Oleh
Abdullah Afif (212120073)
Yunani (212120086)
Ibnu Ubaidillah (212120097)
A. Pendahuluan ........................................................................................................ 1
B. Materi dan Kurikulum Pendidikan Era Dinasti Abbasiyyah ..... 2
C. Pendidik dan Peserta Didik Era Abbasiyyah ...................................... 8
D. Metode dan Model Pendidikan Era Abbasiyyah ............................... 9
E. Manajemen dan Kelembagaan Pendidikan Era Abbasiyyah ...... 10
F. Penutup .................................................................................................................. 14
G. Daftar Pustaka ................................................................................................... 15
MAKALAH STUDI PERADABAN DAN PEMIKIRAN PENDIDIKAN ISLAM
(Peradaban dan Pemikiran Pendidikan di Era Bani Abbasiyyah)
A. PENDAHULUAN
Era Dinasti Abbasiyyah merupakan simbol dan identitas kejayaan umat
Islam yang berlangsung sekitar tujuh abad lamanya (750 M. hingga 1517 M.)
yang awalnya berpusat di kota Baghdad (yang menjadi ibu kota Irak) kemudian
runtuh oleh invasi pasukan Mongol, yang dipimpin Hulagu Khan dengan
membumi hanguskan kota Baghdad beserta perpustakaan yang menjadi pusat
pengetahuan, sehingga ibu kotanya berpindah ke kota Kairo, Mesir (1261 M.)
dibawah komando kesultanan Mamluk. Dinasti Abbasiyyah berkuasa setelah
tumbangnya kekuasaan Dinasti Umayyah dengan penaklukkan dan penundukan
terhadap seluruh wilayah yang dikuasai selain wilayah Spanyol yang tepatnya di
kota Andalusia. Pada abad kekuasaannya, Dinasti Abbasiyah telah menjadikan
jati diri dunia Islam berkembang kian cepatnya sehingga menjadi sentral
peradaban dan pusat pengetahuan universal tingkat internasional. Dinasti
Abbasiyyah adalah nisbat terhadap anak cucu dan dzurriyyah paman Nabi
Muhammad saw. yang dikenal dengan nama Abbās bin Abdul Muthollib, yang
terikat dalam rumpun Bani Hasyim.1
Kekhalifahan Dinasti Abbasiyah dikuasai 37 Khalifah secara silir
berganti, sebagai Khalifah pertamanya dikenal dengan nama Abul Abbas Al-
Saffāh bin Muhammad bin Aly bin Abdullah bin Al-Abbas (sang pembantai), ia
berkonsentrasi membabat habis rivalnya, baik dari pihak Syiah, Khawarij, dan
bani Umayyah serta mengagendakan penertiban kelembagaan serta sistem
kenegaraan.2
Berpijak pada fenomena, pola, serta karakteristik yang bersinggungan
langsung dengan iklim sosial, politik, dan budaya, maka sebagian sejarawan
memetakan pemerintahan Dinasti Abbasiyah sesuai timeline-nya ke dalam lima
fase, di antaranya 1) Impresi Periode Persia (750-847 M.), 2) Impresi Periode Turki
(847-945 M.), 3) Impresi Periode Persia Kedua oleh Bani Buwaih (945-1055 M.),
4) Impresi Periode Turki oleh Bani Seljuk (1055-1194 M.), 5) Kekhalifahan bebas
tanpa yuridiksi dinasti-dinasti lain, berpusat dan terbatas di wilayah Baghdad.
Sedangkan fondasi-fondasi dasar pemerintahan Dinasti Abbasiyyah ditata dan
dirumuskan oleh Abul Abbas dan Abu Jakfar Al-Manshūr.3
1
Wikipedia, Kekhalifahan Abbasiyah, https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Kekhalifahan_ Abbasiyah, diakses 02 November 2021, pukul 20.42 WIB.
2
Arief Nur Rahman Al Aziiz, Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa
Daulah Abbasiyah, (Klaten: Cempaka Putih, 2019), ePub.
3
M. Mukhlis Fachruddin, Pusat Peradaban Abad Pertengahan: Kasus Bayt
Al-Hikmah, dalam Jurnal el-Harakah, Vol. 11, No. 03, (Malang, UIN Maulana Malik
Ibrahim, 2009), hlm. 182-183.
4
Nunzairina, Dinasti Abbasiyah: Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan dan
Kebangkitan Kaum Intelektual, dalam Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol. 03, No.
02, (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, 2020), hlm. 97.
5
M. Mukhlis Fachruddin, Pusat Peradaban Abad Pertengahan…, hlm. 182.
6
Maryamah, Pendidikan Islam Masa Dinasti Abbasiyah, dalam Jurnal Tadrib,
Vol. 01, No. 01, Juni, (Palembang: IAIN Raden Fatah, 2015), hlm. 10.
7
Maryamah, Pendidikan Islam Masa Dinasti Abbasiyah…, hlm. 10-11.
Pendidikan Islam Kementerian Agama Islam Republik Indonesia, 2012), Hlm. 105-
107.
9
Muhammad Husain Al-Dzahaby, ‘Ilmu at-Tafsīr, (Mesir: Dār el-Ma’ārif, tt.),
hlm. 36-39.
10
Asyraf Muhammad Fu’ad Thol’āt, Safīr al-‘Ālamin fī Idhohi wa Tahrir
wa Tahbīr Samīr al-Tholibin fī Rasm wa Dhobt al-kitab al-Mubīn, Vol. 01, (Mesir:
Maktabah Imam al-Bukhory, 2006), hlm. 64.
11
Muhammad Sholih al-Dhowy, Jawahir Al-Hikmah, (Yordania: Dar Al-
Mu’tazz li al-Thiba’ah wa An-Nasyr wa Al-Tauzī�’, 2020), hlm. 19.
12
Awwad bin Abdullah Al-Mu’tiq, Al-Mu’tazilah wa Ushuluhum Al-Khomsah
wa Mauqifu Ahlu As-Sunnah Fiiha, Cet. 02, (Riyadh: Maktabah Ar-Rusyd, 1995), hlm.
81.
13
Muhammad bin Aly Al-Qadhy, Kasysyāf Ishthilahāt al-Ulum wa al-Funūn,
Vol. 02, (Beirut: Maktabah Libnan Nāsyirūn, 1996), hlm. 157.
14
Ibn Fadhlullah Syihabuddin Al-‘Amry, Masālik Al-Abshor fī Mamālik Al-
Amshor, Vol. 09, (Beirut: Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 2010), hlm. 40.
15
Abu Abdullah Syamsuddin Adz-Dzahaby, Siyar A’lām Al-Nubalā’, Vol. 13,
(Mesir: Muassasah Ar-Risālah, 1982), hlm. 311.
16
Arief Nur Rahman Al Aziiz, Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa
Daulah Abbasiyah, (Klaten: Cempaka Putih, 2019), ePub.
17
Wikipedia, Muhammad bin Musa Al-Khuwarizmi, https://id.m.wikipedia.
org/ Muhammad _bin_Musa_al-Khuwarizmi, diakses 07 November 2021, pukul
06.32 WIB.
18
Arief Nur Rahman Al Aziiz, Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan pada Masa
Daulah Abbasiyah, (Klaten: Cempaka Putih, 2019), ePub.
19
Ahmad Syalaby, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1970),
hlm. 207-208.
20
Hanun Asrohah, Sejarah Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,
1999), hlm. 82-83.
114-115. dalam Jurnal Tadrib, Vol. 01, No. 01, Juni 2015.
22
Armai Arif, Sejarah Pertumbuhan & Perkembangan Lembaga Pendidikan
Islam Klasik, (Bandung: Angkasa, 2004), hlm. 56-59.
23
Nunzairina, Dinasti Abbasiyah; Kemajuan Peradaban Islam, Pendidikan
dan Kebangkitan Kaum Intelektual, dalam Jurnal Sejarah Peradaban Islam, Vol. 03,
No. 02. (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatra Utara, 2020), Hlm. 97.
24
Wikipedia, Al-Madrasah_Al-Nidhomiyyah, https://id.m.wikipedia.org/Al-
Madarsah_ Al-Nidhomiyyah, diakses 07 November 2021, pukul 11.33 WIB.
F. PENUTUP
Keberhasilan dinasti/kekhalifahan Abbasiyyah dalam pengembangan
kebudayaan dan ilmu pengetahuan layak dan pantas mendapat predikat
golden century. Ilmu pengetahuan mengalami perkembangan pesat baik
ranah pengetahuan agama (al-ulum an-Naqliyyah) maupun ilmu-ilmu
umum lainnya. Bidang pengetahuan agama mengalami kemajuan drastis
dengan banyaknya ilmuan-ilmuan dan kodifikasi terhadap berbagai ilmu
pengetahuan. Di sisi lain semangat untuk memburu dan menguasai ilmu
pengetahuan tidak hanya dari pihak orang-orang Islam namun dari pihak
non Islam dari berbagai negara juga turut berpartisipasi dalam mengisi
kemegahan perburuan ilmu /sains. Di masa itu metode-metode pembelajaran
yang digunakan tidak jauh berbeda dengan masa-masa sebelumnya namun
mengalami beberapa pengembangan di antaranya metode lisan, metod
emenghafal, menulis, dan diskusi. Sedangkan lembaga yang masyhur
sebagai ikon masa itu adalah Bayt Al-Hikmah, Madrasah Nidhomiyah
(salah satu institusi yang mencetak tokoh-tokoh besar), dan Madrasah Al-
Muntashiriyah.