Anda di halaman 1dari 4

ISSN 2252-9063

Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika


(KARMAPATI)
Volume 6, Nomor 2, 2017

Film Dokumenter Tradisi Siat Sampian


I Made Budiastama 1 , I Gede Mahendra Darmawiguna 2 , I Made Putrama 3
Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Bali
budiastama@gmail.com1 , mahendra.darmawiguna@und iksha.ac.id 2 , made.putrama@undiksha.ac.id 3

Abstrak—Eksistensi budaya dan tradisi menghadapi


berbagai ancaman, diantaranya; arus urbanisasi yang I. PENDAHULUAN
tinggi, migrasi, perubahan lingkungan, dan kemajuan Media massa tidak dipungkiri menjadi wadah utama
teknologi. Tradisi Siat Sampian yang telah kehilangan penyebaran informasi di tengah-tengah masyarakat, baik itu
prosesi ngamuk baa dalam runtunannya sejak dulu tanpa berupa media cetak ataupun media elektronik. Media
ada yang mengetahui penyebabnya secara pasti juga elektronik seperti film televisi menjadi pilihan terbaik dalam
menghadapi ancaman yang sama. Maka diperlukan penyampaian informasi kreatif kedalam bentuk audio visual
adanya suatu catatan yang merekam jejak eksistensi suatu kepada khalayak ramai [7].
tradisi. Film dokumenter adalah cara yang tepat untuk
merekam perjalanan suatu tradisi sekaligus menjadi salah Film dokumenter, sebagai salah satu bentuk karya seni
satu sumber informasi bagi generasi mendatang. Metode budaya yang merupakan pranata sosial dan media komu nikasi
penelitian yang digunakan pada film dokumenter tradisi massa yang dibuat berdasarkan kaidah sinematografi dengan
Siat Sampian adalah Research and Develompent dengan atau tanpa suara dan dapat dipertunjukkan [6].
model cyclic strategy. Subjek penelitian adalah tradisi Siat
Film dokumenter mengandung unsur nilai dan fakta, isi
Sampian yang digelar setahun sekali di pura Samuan Tiga, film memiliki makna bagi suatu lingkungan atau daerah,
di desa Bedaulu, kecamatan Blahbatuh, kabupaten dokumentasi kejadian nyata yang dapat dibuktikan keabsahan
Gianyar. Hasil penelitian ini berupa film dokumenter yang informasinya oleh lingkungan itu sendiri [7]. Karenanya film
diharapkan dapat menjadi alternatif sumber informasi dokumenter sering mengambil tema mengenai adat istiadat,
mengenai tradisi Siat Sampian sekaligus menjadi tradisi, dan keunikan suatu daerah. Tema seperti halnya tradisi
kebanggan masyarakat di desa Bedaulu. diangkat kedalam bentuk film dokumenter dikarenakan tradisi
Kata Kunci—Film Dokumenter, Tradisi Siat Sampian, Pura rentan menghadapi kepunahan, punahnya tradisi disebabkan
Samuan Tiga, Cyclic Strategy. oleh beberapa hal yang tidak disadari, diantaranya arus
Abstract—Both cultures and tradition faces various urbanisasi yang melonjak tinggi, migrasi, perubahan
lingkungan, dan kemajuan teknologi [3].
threat, such as; massive urbanization, migration,
environmental changes, and advancing technology. Siat Oleh sebab itu, tradisi Siat Sampian yang telah kehilangan
Sampian which has been losing ngamuk baa it once possess salah satu runtunan prosesi di dalamnya yaitu ngamuk baa,
without any exact known cause, also faces the same threat. layak menjadi sebuah tema untuk diangkat ke dalam bentuk
That is concluded a method is needed to records tradition film dokumenter, sebagai langkah awal upaya pelestarian
existence. A documentary films is a great way to records the dengan tata cara yang lebih modern.
journeys of tradition and become an information sources for
next generation. Cyclic strategy model of Research and II. KAJIAN TEORI
Development is used in making of documentary films of Siat
Sampian. The research subject is Siat Sampian tradition
A. Pura Samuan Tiga
which held once in a year at Samuan Tiga temple, at
Bedaulu village, sub-district Blahbatuh, Gianyar regency. Nama Samuan Tiga berasal dari kata samua berarti
The result of this research is a documentary films that is pertemuan, penyatuan, sangkep, dan Tiga berarti tiga atau
expected to become an alternative source of information of menunjuk pada bilangan tiga. Dengan demikian, Samuan Tiga
Siat Sampian tradition as well as locals pride. berarti pertemuan atau penyatuan dari tiga hal atau
musyawarah segitiga [4]. Musyawarah yang dipimpin oleh
Keyword—Documentary film, Siat Sampian Tradition, Samuan
Mpu Kuturan sebagai ketua majelis untuk menyatukan sekte-
Tiga Temple, Cyclic Strategy.
sekte yang ada saat itu, pertemuan bersejarah tersebut diadakan
di Bata Anyar (Puri Anyar), lokasi berdirinya Pura Samuan
Tiga yang dikenal umat Hindu saat ini [5].

