Anda di halaman 1dari 24

RODA GIGI CACING

A. Pengertian
Roda gigi cacing ialah suatu elemen transmisi yang dapat meneruskan daya
dan putaran pada poros yang bersilang. Roda gigi cacing mempunyai gigi yang
dipotong menyudut seperti pada roda gigi helik dan dipasangkan dengan ulir yang
dinamakan ulir cacing. Penggunaan roda gigi ini biasanya untuk mereduksi
kecepatan, roda gigi ini dalam operasionalnya akan “mengunci sendiri” sehingga
tidak dapat diputar pada arah yang berlawanan. Keuntungan dari roda gigi ini
adalah dengan memberikan input minimal dapat dihasilkan output dengan
kekuatan maksimal. Roda gigi ini biasanya digunakan untuk kecepatan-kecepatan
tinggi dengan kemampuan mereduksi kecepatan yang maksimal.
Pasangan roda gigi cacing terdiri dari seuah poros yang mempunyai ulir luar
dan sebuah roda cacing yang berkait dengan poros cacing tersebut.
Perbandingan transmisi roda gigi cacing dapat dibuat hingga perbandingan
reduksi 1 : 100 dan cara kerjanya halus atau hampir tanpa bunyi. Namun pada
umumnya transmisi tidak dapat dibalik untuk menaikkan putaran, yakni pada roda
cacing ke cacing. Adapun kekurangan dari transmisi roda gigi cacing adalah
memiliki efisiensi mekanis (η) yang rendah, terutama jika sudut kisarnya (γ) kecil.
Dalam kerjanya, cacing dan roda cacing terjadi gesekan yang cukup besar
sehingga dapat menimbulkan banyak panas, oleh sebab itu kapasitas transmisi
roda gigi sering dibatasi jumlah panas yang timbul.

Gambar -1 Pasangan roda gigi cacing

1
Antara cacing dan rodanya terjadi gesekan besar, sehingga menimbulkan
banyak panas. Itulah sebabnya mengapa kapasitas transmisi roda gigi cacing
sering dibatasi oleh jumlah panas yang timbul. Dalam praktek, roda gigi cacing
sering menggunakan permukaan cacing dari baja paduan dengan pengerasan
kulit dan roda cacing dari perunggu. Permukaan gigi harus difinish dengan baik,
dan pelumasan harus sesuai serta dijaga kelangsungannya. Konstruksi rumah
dan poros serta pemasangannya harus kokoh untuk menghindari lenturan dan
pergeseran aksial poros cacing.

B. Aplikasi roda gigi cacing


Pada umumnya roda gigi cacing digunakan untuk menghasilkan
perbandingan reduksi yang besar, sehingga dapat menghasilkan putaran yang
rendah namun mendapatkan torsi yang tinggi. Penggunaan roda gigi cacing
antara lain;

Gambar-2 Worm gear untuk mekanisme power stearing pada mobil

Gambar-3 Worm gear pada dongkrak mekanik


C. Istilah-istilah pada roda gigi cacing

a γ

Gambar-4 Cacing dan roda gigi cacing

1. Axial pitch (pa); disebut juga sebagai linear pitch, yaitu jarak aksial antara
puncak ke puncak ulir gigi cacing. Sedangkan untuk roda gigi cacing disebut
dengan circular pitch (pc).
2. Lead (l) adalah jarak lurus yang melalui titik putar ulir dalam satu putaran.
Untuk ulir single, lead sama dengan axial pitch, sedangkan untuk ulir putaran
banyak (multiple), lead adalah hasil perkalian antara axial pitch dan jumlah
putaran.
l = pa . n n = jumlah putaran
3. Sudut lead (γ), adalah sudut antara ulir helix dan sumbu cacing.


tan γ   pa n
π DW π D → (pa = pc ; dan pc = π.m)
W

pc n π mn mn
  
π D W π D W DW
m = modul, Dw = diameter lingkaran pitch (PCD)
Sudut lead (γ) besarnya antara 9o sampai dengan 45o.
4. Sudut tekan gigi, untuk roda gigi cacing sudut tekan umumnya diambil
berdasarkan sudut lead.

