Anda di halaman 1dari 20

KULIAH AIK Materi-12

ITKeS MUHAMMADIYAH SIDRAP


(Institut Teknologi Kesehatan & Sains Muhammadiyah)

FKK-FTKS S.1 KEBID.-ADMINKES- D.IV T.GIGI & D.III


FARMASI
ITKeSMu Sidrap, Smt.2 Thn.Akadm. 2020/2021
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 25 15 40, Islamic-Media
PLU:
Menerapkan prinsip-prinsip Islam yang terdiri dari Aqidah, Syar’iyah, Akhlak dan
menjabarkan Muhammadiyah sebagai Organisasi Gerakan Islam, Da’wah dan Tajdid; serta
mampu membandingkan Temuan Sains Modern dengan Informasi Al-Quranul Karim & As-Sunnah. 

14. Membuat Evaluasi Terhadap Kloning dengan 13. Membandingkan ungkapan al-Quran tentang
Dasar Perbandingan Al-Quran dan As-Sunnah Inseminasi & Bayi Tabung serta Perbedaan keduanya.

11. Membuat prediksi bahaya 12. Menguraikan Kewajiban P


L
Tahayul, Bid’ah & Churafat Suami-isteri yang sangap prinsip.
K

10. Membedakan Sholat Sunnah 9. Memperagakan Tata-cara 8. Menjelaskan Bacaan dan kaifiyat Sholat
Rawatib dgn Sunnah Ghairu Rawatib Masbuq, Jamak-Qashar  dan Prakteknya 

5. Membedakan macam- macam Ibadah 6. Menjelaskan Tujuan dan 7. Membedakan pengertian dan sifat
(Mahdhoh & Ghairu mahdhoh) Hakikat Ibadah Darah Haid, Istihadhah dan Nifas

4. Mendudukkan Peran Ortom2 Muhammadiyah:


3. Menjelaskan Matan Keyakinan &
Aisyiyah, NA, Pemuda, IPM dan IMM
Cita-cita Hidup Muhammadiyah
pada porsinya masing-masing.

1. Menyebutkan pengertian Syirik, dan 2. Menyebutkan macam-macam Syirik, dan


Akibat-akibat yang ditimbulkannya Upaya menghindarinya

KULIAH AIK-2 KEBIDANAN: ANALISIS


Oleh: Drs. H.A. KALAM FATTAH, M. Kes. INSTRUKSIONAL
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media TUJUAN PEMBELAJARAN
(KESEHATAN ISLAMY= Inseminasi Vs Bayi
Tabung)
Mahasiswa dapat:
1. Mengetahui Pengertian
Bayi Tabung dan
Inseminasi;
2. Membandingkan
Ungkapan Al-Quran
tentang Inseminasi dan
Bayi Tabung dengan
Perbedaan antara
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

ak
PENGERTIAN INSEMINASI-BAYI
TABUNG ?
Inseminasi Buatan merup. terjemahan dari artificial insemination.
Artificial artinya buatan atau tiruan,
sedangkan insemination berasal dari kata latin.
Inseminatus artinya pemasukan atau penyampaian.
Artificial insemination adl penghamilan atau pembuahan buatan.
Dalam kamus‫ت لقيح ا لصناعى‬, seperti dalam kitab al-fatawa
karangan Mahmud Syaltut.

Inseminasi buatan yang dilakukan untuk menolong pasangan


yang mandul, untuk mengembang biakkan manusia secara
cepat, untuk menciptakan manusia jenius,
ideal sesuai dengan keinginan,
Juga sebagai alternative bagi manusia yang ingin punya anak
tetapi tidak mau menikah dan untuk percobaan ilmiah
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

Secara sederhana, inseminasi buatan berarti proses penempatan


sperma dalam organ reproduksi wanita dengan
tujuan untuk mendapatkan kehamilan.

Inseminasi harus dilakukan pada masa paling subur dari seorang


wanita, yakni: sekitar 24-48 jam sebelum ovulasi terjadi.

Inseminasi buatan yang paling populer digunakan adalah IUI


atau intrauterine insemination. IUI merupakan proses fertility
treatment yang melibatkan air mani yang dicuci dan kemudian
mentransfer air mani tersebut ke dalam rahim wanita dengan
menggunakan jarum suntik khusus. Cara ini merupakan cara
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

Intravaginal Insemination (IVI)


IVI adalah jenis inseminasi yang paling sederhana, dan melibatkan penempatan
sperma ke dalam vagina wanita. Idealnya, sperma harus ditempatkan sedekat
mungkin dengan leher rahim. Metode inseminasi ini dapat digunakan bila
menggunakan sperma donor, dan ketika tidak ada masalah dengan
kesuburan wanita. Namun, tingkat keberhasilan IVI tidak sesukses IUI,
dan ini merupakan proses inseminasi yang tidak umum.

