Oleh :
En-Nida Gelbie Chalisha
Pembimbing :
dr. M. Risnandar, Sp.PD
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas karunia, rahmat
kesehatan, dan keselamatan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan
laporan kasus ini yang berjudul “Diabetes melitus tipe II dan Ulkus
Diabetikum” yang diajukan sebagai persyaratan untuk mengikuti kepaniteraan
klinik senior Ilmu Penyakit Dalam program studi Kedokteran Universitas
Abdurrab. Terima kasih penulis ucapkan kepada dr. M. Risnandar, Sp.PD yang
telah bersedia membimbing penulis dalam pembuatan laporan kasus ini,
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini. Semoga laporan kasus ini
dapat memberikan manfaat, umumnya bagi pembaca dan khususnya bagi
penulis.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih memiliki
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, oleh sebab itu penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir
kata, penulis berharap agar makalah ini dapat memberi manfaat kepada semua
orang. Atas perhatian dan sarannya penulis ucapkan terima kasih.
Penulis
2
3
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL…..…………………………………………………………1
DAFTAR ISI……….
……………………………………………………………..
2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
BAB II.....................................................................................................................5
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................5
LAPORAN KASUS................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................7
4
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
• Gejala klasik DM + glukosa plasma sewaktu > 200 mg/dL (11,1 mmol/L)
Glukosa plasma sewaktu merupakan hasil pemeriksaan sesaat pada suatu hari
tanpa memperlihatkan waktu makan terakhir Atau
• Gejala klasik DM + glukosa plasma puasa > 126 mg/dL (7,0 mmol/L) Puasa
diartikan pasien tidak mendapat kalori tambahan sedikitnya 8 jam
• Glukosa plasma 2 jam pada TTGO > 200 mg/dL (11,1 mmol/L) TTGO
dilakukan dengan standar WHO, menggunakan beban glukosa yang setara dengan
75 gram glukosa anhidrus yang dilarutkan kedalam air.
2. Usia > 45 tahun tanpa faktor risiko diatas Kelompok risiko tinggi dengan
hasil pemeriksaan glukosa plasma normal sebaiknya diulang setiap 3 tahun,
kecuali pada kelompok prediabetes pemeriksaan diulang tiap 1 tahun. Pada
keadaan yang tidak tersedia fasilitas TTGO, maka pemeriksaan penyaring
dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler diperbolehkan
untuk patokan diagnosis DM. Dalam hal ini harus diperhatikan adanya
perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah plasma vena dan glukosa darah
kapiler.
2.6 Penatalaksanaan DM
Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah meningkatkan kualitas hidup
penyandang diabetes. Tujuan penatalaksanaan meliputi:
1. Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan DM, memperbaiki
kualitas hidup dan mengurangi risiko komplikasi akut.
2. Tujuan jangka panjang: mencegah dan menghambat progresivitas
penyulit mikroangiopati dan makroangiopati.
3. Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya morbiditas dan mortalitas
darah, tekanan darah, berat badan, dan profil lipid, melalui pengelolaan pasien
secara komprehensif.2
2. Terapi Farmakologi.1
Terapi farmakologi diberikan bersama dengan pengaturan makan dan
latihan jasmani (gaya hidup sehat). Terapi farmakologi terdiri dari obat oral
dan bentuk suntikan.
20
3. Terapi Kombinasi
Pengaturan diet dan kegiatan jasmani merupakan hal yang utama
dalam penatalaksanaan DM, namun bila diperlukan dapat dilakukan
bersamaan dengan pemberian obat antihiperglikemia oral tunggal atau
kombinasi sejak dini. Pemberian obat antihiperglikemia oral maupun insulin
selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk kemudian dinaikkan secara
bertahap sesuai dengan respons kadar glukosa darah. Terapi kombinasi obat
antihiperglikemia oral, baik secara terpisah ataupun fixed dose combination,
harus menggunakan dua macam obat dengan mekanisme kerja yang berbeda.
Pada keadaan tertentu apabila sasaran kadar glukosa darah belum tercapai
dengan kombinasi dua macam obat, dapat diberikan kombinasi dua obat
28
2. Komplikasi menahun
a. Makroangiopati
• Pembuluh darah jantung : penyakit jantung coroner
• Pembuluh darah tepi: penyakit arteri perifer yang sering terjadi pada
penyandang DM. Gejala tipikal yang biasa muncul pertama kali adalah nyeri
pada saat beraktivitas dan berkurang saat istirahat (claudication intermittent),
namun sering juga tanpa disertai gejala. Ulkus iskemik pada kaki merupakan
kelainan yang dapat ditemukan pada penderita
• Pembuluh darah otak : stroke iskemik atau stroke hemoragik. 5
b. Mikroangiopati
• Retinopati diabetic
- Kendali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi risiko
atau memperlambat progresi retinopati. Terapi aspirin tidak mencegah
timbulnya retinopati
• Nefropati diabetic
- Kendali glukosa dan tekanan darah yang baik akan mengurangi
risiko atau memperlambat progress nefropati
- Untuk penderita penyakit ginjal diabetik, menurunkan asupan
protein sampai di bawah 0.8gram/kgBB/hari tidak direkomendasikan
karena tidak memperbaiki risiko kardiovaskuler dan menurunkan GFR
ginjal
• Neuropati
- Pada neuropati perifer, hilangnya sensasi distal merupakan factor
penting yang berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus kaki yang
meningkatkan risiko amputasi
- Gejala yang sering dirasakan berupa kaki terasa terbakar dan bergetar
sendiri, dan terasa lebih sakit di malam hari
32
c. Penatalaksanaan
Untuk pengelolaan kaki diabetes dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar
yaitu (1) pencegahan primer (pencegahan terjadinya kaki diabetes dan
terjadinya ulkus atau sebelum terjadinya perlukaan pada kulit); (2)
pencegahan sekunder (pencegahan agar tidak terjadi kecacatan yang lebih
parah/ pencegahan dan pengelolaan ulkus / gangren diabetik yang sudah
terjadi3
• Pencegahan Primer
Penyuluhan mengenai terjadinya kaki diabetes sangat penting untuk
pencegahan kaki diabetes. Penyuluhan ini harus selalu dilakukan pada setiap
kesempatan pertemuan dengan penyandang DM dan menyempatkan untuk
selalu melihat dan memeriksa kaki penyandang DM. Edukasi perawatan kaki
harus diberikan secara rinci dan teratur pada semua orang dengan ulkus
maupun neuropati perifer atau peripheral arterial disease
• Tidak boleh berjalan tanpa alas kaki termasuk di pasir dan air • Periksa
kaki setiap hari dan laporkan pada dokter apabila ada kulit terkelupas atau
daerah kemerahan atau luka
• Periksa alas kaki dari benda asing sebelum memakainya • Selalu
menjaga kaki dalam keadaan bersih dan mengoleskan krim pelembab ke kulit
yang kering. Pengelolaan kaki diabetes terutama ditujukan untuk pencegahan
terjadinya tukak disesuaikan dengan keadaan resiko kaki.Keadaan kaki
penyandang diabetes digolongkan berdasarkan resiko terjadinya dan resiko
besarnya masalah yang mungkin timbul. Penggolongan kaki diabetes
berdasarkan resiko terjadinya masalah (Frykberg)3
1. Sensasi Normal Tanpa Deformitas.
2. Sensasi Normal Dengan Deformitas atau Tekanan Plantar Tinggi
3. Insensitivitas Tanpa Deformitas.
4. Iskemia Tanpa Deformitas.
5. Kombinasi (Complicated):
a. Kombinasi insensitivitas, iskemia, dan atau deformitas
b. Riwayat adanya tukak, deformitas Charcot.
38
Untuk kaki yang kurang merasa / insensitif (kategori 3 dan 5) alas kaki
perlu diperhatikan benar untuk melindungi kaki yang insensitif tersebut Kalau
sudah ada deformitas (kategori 2 dan 5) perlu perhatian khusus mengenai
sepatu / alas kaki yang dipakai, untuk meratakan penyebaran tekanan pada
kaki.Untuk kasus dengan kategori resiko 4 (permasalahan vaskular), latihan
kaki perlu diperhatikan benar untuk memperbaiki vaskularisasi kaki.