5. Pitch normal, adalah jarak tegak lurus antara dua ulir gigi cacing.
pn  pa cosγ
maka n   cos γ
6. Sudut helix (αW), adalah sudut yang dibentuk antara ulir helix dengan sumbu
cacing. αW + γ = 90o
7. Rasio kecepatan (vR); adalah perbandingan antara jumlah gigi cacing dengan
jumlah gigi roda gigi cacing.
z
v  W
R
zG
c. Efisiensi roda gigi cacing
Efisiensi roda gigi cacing didefinisikan sebagai perbandingan antara kerja
roda gigi cacing dengan kerja cacing.

η  tan γcosφ  μ tan γ


cosφ tan γ  μ
Dimana; φ = sudut tekan normal
γ = sudut lead
μ = koefisien gesek

Efisiensi akan maksimum jika; tanγ  1 μ2  μ

Untuk menghitung efisiensi bisa dilakukan juga dengan mengasumsikan sebagai


ulir segiempat, maka diperoleh pendekatan:
tan γ1 μ tan γ 1 μ tan γ tan γ
η  
tanγ  μ 1 tan tanγ  φ1 
μ γ
φ1= sudut gesek, yang mana tan φ1 = μ

d. Gaya-gaya pada roda gigi cacing


Pada saat ulir cacing meneruskan putaran, sehingga akan menerima
beberapa gaya. Gaya-gaya pada cacing dan roda gigi cacing antara lain:
- Gaya Aksial; gaya yang bekerja sejajar dengan poros roda gigi cacing.
- Gaya Radial; gaya yang tegak lurus garis singgung, gaya ini menuju titik pusat
roda gigi.
- Gaya Tangensial; gaya yang sejajar dengan garis singgung, perputaran gaya
tangensial tergantung pada alur ulir gigi cacing tersebut, apakah ulir tersebut
bentuk ulir kanan atau ulir kiri.

FR
FR
FAFT

Gambar-5 Gaya-gaya pada roda gigi cacing

1) Gaya tangensial pada cacing (FT):


F 2  TW
T  DW
TW = Torsi pada roda cacing
DW = Pitch circle diameter roda gigi cacing
Gaya tangensial sama dengan gaya aksial pada gear.
2) Gaya aksial pada cacing (FA):
FT
FA 
tan γ
Gaya aksial sama dengan gaya tangensial pada worm gear.
3) Gaya radial pada cacing (FR):
FR  FA  tanθ
θ = sudut tekanan normal (14,5o dan 20o)
e. Perencanaan roda gigi cacing

(a) Diameter luar cacing


(b) Diameter jarak bagi cacing
(c) Diameter inti cacing
(d) Sudut kisar
(e) Jarak bagi
(f) Kisar
(g) Tinggi gigi
(h) Tinggi kepala
(i) Tinggi kaki
(j) Jarak sumbu
(k) Diameter lingkaran kaki dari roda cacing
(l) Diameter jarak bagi dari roda cacing
(m) Diameter tenggorok roda cacing
(n) Diameter luar roda cacing
(o) Lebar roda cacing

Gambar-6 Profil roda gigi cacing

Rumus-rumus yang diperlukan dalam merencanakan roda gigi cacing adalah;


a. Perbandingan gigi
Perbandingan transmisi atau perbandingan gigi untuk roda gigi cacing adalah
z
i 2
z1
dimana: z2 = jumlah gigi pada roda gigi cacing
z1 = jumlah ulir cacing
b. Menentukan modul
Jika mn adalah modul normal, ms adalah modul aksial dan γ adalah sudut kisar,
mn
maka: ms 
cos
Untuk menentukan harga taksiran kasar ms dari jarak sumbu poros a dan
jumlah gigi z2 adalah:
2a  12,7
ms 
z 2  6,28
c. Diameter lingkaran jarak bagi
Diameter masing-masing lingkaran jarak bagi adalah:

z1 mn
d 1 sin da d2  ms  z2
n
d1  d2 
a 2
d. Proporsi bagian-bagian roda gigi cacing
Untuk cacing:
hk  mn ; hf  ; c  0,157mn ; H  2,157mn
1,157mn
dk1  d1  2hk dr1  d1  2hf

