Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KONSEP ANGGARAN SEKTOR PUBLIK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Sektor Publik

Oleh :

Kelompok 1
 M. Dimar Alam (105020300111016)
 Rizky Aji S (105020300111008)
 Taufik Hidayat (105020300111017)
 Hertasnim Syahid (0910233088)

Universitas Brawijaya
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi
Malang
2011
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Pemerintahan merupakan aspek yang sangat penting dan berpengaruh dalam kinerja
serta kemakmuran suatu negara. Untuk menunjang perkembangan suatu negara tentu
dibutuhkan suatu pemerintahan yang baik. Suatu pemerintahan yang baik memiliki suatu
standar dalam menganalisa kinerjanya, oleh karena itu dibentuklah suatu sistem yang
dinamakan akuntansi sektor publik.
Peran utama akuntansi manajemen sektor publik adalah menyediakan informasi
akuntansi yang akan digunakan oleh manajer sektor publik dalam melakukan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Informasi akuntansi diberikan sebagai alat atau
sarana untuk membantu manajer menjalankan fungsi-fungsi manajemen sehingga tujuan
organisasi dapat tercapai.
Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Bagaimanapun juga
jelas mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pemikiran strategis
disetiap organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian
aktivitas organisasional ke arah tujuan yang berorientasi kesasaran masa mendatang. Semakin
bergejolak lingkungan pasar, teknologi atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong
untuk menyusun stategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai
perencanaan, dan proses integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran
organisasi.

Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses akuntansi manajemen pada sektor publik ?
2. Bagaimanakah konsep anggaran pada sektor publik ?
3. Apa sajakah jenis-jenis anggaran pada sektor publik ?
4. Bagaimanakan prinsip dan siklus penganggaran pada sektor publik ?
BAB II
PEMBAHASAN

A. AKUNTANSI MANAJEMEN SEKTOR PUBLIK


Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen
yang integral. Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntansi
manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian,
penganalisaan, penyiapan, pengintepretasian, dan pengkomunikasian informasi finansial yang
digunakan oleh manajemen perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk
menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.

Statements on Management Accounting 1A tentang definisi akuntansi manajemen, dipaparkan


sebagai berikut:

“The Process of identification, measurement, accumulation, analysis, preparation,


interpretation, and communication of financial information used by management to plan,
evaluate, and control within an organization and to assure appropriate use of and
accountability for its resources.”

Chartered Institute of Management Accountants (1994) dalam Jones dan Pandlebury


(1996) membuat definisi yang lebih luas daripada definisi yang dikeluarkan oleh Institute of
Management Accountants, terutama dalam hal luas informasi yang diberikan. Chartered
Institute of Management Accountants mendefinisikan akuntansi manajemen sebagai suatu
bagian integral dari manajemen yang terkait dengan pengidentifikasian, penyajian, dan
pengintepretasian informasi yang digunakan untuk :
a) Perumusan strategi
b) Perencanaan dan pengendalian aktiva
c) Pengambilan keputusan
d) Pengoptimalan penggunaan sumber daya
e) Pengungkapan (disclosure) kepada shareholders dan pihal luar organisasi
f) Perlindungan aset

Pada dasarnya prinsip akuntansi manajemen sektor publik tidak banyak berbeda
dengan prinsip akuntansi manajemen yang diterapkan pada sektor swasta. Akan tetapi, harus
diingat bahwa sektor publik memiliki perbedaan sifat dan karakterisitik dengan sektor swasta,
sehingga penerapan teknik akuntansi manajemen sektor swasta tidak dapat diadopsi secara
langsung tanpa modifikasi.
Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan
informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publik, perencanaan
dimulai sejak dilakukannya perencanaan stratejik, sedangkan pengendalian dilakukan
terhadap pengendalian tugas (task control). Peran akuntansi manajemen dalam organisasi
sektor publik meliputi :

1. Perencanaan Strategik
Pada tahap perencanaan stratejik, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif
program yang dapat mendukung strategi organisasi. Peran akuntansi manajemen adalah
memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of program) dan
beberapa biaya suatu aktivitas (cost of activity), sehingga berdasarkan informasi akuntansi
tersebut manajer dapat menentukan berapa anggaran yang dibutuhkan dikaitkan dengan
sumber daya yang dimiliki.
Akuntansi manajemen pada sektor publik dihadapkan pada tiga permasalahan utama
yaitu efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost, quality and services). Untuk dapat
menghasilkan kualitas pelayanan publik yang tinggi dengan biaya yang murah, pemerintah
harus mengadopsi sistem informasi akuntansi manajemen yang modern. Namun tetap,
terdapat sedikit perbedaan antara sektor swasta  dengan sektor publik dalam hal penentuan
biaya produk/pelayanan (product costing). Hal tersebut disebabkan sebagian besar biaya pada
sektor swasta cenderung merupakan engineered cost yang memiliki hubungan secara
langsung  dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sektor publik sebagian besar
merupakan discretionary cost yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak
memiliki hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan.
Kebanyakan output yang dihasilkan di sektor publik merupakan intangible output yang sulit
diukur.

