Pembina Kerohanian
Mengetahui
Kepala Sekolah WAKA Kesiswaan
SMKM 3 Banjarsari SMKM 3 Banjarsari
A. PENDAHULUAN
Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi munkar
yang bertujuan menciptkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya didirkan satu
abad yang lalu di Yogyakarta, tepatnya tahun 18 Nopember 1912. Struktur
kepemimpinan dari pusat hingga ke ranting, serta amal usaha yang menyebar
diseluruh pelosok Indonesia menjadi cerminan kematangan Muhammadiyah
diusianya yang lebih dari satu abad.
Adapun pola pembinaan jama’ah atau sistem dakwah yang ada di
Muhammadiyah pada dasarnya berbasis komunnitas atau sering disebut Gerakan
Jama’ah & Dakwah Jama’ah (GJDJ). Diputuskan pada muktamar ke 39 pada
tahun 1974 GJDJ dianggap sebagai gagasan yang menggalakan kembali
pembinaan jamaah sebagai bagian terkecil di bawah ranting yang sesungguhnya
menjadi ciri kehidupan bermuhammadiyah di masyarakat.1
Angkatan Muda Muhammadiyah, khususnya pelajar Muhammadiyah
merupakan bagian dari jamaah dilingkungan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM)
pendidikan. Mereka berhak mendapatkan pembinaan keislaman dan
Kemuhammadiyahan yang disesuaikan dengan kebutuhan jamaah itu sendiri.
Khususnya pola GJDJ yang telah disebutkan diatas bisa diterapkan di SMK
MUHAMMADIYAH 3 BANJARSARI sebagai uapaya bentuk program
kerohanian dan literasi keagamaan siswa.
B. Mengenal Konsep GJDJ
1. Pengertian GJDJ
Gerakan Jamaah & Dakwah Jamaah adalah aktifitas dinamis mengajak orang
untuk menjalankan hidup berjamaah, yaitu kehidupan bersama dalam keimanan
yang saling menasihati satu dengan yang lain, saling menolong dalam kebaikan
saling peduli dan saling menanggung.
Tujuan Kehidupan berjamaah ini adalah memenuhi perintah Allah swt agar
terwujud kehidupan yang sejahtera lahir dan batin di dunia dan akhirat. Pada
1
LPCR PP Muhammadiyah, Menggerkan Gerakan Jamaah & Dakwah Jamaah sesuai Kebutuhan
Jamaah, hal 20.
Konteks ini jamaah menjadi objek sekaligus subjek dakwah yang aktif terlibat
untuk bersama-sama melakukan perubahan.2
Umtuk mewujudkan konsep Gerakan Jama’ah & Dakwah jama’ah menjadi nyata,
dibutuhkan beberapa komponen pokok, yaitu Pamong Jama’ah, inti Jama’ah
(mentor), Jama’ah dan dakwah Jama’ah itu sendiri.
a. Pamong Jama’ah
Inti Jama’ah adalah anggota Muhammadiyah yang menjadi bagian dari jama’ah
yang dibentuk sebagai penggerak atau pembimbing dari jama’ah tersebut. Dalam
Konteks SMK MUHAMMADIYAH 3 BANJARSARI inti jama’ah adalah ketua
kelas, pengurus IPM, siswa yang dainggap mampu menggerakan dan
membimbing siswa lainnya. Inti jama’ah membina 5 samapi 7 jama’ah.
c. Jama’ah
Kurikulum merupakan target materi dan kopetensi yang harus disampaikan oleh
para jama’ah. Adapun target kajian keislaman dan kemuhammadiyahan sebagai
berikut:
a. Program Harian:
Hafalan Bacaan Shalat (Lampiran 1)
Hafalan Doa dan Dzikir (Lampiran 2)
Hafalan Surat-Surat Pendek
b. Program Bulanan (Kajian Bulanan)
HARIAN
DAN DAN
MENURUT MUHAMMADIYAH
7. Membaca basmalah secara Jahar atau Sir pada Shalat dengan bacaan jahar dan
Secara sir pada shalat dengan bacaan Sir
8. Membaca Al-Fatihah dan membaca “Aamiin”
ُسْب َحا َن َرىِّبَ الْ َع ِظي ِم, ُسْب َحا َن َرىِّبَ الْ َع ِظيم,ُسْب َحا َن َرىِّبَ الْ َع ِظي ِم
Atau Membaca Doa,
مَحْ ًدا َكثِ ًريا طَيِّبًا ُمبَ َار ًكا فِ ِيه، ك احْلَ ْم ُد
َ ََربَّنَا َول
12. Membaca takbir (tanpa mengangkat tangan) lalu sujud dengan cara:
a. Meletakan kedua lutut ditempat sujud dan telapak kaki ditegakkan
dengan menekukkan jari-jari kaki kea rah kiblat
b. Meletakan kedua tangan, dahi dan hidung, di tempat sujud
c. Meregangkan kedua tangan di lambung, mengangkat kedua siku,
telapak tangan diletakan sejajar dengan bahu serta merapatkan jari-jari
tangan dan tidak digenggamka. Ketika sujud membaca doa,
اللَّ ُه َّم ا ْغ ِفر ىِل، ك اللَّ ُه َّم ربَّنَا وحِب َ ْم ِد َك
َ َُسْب َحان
ْ َ َ
13. Bangun dari sujud untuk duduk Ifftirasy sambil membaca takbir (Tnapa
Mengangkat Tangan) dan ketika duduk membaca doa,
ت َعلَى ِإْبَر ِاهْي َم َو ِال ِإْبَر ِاهْي َم َوبَا ِر ْك َعلَى حُمَ َّم ٍد
َ صلَّْي
ٍ ِ ٍ
َ ص ِّل َعلَى حُمَ َّمد َو َعلَى ال حُمَ َّمد َك َما
َ اَللّ ُه َّم
َّك مَحِ ْي ٌد جَمِ ْي ٌد ِ ِ ٍ ِ
َ ِإن.ت َعلَى ِإْبَراهْي َم َو ِال ِإ ْبَراهْي َم
َ َوال حُمَ َّمد َك َما بَ َار ْك
19. Kemudian berdirilah untuk raka’at ketiga dan keempat, dan bertakbirlah
dengan membaca “Allahu Akbar” sambil mengangkat tangan seperti pada
takbiratul Ihram. Pada rakaat ketiga dan keempat ini hanya membaca Al-
fatihah saja (tidak membaca doa iftitah dan surat atau ayat Al-Qur’an, dan
diawali dengan membaca Ta’awudz dan Basmalah.
