Anda di halaman 1dari 13

Jawaban Soal-soal Mata

1. a. Jelaskan 3 Langkah transposes pada pemberian resep kacamata astigmat!


b. Aplikasi transposisi dari : S-4,50 C + 2,75X90 = 20/20
c. Aplikasi transposisi dari : S-2,75 C + 1.5 x X120 = 20/20
d. Apa diagnos akhir dari hasil transposisi
Jawaban:
A. a. Tambahkan nilai dioptri lensa sferis dan silindris.
b. Balik tanda nilai pada lensa silindris. Negatif jadi positif, dan sebaliknya.
c. Jika axis pada lensa silindris </= 90 ditambahkan 90; jika >90 dikurangi 90

B. Aplikasi transposisi dari : S-4,50 C + 2,75X90 = 20/20


1). -4,50+ 2,75 = -1,75
2). Ubah tanda di aspek silinder jadi -2,75
3). Jika axis </= 90 ditambahkan 90 jika >90 dikurangi 90 jadi 180 karena 90+90
S-1.75 C-2.75 x 1800
C. Aplikasi transposisi dari : S -2.75 C + 1.5X120 = 20/20
1). -2.75+ 1.5= -1.25
2). Ubah tanda di aspek silinder jadi -1.5
3). Jika axis </= 90 ditambahkan 90; jika >90 dikurangi 90 jadi (120-90) = 30 o
S -1.25 C-1.5 x 30o
D. b). Compound myopia astigmatism
c). compound myopia astigmatism.

2. Seorang pasien yang awalnya diberi resep kaca mata S-2,75 C -1,50X 120 =20/20, meskipun
mendapatkan visus normal namun mengeluh pusing saat menggunakan kacamata tersebut, dan
meminta untuk menghilangkan lensa silindernya.
a. Bagaimana rumus spherical equivalentnya?
b. Berapa hasil akhir ukuran kaca mata untuk pasien tersebut setelah silindernya dihilangkan?
Jawaban
a. The spherical equivalent is calculated by adding the sum of the sphere power with half
of the cylinder power. Jumlahkan spheris dengan 1/2 dari silinder dan hilangkan axis.
Spherical equivalent = Sphere + (cylinder/2)
b. SE = -2,75 + (-1.5 /2) = -2,75 + (-0,75) = -3,5

3. Gambar dan sebutkan media refrakta dan indeks biasnya (gambar)


JAWAB:
1. Sebutkan gejala subjektif: Miopia, Hipermetrop, dan Astigmat.
2. Jelaskan buta menurut who, visus normal, visus impairement, low vision, blindness
'Blindness' is defined as visual acuity of less than 3/60, or a corresponding visual field loss
to less than 10° (defek lapangan pandang kurang dari 10o), in the better eye with the best
possible correction.
‘low vision’ is defined as visual acuity of less than 6/18 but equal to or better than 3/60, or a
corresponding visual field loss to less than 20°, in the better eye with the best possible
correction.
'Visual impairment' includes both low vision and blindness 

3. Astigmat againt the rule dan with the rule


4. Astigmat reguler dan ireguler
5. Jenis2 ggn refraksi
Jawab

Sumber: Ingenio
6. Proses akomodasi
7. Jelaskan RAPD dan metode pemeriksaannya

The ‘swinging light test’ is used to detect a relative afferent pupil defect (RAPD): a means of
detecting differences between the two eyes in how they respond to a light shone in one eye at a
time. The test can be very useful for detecting unilateral or asymmetrical disease of the retina or
optic nerve (but only optic nerve disease that occurs in front of the optic chiasm).
The physiological basis of the RAPD test is that, in healthy eyes, the reaction of the pupils in the
right and left eyes are linked. In other words, a bright light shone into one eye leads to an equal
constriction of both pupils. When the light source is taken away, the pupils of both eyes enlarge
equally. This is called the consensual light reflex.
To understand how the pupils react to light, it is important to understand the light reflex
pathway (Figure (Figure1).1). This pathway has two parts.
1. The afferent part of the pathway (red) refers to the nerve impulse/message sent from the
pupil to the brain along the optic nerve when a light is shone in that eye.
2. The efferent part of the pathway (blue) is the impulse/message that is sent from the mid-
brain back to both pupils via the ciliary ganglion and the third cranial nerve (the
oculomotor nerve), causing both pupils to constrict, even even though only one eye is
being stimulated by the light.
Selengkapnya di https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3588138/