Intracervical Insemination (ICI)


Dengan proses ICI, sperma ditempatkan secara langsung di dalam leher rahim. Sperma
tidak perlu dicuci, seperti dengan IUI, karena air mani tidak langsung ditempatkan
di dalam rahim. ICI lebih umum daripada IVI, tapi masih belum sebaik IUI dari
prosentase keberhasilannya. Dan lagi, biaya inseminasi dengan ICI biasanya
lebih rendah daripada IUI karena sperma tidak perlu dicuci.

Intratubal Insemination (ITI)


Proses ITI merupakan penempatan sperma yang tidak dicuci langsung ke tuba fallopi
seorang wanita. Sperma dapat dipindahkan ke tabung melalui kateter khusus
yang berlangsung melalui leher rahim, naik melalui rahim, dan masuk ke saluran tuba.
Metode lainnya dari ITI adalah dengan operasi laparoskopi.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

Untuk meningkatkan peluang keberhasilan–seperti halnya pada


proses bayi tabung–calon ibu yang akan menjalani inseminasi
buatan dirangsang kesuburannya dengan hormon dan
obat-obatan lainnya.
Pemberian rangsangan ini dimulai pada awal siklus menstruasi
agar pada saat ovulasi indung telur menghasilkan beberapa telur
yang matang (dalam keadaan normal, hanya satu telur yang
dilepaskan per ovulasi).
Sperma yang diinjeksi melalui kateter juga diproses terlebih
dahulu agar terseleksi dan terkonsentrasi,
Sehingga kualitasnya baik dan jumlahnya cukup.

Inseminasi buatan bisa membantu kehamilan seseorang


bilamana:
•Istri memiliki alergi sperma
•Suami memiliki jumlah sperma sedikit atau kurang gesit
•Sebab-sebab lain yang tidak dapat diketahui.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media
PERATURAN NEGARA/ UNDANG-
ABORSI, HUKUM NASIONAL DAN PANDANGAN AGAMA
UNDANG NEGARA
Peraturan Pemerintah Tentang Bayi Tabung
Salah satu aturan tentang bayi tabung terdapat
dalam pasal 16 UU No. 23 Tahun 1992 tentang
kesehatan yang berbunyi:
Ayat 1
Kehamilan di luar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir
untuk membantu suami istri mendapat keturunan
Ayat 2
Upaya kehamilan di luar cara alami sbgmana dimaksd dlm ayat 1 hanya
dpt dilaksanakan oleh pasangan suami istri yang sah, dengan ketentuan:
1. Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang
bersangkutan ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum itu berasal.
2. Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memunyai keahlian dan
kewenangan untuk itu.
3. Pada sarana kesehatan tertentu
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media
Tinjauan dari Segi Hukum Perdata Terhadap Inseminasi Buatan
(Bayi Tabung) jika semua benihnya dari donor

Jika sel sperma maupun sel telurnya berasal dari orang yang tidak
terikat pada perkawinan, tapi embrio diimplantasikan ke dalam rahim
seorang wanita yang terikat dalam perkawinan maka anak yang lahir
mempunyai status anak sah dari pasangan Suami Istri tersebut
karena dilahirkan oleh seorang perempuan yang terikat
dalam perkawinan yang sah.
Jika diimplantasikan ke dalam rahim seorang gadis maka anak tersebut
memiliki status sebagai anak luar kawin karena gadis tersebut
tidak terikat perkawinan secara sah dan pada hakekatnya anak tersebut
bukan pula anaknya secara biologis
kecuali sel telur berasal darinya.
Jika sel telur berasal darinya maka anak tersebut sah secara yuridis
dan biologis sebagai anaknya.