2. Pemberian Informasi Biaya


Biaya (cost) dalam akuntansi sektor publik dapat dikategorikan menjadi tiga kelompok, yaitu:
 Biaya input adalah sumber daya yang dikorbankan untuk memberikan pelayanan.
Biaya input bisa berupa biaya tenaga kerja dan biaya bahan baku.
 Biaya output adalah biaya yang dikeluarkan untuk mengantarkan produk hingga
sampai ke tangan pelanggan. Pada organisasi sektor publik output diukur dengan
berbagai cara tergantung pada pelayanan yang dihasilkan.
 Biaya proses dapat dipisahkan berdasarkan fungsi organisasi. Biaya diukur dengan
mempertimbangkan fungsi organisasi.

3. Penilaian Investasi
Penilaian investasi di sektor publik pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di
sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi yang digunakan di sektor swasta didesain
untuk organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi publik merupakan
organisasi yang tidak berorientasi pada laba, sehingga terkadang teknik-teknik tersebut tidak
dapat diterapkan untuk sektor publik. Di samping itu sulit untuk mengukur output yang
dihasilkan, sehingga untuk menentukan keuntungan di masa depan dalam ukuran finansial
(expected return) tidak dapat (sulit) dilakukan.
Penilaian investasi dalam organisasi publik dilakukan dengan menggunakan analisis
biaya-manfaat (cost-benefit analysis). Dalam praktiknya, terdapat kesulitan dalam
menentukan biaya dan manfaat dari suatu investasi yang dilakukan. Hal tersebut karena biaya
dan manfaat yang harus dianalisis tidak hanya dilihat dari sisi finansialnya saja akan tetapi
harus mencakup biaya sosial (social cost) dan manfaat sosial (social benefits) yang akan
diperoleh dari investasi yang diajukan. Menentukan biaya sosial dan manfaat sosial dalam
satuan moneter sangat sulit dilakukan. Oleh karena itu, penilaian investasi dengan
menggunakan analisis biaya-manfaat di sektor publik sulit dilaksanakan. Untuk
memudahkan, dapat digunakan analisis efektifitas biaya (cost-effectiveness analysis).

4. Penganggaran
Akuntansi manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran publik yang
efektif. Terkait dengan tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya publik,
alat distribusi, dan stabilisasi, maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital untuk
proses mengalokasikan dan mendistribusikan sumber dana publik secara ekonomis, efisien,
efektif, adil dan merata.

5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif pelayanan


(charging for services)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan
untuk memberikan pelayanan tertentu dan berapa tarif yang akan dibebankan kepada pemakai
jasa pelayanan publik, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Tuntutan agar
pemerintah meningkatkan mutu pelayanan dan keluhan masyarakat akan besarnya biaya
pelayanan merupakan suatu indikasi perlunya perbaikan sistem akuntansi manajemen di
sektor publik. Masyarakat menghendaki pemerintah memberikan pelayanan yang cepat,
berkualitas, dan murah. Pemerintah yang berorientasi pada pelayanan publik harus merespon
keluhan, tuntutan dan keinginan masyarakat tersebut agar kualitas hidup masyarakat menjadi
semakin baik dan kesejahteraan masyarakat meningkat.

6. Penilaian Kerja
Penilaian kinerja merupakan bagian dari sitem pengendalian. Penilaian kinerja
dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi dalam mencapai
tujuan yang sudah ditetapkan. Dalam tahap penilaian kinerja, akuntansi manajemen berperan
dalam pembuatan indikator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk
masing-masing aktivitas yang dilakukan.

B. KONSEP PENGANGGARAN SEKTOR PUBLIK


Anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan pengeluaran
dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan melihat data yang
diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran.
Anggaran sektor publik harus dapat memenuhi kriteria, antara lain merefleksikan
perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat serta menentukan penerimaan dan
pengeluaran departemen-departemen pemerintah atau pemerintah daerah.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain agar
terjamin secara layak. Maka dari itu tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh
keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuatnya.

