Anda di halaman 1dari 13

PENUGASAN RESPONSI

PRAKTIKUM FISIOLOGI INDERA


Dosen Pembimbing: Dr. dr. Hardian

Disusun oleh:
Aldy Syahdan Athalla
22010121140175
Kelas B/kelompok B1

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2022
1. Sebutkan nama bagian bola mata yang ditunjuk dan jelaskan fungsinya

2
1

11

10 33

9
88
44

77

66
5

1. Zonula ciliaris : mempertahankan dan mendukung posisi bola mata dalam posisi
normal ke atas dan ke depan dalam orbit

2. Stratum nervosum :  tempat rangsang cahaya diubah

3. Fovea centralis : bertanggung jawab terhadap ketajaman penglihatan 

4. Nervus opticus : saraf sensorik, untuk penglihatan

5. Sclera : menjaga bentuk bola mata dan melindungi dari cedera


6. Viteus humor : membantu menyerap guncangan pada mata dan menjaga retina
tetap terhubung dengan benar ke dinding belakang mata
7. M. ciliaris : mengubah bentuk lensa ketika mata fokus pada objek dekat. Proses ini
disebut akomodasi
8. Humor aqueous : memelihara lensa dan mempertahankan tekanan di dalam mata
9. Kornea : melindungi struktur di dalam mata, berkontribusi pada kekuatan bias
mata, dan memfokuskan sinar cahaya pada retina dengan hamburan minimum dan degradasi
optik.
10. Lensa : mentransmisikan cahaya, memfokuskannya pada retina
11. Iris : mengontrol jumlah cahaya yang masuk ke mata dengan membuka dan
menutup pupil.
2. Sebutkan nama dan fungsi lapisan retina no 1 /s 7

1. Sel ganglion
Sel ganglion retina (RGCs) adalah neuron penghubung yang menghubungkan input retina ke pusat
pemrosesan visual dalam sistem saraf pusat.

2. Sel muller
Sel Muller, jenis utama sel glial di retina, bertanggung jawab atas dukungan homeostatis dan metabolik
neuron retina. Dengan memediasi transpor ion transseluler, air, dan bikarbonat, sel Muller mengontrol
komposisi cairan ruang ekstraseluler. Sel Muller memberikan dukungan trofik dan anti-oksidatif dari
fotoreseptor dan neuron dan mengatur ketatnya sawar darah-retina

3. Sel amakrin
Sel amakrin terletak di retina bagian dalam dan membuat koneksi dengan sel bipolar dan sel ganglion.

4. Sel bipolar
Sel bipolar adalah salah satu interneuron retina utama dan menyediakan jalur utama dari fotoreseptor ke
sel ganglion, yaitu jalur terpendek dan paling langsung antara input dan output sinyal visual di retina.

5. Sel horizontal
Sel horizontal adalah neuron interkoneksi lateral yang memiliki badan sel di lapisan inti dalam retina
mata vertebrata. Mereka membantu mengintegrasikan dan mengatur input dari beberapa sel fotoreseptor.
Di antara fungsinya, sel horizontal diyakini bertanggung jawab untuk meningkatkan kontras melalui
penghambatan lateral dan beradaptasi baik pada kondisi cahaya terang maupun redup. Sel horizontal
memberikan umpan balik penghambatan ke fotoreseptor batang dan kerucut.

6. Sel batang
Sel batang berfungsi sebagai neuron khusus yang mengubah rangsangan visual berupa foton (partikel
cahaya) menjadi rangsangan kimia dan listrik yang dapat diproses oleh sistem saraf pusat. Sel batang
dirangsang oleh cahaya dalam rentang intensitas yang luas dan bertanggung jawab untuk memahami
ukuran, bentuk, dan kecerahan gambar visual. Mereka tidak melihat warna dan detail halus, tugas yang
dilakukan oleh jenis utama sel peka cahaya lainnya, kerucut. Sel batang jauh lebih sensitif terhadap
cahaya daripada sel kerucut dan juga jauh lebih banyak

7. Sel kerucut
Sel kerucut, atau kerucut, adalah sel fotoreseptor di retina mata vertebrata termasuk mata manusia.
Mereka merespon secara berbeda terhadap cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda, dan dengan
demikian bertanggung jawab untuk penglihatan warna, dan berfungsi paling baik dalam cahaya yang
relatif terang, dibandingkan dengan sel batang, yang bekerja lebih baik dalam cahaya redup.
3. Jelaskan penglihatan saat gelap dan terang pada gambar berikut:.

