Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PANCASILA

BUTIR BUTIR PANCASILA

Oleh :

KELOMPOK 5

1. FADILLAH AKBAR ARASY (622022021077)


2. A.FATIMAH ZAHRAH (622022021073)
3. WIRA SANJAYA (622022021076)
4. TRI SULFIKRAM (622022021078)
5. CHAERIL AKBAR (622022021074)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM


PROGRAM PENDIDIKAN AKUNTANSI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI BONE ( IAIN BONE ) 2021/2022
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdullilah senantiasa kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT.
Karena atas berkah, rahmat, hidayat dan kesehatan dari-NYA, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini. Dan tak lupa shalawat dan salam kita kirimkan untuk
baginda Nabiullah Muhammad SAW, nabi yang telah membawa ummatnya dari
zaman jahiliah ke zaman yang terang-benderang, juga nabi yang telah diutus oleh
Allah SWT kemuka bumi ini sebagai rahmat lilalamin.

Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu mata kuliah
yakni Pengantar Studi Islam. Kami berharap dalam penyusunan makalah ini dapat
memberi manfaat bagi kita semua.

Tentunya kami sadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, maka dari itu saran dan kritik kami perlukan dalam hal yang bersifat
membangun karena tidak dipungkiri bahwa makalah ini masih terdapat kesalahan
dalam penyusunanya.

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. RumusanMasalah ............................................................................... 2
C. Tujuan ................................................................................................ 2
D. Manfaat .............................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Butir-butir Pancasila .......................................................................... 3

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 14

A. Simpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ................................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 15

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pancasila adalah sebagai dasar falsafah negara oindonesia, sehingga dapat diartikan

kesimpulan bahwa pancasila merupakan dasar falsafah dan ideologi negara yang diharapkan

menjadi pandangan hidup bangsa indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan

kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.

Pancasila sebagai satu-satunya ideologi yang dianut bangsa indonesia takk ada yang

mampu menandinginya. Indonesia yang terdiiri atas berbagai dan suku bangsa dapat

dipersatukan oleh pancasil. Itu sebabnya sering kali pancasila dianggap sebagai ideologi yang

sakti. Siapa pun coba menggulingkannya,akan berhadapan langsung dengan seluruh

komponen-komponen kekuatan bangsa dan negara indonesia.

Sebagai dasar negara republi indonesia ( way of life ), pancasila nilainilainya telah

dimiliki oleh bangsa indonesia sejak zaman dulu. Nilai –nilai tersebut meliputi nilai budaya,

adat – istiadat dan religiusitas yang diimplimentasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jati diri

bangsa indonesia melekat kuat melalui nilai-nilai tersebut yang dijadikan pandangan hidup.

Tindak –tanduk sert perilaku masyarakat nusantara sejak dahulu kala telah tercermin dalam

nilainilai pancasila. Untuk itu, pendiri republik indonesia berusaha merumuskan nilainilai

luhur itu kedalam sebuah ideologi bernama pancasila.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja butir-butir Pancasila ?
C. Tujuan
1. Mengetahui butir-butir pancasila

1
BAB II

PEMBAHASAN
dalam mewujudkan Pancasila sebagai falsafah bangsa sebagai cita-cita keidupan, maka
terbentuknya negara kesatuan republic Indonesia yang kokoh kuat menjadi syarat untuk
membangun NKRI kita harus ingat bahwa persatuan dan kesatuan bangsa itu tidak akan
terjadi dengan sendirinya, akan tetapi harus diusahakan dengan kesadaran kita.

A. BUTIR-BUTIR PANCASILA
1. Ketuhanan yang maha Esa
a. Percaya dan takwa kepada tuhan yang maha esa sesuai agama dan
kepercayaan masing-masing.menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab.
b. Hormat dan menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan
penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan
kepercayaannya.
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan tertentu kepada orang lain.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
a. Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara
sesama manusia warga negara.
b. Saling mencintaai sesama.
c. Mengembangkan sikap tenggang rasa.
d. Tidak semena-mena terhadap orang lain.
e. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
f. Gemar melakukan kegiataan kemanusiaan.
g. Berani membela kebenaran dan keadialan.
h. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia,
Karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja dengan
bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
a. Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan
negara diatas kepentingan pribadi dan golongan.
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
c. Cinta tanah air dan bangsa.
d. Bangga sebagai bangsa Indonesia bertanah air Indonesia.
e. Memajukan pergaulan demi persatuaan dan kesatuan bangsa yang ber-
bhineka tunggal ika.

NASH / AYAT TENTANG PERSATUAN

2
3

Persatuan kaum muslimin di atas al haq dan larangan berpecah-belah, merupakan prinsip
yang agung dalam agama Islam. Namun layak disesalkan, kenyataan yang nampak di
kalangan kaum muslimin berbeda masalah besar ini. Semoga bermanfaat untuk kita.

Allah Ta’ala berfirman dengan ajaran agama yang suci ini. Maka di sini, kami sampaikan
sebagian keterangan agama mengenai

‫ص ُموا بِ َح ْب ِل للاِ َج ِميعًا َوالَ تَفَ َّرقُوا َو ْاذ ُكرُوا نِ ْع َمتَ للاِ َعلَ ْي ُك ْم إِ ْذ ُكنتُ ْم أَ ْعدَآ ًء فَأَلَّفَ بَ ْينَ قُلُوبِ ُك ْم فَأَصْ بَحْ تُم بِنِ ْع َمتِ ِه‬
ِ َ‫َوا ْعت‬
‫إِ ْخ َوانًا‬
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu
bercerai-berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika dahulu (masa Jahiliyah)
bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena
nikmat Allah orang-orang yang bersaudara. (QS Ali Imran:103)

Ibnu Jarir Ath Thabari berkata tentang tafsir ayat ini: Allah Ta’ala menghendaki dengan ayat
ini, Dan berpeganglah kamu semuanya kepada agama Allah yang telah Dia perintahkan, dan
(berpeganglah kamu semuanya) kepada janjiNya yang Dia (Allah) telah mengadakan
perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan dan kesepakatan di atas
kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. [Jami’ul Bayan 4/30.]

Al Hafidz Ibnu Katsir rahimahullah berkata,“Dia (Allah) memerintahkan mereka (umat


Islam) untuk berjama’ah dan melarang perpecahan. Dan telah datang banyak hadits, yang
(berisi) larangan perpecahan dan perintah persatuan. Mereka dijamin terjaga dari kesalahan
manakala mereka bersepakat, sebagaimana tersebut banyak hadits tentang hal itu juga.
Dikhawatirkan terjadi perpecahan dan perselisihan atas mereka. Namun hal itu telah terjadi
pada umat ini, sehingga mereka berpecah menjadi 73 firqah. Diantaranya terdapat
satu firqah najiyah (yang selamat) menuju surga dan selamat dari siksa neraka. Mereka ialah
orang-orang yang berada di atas apa-apa yang ada pada diri Nabi n dan para sahabat beliau.”
[Tafsir Al Qur’anil ‘Azhim, surat Ali Imran:103.]

Al Qurthubi berkata tentang tafsir ayat ini,“Sesungguhnya Allah Ta’ala memerintahkan


persatuan dan melarang dari perpecahan. Karena sesungguhnya perpecahan merupakan
kebinasaan dan al jama’ah (persatuan) merupakan keselamatan.” [Al Jami’ Li Ahkamil
Qur’an 4/159.]