; Untuk roda cacing:


dr 2  d1  2hf
dt  d2  2hk ;
e. Lebar roda gigi cacing
Jika sudut yang dibentuk oleh lengkungan gigi roda cacing adalah Ф, maka
lebar roda cacing dapat dipilih disekitar harga yang ditentukan yaitu:
 .mn 
b
0,577d k1 ata
u b  2,38 cos   6,35
 
Lebar sisi gigi efektif be adalah:

be  d .sin  2
k1
 
f. Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing r t dan diameter luar roda cacing
dk2 adalah:
d1
r h
t k
2
 
dk 2  dt  2  1 cos
h d1 
2
g. Beban lentur yang diijinkan Fab, adalah:
Fab  ba be mn  Y

h. Beban permukaan gigi yang diijinkan F ac, adalah:


Fac  Kc  d2 be K
Dimana: Kc = faktor ketahanan terhadap keausan (tabel 3)
Kγ = faktor sudut kisar (tabel 4)
Harga terkecil diantara Fab dan Fac diambil sebagai Fmin
Tabel 1 Tegangan lentur yang diijinkan σ ba (kg/mm2)

Cacing Roda gigi cacing Kc (kg/mm2)


Baja (kekerasan HB 250) Perunggu fosfor 0,042
Baja celup dingin Besi cor 0,035
Baja celup dingin Perunggu fosfor 0,056
Baja celup dingin Perunggu fosfor yang dicil 0,085
Baja celup dingin Perunggu antimon 0,085
Baja celup dingin Damar sintesis 0,087
Besi cor Perunggu fosfor 0,106

Tabel 2 Faktor bentuk roda gigi cacing Y


Sudut tekanan normal Faktor bentuk
14,5o 0,100
20o 0,125
25o 0,150
30o 0,175

Tabel 3 Faktor ketahanan terhadap keausan Kc (kg/mm2)


Bahan roda gigi cacing Pembebanan satu arah Pembebanan dua arah
Besi cor 8,5 5,5
Perunggu untuk roda gigi 17 11
Perunggu antimon 10,5 7
Damar sintetis 3 2

Tabel 4 Faktor sudut kisar Kγ


Sudut kisar Kγ
o
γ < 10 1
γ = 10o ~ 25o 1,25
γ > 25o 1,50
i. Gaya tangensial
Beban tangensial roda gigi Ft biasanya dihitung tanpa memperhatikan efisiensi
mekanis, persamaannya adalah:
P
F  102 M
t

Untuk mesin khusus seperti derek kapstan, daya dikalikan hanya dengan
efisiensi roda cacing ηw, sehingga persamaannya:
w
FPM.102
t

Harga Fmin harus lebih besar dari Ft.


Dalam penerapannya, ada beberapa macam roda gigi cacing seperti roda gigi
cacing globoid dan roda gigi cacing samping. Roda gigi tersebut umumnya
dibuat dengan maksud untuk mengatasi kekurangan yang ada pada roda gigi
cacing silinder.