305
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 6, Nomor 2, 2017

1. Bentuk dan Sruktur Pura Samuan Tiga


Pura adalah tempat suci, bentuk dan strukturnya
didasarkan atas konsep filosofis sebagai landasannya
[1]. Pura Samuan Tiga terdiri dari kompleks pura
dengan kawasan Nista Mandala, Madya Mandala, Gambar 1. Model Cyclic Strategy
Utama Mandala.
1. Brief, tahapan awal pengembangan film berupa
B. Siat Sampian penawaran ide ke produser, sponsor, ataupun
penanggung jawab.
Siat Sampian secara etimologi terdiri dari dua kata Siat
yang berarti pertarungan atau perkelahian dan Sampian yang 2. Tahap 1, tahap pengumpulan data yang dilakukan
adalah satu bentuk upakara jejahitan dari janur, jadi Siat dengan metode observasi, wawancara, studi eksisting,
Sampian berarti peperangan mempergunakan sampian sebagai dan studi pustaka. Tahapan pengumpulan data yang
senjata. dirasa cukup dilanjutkan dengan analisis kebutuhan
film. Tahapan ini melibatkan analisis talent, analisis
C. Film lokasi, analisis alat, analisis crew, analisis SWOT, dan
analisis STP.
Film adalah alat untuk menyampaikan berbagai pesan
kepada khalayak melalui sebuah media cerita [10]. Ada  Analisis talent, analisa yang dilakukan untuk
beberapa jenis film, diantaranya sebagai berikut. menetapkan pihak yang terlibat di dalam film.
Khusus dalam film dokumenter tradisi Siat
1. Film Dokumenter Sampian melibatkan tiga talent penting, yaitu
Pembuat film dan kritikus film asal Inggris John narasumber, dubber atau narator, dan juru
Grierson untuk film Moana (1926) karya Robert tembang sebagai pengisi musik/latar.
Flaherty. Grierson berpendapat dokumenter  Analisis lokasi, Mengambil dua lokasi umum,
merupakan suatu bentuk informasi, propaganda, yaitu didalam ruangan (indoor) dan diluar
edukasi, dan cara kreatif untuk merepresentasikan
ruangan (outdoor). Tahapan ini penting
realita [2]. sebagai bahan pertimbangan antisipasi-
2. Film Cerita Pendek editing.
Durasi film cerita pendek biasanya di bawah 60 menit.  Analisis alat, Penting untuk mengetahui
Jenis film ini banyak dihasilkan oleh orang/kelompok keperluan dan ketersediaan alat menjelang
yang menekuni dunia film dan ingin berlatih membuat proses produksi.
film dengan baik.
 Analisis crew, Analisis crew dilakukan untuk
3. Film Cerita Panjang mengetahui siapa saja yang akan menjadi
bagian crew dalam pembuatan film.
Film dengan durasi lebih dari 60 menit lazimnya
berdurasi 90-100 menit. Film cerita panjang umumnya  Analisis SWOT, Analisis SWOT digunakan
membutuhkan persiapan yang matang dan lama. untuk menimbang sebuah sumber referensi
film dalam segi kekuatan, kelemahan,
4. Dan beberapa jenis film lainnya, seperti iklan televisi,
kesempatan yang bisa didapat, serta ancaman
profil perusahaan, video clip, dan program televisi.
yang mungkin terjadi pada film tersebut.
Pembuatan film melalui tiga tahap utama, yaitu tahap pra
produksi, produksi, dan pasca produksi  Analisis STP, Analisa STP yang terdiri dari
beberapa kriteria berupa pemilahan
(segmentating), tujuan/target(targeting), dan
III. M ET ODOLOGI penempatan (positioning). Hal ini dilakukan
untuk menyesuaikan rancangan pada tahap
A. Model Cyclic Strategy pre-production. Kriteria-kriteria tersebut
Merupakan sebuah metode yang ada kalanya suatu tahap mencakup segi geografis, demografis, dan
perlu diulang kembali sebelum tahap berikutnya dilanjutkan. psikografis.
Pengulangan tahap ini dimaksudkan untuk menampung umpan 3. Tahap 2, tahapan pra produksi atau pre-production,
balik (feedback ) sebelum tahap berikutnya dilanjutkan [8]. tahapan yang dilakukan untuk mengurangi resiko
kesalahan saat memasuki proses produksi nanti.
Tahapan pra produksi meliputi beberapa tahapan, yaitu

306
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 6, Nomor 2, 2017

perancangan ide cerita, sinopsis, skenario, storyline C. Analisis Kebutuhan Film


dan storyboard. 1. Penentuan Talent, talent yang dipilih ialah tokoh
4. Evaluasi 1, tahapan evaluasi hasil dari tahapan 2. masyarakat sebagai narasumber dan juru tembang
Pengembangan film akan dilanjutkan menuju tahap 3 gegitaan sebagai pengisi suara latar.
jika aspek pada tahap 2 (storyboard, storyline,
sinopsis, skenario) diterima oleh pihak penanggung 2. Penentuan Lokasi, lokasi penelitian mengambil
jawab. tempat di pura Samuan Tiga yang merupakan tempat
digelarnya tradisi Siat Sampian pada sasih Desta dan
5. Tahap 3, tahap perancangan film yang meliputi proses wilayah desa Bedaulu untuk berbaur dengan warga
produksi dan pasca produksi. Proses produksi sekitar.
melibatkan video production dan audio production.
Sedangkan pasca produksi sudah berbicara mengenai 3. Penentuan Alat, Melibatkan tiga kamerawan pada
teknik pengolahan/editing film, BGM (background saat proses produksi dengan masing-masing kamera
music), dan rendering. utama yang dipergunakan antara lain sebagai berikut.
1) DSLR Canon 5D Mk2
6. Tahap 4, tahapan evaluasi produk film yang siap diuji 2) Panasonic Lumix GH4
coba. Pengujian kelayakan film menggunakan bantuan 3) Canon 60D
angket uji ahli isi, dan uji respon penonton.
Dan beberapa peralatan lain seperti komputer dan
7. Outcome, produk film yang akan dikemas kedalam audio recording untuk proses rekaman pengisian suara
bentuk kepingan DVD sebelum proses distribusi. ataupun wawancara sebagai berikut.

