipotesis (H2) bahwa biaya pelanggan
berdampak negatif terhadap fisiologi dan berdampak kecil. Kondisi ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi customer cost, semakin rendah fisiologis pembelian kebutuhan
pokok masyarakat di kota Denpasar dalam situasi pandemi COVID 19. Hal ini juga secara
psikologis dibentuk oleh promosi harga dan stabilitas harga, dan semakin rendah biaya
pelanggan karena kecukupan harga produk yang dijual, semakin besar kemungkinan
hipotesis yang semula diajukan akan ditolak atau tidak terbukti.
Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan pendapat bahwa harga perlu
diperhitungkan dan disesuaikan dengan harga pasar dan manfaat produk (Kotler &
Armstrong, 2008). Dalam hal ini diasumsikan bahwa konsumen bersedia mengeluarkan
sejumlah uang atau uang untuk mendapatkan suatu produk yang sepadan dengan
kinerjanya. Demikian pula, hasil survei ini tidak konsisten dengan anggapan bahwa harga
yang kompetitif dan terjangkau mewakili harga pembelian konsumen (Lang, Stanton dan
Qu, 2014). Namun hasil penelitian ini adalah seluruh kegiatan masyarakat jelas
dihentikan, dan PSBB dilaksanakan sebagai antisipasi meluasnya pandemi COVID-19,
yang tidak terlepas dari sisi pemasaran. Tempat di mana sebagian besar jalur pemasaran
telah berhenti dan distribusi produk terhambat. Itu tidak memiliki kebutuhan dasar dari
berbagai jenis. Situasi ini juga dirasakan oleh masyarakat, di mana sulit untuk
mendapatkan minimal, hanya di beberapa tempat, dan dengan harga di atas rata-rata.
Namun karena penjual menentukan harga paten, konsumen akan tetap melakukan
pembelian dan tidak akan menawarkan penawaran harga. Ini adalah studi di mana nilai
pembelian sengaja dibuat kecanduan. konsisten dengan. Niat keinginan dan kerinduan
bersifat kontekstual. Mengingat fakta bahwa jumlah orang yang positif COVID 19
meningkat secara signifikan setiap hari sementara tidak ada vaksin yang ditemukan,
karena faktor risiko dan banyak kekhawatiran yang terbentuk di benak konsumen, bagi
konsumen sebuah psikologi baru sedang dibuat. Untuk bertahan hidup dengan aman,
konsumen dan masyarakat umum rela berkorban untuk mendapatkan pasokan untuk diri
mereka sendiri dengan harga yang luar biasa, dan situasi ini biasa terjadi.

3.4. Pengaruh Convinience terhadap Physicological


Hasil analisis yang dilakukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
bukti statistik yang cukup untuk menerima hipotesis (H3) bahwa kenyamanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap fisiologi. Kondisi ini menunjukkan bahwa di
Kota Denpasar dalam situasi pandemi COVID-19, semakin nyaman, semakin tinggi
fisiologi masyarakat dalam pembelian kebutuhan pokok di kota Denpasar. Hal ini juga
menunjukkan bahwa semakin nyaman dan aman jarak ke tempat belanja, semakin tinggi
psikoedukasi dan kemampuan untuk menerima dan membuktikan hipotesis awal yang
diajukan. Hasil ini sejalan dengan pendapat bahwa kenyamanan merupakan salah satu
faktor yang dapat membentuk bauran pemasaran dari sisi konsumen (Kotler & y
Armstrong, 2008). Singkatnya, konsumen bersedia untuk memiliki kesadaran dan
dorongan melalui elemen kenyamanan ini. Hasil penelitian ini mengkonfirmasi
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Nagarkoti B, 2014.Hal ini nyaman untuk
mengantisipasi pandemi COVID19, diketahui bahwa selama PSBB, masyarakat secara
ketat mengikuti kebijakan pemerintah dari semua bidang kedokteran sosial. Ini terus
diperbarui. Jam kerja dibatasi dan diawasi ketat oleh petugas khusus karena dampak
jarak dan lokasi dari penyedia layanan dasar yang sebelumnya mudah diakses dan dapat
memenuhi kebutuhan masyarakat yang berbeda. Tidak semua orang yang bisa masuk ke
sana bisa masuk, dan kalaupun bisa, mereka harus dalam pengawasan ketat dan memakai
alat pelindung diri secara teratur. Ketersediaan toko kelontong modern merupakan
alternatif dari masalah ini. Toko mudah ditemukan di dekat rumah warga dan tidak takut
menyebarkan wabah dengan tidak bergerak dengan bantuan minim. Ini menciptakan
persepsi baru bagi konsumen dan dapat membentuk psikologi baru dari keadaan ini.