Contoh 1;
Sebuah roda gigi cacing ulir tiga (triple) dengan modul gigi 6 mm dan
diameter lingkaran jarak bagi (PCD) 50 mm. Jika jumlah roda gigi cacing 30,
sudut tekan 14,5o dan koefisien gesek 0,05.
Hitung; sudut lead gigi cacing, perbandingan kecepatan, jarak antar sumbu
dan efisiensi roda gigi.
Penyelesaian:
Diketahui: n = 3 ; m = 6 ; DW = 50 mm ; zG = 30
φ = 14,5o ; μ = 0,05
a) Sudut lead :
m n 63
tan γ    0,36
maka γ  tan1 0,36  19,8o
DW 50
b) Perbandingan kecepatan:
z
v  G 30
R
  10
n 3
c) Jarak antar sumbu:
DG  m zG  6  30  180

DW  DG 50  180
a 2   115 mm
2
d) Efisiensi roda gigi:

tan γcosφ  μ tan


η
γ cosφ tan γ 
μ

η

tan19,8o cos14,5o  0,05  tan19,8o  atau 85,8%
0,858
 
cos14,5o  tan19,8o  0,05

1 μ tan 1 0,05 
Atau: η    0,86 atau 86%
1 μ tan γ 1 0,05
o tan19,8o
γ tan19,8

Contoh 2;
Sebuah roda gigi cacing dipergunakan untuk mentransmisikan daya 15 kW
pada putaran 2000 rpm untuk sebuah mesin dengan putaran 75 rpm. Cacing
mempunyai ulir triple dan diameter pitch 65 mm. Jumlah gigi pada roda gigi
cacing 90 dengan modul 6 mm. Sudut kontak gigi 20° dengan koefisien
gesek antar gigi 0,1.
Hitung: gaya tangensial yang beraksi pada gigi, gaya aksial dan radial pada
cacing, dan efisiensi roda gigi penggerak.
Penyelesaian:
Diketahui: P = 15 kW ; NW = 2000 rpm ; NG = 75 rpm ;n=3
DW = 65 mm ; ZG = 90 ; m=6 ; φ = 20o ; μ = 0,1
a) Gaya tangensial:

P 60
T  2π N 15000 60 N.m  N.mm
W  
71,6 71600
2π  2000
2T 2  71600
FT   2203 N
DW 65
b) Gaya aksial:
mn 63
γ  tan1  tan1  15,5o
DW 65
FT
F   2203  7953 N
A
tan γ tan15,5o

FR  FA
 tanφ  7953 tan20o  2895 N
c) Efisiensi roda gigi:

tan γcosφ  μ tan


η
γ cosφ tan γ 
μ

η

tan15,5o cos20o  0,1 tan15,5o  atau 70,1%
  0,701

cos20o  tan15,5o  0,1


Contoh 3;
Sebuah derek kapstan mempunyai beban gulung 6000 kg, kecepatan gulung
4,8 m/min dan diameter drum 1300 mm. Reduksi putaran pada tingkat
pertama dilakukan oleh roda gigi miring ganda dengan efisiensi mekanis 95%
dan tingkat kedua dan ketiga oleh roda gigi lurus dengan efisiensi mekanis
92% dan 85%. Pada tingkat terakhir, terdapat roda gigi cacing dengan
efisiensi mekanis 57%. Jarak yang dikehendaki antara poros cacing dan
poros roda cacing adalah 800 mm. Faktor koreksi putaran motor 1,2.
Rencanakan pasangan roda gigi cacing yang memenuhi persyaratan diatas.
Penyelesaian:
Diketahui: W = 6000 kg, υ = 4,8 m/min, D = 1300 mm
η1 = 0,95 ; η2 = 0,92 ; η3 = 0,85 ; η4 = 0,57
C ≈ 800 mm ; i = 40
a) Menghitung beban rencana
Wd  1,2 6000  7200 kg
b) Menghitung daya yang diperlukan

Putaran drum: DnD


 1000

1300nD
4,8  1000
4,8 1000
nD 1300  1,18 rpm

Wd  
P  102 60        
1 2 3 4

7200 4,8
P  102 60 0,95 0,92 0,85  13,3 kW
0,57
Daya motor listrik adalah:
PM  1,213,3  15,96  16 kW
c) Menghitung momen puntir
- Momen puntir poros drum (T2):
16
T  9,74 105 
2  13,2 kg.mm
106
1,18
- Momen puntir poros cacing (T1):
16
T1  9,74 105  3,3 kg.mm
 40 105
1,18
d) Menentukan diameter poros
- Bahan untuk poros SF50, σB = 50 kg/mm2, Sf1 = 6 , Sf2 = 2,5
σB
σ 
50  3,33 kg mm2
a  2
S f1 S f
6  2,5
- Diameter poros drum ds2 adalah:

dS2  5,1
3 T
 5,1
3 12,4 10 6  267 mm
a 2
3,33
- Diameter poros cacing ds1 adalah:

5,1
dS1  5,1
T 3  3,110 5  78 mm
3 3,33
a 1

(diambil ds1 = 80 mm)


e) Menentukan jumlah gigi, dengan perbandingan reduksi; i = 40
z
i 2 z
z1
→ 40  2 → Z2  40
1
Cacing dan porosnya merupakan satu benda kerja
f) Menentukan modul aksial dan modul normal;
- Modul aksial:
2a  12,7 2  800  12,7
m
s
z  6,28 40  6,28  34,3 mm
2

- Modul normal:

25,4
mn  DP (misalkan DP = 0,75)
25,4 25,4
m   33,87 mm
n
DP 0,75
- Sudut kisar:

  cos1 33,87
mn   9,082o  9o
34,3
ms

g) Menentukan diameter lingkaran jarak bagi dan jarak sumbu


- Diameter lingkaran jarak bagi cacing (d1)

z1 mn 1 33,87
d 1 sin   216,51 mm
o
sin9
- Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing (d2)
d2  ms  z2  34,3  40  1372 mm
- Jarak sumbu poros:
d1  d2  216,51 1372
a 2  2  794,255 mm

h) Menentukan bagian-bagian roda gigi cacing


- Untuk cacing:
hk  mn  33,87 mm
hf  1,157mn  1,157 33,87  39,188 mm
c  0,157mn  0,157 33,87  5,318 mm
H  2,157mn  2,157 33,87  73,058 mm
dk1  d1  2hk  216,51 2 33,87  284,25 mm
dr1  d1 
 216,51 2 39,188  294,886 mm
2hf
- Untuk roda cacing:
dt  d2  2hk  1372 2 33,87  1439,74 mm

dr 2  d2 
 1372 2 39,188  1293,624 mm
2hf
- Lebar roda cacing
b  0,577dk1  0,577 284,25 
mm, atau;
164,012
 .mn    33,87 
b 2,38 cos   6,35  2,38
 cos9   6,35  262,752 mm
o

   

Dari hasil perhitungan diperoleh lebar roda cacing antara 164 ~ 263 mm
Maka dipergunakan b = 240 mm dengan sudut lengkungan sisi gigi Ф = 90 o
- Lebar sisi gigi efektif be adalah:

be  d .sin  284,25   201 mm
sin45o 2
k1
 
- Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing r t dan diameter luar roda
cacing dk2 adalah:
d 216,51
r  1 h   33,87  74,385 mm
t
2
k 2

 
dk 2  dt  2  k 1 cos
h d1 
 2 d 

 216,51 
 k2 2 
33,87 1

 cos90o  1588,51 mm
 2 
i) Beban lentur yang diijinkan Fab,
- Bahan untuk cacing SF50
- Bahan untuk roda cacing FC19
σba = 5,5 kg/mm2, (dipergunakan untuk dua arah putaran) dan
60
Y  0,475  0,317
90
Fab  ba be mn  Y  5,5  201 33,87 0,317  11869,5 kg
j) Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac, adalah:
Kc = 0,035 kg/mm2 dan Kγ = 1
Fac  Kc d2 be K  0,0351372 2011 9652 kg

Diperoleh beban minimum; Fmin = 9652 kg


k) Beban statis gigi (Ws):
W  fc D 60001,2 1300
W s   6822,16 kg
d2 1372
l) Beban/gaya tangensial (Ft):
P .
F  102 M w 10216  0,57
 102 PM.   10973,88 kg
w
t
 .d .n 13721,18
2 D

60 1000 60000
m) Karena Fmin < Ft, maka rancangan roda gigi tidak baik, maka dilakukan
perancangan ulang.
n) Sudut kisar, dipilih 8o dan PM = 15 kW, maka;
o) Menentukan diameter lingkaran jarak bagi dan jarak sumbu
- Diameter lingkaran jarak bagi cacing (d1)

z1 mn 1 33,87
d 1 sin   243,37 mm
sin8o
- Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing (d2)
d2  ms  z2  34,3  40  1372 mm
- Jarak sumbu poros:
d1  d2  243,37  1372
a 2  2  807,685 mm

p) Menentukan bagian-bagian roda gigi cacing


- Untuk cacing:
dk1  d1  2hk  243,37  2 33,87  311,11 mm
dr1  d1  2hf
 243,37  2 39,188  321,746 mm
- Untuk roda gigi cacing:
dt  d2  2hk  1372 2 33,87  1439,74 mm

dr 2  d2  2hf
 1372 2 39,188  1293,624 mm
- Lebar roda gigi cacing
b  0,577dk1  0,577 311,11
mm, atau;
179,51
 .mn    33,87 
b 2,38 cos   6,35  2,38
 cos8   6,35  262,1 mm
o

   
Dari hasil perhitungan diperoleh lebar roda cacing antara 179 ~ 263 mm
Maka dipergunakan b = 240 mm dengan sudut lengkungan sisi gigi Ф = 90 o
- Lebar sisi gigi efektif be adalah:

be  d .sin  311,11  220 mm
o
sin45  2
k1
 
- Jari-jari lengkungan puncak gigi roda cacing r t dan diameter luar roda
cacing dk2 adalah:
d 243,37
r  1 h   33,87  87,815 mm
t
2
k 2

dk 2 
 dt  2  k 1 cos
h 
d12



d  1439,74  243,37  
 cos90o  1615,37 mm
2

k2 33,87 1
 2 
q) Beban lentur yang diijinkan Fab,
- Bahan untuk cacing SF50
- Bahan untuk roda cacing FC19
σba = 5,5 kg/mm2, (dipergunakan untuk dua arah putaran) dan
Fab  ba be mn  Y  5,5  220 33,87 0,317  12991,5 kg
r) Beban permukaan gigi yang diijinkan Fac, adalah:
Kc = 0,035 kg/mm2 dan Kγ = 1
Fac  Kc d2 be K  0,0351372 2201 10564,4 kg

Diperoleh beban minimum; Fmin = 10564,4 kg


s) Beban statis gigi (Ws):
W  fc D 60001,2 1300
W   6822,16 kg
s
d2 1372
t) Beban/gaya tangensial (Ft):
P .
F  102 M w
 102 PM. 10215  0,57
  10288 kg
w
t
 .d .n 13721,18
2 D

60 1000 60000
Karena Fmin > Ft > Ws, maka rancangan roda gigi baik,

u) Dari hasil analisa perhitungan diatas dapat disimpulkan:


- Jumlah ulir (gigi) cacing, z1 = 1
- Jumlah gigi roda cacing, z2 = 40
- Modul normal, mn = 33,87 (dengan DP = 0,75)
- Sudut kisar, γ = 8o
- Bahan cacing SF50 (bersatu dengan poros)
- Bahan roda cacing FC19
- Diameter lingkaran jarak bagi cacing, d1 = 243,37 mm
- Diameter lingkaran jarak bagi roda cacing, d 2 = 1372 mm
- Jarak sumbu poros, a = 807,685 mm
- Lebar roda cacing, b = 240 mm dan sudut lengkung roda gigi 90o
- Diameter luar cacing dk1 = 311,11 mm
- Diameter luar roda cacing dk2 = 1615,37 mm
- Diameter lingkaran kaki cacing dr1 = 321,746 mm
- Diameter lingkaran kaki roda cacing dr2 = 1293,264 mm

Anda mungkin juga menyukai