8. Gambar dan jelaskan jalannya lintas penglihatan dari mata hingga ke otak! Atau Visual
pathway gambar dan jelaskan!
9. Jelaskan bagaimana cara melakukan pemeriksaan tekanan intra okuler dengan menggunakan
tonometer schiotz!
Jawab:
I. MELAKUKAN PEMERIKSAAN TEKANAN BOLA MATA DENGAN
CARA INDENTASI MENGGUNAKAN TONOMETER SCHIOTZ

Tujuan : Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata secara kuantitatif


menggunakan alat tonometer
1. Jelaskan maksud dan prosedur pemeriksaan
2. Baringkan penderita di tempat tidur.
3. Anestesi topikal dengan menggunakan tetes mata Pantocain 0,5%
4. Gunakan beban tonometer yang terendah, 5,5 gr.
5. Desinfeksi indentasi dengan alkohol 70%, biarkan sampai kering.
Penderita diminta melihat ke atas dengan melihat lurus pada jari
penderita yang diposisikan di atas mata yang akan diperiksa
6. Letakkan tonometer dengan hati-hati pada kornea, selanjutnya baca
skala yang ditunjukkan oleh jarum.
7. Sesuaikan hasil pembacaan dengan tabel konversi yang tersedia
(satuan mmHg).
8. Teteskan antibiotik topikal setelah pemeriksaan,
Antibiotic topicalnya biasanya polygran

10. Jelaskan cara pemberian obat tetes mata yang baik


Jawab:
XI. PEMBERIAN OBAT TOPIKAL

A Obat Tetes Mata

1. Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita duduk


dengan posisi kepala menengadah kearah langit langit ruangan.
2. Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata.

3. Lebarkan fissura palpebra dengan jari telunjuk dan ibu jari pada mata
yang hendak diberi obat tetes.
4. Teteskan obat pada daerah sclera pasien, instruksikan pasien untuk
melirik kearah temporal atau nasal.
5. Instruksikan pasien untuk menutup mata beberapa saat kemudian
berkedip agar obat dapat meyebar ke permukaan bola mata
6. Bersihkan daerah sekitar kelopak mata.

B. Zalf Mata

1. Penderita dibaringkan dengan posisi telentang atau penderita duduk


dengan posisi kepala menengadah kearah langit langit ruangan.
2. Instruksikan penderita untuk membuka kedua mata.

3. Tarik fissura palpebra inferior dengan jari telunjuk atau ibu jari pada
mata yang hendak diberi obat.
4. Oleskan zalf mata pada daerah konjungtiva palpebra inferior
5. Instruksikan pasien untuk menutup mata

6. Pasang bebat mata bila perlu

11. Sebutkan dan jelaskan onnervasi dari otot-otot yang terdapat dalam bola mata (intraokuler
dan ekstraokuler)
12. Gambar struktur sagittal bola mata dan sbutkan bagian masing-masing
13. Gambar dan sebutkan lapisan-lapisan air mata dan fungsinya masing2 dan tempat
produksinya masing-masing (tempat produksinya (gambar))
14. Gambar dan jelaskan pars sekretorius dan eksetorius glandula lakrimalis
15. Gambar dan sebutkan lapisan-lapisan kornea
16. Gambar dan sebutkan lapisan-lapisan palpebral
17. Jelaskan perbedaan Antara fotoreseptor sel cone (kerucut) dan sel rod (batang)
18. Fisiologi: air mata dan mekanisme drainase air mata
19. Lapisan Retina gambarkan
20. Vaskularisasi orbita dari mulai jantung
21. a. Sebutkan penyakit mata Merah TANPA penurunan visus
b. Sebutkan penyakit mata Merah
DENGAN penurunan visus
Jawab:
a. Mata merah visus tidak turun
Prinsipnya: mengenai struktur yang bervaskuler (konjungtiva atau sklera) yang tidak
menghalangi media refraksi.
Contoh antara lain konjungtivitis murni, trakoma, mata kering, xeroftalmia, pterigium,
pinguekula, episkleritis, skleritis
b. Mata merah visus turun
Prinsipnya: mengenai struktur bervaskuler yang mengenai media refraksi (kornea, uvea,
atau seluruh mata).
Contoh keratitis, keratokonjungtivitis, uveitis, glaukoma akut, endoftalmitis,
panoftalmitis

21. Sebutkan indikasi transplantasi kornea yg anda ketahui


22. Sejarah operasi katarak
23. Sebutkan jenis-jenis katarak (sebanyak mungkin ) yang anda ketahui
24. Jenis-jenis operasi katarak
Katarak senilis terbagi menjadi:
- Insipiens
- Imatur
- Matur
- Hypermature
Age related katarak:
1. Nuklear
2. Cortical
3. Subkapsular posterior

24. Katarak sekunder dan patomekanisme


25. a. Sebutkan kelainan-kelainan yang dapat menyebabkan leukokoria (white pupil)
b. Jelaskan perbedaan katarak kongenital dengan retinoblastoma
Jawab:
a. Sebutkan kelainan-kelainan yang dapat menyebabkan leukokoria ( white pupil)
Many conditions cause leukocoria including cataract, retinal detachment, retinopathy of
prematurity, retinal malformation, intraocular infection endophthalmitis), retinal vascular
abnormality, and intraocular tumor (retinoblastoma).

b. Jelaskan perbedaan katarak kongenital dengan retinoblastoma

26. Leukoria pada anak


27. Jelaskan operasi bola mata (Eviserasi, enukleasi, eksenterasi)
28. Jelaskan tanda dan gejala glaukoma kongenital
29. Gejala dan tanda glaucoma
30. Humor Aqueous pathway jelaskan anatomy dan fisiologinya
31. Sebutkan jenis glaukoma menurut etiologi, waktu, dan sudut iridokorneanya.
32. Jelaskan 3 jenis obat glaucoma yang kamu ketahui dan cara kerja obat tersebut!
33. Jenis-jenis operasi glaucoma
34. Kegawat daruratan okuler (yg paling urgent)
35. Sebutkan jenis2 diabetic retinopati
36. Patomekanisme ROP (retinopathy of prematurity)
37. Mind mapping retinopati diabetic
38. Jelaskan mengapa pada myopia tinggi gampang terjadi ablasio retina
39. Endophtahlmitis (mind map)
40. Macam2 strabismus
41. Angka penyakit yang menyebabkan kebutaan
Jawab
Refractive error
 Globally, at least 2.2 billion people have a vision impairment or blindness, of whom at
least 1 billion have a vision impairment that could have been prevented or has yet to be
addressed.
 This 1 billion people includes those with moderate or severe distance vision
impairment or blindness due to unaddressed refractive error, as well as near vision
impairment caused by unaddressed presbyopia.
 Globally, the leading causes of vision impairment are uncorrected refractive errors and
cataracts.
 The majority of people with vision impairment are over the age of 50 years.

 This 1 billion people includes those with moderate or severe distance vision impairment
or blindness due to unaddressed refractive error (123.7 million), cataract (65.2 million),
glaucoma (6.9 million), corneal opacities (4.2 million), diabetic retinopathy (3 million),
and trachoma (2 million), as well as near vision impairment caused by unaddressed
presbyopia (826 million).

 In terms of regional differences, the prevalence of distance vision impairment in low-


and middle-income regions is estimated to be four times higher than in high-income
regions. With regards to near vision, rates of unaddressed near vision impairment are
estimated to be greater than 80% in western, eastern and central sub-Saharan Africa,
while comparative rates in high-income regions of North America, Australasia, Western
Europe, and of Asia-Pacific are reported to be lower than 10% (2).
Source : Bourne RRA, Flaxman SR, Braithwaite T, Cicinelli MV, Das A, Jonas JB, et
al.; Vision Loss Expert Group. Magnitude, temporal trends, and projections of the global
prevalence of blindness and distance and near vision impairment: a systematic review and
meta-analysis. Lancet Glob Health. 2017 Sep;5(9):e888–97. (via WHO website)

42. Sebutkan divisi (sub-spesialis) dalam bidang oftalmologi


Jawab:
1. Subdivisi infeksi imunologi,
2. Subdivisi refraksi, low vision, dan lensa kontak
3. Subdivisi rekonstruksi
4. Subdivisi lensa dan bedah refraktif
5. Subdivisi tumor/ Onkologi mata
6. Subdivisi Vitreo-Retina
7. Subdivisi strabismus
8. Subdivisi pediatric ophthalmology
9. Subdivisi Neuro Oftalmologi
10. Subdivisi komunitas
11. Subdivisi kornea & bedah refraktif
12. Subdivisi glaucoma

43. Pengalaman menangani kasus mata dan terapi


44. Metode penelitian dan analisis
45. Sebutkan dan jelaskan variable-variable dalam penelitian (beserta contohnya di bidang mata)
dan ukuran dalam penelitian.

Pilihan ganda.
1. Refraksi
2. Otot ekstraokuler
3. Tumor
4. Funduscopy retina (papil edema, atrophy papil, central retina vein and artery)
5. Xerophthalmia
6. CRVO CRAO
7. Ektropion, entropion, trikiasis

Anda mungkin juga menyukai