3.5. Pengaruh Physicological terhadap Buying Decision


Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat bukti statistik yang cukup untuk
menerima hipotesis (H4) bahwa faktor fisiologis berpengaruh positif dan signifikan
terhadap keputusan pembelian. Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
fisiologis maka semakin tinggi pula keputusan pembelian penduduk saat melakukan
pembelian kebutuhan pokok di Kota Denpasar dalam situasi pandemi COVID-19. Faktor
fisiologis ini juga merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap
keputusan pembelian. Hal ini juga menunjukkan bahwa semakin tinggi kedekatan
fisiologis motivasi, persepsi, dan sikap, semakin tinggi keputusan pembelian,
memungkinkan kita untuk menerima atau membuktikan hipotesis yang awalnya diajukan.
Hasil ini sesuai dengan pendapat bahwa Maslow telah mengembangkan model yang
menggambarkan lima tingkat kebutuhan manusia yang berbeda (Huitt, 2007). Kebutuhan
ini terkait dengan "hierarki kebutuhan", dengan kebutuhan dasar untuk bertahan hidup di
tingkat hierarki yang lebih rendah, berdasarkan kebutuhan emosional yang lebih tinggi
akan cinta, harga diri, dan aktualisasi diri. Kebutuhan ini membentuk motivasi dan
dengan demikian persepsi dan sikap yang membentuk cara berpikir baru (Durianto,
Widjaja dan Supratikno, 2003). Penelitian ini juga menemukan di mana orang dan
masyarakat dapat menentukan persepsi anomali ini dalam situasi dan lingkungan di mana
mereka membutuhkannya. Ini akan menjadi teori baru di mana teori sebelumnya tidak
lagi sesuai dengan situasi saat ini. Dukungan postural memungkinkan Anda untuk
menanggapi keadaan darurat pemerintah, membentuk sentimen konsumen baru dan
sepenuhnya beradaptasi dengan lingkungan Anda, sambil membatasi Anda untuk
meninggalkan rumah ketika Anda benar-benar tidak membutuhkannya.
Motivasi, persepsi, dan sikap adalah faktor kuat yang menentukan atau
membentuk sentimen konsumen pada waktu, tempat, dan kondisi tertentu, sehingga apa
yang biasanya menuju ke arah yang sama dan mengikuti teori umum menjadi tidak
konsisten. Dalam situasi di mana mereka menemukan diri mereka, yang dapat
membentuk tren baru. Pandemi COVID-19 telah berlangsung cukup lama dan belum
ditemukan vaksin untuk membasminya. Ini adalah wajah baru dari keputusan pembelian
yang dibentuk dari psikologi baru. Studi ini juga menemukan bahwa solusi pelanggan,
melalui yang penting secara fisiologis, memiliki dampak tidak langsung yang positif dan
signifikan terhadap keputusan pembelian. Kami juga menemukan bahwa biaya pelanggan
berdampak negatif terhadap keputusan pembelian yang dimediasi secara fisiologis
dengan hanya dampak kecil. Kami juga menemukan bahwa kenyamanan memiliki
dampak tidak langsung yang positif dan penting pada keputusan pembelian yang
dimediasi secara fisiologis. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya (Hutauruk,
Ghozali, Sutarmo, Mushofa, Suyanto, Astri Yulidar, dkk., 2019) bahwa faktor psikologis
berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Karena
produk dan keamanan dari lokasi perbelanjaan yang dibutuhkan dan diinginkan dalam
situasi yang sangat mendesak, faktor psikologis berkembang pesat, yang mengarah pada
keputusan pembelian yang kuat dan beralasan. Demikian pula karena kelangkaan PSBB,
faktor harga sangat dapat dipahami dalam keadaan darurat sehingga faktor harga tidak
dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen melalui faktor psikologis.

4. Kesimpulan
Munculnya pandemi COVID 19 dan diberlakukannya PSBB oleh pemerintah
telah membawa fenomena baru dalam hal psikologi dan pilihan konsumen untuk
membeli kebutuhan pokok yang berbeda. COVID19 Dalam mengantisipasi pandemi,
bauran pemasaran dari sudut pandang konsumen selama periode PSBB memiliki dampak
positif langsung yang signifikan terhadap solusi dan kenyamanan pelanggan secara tidak
langsung terhadap keputusan pembelian mediasi fisik dan fisiologis. Dalam hal ini,
terlepas dari biaya pelanggan, yang mewakili bentuk harga reguler, secara tidak langsung
mempengaruhi dan memiliki efek sepele pada keputusan pembelian yang dimediasi
secara fisiologis dan fisiologis. Bahkan, di saat sebagian konsumen masih berusaha
mencari harga termurah atau termurah, sangat jarang mencapai dalam situasi PSBB
seperti itu. Faktor harga tidak dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap keputusan
fisiologis dan pembelian. Sebagai langkah maju, situasi PSBB sebagai tindakan
pencegahan terhadap pandemi COVID 19 yang belum ditemukan vaksinnya merupakan
hal baru dengan intervensi psikologis konsumen baru yang dominan yang dapat
mengutamakan faktor produk dan lokasi. pasokan produk yang cukup baik dalam jangka
panjang maupun jangka panjang. Hal ini untuk memastikan bahwa kelangkaan yang
mempengaruhi harga ditangani dengan benar dan bahwa masyarakat tidak kelebihan
beban dalam keadaan darurat.