Saat terang

Saat terdapat cahaya akan mengubah bentuk 11-cis retinol menjadi all-trans retinol. Perubahan yang
terjadi akan mengubah konfigurasi opsin, sehingga mampu mengaktifkan protein-G heterotrimerik
terkait. Protein G memicu pertukaran GDP dengan GTP dan subunit dilepaskan. Subunit ini tetap aktif
sampai aktivitas GTPase intrinsiknya menghidrolisis GTP. Penghentian aktivitas transdusin dipercepat
pada pengikatannya terhadap -arrestin. Selanjutnya, transdusin mengkatalisis aktivasi fosfodiesterase
(PDE) dengan cara melepas inhibitornya. Lalu menghidrolisis cGMP menjadi GMP dan melepaskannya
melalui saluran natrium. Tanpa cGMP terikat saluran Na+ antara cairan ekstraseluler dan sitoplasma
akan tertutup sehingga menyebabkan penurunan konsentrasi Na+ intraseluler dan terjadilah
hiperpolarisasi terminal sinaptik hal ini membuat neurotransmitter glutamate tidak dilepaskan dan
selanjutnya memicu depolarisasi dari sel bipolar sehingga sel bipolar melepaskan neurotransmitter.
Neurotransmitter yang telah lepas dari bipolar cell akan diterima oleh sel ganglion kemudian sel
ganglion akan mengalami aksi potensial.

Saat gelap

Dalam keadaan gelap fotopigmen dalam sel batang adalah rhodopsin. Retina memiliki struktur yang
berbeda dalam terang dan gelap. Retinal dalam keadaan gelap terdapat dalam bentuk 11-cis -retinal yang
pada bagian interior opsin di rhodopsin. Di membran plasma pada segmen luar fotoreseptor mengandung
kanal Na+ berpintu kimia dan merespon terhadap perantara second messenger, yaitu cGMP. cGMP
tinggi saat tidak ada cahaya, tinggi yang menyebabkan kanal Na+ fotoreseptor terbuka. Akibatnya Na+
akan masuk ke dalam sel yang menyebabkan membran potensial sel tersebut akan naik / terjadi
depolarisasi.Depolarisasi ini akan memicu pelepasan neurotransmiter glutamat melalui eksositosis dari
ujung sinaps pada saat gelap. Setelah itu, neuroreseptor inhibitorik akan aktif dan menutup kanal ion
Na+ dan Ca2+ sehingga kedua ion tersebut tidak dapat masuk ke dalam sel dan terjadi hiperpolarisasi hal
ini membuat pontesi ini tidak kembali lagi.
4. Jelaskan gambar berikut

a) Kondisi A, B dan C adalah?


b) Jelaskan tentang jalannya sinar pada masing-masing kondisi
c) Berapa jarak focus untuk masing-masing kondisi? (srrip warna merah)
d) Bagaimana koreksinya? Jelaskan

a) Kondisi A, B dan C adalah?


• Kondisi A : Normal
• Kondisi B : Miopia
• Kondisi C : Hypermetropi

b) Jelaskan tentang jalannya sinar pada masing-masing kondisi

• Kondisi A
Bayangan benda akan jatuh tepat pada retina mata. Impuls datang berupa cahaya yang masuk ke mata
melalui kornea. Berkas cahaya kemudian akan diteruskan ke pupil mata yang lebarnya pupil diatur oleh
iris (intensitas cahaya diatur oleh iris). Selanjutnya cahaya akan dibiaskan oleh lensa mata sehingga
terbentuk bayangan pada retina yang bersifat nyata, terbalik, dan diperkecil. Pada mata normal, lensa
mata dan kornea membiaskan cahaya yang masuk sehinggabayangan objek difokuskan tepat di retina.

• Kondisi B
Sinar sejajar yang berasal dari tempat yang tak terhingga, oleh lensa dibiaskan langsung jatuh di depan
retina, sehingga bayangan menjadi kabur. Penyebabnya adalah : sumbu mata lebih panjang dari mata
normal, sedangkan indeks bias dari lensa mata normal, sehingga bayangannya jatuh pada retina. (Myopia
Axis/sumbu). Bila indeks bias dari lensa mata lebih kuat, sedangkan sumbu mata normal, sehingga
bayangan benda difokuskan di depan retina (Myopia indeks bias).