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. I
Jenis kelamin : Laki-laki
Umur : 74 tahun
Alamat : JL. Bukit Kabur
Agama : Islam
No Rekam Medis : 39 48 16
Tanggal Masuk : 07 November 2021
Masuk RS Melalui : IGD
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal : 08 November 2021 Pukul : 08.00
WIB
Resume anamnesis :
Keluhan utama : bengkak pada jari kaki sebelah kanan
Resume riwayat penyakit sekarang :
-Pasien datang dengan keluhan kaki kanan bengkak sejak 4 hari yang lalu.
Diperberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit. Awalnya pasien
demam sejak 5 hari yang lalu, demam hilang timbul kemudian kaki
bengkak dan pecah mengeluarkan nanah. Nyeri (+) kemerahan (+)
- Kaki pasien terasa kesemutan dan juga kebas
-Pasien juga mengeluhkan badan terasa lemas sejak 3 hari yang lalu
semakin berat 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
-Pasien mengatakan mudah haus yang menyebabkan sering buang air
kecil
- Pasien mengatakan mudah lapar dan frekuensi makan menjadi sering
-Pasien mengatakan mengalami penurunan berat badan
40
41
-Mual (-) muntah (-) BAB dan BAK lancar , sesak (-)
Status Lokalis :
42
• Pemeriksaan Kepala
-Ukuran dan bentuk kepala : Normal
-Wajah : Simetris
-Rambut : putih
44
• Pemeriksaan Mata
-Kelopak : Edem palpebra (-), Ptosis (-)
-Konjungtiva : Tidak anemis
-Sklera : Tidak ikterik
-Kornea : Jernih
-Pupil : Isokor
• Pemeriksaan Leher
-Inspeksi : Tidak terdapat tanda – tanda peradangan
-Palpasi : Nyeri tekan (-), massa (-)
-Pemeriksaan Trakea : Berada ditengah
-Pemeriksaan kelenjar tiroid : Tidak terdapat pembesaran
-Pemeriksaan tekanan vena jugularis : 5 ± 2 cmH2O
• Pemeriksaan Thoraks
Anterior :
- Inspeksi : • Normochest • Retraksi (-) • Pergerakan dinding dada simetris
kanan dan kiri
- Palpasi : • Nyeri (-) • Krepitasi (-) • Vokal fremitus taktil simetris kanan dan
kiri
- Perkusi : • Sonor pada kedua lapang paru
- Auskultasi :
• Suara nafas vesikuler (+/+) • Rhongki (-/-) • Wheezing (-/-)
Posterior
- Inspeksi : Simetris kanan dan kiri
- Palpasi : Tidak terdapat keterlambatan gerak
- Perkusi
: Sonor seluruh lapangan paru
- Auskultasi :
45
• Jantung
- Inspeksi : Ictus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Iktus kordis tidak teraba
- Perkusi :
- Batas atas : ICS II linea parasternalis sinistra
- Batas kanan : ICS IV linea parasternalis dextra
- Batas kiri : ICS V linea midclavicularis sinistra
- Auskultasi : • Bunyi jantung S1 dan S2 reguler • Murmur (-) • Gallop (-)
• Pemeriksaan Abdomen
- Inspeksi : • Tampak cembung • Vena kolateral (-) • Tanda-tanda peradangan
(-)
- Auskultasi : Bising usus (+)
- Perkusi : Tympani pada seluruh lapang abdomen
- Palpasi : • Soepel • Nyeri tekan epigastrium (-) • Hepatomegali (-)
- Pemeriksaan ginjal :
- Pemeriksaan CVA : CVA (-/-)
- Pemeriksaan hepar : Tidak teraba pembesaran
- Pemeriksaan Lien : Pembesaran (-)
- Pemeriksaan asites : Shifting dullness (-), undulasi (-)
• Pemeriksaan Ekstremitas
5 5
5 5
VIII. Prognosis
Prognosis pada pasien ini dibagi atas :
LEMBAR FOLLOW UP
Tanggal jam Keluhan T HR RR TD PLANNING
periksa
-gabapentin
1x300
-mecobalamin
3x1
-cilostazol
2x50mg
-paracetamol
3x1
09/11/2021 12.0 Luka 36,0°C 82x/menit 20x/menit 110/70 -Mecobalamin
0 pada kaki mmHg -Pct tab 3x1
kanan, Noverapid 20
badan UI
lemas
50
BAB IV
PEMBAHASAN
52