Referensi
Ajzen, I. (1991) ‘The theory of planned behavior’, Organizational Behavior and Human
Decision Processes. doi: 10.1016/0749-5978(91)90020-T.
Dodds, W. B., Monroe, K. B. and Grewal, D. (1991) ‘Of Information Buyers ’
Evaluations’, Journal of Marketing Research. doi: 10.2307/3172866.
Durianto, S., Widjaja, A. W. and Supratikno, H. (2003) ‘Inovasi Pasar Dengan Iklan Yang
Efektif’, Jakarta: Erlangga.
Ghozali dan Aprilia (2013) 'Teknik Penyusunan Skala Likert (Summated Scales) Dalam
Penelitian Akuntansi Dan Bisnis, Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas
Diponegoro Semarang.
Hermawan, K. (2008) ‘Seri 9 Hermawan Kertajaya on Marketing Mix’, marketing mix.
Hidayat, A. T., Elita, F. M. and Setiaman, A. (2012) ‘Hubungan Antara Atribut Produk
Dengan Minat Beli Konsumen’, Students e-Journal.
Huitt, W. (2007) ‘Maslow ’ s Hierarchy of Needs’, European Journal of Social Science.
doi: 10.1256/wea.73.04.
Hutauruk, M. R., Ghozali, I., Sutarmo, Y., Mushofa, A., Suyanto, Astri Yulidar, M., et
al. (2019) ‘Aplication of marketing mix: Study on two-wheeled vehicle users in
deciding to buy fuel on roadside unofficial kiosks (at Denpasar Indonesia)’,
International Journal of Scientific and Technology Research, 8(12), pp. 1275–
1279.
Hutauruk, M. R., Ghozali, I., Sutarmo, Y., Mushofa, A., Suyanto, Yulidar, M. A., et al.
(2019) ‘The impact of self-assessment system ontax payment through tax control
as moderation variables’, International Journal of Scientific and Technology
Research. International Journal of Scientific and Technology Research, 8(12), pp.
3255–3260.
Hutauruk, M. R. et al. (2021) ‘Marketing mix and customer satisfaction in its role toward
customer loyalty through environmental accounting moderation’, International
Journal of Scientific and Technology Research.
Hutauruk, M. R. and Ghozali, I. (2021) ‘Overview of return on investment on cigarette
companies registered in indonesia stock exchange’, International Journal of
Scientific and Technology Research.
Hutauruk, M. R., Ghozali, I. and Sutarmo, Y. (2021) ‘The factors impact on prospective
client to make a decision using the accountant service office (“KJA”) in
Indonesia’, International Journal of Scientific and Technology Research.
International Journal of Scientific and Technology Research, 9(2), pp. 2200–2206.
Khan, J. H., Haque, A. and Rahman, M. S. (2013) ‘What makes tourists satisfied? An
empirical study on malaysian islamic tourist destination’, Middle East Journal of
Scientific Research. doi: 10.5829/idosi.mejsr.2013.14.12.2250.
Kotler, P. (2000) ‘Marketing Management , Millenium Edition’, Marketing Management.
doi: 10.1016/0024-6301(90)90145-T.
Kotler, P. (2012) ‘Marketing management/Philip Kotler, Kevin Lane Keller’, Pearson
Education International.
Kotler, P. and Armstrong, G. (2018) Kotler &amp; Armstrong, Principles of Marketing |
Pearson, Pearson.
Kotler y Amstrong, 2008 (2008) Fundamentos de Marketing,Kotler and Armstrong,
Pearson. doi: 10.1080/14760584.2016.1192474.
Lang, M., Stanton, J. and Qu, Y. (2014) ‘Consumers’ evolving definition and
expectations for local foods’, British Food Journal. doi: 10.1108/BFJ-03-2014-
0117.
Lazo, H. (1961) ‘What Shall We Do about Advertising?’, Journal of Marketing. doi:
10.2307/1248956.
Meador, R. M., Phillips, C. F. and Duncan, D. J. (1970) ‘Marketing: Principles and
Practices’, Journal of Marketing. doi: 10.2307/1250302.
Mulvihill, D. F. et al. (1957) ‘Principles of Marketing’, Journal of Marketing. doi:
10.2307/1247222.
Schiffman, L. and Kanuk, L. L. (2008) ‘Perilaku konsumen’, Jakarta: Indeks.
Sekaran, U., & Bougie, R. (2003) Research method for business: A skill building
approach, 5th edition, United States: John Wiley & Sons Inc.
Shao, C., Baker, J., & Wagner, J. (2004) ‘The effects of appropriateness of service contact
personnel dress on customer expectations of service quality and purchase
intention: The moderating influences of involvement and gender. Journal of
Business Research, 57(10), 1164-1176.

Anda mungkin juga menyukai