• Kondisi C
Pada keadaan ini sinar sejajar yang diterima dibiaskan oleh lensa ke belakang retina, sehingga
bayangannya akan 20 kabur. Penyebabnya adalah : sumbu mata lebih pendek dari mata normal padahal
indeks bias dari lensa mata normal bayangannya jatuh pada retina (hipermetropia axis). Jika indeks bias
dari lensa mata terlalu lemah, sedangkan sumbu mata normal, maka bayangan benda jatuh di belakang
retina (hypermetropia indeks bias).

c) Berapa jarak focus untuk masing-masing kondisi? (srrip warna merah)


• Kondisi A :25 cm
• Kondisi B :18 cm
• Kondisi C :31 cm

d) Berikut adalah koreksi yang dapat diberikan.


• Kondisi A
Pada kondisi A, mata dalam keadaan emetropia (normal) sehingga tidak memerlukan koreksi. Akan
tetapi, kondisi pada mata lainnya memerlukan koreksi agar dapat melihat seperti pada mata normal. Pada
mata normal, tanpa memerlukan koreksi lensa, sumber jauh dapat difokuskan di retina tanpa akomodasi
dan sumber dekat dapat difokuskan di retina dengan akomodasi.

• Kondisi B
Pada kondisi mata mengalami miopi (rabun dekat) dapat dikoreksi dengan konkaf yang menyebabkan
divergensi berkas sinar sebelum mencapai mata. Bila permukaan refraksi mata mempunyai daya bias
yang terlalu besar, seperti pada miopia, kelebihan daya bias ini dapat dikoreksi dengan meletakkan lensa
sferis konkaf di depan mata, yang akan menyebarkan berkas cahaya. Dengan koreksi lensa konkaf, maka
sumber jauh dapat terfokus di retina tanpa akomodasi dan sumber dekat dapat terfokus di retina dengan
akomodasi.
• Kondisi C
Pada kondisi mata mengalami hiperopia (rabun jauh) dapat dikoreksi dengan lensa konveks yang
menyebabkan konvergensi berkas sinar sebelum mencapai mata. Pada orang dengan hiperopia yang
mempunyai sistem lensa terlalu lemah penglihatan abnormalnya dapat dikoreksi dengan menambahkan
daya bias menggunakan lensa konveks di depan mata. Dengan koreksi lensa konveks, sumber jauh dapat
terfokus di retina tanpa akomodasi dan sumber dekat dapat terfokus di retina dengan akomodasi.
5. Sebutkan bangunan yang ditunjuk huruf A dan B serta dan jelaskan fungsinya

A. Fovea centrali : Fovea centralis terletak di tengah makula lutea, titik datar kecil yang
terletak persis di tengah bagian posterior retina. Karena fovea bertanggung jawab untuk
penglihatan dengan ketajaman tinggi, fovea sangat jenuh dengan fotoreseptor kerucut.

B. Macula lutea : bagian dari retina yang bertanggung jawab untuk penglihatan sentral yang
tajam dan terperinci (juga disebut ketajaman visual). Makula lutea, juga disebut fovea,
mengandung sel kerucut dengan konsentrasi yang sangat tinggi. Ini adalah sel peka cahaya di
retina yang memberikan penglihatan sentral yang terperinci.
6. Sebutkan nama otot mata yang ditunjuk huruf A s/d G, persarafannya dan fungsinya

A. M. levator palpebrae superioris


Innervasi : N. Occulomotoris
Fungsi :mengangkat kelopak mata ke atas

B. M. rectus lateralis
Innervasi : N. Abduscen
Fungsi :abduksi bola mata

C. M. obliquus inferior
Innervasi :N. occulomotoris
Fungsi : ekstorsi dan fungsi sekundernya adalah elevasi serta fungsi tersier berupa abduksi.

