Anda di halaman 1dari 21

Laporan Kasus

Sirosis Hepatis
Status pasien
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Tn. Aswan
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Umur : 43 Tahun
• Alamat : Jl. Jambu RT 002/004, Pangkalan
Kerinci, Pelalawan
ANAMNESIS
• Keluhan Utama
Sesak napas, perut terasa sakit dan penuh
• Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan rasa sakit di seluruh perut yang
semakin sakit saat bergerak. Pasien juga mengeluhkan sesak
napas, tidak selera makan, lemas, dan kaki yang membengkak.
• Riwayat Penyakit Dahulu
Sebelum dipindahkan ke Marwa, pasien menderita covid-19
dan dirawat selama 10 hari di Pinere. Pasien tidak memiliki
riwayat hipertensi dan diabetes mellitus.
• Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal serupa dengan
pasien
• Riwayat Pribadi
Pasien adalah wiraswasta dan tinggal serumah bersama istri
dan anak kandungnya. Biaya kesehatan ditanggung oleh
jaminan kesehatan daerah (Jamkesda). Pasien tidak merokok
dan tidak minum beralkohol.

• Resume Anamnesis
Pasien datang dengan keluhan perut terasa sakit dan terasa
penuh. Dan semakin berat 3 hari ini saat beraktivitas. Pasien
merasa dada terasa sempit sehingga sulit untuk bernapas.
Pasien sering terbangun pada malam hari dan bisa tidur
menggunakan 2-3 bantal. Pasien juga mengeluhkan tidak
selera makan, mual, muntah. Urin pasien berwarna teh pekat.
PEMERIKSAAN TANDA VITAL (VITAL SIGN)
• Tekanan Darah : 110/100 mmHg
• Suhu Tubuh : 36,8C
• Frekuensi Denyut Nadi : 86 kali/menit
• Frekuensi Nafas : 25 kali/menit
 
PEMERIKSAAN FISIK DIAGNOSTIK
• IV.A. Keadaan Umum
• Kesadaran : Komposmentis
• Tinggi Badan : 165 cm
• Berat Badan : 80 kg
• Status Gizi : IMT : 29,38 (Gemuk)
Pemeriksaan Abdomen
• Inspeksi : Cembung, tidak tampak scar
• Auskultasi : Tidak terdapat bising usus
• Perkusi : Timpani
• Palpasi : Supel, terdapat nyeri tekan seluruh kuadran
perut
• Pemeriksaan Ginjal : Tidak teraba kanan dan kiri
• Pemeriksaan Nyeri Ketok Ginjal : Tidak terdapat nyeri
• Pemeriksaan Hepar : Teraba
• Pemeriksaan Lien : Tidak teraba
• Pemeriksaan Asites: Terdapat shifting dullness
Pemeriksaan Ekstremitas
• Lengan : Akral tidak dingin, tidak terdapat edema, tidak terdapat
sianosis
• Tangan : Akral tidak dingin, tidak terdapat edema, tidak terdapat
sianosis
• Tungkai : Akral tidak dingin, terdapat edema, tidak terdapat
sianosis
• Kaki : Akral tidak dingin, terdapat edema, tidak terdapat sianosis

• RESUME PEMERIKSAAN FISIK


Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi napas pasien
meningkat dan memiliki IMT overweight. Pada pemeriksaan
abdomen terdapat nyeri tekan seluruh kuadran perut. Pada
ekstremitas inferior terdapat edema.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• VI.A. Pemeriksaan Darah Lengkap
• Hemoglobin : 13,3 gr%
• Leukosit : 7,4x 103 mm3
• Hematokrit : 41,0%
• Trombosit : 98 x 103 mm3
• VI.B. Pemeriksaan Fungsi Ginjal
• Creatinin : 2,9 mg/dL
• Ureum : 93 mg/dL
• Pemeriksaan Kadar Gula Darah: 110 mg/dL
• Pemeriksaan Radiologi
• USG abdomen
Interpretasi :
• Ukuran hepar membesar, sudut tajam, permukaan rata, ekhogenitas parenkim sedikit
meningkat. Tidak tampak bayangan nodul/massa. Tampak koleksi cairan di sekitarnya. Vena
hepatica dan vena cava inferior tampak melebar. Vena porta tidak melebar
• Kandung empedu mengecil (kollaps), dinding sulit dinilai
• Limpa ukurannya membesar, tekstur parenkim haemoglobin halus, tidak tampak
nodul/massa. Tampak koleksi cairan disekitarnya
• Ginjal dalam batas normal
• Vesika urinaria dalam batas normal
Tinjauan Pustaka
• Definisi
Sirosis hepatis merupakan tahap akhir proses difus fibrosis hati progresif
yang ditandai oleh distorsi arsitektur hati dan pembentukan nodul
regenerative.
• Etiologi
virus hepatitis atau penderita steatohepatitis yang berkaitan dengan
kebiasaan minum alkohol ataupun obesitas. Beberapa etiologi lain dari
penyakit hati kronis diantaranya adalah infestasi parasite
(schistosomiasis), penyakit autoimun yang menyerang hepatosit atau
epitel bilier, penyakit hati bawaan, penyakit metabolik seperti Wilson’s
disease, kondisi inflamasi kronis (sarcoidosis), efek toksisitas obat
(methotrexate dan hipervitaminosis A), dan kelainan vaskular, baik yang
didapat ataupun bawaan.
Manifestasi klinis
• Spider nevi
• Eritema palmaris
• Ginekomastia
• Alopesia daerah pektoralis, aksila, pubis
• Atrofi testis pada laki-laki
• Amenore pada wanita
• Ensefalopati hepatikum hingga koma hepatikum
• Hipertensi portal
• Kapud medussae
• Splenomegali
• Asites
• Edema perifer
Penegakan diagnosis
• Anamnesis
Banyak penderita sirosis tidak menunjukkan gejala pada tahap
awal penyakit. Namun, saat jaringan parut menggantikan sel-sel
sehat, fungsi hati mulai gagal dan a orang mungkin mengalami
satu atau lebih gejala berikut: (jurnal 4)
• Lemah
• Lemas dan mudah lelah
• Kehilangan selera makan
• Penurunan berat badan
• Nyeri perut
• Spider nevi
• Pemeriksaan fisik
Fetor hepaticus (bau nafas yang manis karena tingginya tingkat dimetil
sulfida dan keton dalam darah) dan asterixis (gemetar yang mengepak
ketika lengan direntangkan dan tangan dorsiflexing) keduanya merupakan
ciri dari ensefalopati hepatik yang dapat dilihat pada sirosis. Sirosis dapat
menyebabkan sirkulasi hiperdinamik, penurunan massa otot, kram otot,
dan herniasi umbilikalis. Pemeriksaan fisik pada penderita sirosis dapat
menunjukkan stigmata penyakit hati kronis (telangiektasis laba-laba,
eritema palmar, kontraktur Dupuytren, ginekomastia, atrofi testis), tanda-
tanda hipertensi portal (asites, splenomegali, caput medusae, murmur vena
cruveilhier-Baumgarten) , tanda-tanda ensefalopati hepatik (kebingungan,
asteriksis, dan fetor hepaticus), dan gambaran lain seperti ikterus,
pembesaran parotis bilateral, dan bulu dada / aksila yang sedikit (NCBI).
• Pemeriksaan penunjang
1. USG abdomen
2. Endoskopi
3. Biopsi hati
Penatalaksanaan
• Nutrisi dan latihan
• Analgetik
• Vaksinasi
• Obat Hepatotoksisitas pada Penderita Sirosis
• Transplantasi hepar
Prognosis
Prognosis sirosis sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh sejumlah faktor,
diantaranya etiologi, beratnya kerusakan hati, komplikasi, dan penyakit yang
menyertai. Beberapa tahun terakhir, metode prognostik yang paling umum
dipakai pada pasien dengan sirosis adalah sistem klasifikasi Child-Turcotte-Pugh.
Child dan Turcotte pertama kali memperkenalkan sistem skoring ini pada tahun
1964 sebagai cara memprediksi angka kematian selama operasi portocaval shunt.
Pugh kemudian merevisi sistem ini pada 1973 dengan memasukkan albumin
sebagai pengganti variabel lain yang kurang spesifik dalam menilai status nutrisi.
Beberapa revisi juga dilakukan dengan menggunakan INR selain waktu
protrombin dalam menilai kemampuan pembekuan darah.5 Sistem klasifikasi
Child-Turcotte-Pugh dapat dilihat pada tabel 3. Sistem klasifikasi Child-Turcotte-
Pugh dapat memprediksi angka kelangsungan hidup pasien dengan sirosis tahap
lanjut. Dimana angka kelangsungan hidup selama setahun untuk pasien dengan
kriteria Child-Pugh A adalah 100%, Child-Pugh B adalah 80%, dan Child-Pugh C
adalah 45%.
Pembahasan
• Anamnesis
Pada kasus ini pasien datang ke rumah sakit dengan keluhan
utama sesak napas, perut terasa sakit dan penuh. Berdasarkan
keluhan utama pasien, kemungkinan diagnosis banding dari
penyakit pasien sudah mulai diperkirakan yaitu seperti
peritonitis, gagal jantung, pneumonia dan asma. Setelah itu,
dokter menggali kembali riwayat penyakit sekarang dari pasien.
Pasien menjelaskan sesak napas timbul sejak 2 minggu yang lalu,
makin berat 3 hari ini saat aktivitas. Pasien sering terbangun
pada malam hari dan bisa tidur dengan menggunakan 2-3 bantal,
pasien juga mengeluhkan mual muntah.
• Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik didapatkan frekuensi
napas meningkat 25x/menit dan IMT pasien
overweight Pada pemeriksaan abdomen terdapat
nyeri tekan di seluruh kuadran abdomen dan pada
saat pemeriksaan hepar dan lien teraba.
Pemeriksaan shifting dullness positif, pada pasien
terdapat edema pada ekstremitas inferior bilateral
hal ini mendukung diagnosis Sirosis hepatis.
• Pemeriksaan penunjang
Dokter melakukan pemeriksaan kimia darah
dimana kadar ureum dan kreatinin meningkat.
Kadar SGOT dan SGPT normal. Kadar eletrolit
natrium, kalium dan klorida normal.
• Diagnosis
Berdasarkan data yang diperoleh dari
anamnesis, pemeriksaan fisk dan pemeriksaan
penunjang, maka diagnosis banding dari keluhan
pasien ini adalah sirosis hepatis.
Terapi
• Nutrisi dan latihan
• Analgetik
• Vaksinasi
• Obat Hepatotoksisitas pada Penderita Sirosis
• Transplantasi hepar

Anda mungkin juga menyukai