Fungsi Penganggaran Sektor Publik


 Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja.
 Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.
 Angggaran sebagai alat komunikasi intern yang menghubungkan berbagai unit kerja
dan mekanisme kerja antar atasan dan bawahan.
 Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.
 Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan efektif dan efisien dalam
pencapaian visi organisasi.
 Anggaran merupakan instrumen politik.
 Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal.

Karakteristik Penganggaran Sektor Publik


 Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan dan satuan selain keuangan.
 Anggaran umumnya mencakup jangka waktu tertentu, satu atau beberapa tahun.
 Anggaran berisi komitmen atau kesanggupan manajeman untuk mencapai sasaran
yang ditetapkan.
 Usulan angggaran ditelaah dan disetujui oleh pihak yang berwenang lebih tinggi dari
penyusunan anggaran.
 Sekali disusun, anggaran hanya dapat diubah dalam kondisi tertentu.

C. JENIS ANGGARAN SEKTOR PUBLIK


1. Anggaran Tradisional / Anggaran Konvensional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di negara
berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu: (a) cara
penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan (b) struktur dan
susunan anggaran yang bersifat line-item.
Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah: (c)
cenderung sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan prinsip
anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu
mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan anggaran
tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan.
Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolok ukur yang
dapat digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
 Incrementalism
Penekanan dan tujuan utama pendekatan tradisional adalah pada pengawasan dan
pertanggungjawaban yang terpusat. Anggaran tradisional bersifat incrementalism, yaitu
hanya menambah atau mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggaran yang sudah ada
sebelumnya dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan
besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Masalah utama anggaran tradisional adalah terkait dengan tidak adanya perhatian
terhadap konsep value for money. Konsep ekonomi, efisiensi dan efektivitas seringkali tidak
dijadikan pertimbangan dalam penyusunan anggaran tradisional. Dengan tidak adanya
perhatian terhadap konsep value for money ini, seringkali pada akhir tahun anggaran terjadi
kelebihan anggaran yang pengalokasiannya kemudian dipaksakan pada aktivitas-aktivitas
yang sebenarnya kurang penting untuk dilaksanakan.
Akibat digunakannya harga pokok pelayanan historis tersebut adalah suatu item,
program, atau kegiatan akan muncul lagi dalam anggaran tahun berikutnya meskipun
sebenarnya item tersebut sudah tidak relevan dibutuhkan. Perubahan anggaran hanya
menyentuh jumlah nominal rupiah yang disesuaikan dengan tingkat inflasi, jumlah penduduk,
dan penyesuaian lainnya.
 Line-item
Ciri lain anggaran tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item yang
didasarkan atas dasar sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-item
budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran
yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil item tertentu sudah
tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang. Karena sifatnya yang demikian,
penggunaan anggaran tradisional tidak memungkinkan untuk dilakukan penilaian kinerja
secara akurat, karena satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan adalah semata-mata pada
ketaatan dalam menggunakan dana yang diusulkan.
Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan
adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.
Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan dan
pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan dari pajak, atau
pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan sebagainya, bukan berdasar
pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran yang dilakukan.

2. Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public Management


Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor publik
yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku, birokratis, dan
hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan lebih mengakomodasi
pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan sederhana. Perubahan tersebut
telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan
masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah
pendekatan New Public Management.
New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi
pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New Public Management
tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di antaranya adalah tuntutan
untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost cutting), dan kompetisi tender.
Salah satu model pemerintahan di era New Public Management adalah model
pemerintahan yang diajukan oleh Osborne dan Gaebler (1992) yang tertuang dalam
pandangannya yang dikenal dengan konsep “reinventing government”. Perspektif baru
pemerintah menurut Osborne dan Gaebler tersebut adalah :
a) Pemerintahan katalis : fokus pada pemberian pengarahan bukan produksi pelayanan
publik. Pemerintah harus menyediakan beragam pelayanan publik, tetapi tidak harus
terlibat secara langsung dengan proses produksinya (producing). Produksi pelayanan
publik oleh pemerintah harus dijadikan sebagai pengecualian, dan bukan keharusan,
pemerintah hanya memproduksi pelayanan publik yang belum dapat dilakukan oleh
pihak non-pemerintah.
b) Pemerintah milik masyarakat : memberdayakan masyarakat daripada melayani.
Pemerintah sebaiknya memberikan wewenang kepada masyarakat sehingga mereka
mampu menjadi masyarakat yang dapat menolong dirinya sendiri (self-help
community).
c) Pemerintah yang kompetitif : menyuntikkan semangat kompetisi dalam pemberian
pelayanan publik. Kompetisi adalah satu-satunya cara untuk menghemat biaya
sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan. Dengan kompetisi, banyak pelayanan
publik yang dapat ditingkatkan kualitasnya tanpa harus memperbesar biaya.
d) Pemerintah yang digerakkan oleh misi : mengubah organisasi yang digerakkan oleh
peraturan menjadi organisasi yang digerakkan oleh misi.
e) Pemerintah yang berorientasi hasil : membiayai hasil bukan masukan. Pada
pemerintah tradisional, besarnya alokasi anggaran pada suatu unit kerja ditentukan
oleh kompleksitas masalah yang dihadapi. Semakin kompleks masalah yang dihadapi,
semakin besar pula dana yang dialokasikan.
f) Pemerintah berorientasi pada pelanggan : memenuhi kebutuhan pelanggan, bukan
birokrasi.
g) Pemerintahan wirausaha : mampu menciptakan pendapatan dan tidak sekedar
membelanjakan.
h) Pemerintah antisipatif : berupaya mencegah daripada mengobati. Pemerintah
tradisonal yang birokratis memusatkan diri pada produksi pelayanan publik untuk
memecahkan masalah publik.
i) Pemerintah desentralisasi : dari hierarkhi menuju partisipatif dan tim kerja.
j) Pemerintah berorientasi pada (mekanisme) pasar : mengadakan perubahan dengan
mekanisme pasar (sistem insentif) dan bukan dengan mekanisme administratif (sistem
prosedur dan pemaksaan). Ada dua cara alokasi sumberdaya, yaitu mekanisme pasar
dan mekanisme administratif. Dari keduanya, mekanisme pasar terbukti sebagai yang
terbaik dalam mengalokasi sumberdaya. Pemerintah tradisional menggunakan
mekanisme administratif yaitu menggunakan perintah dan pengendalian,
mengeluarkan prosedur dan definisi baku dan kemudian memerintahkan orang untuk
melaksanakannya (sesuai dengan prosedur tersebut). Pemerintah wirausaha
menggunakan mekanisme pasar yaitu tidak memerintahkan dan mengawasi tetapi
mengembangkan dan menggunakan sistem insentif agar orang tidak melakukan
kegiatan-kegiatan yang merugikan masyarakat.

D. PRINSIP DAN SIKLUS ANGGARAN SIKLUS PUBLIK

Prinsip Anggaran Sektor Publik


Prinsip-prinsip dalam sektor publik meliputi :
 Otorisasi oleh legislatif.
Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum
eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.
 Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh
karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran
yang bersifat komprehensif.
 Keutuhan Anggaran
Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.
 Nondiscretionary Appropriation.
Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis,
efisien dan efektif.
 Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi
tahunan.
 Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang
dapat dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan inefisiensi anggaran serta
dapat mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan overestimate
pengeluaran.
 Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak
membingungkan.
 Diketahui Publik
Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

Siklus Anggaran Sektor Publik


Prinsip-prinsip siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh
penyelenggara pemerintah. Menurut Henley (1990), pada dasarnya prinsip-prinsip dan
mekanisme penganggaran relative tidak berbeda antara sector swasta dengan sektor publik.
Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas :
1. Tahap persiapan anggaran.
Dilakukan dengan cara menentukan berapa anggaran yang diperlukan untuk
pengeluaran yang tentunya disesuaikan dengan penaksiran pendapatan yang diperoleh
secara akurat.
2. Tahap ratifikasi anggaran.
Melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan eksekutif
dituntut tidak hanya memiliki managerial skill namun juga harus mempunyai political
skill, salesmanship, dan coalition building yang memadai. Integritas dan kesiapan
mental yang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap ini.
3. Tahap pelaksanaan anggaran.
Dalam tahap ini yang paling penting adalah yang harus diperhatikan oleh manajer
keuangan publik adalah dimilikinya sistem (informasi) akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi.
Tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek akuntabilitas. Jika tahap
implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi dan sistem pengendalian
manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget reporting and evaluation tidak
akan menemukan banyak masalah.
BAB III
KESIMPULAN

Akuntansi manajemen merupakan bagian dari suatu sistem pengendalian manajemen


yang integral. Institute of Management Accountants (1981) mendefinisikan akuntansi
manajemen sebagai suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, pengakumulasian,
penganalisaan, penyiapan, pengintepretasian, dan pengkomunikasian informasi finansial yang
digunakan oleh manajemen perencanaan, evaluasi, dan pengendalian organisasi serta untuk
menjamin bahwa sumber daya digunakan secara tepat dan akuntabel.
Peran utama akuntansi manajemen dalam organisasi sektor publik adalah memberikan
informasi akuntansi yang relevan dan handal kepada manajer untuk melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian organisasi. Dalam organisasi sektor publik, perencanaan
dimulai sejak dilakukannya perencanaan stratejik, sedangkan pengendalian dilakukan
terhadap pengendalian tugas (task control). Peran akuntansi manajemen dalam organisasi
sektor publik meliputi :
1. Perencanaan strategik
2. Pemberian informasi biaya
3. Penilaian investasi
4. Penganggaran
5. Penentuan biaya pelayanan (cost of services) dan penentuan tarif pelayanan (charging
for services)
6. Penilaian kinerja

Anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan pengeluaran


dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan melihat data yang
diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran.
Anggaran sektor publik harus dapat memenuhi kriteria, antara lain merefleksikan
perubahan prioritas kebutuhan dan keinginan masyarakat serta menentukan penerimaan dan
pengeluaran departemen-departemen pemerintah atau pemerintah daerah.
Anggaran sektor publik dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat, seperti listrik, air bersih, kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain agar
terjamin secara layak. Maka dari itu tingkat kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh
keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui anggaran yang dibuatnya.
Terdapat 2 jenis anggaran sektor publik :
1. Anggaran Tradisional
Anggaran tradisional merupakan pendekatan yang paling banyak digunakan di
negara berkembang dewasa ini. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu:
(a) cara penyusunan anggaran yang didasarkan atas pendekatan incrementalism dan
(b) struktur dan susunan anggaran yang bersifat line-item.
Ciri lain yang melekat pada pendekatan anggaran tradisional tersebut adalah:
(c) cenderung sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; dan (f) menggunakan
prinsip anggaran bruto. Struktur anggaran tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak
mampu mengungkapkan besarnya dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan
bahkan anggaran tradisional tersebut gagal dalam memberikan informasi tentang
besarnya rencana kegiatan. Oleh karena tidak tersedianya berbagai informasi tersebut,
maka satu-satunya tolok ukur yang dapat digunakan untuk tujuan pengawasan
hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
2. Anggaran Publik dengan Pendekatan New Public Management
Sejak pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor
publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku,
birokratis, dan hierarkis menjadi model manajemen sektor publik yang fleksibel dan
lebih mengakomodasi pasar. Perubahan tersebut bukan sekedar perubahan kecil dan
sederhana. Perubahan tersebut telah mengubah peran pemerintah terutama dalam hal
hubungan antara pemerintah dengan masyarakat. Paradigma baru yang muncul dalam
manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan New Public Management.
New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang
berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi kebijakan. Penggunaan paradigma New
Public Management tersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah di
antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost
cutting), dan kompetisi tender.

Prinsip-prinsip dalam penganggaran sektor publik meliputi :


 Otorisasi oleh legislatif.
 Komprehensif
 Keutuhan Anggaran
 Nondiscretionary Appropriation.
 Periodik
 Akurat
 Jelas
 Diketahui Publik

Prinsip-prinsip siklus anggaran perlu diketahui dan dikuasai dengan baik oleh
penyelenggara pemerintah. Menurut Henley (1990), pada dasarnya prinsip-prinsip dan
mekanisme penganggaran relative tidak berbeda antara sector swasta dengan sektor publik.
Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas :
1. Tahap persiapan anggaran.
2. Tahap ratifikasi anggaran.
3. Tahap pelaksanaan anggaran.
4. Tahap pelaporan dan evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul, GN. 2011. Penganggaran Sektor Publik, (online).


http://karangtangis.blogspot.com/2011/02/penganggaran-sektor-
publik_01.html. Diakses pada tangal 9 Oktober 2011.

Adi K., Taufan. 2009. Akuntansi Manajemen Sektor Publik, (online).


http://sijenius.wordpress.com/2009/05/08/akuntansi-manajemen-sektor-
publik/. Diakses pada tangal 9 Oktober 2011.

Anonim. 2011. Anggaran Sektor Publik, (online).


http://id.wikipedia.org/wiki/Anggaran_Sektor_Publik. Diakses pada tangal 9
Oktober 2011.

Dewi, Siswidya. 2010. Anggaran Sektor Publik, (online).


http://siswidya.blogspot.com/2010/11/anggaran-sektor-publik.html. Diakses
pada tangal 9 Oktober 2011.

Satria, Yudhistira. 2008. Jenis Anggaran Sektor Publik, (online).


http://yudhistirasatriapamungkas.blogspot.com/2008/06/jenis-jenis-anggaran-
sektor-publik.html. Diakses pada tangal 9 Oktober 2011.

Anda mungkin juga menyukai