D. M. rectus inferioris
Innervasi :N.occulomotoris
Fungsi :adduksi, rotasi bola mata ke lateral

E. M. rectus medialis
Innervasi :N. occulomotoris
Fungsi :adduksi bola mata

F. M. obliquus superior
Innervasi :N.trochlearis
Fungsi :abduksi, depresi dan rotasi bola mata

G. Trochlearis
Nervus trochlearis [N.IV] adalah nervus cranialis yang membawa serabut-serabut GSE untuk
mempersarafi musculus obliquus superior, suatu musculus extraoculare pada orbita.
7. Jelaskan mekanisme dan jaras saraf untuk penglihatan binokuler serta jelaskan agian2 yang
ditunjuk olw huruf A sd D gambar ini

A.Nervus Optikus
B. Traktus Optikus
C. Colliculus Superior
D. Chiasma Opticum
E. Nucleus Geniculatum Lateralis

Cahaya yang masuk pada mata akan ditangkap oleh retina. Retina merupakan bagian
jaringan otak yang terdiri dari tiga lapisan neuron. Neuron pertama adalah sel batang dan sel
kerucut. Cahaya yang telah masuk kedalam mata akan menimbulkan reaksi fotokimia pada
elemen-elemen ini, dan selanjutnya akan diteruskan sebagai suatu impuls ke korteks penglihatan ( area
striata atau area Broadmann 17 ). Sel batang dan sel kerucut bercampur, kecuali pada fovea sentralis.
Pada fovea sentralis, hanya terdapat sel kerucut, dan setiap sel ini akan berhubungan dengan sel neuron
kedua ( sel bipolar ), dan selanjutnya akan mengirimkan impuls ke neuron ketiga ( sel ganglion ) yang
terletak di lapisan dalam retina. Kira-kira, ada satu juta akson sel ganglion yang berjalan di lapisan
serabut retina menuju ke papil optikus atau ujung n.optikus , menembus lamina kribosa sklera mata dan
berakhir di korpus genikulatum lateralis talamus Serabut yang berjalan dari retina sampai khiasma
disebut n.optikus. Separuh serabutnya berasal dari separuh retinya bagian nasal dan kemudingan
menyilang khiasma ke sisi yang berlawanan. Separuh lainnya, yang berasal dari setengah retina bagian
temporal akan terus brerjalan ipsilateral. Setelah khiasma, kedua kelompok serabut ini bergabung
menjadi satu dan membentuk traktus optikus dan berakhir di korpus genikulatum lateralis.
Ada sebagian serabut traktus optikus ( jaras pupilosensorik medialis ) sebelum mencapai
korpus genikulatum lateralis, memisahkan diri dan berjalan menuju kolikulus superior serta
nukleus di area pretektal. Serabut-seabut ini merupakan serabut aferen dari beberapa refleks
optikus, khususnya refleks pupil terhadap cahaya. Biasanya serabut ini juga ikut terlibat bila ada
kerusakan pada traktus optikus sehingga refleks cahaya akan menjadi negatif.
Sebagian traktus optikus yang lainnya akan berakhir di korpus genikulatum lateralis dan
selanjutnya impuls penglihatan akan ditransmisikan melalui neuron-neuron yang membentuk
susunan yang dikenal sebagai radiasio optika serta diproyeksikan pada korteks penglihatan yang
berlokasi dibagian atas dan bawah fisura kalkarina ( area Broadmann 17 ). Area korteks ini jelas tampak
dengan adanya strip Genari , suatu lapisan tebal dari serabut horizontal yang bermielin. Area
Broadmann 17 yang merupakan resipien primer penglihatan, dikelilingi oleh area 18 dan 19 yang
berlokasi mulai dari aspek medial lobus oksipitalis sampai ke permukaan konveksitas. Area
ini merupakan daerah korteks visual kedua dan ketiga. Stimulasi daerah ini akan menimbulkan aura
optikal berupa kilatan cahaya, warna, dan bentuk-bentuk garis sederhana.

DAFTAR PUSTAKA
1. Drake, Richard L., et al. 2012. Gray’s Basic Anatomy. Jakarta: EGC.
2. Eroschenko, Victor P. 2008. diFiore’s Atlas of Histology (11th edition). Jakarta: EGC.
3. Hall, E. John, et al. 2011. Guyton and Hall Textbook of Medical Physiology (12th edition).
Jakarta: EGC.
4. Guyton, Arthur C dan John E. Hall. 2016. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 12. Jakarta:
EGC
5. Sherwood, Lauralee. 2018. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 9. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai