Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Gastroenteritis Akut (GEA)


Sub Pokok Bahasan : GEA
Sasaran : Pasien dan keluarga
Ruangan : Golek
Tanggal Pelaksanaan : 4 November 2021
Waktu : 1x30 menit
Pukul : 09.00 WIB
Tempat : Ruang Golek

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mendapatkan penyuluhan, sasaran mampu memahami dan
mengaplikasikan materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.

B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS


Setelah mendapatkan penyuluhan selama 1x30 menit, diharapkan
pasien dan keluarga dapat mengetahui:
1. Pengertian GEA
2. Penyebab GEA
3. Tanda dan gejala GEA
4. Komplikasi GEA
5. Pencegahan GEA

C. MATERI
Terlampir
D. MEDIA PENYULUHAN
Leaflet
E. METODE PENYULUHAN
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab

F. SETTING TEMPAT

PB PM M

F F

P P

F F

P P

F F

P P

Keterangan:
PB : Pembimbing
PM : Pemateri
P : Peserta
M : Moderator
F : Fasilitator
O : Observer

G. URAIAN TUGAS
1. Pemateri
 Mempersentasekan materi
 Mengevaluasi peserta tentang materi yang diberikan
2. Moderator
a) Pada acara pembukaan
 Membuka acara
 Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing
 Menjelaskan topik dan tujuan penyuluhan
 Menjelaskan kontrak waktu
b) Kegiatan inti
 Memberikan peserta pertanyaan atau penjelasan yang tidak
dipahami
 Memberikan kesempatan pada mahasiswa atas jawaban yang
diajukan untuk menjawab
c) Pada acara penutup
 Menyimpulkan dan menutup diskusi
 Mengucapkan salam
3. Fasilitator
 Memotivasi peserta agar berperan aktif
 Membuat absensi penyuluhan
 Mengantisipasi suasana yang dapat mengganggu kegiatan penyuluhan
4. Observer
 Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir
 Membuat laporan penyuluhan yang telah dilaksanakan

H. KEGIATAN PENYULUHAN
N Tahap Waktu Kegiatan Media
O
1 Pembukan 5 menit  Salam perkenalan
 Menjelaskan kontrak dan
tujuan pertemuan
2 Pelaksanaan 20 menit Menjelaskan tentang : leaflet
1. Pengertian GEA
2. Penyebab GEA
3. Tanda dan gejala GEA
4. Komplikasi GEA
5. Carah mengatasi dan
mencegah GEA
6. Membuka sesi
pertanyaan
7. Diskusi dengan pasien

3 Penutup 5 menit  Mengajukan


pertanyaan kepada
pasien
 Memberikan
reinforcemen positif
atas jawaban yang di
berikan
 Menutup
pembelajaran dengan
salam

I. EVALUASI
Evaluasi yang dilakukan dengan tanya jawab adalah :
1. Bagaimana pengertian GEA
2. Apa saja penyebab GEA
3. Bagaimana tanda dan gejala GEA
4. Apa saja komplikasi GEA
5. Pencegahan GEA

J. REFERENSI
 Pratama J. 2013. Satuan Acara Penyuluhan. JPN. [Internet]. [diundh pada
tanggal 27 Februari 2018]
 Febriyanto L. 2014. Kumpulan Ilmu Kesehatan Gastroenteritis Akut
(GEA). JPN. [Internet]. [diunduh pada tanggal 27 Februari 2018]
 Puspita T. 2016. Satuan Acara Penyuluhan Diare pada Anak. JPN.
[Internet]. [diunduh pada tanggal 27 Februari 2018]
TERLAMPIR

GEA

A. Pengertian
Gastroenteritis atau diare akut adalah diare yang terjadi secara
mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi lambung dan usus yang
disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan pathogen.
Dapat disimpulkan Gastroenterits atau diare akut adalah inflamasi
lambung dan usus yang disebabkan oleh berbagai bakteri, virus, dan
pathogen,yang di tandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi lebih dari
biasanya (> 3 kali/hari) disertai perubahan konsistensi tinja (menjadi cair),
Diare juga dapat terjadi pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat dan pada
neonatus lebih dari 4 kali sehari dengan atau tanpa lendir dan darah.

B. Penyebab
Penyebab gastroenteritis (diare) akut yaitu :
1. Faktor infeksi
Infeksi internal adalah infeksi saluran pencernaan makanan yang
merupakan penyebab utama diare pada anak, infeksi internal, meliputi:
a. Infeksi bakteri
Vibrio, E. Coli, salmonella, shigella, campylobacter, yersinia,
aeromonas dan sebagainya.
b. Infeksi virus
Entroviru s(virus ECHO), coxsackie, poliomyelitis, adenovirus,
rotavirus, astovirus dan lain-lain.
c. Infeksi parasite
Cacing, protozoa, dan jamur.
2. Faktor malabsorbsi
Malabsorbsi karbohidrat: disakarida, monosakarida pada bayi dan anak,
malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein.
3. Faktor makanan
Makanan basi beracun dan alergi makanan.
4. Faktor kebersihan
Penggunaan botol susu, air minum tercemar dengan bakteri tinja, tidak
mencuci tangan sesudah buang air besar, sesudah membuang tinja atau
sebelum mengkonsumsi makanan.
5. Faktor psikologi
Rasa takut dan cemas dapat menyebabkan diare karena dapat merangsang
peningkatan peristaltik usus