20. Setelah sujud kedua selesai pada rakaat terakhir (ketiga atau keempat),
lakukanlah duduk Tawarruk untuk tasyahud akhir dengan memasukan
(memajukan) kaki kiri di bawah kaki kanan, sedang telapak kaki kanan
bertumpu (ditegakkan) dan ujung duduk dengan bertumpukan pantat di atas
lantai.
21. Kemudian bacalah “doa tasyahud” dan shalawat Nabi, yaitu mulai dari:
“Aku mohon ampunan kepada Allah, Aku mohon ampunan kepada Allah, Aku
mohon ampunan kepada Allah”.
“Ya Allah, Engkau lah Yang Maha Damai, dan dari-Mu jua (datang) kedamaian;
Maha Banyak berkah-Mu wahai Tuhan Pemilik keagungan dan kemuliaan”.
“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki
segala kekuasaan, dan Dia pula yang memiliki segala pujian, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Tiada daya dan tiada kekuatan melainkan hanya
Allah. Dialah yang memiliki nikmat dan Dia pula yang memiliki segala
keutamaan, dan Dia yang memiliki segala pujian yang indah. Tiada Tuhan selain
Allah dengan mengikhlaskan agama kepada-Nya, walaupun orang-orang kafir
membenci”.
“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki
segala kekuasaan dan Dia pula yang memiliki segala pujian, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada satupun yang menghalangi apa
saja yang Engkau berikan, dan tidak ada satupun yang dapat memberi apa saja
yang Engkau halangi. Dan kekayaan itu tidak berguna bagi pemiliknya (untuk
menyelamatkan diri) dari (siksa)Mu”.
ِ ﺳﺒﺤﺎ َﻥ
x33 ﺍﻪﻠﻟُ ﺃَ ْﻛَﺒُﺮ، x33 َ ﺍَﺤَْﻟَ ْﻤ َُﺪ ﺍﻟﻠَّﻪ، x33 ﺍﻪﻠﻟ َ ُْ
“ Maha suci Allah (33 kali), segala puji bagi Allah (33 kali), Allah Maha Besar
(33 kali).”
“Tiada Tuhan selain Allah semata, tiada sekutu bagi-Nya. Dialah yang memiliki
segala kekuasaan dan Dia pula yang memiliki segala pujian, dan Dia Maha
Kuasa atas segala sesuatu”
“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari sifat bakhil, aku berlindung kepada-
Mudari sifat pengecut, aku berlindung kepada-Mu dari usia pikun, aku
berlindung kepada-Mu dari fitnah dunia, dan aku berlindung kepada-Mu dari
siksa kubur”.
“Ya Allah tolonglah aku dalam mengingat kepada-Mu, dalam bersyukur kepada-
Mu, dan melakukan ibadah yang baik kepada-Mu”.
“Tuhan kami lindungilah kami dari adzabmu, pada hari Engkau bangkitkan atau
Engkau kumpulkan hamba-hambaMu”.
ِ َّ اللَّه اَل ِإٰلَه ِإاَّل هو احْل ي الْ َقيُّوم ۚ اَل تَْأخ ُذه ِس نَةٌ واَل َن وم ۚ لَه م ا يِف
ْ الس َم َاوات َو َم ا يِف
ِ اَأْلر
ض ۗ َم ْن َذا َ ُ ٌْ َ ُ ُ ُ ُّ َ َ ُ َ ُ
الَّ ِذي يَ ْش َف ُع ِعْن َدهُ ِإاَّل بِِإ ْذنِ ِه ۚ َي ْعلَ ُم َم ا َبنْي َ َأيْ ِدي ِه ْم َو َم ا َخ ْل َف ُه ْم ۖ َواَل حُيِ يطُو َن بِ َش ْي ٍء ِم ْن ِع ْل ِم ِه ِإاَّل مِب َا
“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia yang hidup
kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak
tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. tiada yang dapat memberi
syafa’at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di
hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa
dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi[161] Allah meliputi
langit dan bumi. dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah
Maha Tinggi lagi Maha besar” . [1]
ِ
َ ﴾ َومَلْ يَ ُكن لَّهُ ُك ُف ًوا٣﴿ ﴾ مَلْ يَل ْد َومَلْ يُولَ ْد٢﴿ الص َم ُد
﴾٤﴿ َأح ٌد َّ ُ﴾ اللَّه١﴿ َأح ٌد
َ ُقُ ْل ُه َو اللَّه
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang
bergantung kepada-Nya segala sesuatu.Dia tiada beranak dan tidak pula
diperanakkan, Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”
- QS. Al-Falaq: 1-5