http://e-kehamilan.blogspot.com
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

dengan
INSEMINASI ?
BAYI TABUNG
Di manakah Letak Perbedaan
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media
Inseminasi buatan, atau juga disebut Intrauterine
Insemination (IUI) merupakan prosedur dimana sperma
dari ejakulasi dicuci untuk menempatkan konsentrasi
terbaik dari seluruh sperma ke dalam kateter.
Kateter ini lalu dimasukkan melalui leher rahim menuju
rahim di mana sperma akan disimpan. Setelah itu,
tergantung pada sperma, bagaimana agar ia bisa
menemukan cara untuk mencapai tuba falopi dan
menemukan telur untuk dibuahi.
Prosedur ini hanya bisa dilakukan pada perempuan
dengan tuba falopi terbuka, dan biasanya dikombinasikan
dengan beberapa bentuk stimulasi rahim,
seperti Injectable Gonadotropins. Ini semacam
persiapan medis dari hormon-hormon yang diproduksi
oleh otak untuk menstimulasi rahim
mempersiapkan telurnya untuk dilepaskan.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

Sedangkan In Vitro Fertilization (IVF) atau biasa disebut


program bayi tabung, adalah proses dimana ovarium
biasanya distimulasi untuk memproduksi
banyak telur yang kemudian diekstrasi dari rahim
melalui penyedotan. Prosedur ini dilakukan dengan
melakukan bius total, Sel telur dan sperma lalu
diletakkan di suatu cawan untuk membiarkan
pembuahan terjadi, dan diinkubasi selama 3-5 hari.
Beberapa dari embryo yang dihasilkan lalu diletakkan
di dalam kateter dan disimpan di dalam rahim bersama
embryo beku yang tersisa. IVF biasanya dilakukan
antara lain oleh perempuan dengan tuba falopi yang
tersumbat, usia reproduksi yang lanjut, pria dengan
jumlah sperma yang rendah, atau ketidaksuburan
yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media
PANDANGAN
BUDDHA
Jadi sebenarnya dalam pandangan Buddhis, tidak ada pembatasan
untuk pengembangan ilmu pengetahuan, sejauh ilmu pengetahuan
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kebahagiaan dan
kesejahteraan manusia. Seperti misalnya penemuan serum-serum
dan vaksin-vaksin untuk berbagai macam penyakit, bayi tabung dan
inseminasi buatan untuk menolong pasangan suami istri yang tidak
mampu mempunyai keturunan secara alami, operasi ganti kelamin
untuk menolong orang-orang yang mempunyai kelainan seksual
sehingga tidak merasa rendah diri, pengembangan teknologi satelit
dan ruang angkasa dan sebagainya. Tampak bahwa beberapa
perkembangan IPTEK yang kadang-kadang menjadi perdebatan di
kalangan agama lain, seperti misalnya program bayi tabung dan
operasi ganti kelamin, didalam Buddhisme tidak menjadi masalah.
Karena otak (daya pikir) manusia memang luar biasa dan jelas
program tersebut bertujuan untuk menolong sesama manusia.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

PANDANGAN HINDU
• Bayi tabung dapat diterima atas persetujuan suami istri.
• Inseminasi atau pembuahan secara suntik bagi umat Hindu
dipandang tidak sesuai dgn tata kehidupan agama Hindu, krn tidak
melalui samskara dan menyulitkan dalam hukum kemasyarakatan.

PANDANGAN
KRISTEN
Memang, mungkin para pasangan yang tidak dapat mengandung anak
secara normal mengalami kenyataan yang cukup menyakitkan.
Jika mereka sungguh merindukan kehadiran anak-anak di tengah
mereka, mungkin adopsi anak adalah jalan keluarnya.
Memang kerinduan untuk membesarkan anak adalah suatu keinginan
yang mulia, namun kita harus tetap berpegang bahwa tujuan yang baik
(mempunyai anak) itu harus tidak diperoleh dengan jalan yang tidak
sesuai dengan ajaran Tuhan, seperti IVF/ bayi tabung.
Demikian, semoga informasi di atas dapat menjelaskan tentang prinsip
pengajaran Gereja Katolik menanggapi hal bayi tabung.
PANDANGAN
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

KRISTEN
Paus Yohanes Paulus II dalam surat ensikliknya Evangelium Vitae
14/ The Gospel of Life yang mengatakan demikian:
“Bermacam teknik reproduksi buatan [seperti bayi tabung] yang
kelihatannya seolah mendukung kehidupan, dan yang sering dilakukan
untuk maksud demikian, sesungguhnya membuka pintu ancaman
terhadap kehidupan, . . . Lagipula, jumlah embryo yang dihasilkan
sering lebih banyak daripada yang dibutuhkan untuk implantasi
ke dalam rahim wanita itu, dan “spare-embryo” [embryo cadangan] ini
lalu dihancurkan atau digunakan untuk penelitian yang dengan dalih
ilmu pengetahuan atau kemajuan ilmu kedokteran,
pada dasarnya merendahkan kehidupan manusia
pada tingkat “materi biologis” semata yang dapat dibuang begitu saja.“