Al Qurthubi juga mengatakan,“Maka Allah Ta’ala mewajibkan kita berpegang kepada


kitabNya dan Sunnah NabiNya, serta -ketika berselisih- kembali kepada keduanya. Dan
memerintahkan kita bersatu di atas landasan Al Kitab dan As Sunnah, baik dalam keyakinan
dan perbuatan. Hal itu merupakan sebab persatuan kalimat dan tersusunnya perpecahan
(menjadi persatuan), yang dengannya mashlahat-mashlahat dunia dan agama menjadi
sempurna, dan selamat dari perselisihan. Dan Allah memerintahkan persatuan dan melarang
dari perpecahan yang telah terjadi pada kedua ahli kitab”. (Al-Jami’ Li Ahkamil
Qur’an 4/164)
4

Beliau juga mengatakan,“Boleh juga maknanya, janganlah kamu berpecah-belah karena


mengikuti hawa nafsu dan tujuan-tujuan yang bermacam-macam. Jadilah kamu saudara-
saudara di dalam agama Allah, sehingga hal itu menghalangi dari (sikap) saling memutuskan
dan membelakangi.” [Al Jami’ Li Ahkamil Qur’an 4/159.]

Asy Syaukani berkata tentang tafsir ayat ini,“Allah memerintahkan mereka bersatu di atas
landasan agama Islam, atau kepada Al Qur’an. Dan melarang mereka dari perpecahan yang
muncul akibat perselisihan di dalam agama.” [Fahul Qadir 1/367.]

Dari penjelasan para ulama di atas, dapat diambil beberapa perkara penting berkaitan dengan
masalah persatuan.

Pertama. Perkataan Imam Ath Thabari: Berpeganglah kamu kepada janjiNya, yang Dia
(Allah) telah mengadakan perjanjian atas kamu di dalam kitabNya, yang berupa persatuan
dan kesepakatan di atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah;
menunjukkan kaidah dan landasan penting tentang persatuan yang benar. Yaitu: persatuan di
atas kalimat yang haq dan berserah diri terhadap perintah Allah. Kalimat yang haq, sering
diistilahkan untuk kalimat la ilaha illa Allah, termasuk Muhammad Rasulullah. Dengan
demikian, asas persatuan ialah tauhid dan Sunnah. Tidak ada persatuan tanpa tauhid dan
Sunnah Rasulullah n . Persatuan yang dibangun tidak berdasarkan tauhid, merupakan model
persatuan orang-orang musyrik. Dan persatuan yang tidak di atas Sunnah, merupakan
persatuan ahli bid’ah. Bukan Ahlus Sunnah!

Kedua. Penjelasan Ibnu Katsir rahimahullah yang menghubungkan ayat di atas -yang
memerintahkan persatuan- dengan hadits firqah najiyah -menunjukkan- bahwa persatuan
yang haq, ialah dengan mengikuti apa-apa yang ada pada Nabi n dan para sahabat beliau.
Membangun persatuan, yaitu dengan mengikuti Al Kitab dan As Sunnah berdasarkan
pemahaman para sahabat, kemudian menolak bid’ah. Karena seluruh bid’ah merupakan
kesesatan. Bid’ah adalah perkara baru dalam agama, yang tidak ada pada zaman Rasulullah n
dan para sahabatnya.

Ketiga. Perkataan Al Qurhubi rahimahullah menjadi jelas bagi kita, bahwa langkah menuju
persatuan yaitu dengan berpegang kepada kitab Allah dan Sunnah NabiNya, baik dalam
keyakinan maupun perbuatan. Dan jika terjadi perselisihan, maka dikembalikan kepada
keduanya.

Keempat. Demikian juga penjelasan Asy Syaukani. Bahwa persatuan, ialah dengan
berpegang kepada agama Allah; dengan berpegang kepada Al Qur’an.

Allah Ta’ala juga berfirman,

َ‫صا ُك ْم بِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬


َّ ‫ق بِ ُك ْم ع َْن َسبِيلِ ِه َذالِ ُك ْم َو‬ ِ ‫َوأَ َّن ه َذا‬
َ ‫ص َرا ِطي ُم ْستَقِي ًما فَاتَّبِعُوهُ َوالَ تَتَّبِعُوا ال ُّسبُ َل فَتَفَ َّر‬

dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah dia; dan
janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan
5

kamu dari jalanNya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu
bertaqwa. (QS Al An’am:153).