C. Tanda dan Gejala


1. Konsistensi feses cair
2. Demam
3. Kram abdomen
4. Membran mukosa kering
5. Berat badan turun
6. Lemah
7. Gelisah
8. Pucat
9. Denyut nadi cepat
10. Mual dan muntah
11. Turgor kulit menurun
12. Pernapasan cepat
13. Lendir disertai darah

D. Komplikasi
1. Dehidrasi
Dehidrasi terjadi karena banyaknya cairan yang keluar tanpa
pemasukan yang adekuat.
2. Hipokalemia
Dikarenakan banyaknya kalium yang terbuang bersama tinja.
3. Hipokalsemia
Dikarenakan banyaknya kalsium yang terbuang bersamanya.
4. Aritmia jantung
Dikarenakan hipokalemia dan hipokalsemia.
5. Hiponatremi
6. Dikarenakan banyaknya natrium yang terbuang bersama tinja.
7. Syok hipovolemik
8. Dikarenakan cairan dan elektrolit yang terbuang bersama tinja tidak
dapat diimbangi dengan pemasukan yang sama.
9. Asidosis
10. Dikarenakan banyaknya elektrolit yang terbuang maka terjadi perfusi
jaringan.

E. Pengobatan
1. Tindakan yang dapat dilakukan sebagai terapi
a. Pemberian Cairan
Pemberian cairan merupakan tindakan awal yang dapat dilakukan.
Sebaiknya diberikan cairan yang mengandung elektrolit atau yang
dikenal sebagai Oralit.
Kecepatan pemberian cairan terutama pada 6 jam pertama berguna
untuk mengatasi cairan yang keluar dan mencegah terjadinya
dehidrasi (kekurangan cairan). Pemberian cairan dihentikan bila
jumlah diare dalam 6 jam terakhir kurang dari 200 cc dan tanda-
tanda dehidrasi sudah hilang.
b. Pemberian Makanan
Selama pemberian cairan, makanan cair seperti bubur cair, kaldu,
atau bubur saring boleh diberikan, tetapi sayur (serat) dapat
diberikan apabila keadaan akut sudah teratasi dan pemberian serat
dapat diberikan secara bertahap sampai dengan pemberian makanan
biasa.
c. Pemberian Obat
Bila gastroenteritis disebabkan oleh infeksi atau investasi parasit,
maka diperlukan pemberian obat, segera ke puskesmas, ke dokter,
atau ke Rumah Sakit untuk pengobatan dan penanganan
selanjutnya.
2. Pada anak-anak, pengobatan diare akut akibat infeksi terdiri:
a. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan.
Empat hal penting yang perlu diperhatikan :
 Jenis cairan
Pada diare akut yang ringan dapat diberikan oralit. Diberikan
cairan ringel laktat bila tidak terjadi dapat diberikan cairan
NaCl Isotonik ditambah satu ampul Na bicarbonat 7,5 % 50 m.
 Jumlah cairan
Jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan yang
dikeluarkan. Jalan masuk atau cara pemberian cairanRute
pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral / IV.
 Jadwal pemberian cairan
Dehidrasi dengan perhitungan kebutuhan cairan berdasarkan
metode Daldiyono diberikan pada 2 jam pertama. Selanjutnya
kebutuhan cairan Rehidrasi diharapkan terpenuhi lengkap pada
akhir jam ke tiga.

b. Identifikasi penyebab diare akut karna infeksi.


Secara klinis, tentukan jenis diare koleriform atau disentriform.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan penunjang yang terarah.
c. Terapi simtomatik
Obat anti diare bersifat simtomatik dan diberikan sangat hati-hati
atas pertimbangan yang rasional. Antimotalitas dan sekresi usus
seperti Loperamid, sebaiknya jangan dipakai pada infeksi
salmonella, shigela dan koletis pseudomembran, karena akan
memperburuk diare yang diakibatkan bakteri entroinvasif akibat
perpanjangan waktu kontak antara bakteri dengan epithel usus.
Pemberian antiemetik pada anak dan remaja, seperti
metoklopopomid dapat menimbulkan kejang akibat rangsangan
ekstrapiramidal.
d. Terapi Definitif
Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah
pencegahan. Higiene perorangan, sanitasi lingkungan dan imunisasi
melalui vaksinasi sangat berarti, selain terapi farmakologi.

F. Pencegahan
1. Menggunakan air bersih dan santasi yang baik.
2. Memasak makanan dan air minum hingga matang.
3. Mencuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah makan.
4. Menghindari makanan yang telah tekontaminasi oleh lalat.
5. Tidak mengkonsumsi makanan yang basi.
6. Menghindari makanan yang dapat menimbulkan diare.
7. Makan dan minum secara teratur.
8. Segera mencuci pakaian-pakaian kotor.

Anda mungkin juga menyukai