Maka kita mengetahui bayi tabung/ IVF yang


merupakan teknik reproduksi buatan
bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media ak
PANDANGAN ISLAM
Yusuf Al-Qardlawi yang menyatakan bahwa Islam juga meng-
haramkan pencakukan sperma (bayi tabung). Apabila pencangkokan
itu bukan dari sperma suami.
Mahmud Syaltut mengatakan bahwa penghamilan buatan adalah
pelanggaran yang tercela dan dosa besar, setara dengan zina, karena
memasukan mani’ orang lain ke dalam rahim perempuan tanpa ada
hubungan nikah secara syara’, yang dilindungi hukum syara’.

Majlis Tarjih Muhammadiyah dalam Muktamarnya tahun 1980,


mengharamkan bayi tabung dengan sperma donor sebagaimana
diangkat oleh Panji Masyarakat edisi nomor 514 tanggal 1 Sept. 1986
Lembaga Fiqih Islam Organisasi Konferensi Islam (OKI) dalam
sidangnya di Amman tahun 1986 mengharamkan bayi tabung dengan
sperma donor atau ovum, dan membolehkan pembuahan buatan
dengan sel sperma suami dan ovum dari isteri sendiri.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media
Nahdlatul Ulama (NU) juga telah menetapkan fatwa terkait masalah ini
dalam forum Munas Alim Ulama di Kaliurang, Yogyakarta pada 1981.
Ada tiga keputusan yang ditetapkan ulama NU terkait masalah bayi
tabung:
Pertama;
apabila mani yang ditabung dan dimasukan ke dalam rahim wanita tersebut ternyata
bukan mani suami-istri yang sah, maka bayi tabung hukumnya haram.
Hal itu didasarkan pada sebuah hadis yang diriwayatkan Ibnu Abbas RA, Rasulullah SAW
bersabda, "Tidak ada dosa yang lebih besar setelah syirik dalam pandangan Allah SWT,
dibandingkan perbuatan seorang lelaki yang meletakkan spermanya (berzina) di dalam
rahim perempuan yang tidak halal baginya.”
Kedua;
apabila sperma yang ditabung tersebut milik suami-istri, tetapi cara mengeluarkannya
tidak muhtaram, maka hukumnya juga haram. "Mani muhtaram adalah mani yang
keluar/dikeluarkan dengan cara yang tidak dilarang oleh syara'," papar ulama NU
"Seandainya seorang lelaki berusaha mengeluarkan spermanya (dengan beronani)
dengan tangan istrinya, maka hal tersebut diperbolehkan, karena istri memang tempat
atau wahana yang diperbolehkan untuk bersenang-senang." Kif. Akhyar II/113

Ketiga;
apabila mani yang ditabung itu mani suami-istri dan cara mengeluarkannya termasuk
muhtaram, serta dimasukan ke dalam rahim istri sendiri, maka hukum bayi tabung
menjadi mubah (boleh).
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA


1. Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah
hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan
kaidah-kaidah agama.
2. Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain
(misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan
masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya
antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu
yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
3. Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal
dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari’ah, sebab hal ini
akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan
penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
4. Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami
isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan
hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan
berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya
perbuatan zina sesungguhnya.
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

PERNYATAAN Sebagai
RENUNGAN Kita
1. Mengapa Paus Yohanes Paulus II, tidak
menyetujui cara Reproduksi buatan,
padahal tidak sedikit manusia kepingin
punya anak, sebagai penyejuk hati ?

2. Inseminasi buatan yang dilakukan


untuk menolong pasangan yang
mandul, untuk mengembang biakan
manusia secara cepat, untuk
menciptakan manusia jenius, ideal
sesuai dengan keinginan, juga sebagai
alternative bagi manusia yang ingin
punya anak. Bagaimana Islam
memandang hal ini, benarkah tidak
ada jalan sama sekali ? , dan kalau
ada, bagaimana solusi
persyaratannya, sebutkan secara detail
!
Kuliah Pendidikan Agama: STIKES Muhammadiyah SIDRAP, oleh: AK. FATTAH, 0816 2515 40, Islamic- Media

      “Ya Allah berikanlah kepadaku dari sisiMu keturunan yang baik.
Sesungguhnya Engkau adalah pendengar permohonan (doa)”.
(Q.S. Ali Imran; 38)
ak

Anda mungkin juga menyukai