Syaikh Abu Bakar Jabir Al Jazairi berkata,“Ayat ini memuat perintah agar konsisten terhadap
agama Islam, dalam masalah aqidah, ibadah, hukum, akhlaq, dan adab. Ayat ini juga memuat
larangan mengikuti selain Islam, yaitu seluruh agama-agama dan sekte-sekte, yang Allah
istilahkan dengan ‘jalan-jalan’. (Aisarut Tafasir)

Menjelaskan firman Allah: dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain); Syaikh
Abdurrahman bin Nashir As Sa’di berkata,”Yaitu jalan-jalan yang menyelisihi jalan ini.”
(Firman Allah: karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya), yaitu akan
menyesatkan dan mencerai-beraikan kamu darinya. Maka jika kamu telah sesat dari jalan
yang lurus, maka di sana tidak ada lagi, kecuali jalan-jalan yang akan menghantarkan menuju
neraka jahim.” (Taisir Karimir Rahman).

Kemudian dari ayat di atas dapat diambil petunjuk, bahwa diantara langkah menuju dan
menjaga persatuan ialah dengan menetapi agama Islam sampai mati, dan berlepas diri dari
selainnya, yang berupa: madzhab-madzhab, agama-agama, dan jalan-jalan selain Islam.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan perwakilan
a. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
b. Tidak memaksakaan kehendak kepada orang lain.
c. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaaan.
e. Dengan itikat baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksakan hasil
musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai hati nurani yang luhur.
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral
kepada tuhan yang maha esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat
manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadialan.
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia
a. Mengembangkan perbuataan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan
sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong.
b. Bersikap adil.
c. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
d. Menghormati hak hak orang lain.
e. Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
6

f. Menjauhi pemerasaan terhadap orang lain.


g. Tidak bersikap boros.
h. Tidak bergaya hidup mewah.
i. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
j. Suka bekerja keras.
k. Menghargai karya orang lain.
l. Bersama-sama berusaha mewujukkan kemajuaan yang eraata dan
berkeadilan social
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara republic Indonesia sebagai pedoman

bagi segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bagi seluruh rakyat

Indonesia. Pancasila terdiri atas 5 sila yang mengandung nilai-nilai didalamnya, nilai-nilai

tersebut diwijudkan sebagai pengamalan dalam kehidupan masyarakat. Seiring dengan arus

globalisasi penerapan nilai-nilai Pancasila kiyan memudar ditengah-tengah masyarakat,

sehingga Pancasila tidak mampu lagi menjadi pandangan bagi masyarakat Indonesia, hal ini

juga mulai meliputi para generasi muda Indonesia. Generasi muda sebagai generasi penerus

bangsa diharapkan membawa perubahan yang lebih baik bagi bangsa ini dengan berpedoman

pada Pancasila, akan tetapi para pemuda saat ini kiyan jauh dari nilai-nilai Pancasila. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan nilai-nilai Pancasila seperti penerapan nilai

ketuhanan bahwa anggota Pancasila masih banyak yang bertentangan dengan norma agama,

penerapan nilai kemanusiaan bahwa anggota pemuda pancasila masih banyak yang

bertentangan dengan norma agama, penerapan nilai kemanusiaan bahwa anggota Pancasila

kurang dalam bersikap menghargai sesame manusia karena sering melakukan

kekerasan,penerapan nilai persatuan.


B. SARAN

Kepada masyarakat terutama para pemuda disarankan untuk lebih meningkatkan

kesadaran akan menerapkan nilai-nilai Pancasila, tidak hanya sekedar mengenal, memahami,

melainkan juga bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.

7
DAFTAR PUSTAKA
https://www.bola.com/ragam/read/4672226/butir-butir-pengamalan-setiap-sila-
pancasila-yang-perlu-diketahui

https://muslim.or.id/6884-bersatu-dan-jangan-berpecah-belah.html

Anda mungkin juga menyukai