IV. PEMBAHASAN 4) DSLR Mic Rode Rycote


5) Cardioid Mic Audio Technica ath2020+
A. Brief 6) Audio Technica m40x studio monitor
Penawaran ide mengenai pembuatan film dokumenter 7) Skylake PC dengan spesifikasi, Core i5-6600, DDR4
tradisi Siat Sampian telah disetujui. 2x8GB, SSD 120GB, HDD 2TB, GPU GTX980Ti
6GB
B. Tahap 1 4. Penentuan Crew, pemilahan beban kerja diterapkan
1. Pengumpulan data yang dimulai dari prses observasi. mengingat situasi lokasi saat dokumentasi berlangsung
Observasi dilakukan pada tanggal 28 Juni s.d 12 Juni mungkin di luar perkiraan.
2017. 1) Scriptwriter/Storyboard : I Made Budiastama
2. Wawancara dengan dua narasumber yang merupakan 2) Editor/Audio Engineer : I Made Budiastama
tokoh-tokoh masyarakat. 3) Kamerawan : Edi Wiratama, Made Budiastama,
3. Studi eksisting, studi perbandingan kelemahan dan Komang Mahardika
kekuatan Antara film dokumenter tradisi Siat 4) Drone Pilot : Edi Wiratama
Sampian dan film referensi. 5) Asisten peralatan : Ari Surya Darma, Kadek Wardika
D. Tahap 2
Tahapan ini mengenai pembuatan sinopsis, yang kemudian
diikuti dengan pembuatan ide cerita, skenario, storyline,
manuskrip, dan storyboard. Berkas dibuat menurut standar
format masing-masing.

Gambar 2. Studi Eksisting


4. Studi pustaka.

Gambar 2. Contoh penggalan storyboard

307
ISSN 2252-9063
Kumpulan Artikel Mahasiswa Pendidikan Teknik Informatika
(KARMAPATI)
Volume 6, Nomor 2, 2017

E. Evaluasi 1 sebagai dokumentasi budaya lingkungan tersebut.


Berkas seperti ide cerita, skenario, storyline, manuskrip, Dan pengembangan lanjutan film akan mendapat
dan storyboard, akan diperiksa pihak penanggung jawab yang dukungan penuh dari masyarakat beberapa tahun
dalam. Berkas yang sesuai menandakan proses produksi siap kedepan.
dilaksanakan.
KESIMPULAN
F. Tahap 3 Hasil pengujian memberikan umpan balik yang baik atas
1. Tahap produksi, meliputi video production dan audio pengembangan film dokumenter tradisi Siat Sampian. Garis
production. besar informasi telah tersampaikan dengan jelas. Selain sisi
informasi yang disajikan, kualitas konten video mendapatkan
1)
Pengambilan gambar tradisi Siat Sampian dilakukan penilaian sangat baik. Beberapa masukkan dari narasumber dan
di pura Samuan Tiga setiap piodalan. penonton untuk memperbaiki dan menambahkan beberapa
2) Pengambilan gambar narasumber di kediaman informasi penting, dan keinginan pihak warga untuk turut
masing-masing. membantu pengembangan film dokumenter ini dikedepannya.
3) Pengambilan gambar filler di berbagai tempat.
4) Audio Production, proses recording suara dari DAFT AR PUST AKA
narator. [1] Arjawa, I Made. 2010. Tradisi Siat Pajeng pada Upacara Piodalan
2. Tahap pasca produksi, meliputi proses video editing, Purnama Sasih Desta di Pura Samuan Tiga . Denpasar : IHDN.
dan rendering. Tahapan editing video di Adobe [2] Hayward. Susan. 2001. Cinema Studies - Key Concept. Edisi 2. Cetakan
Premiere menghabiskan delapan track timeline yang Ke-2. London : Routledge.
berdurasi 26 menit 31 detik. Delapan track tersebut [3] Manan. Suryatati. 2012. T erancam Punah, T radisi Lisan Harus
Dilestarikan. http://sp.beritasatu.com/home/terancam-punah-tradisi-
Antara lain; 1 track audio untuk suara asli dari video, 1 lisan-harus- dilestarikan/17555. Diakses tanggal 1 April 2015.
track audio untuk gegitaan (), 1 track audio untuk sisi [4] Patera. I Wayan. 2011. Kahyangan Jagat, Pura Samuantiga. Edisi 8.
narasi, 1 track audio untuk sound effect, 2 track video Cetakan Ke-8. Denpasar : Swasta Nulus.
untuk video, 1 track video untuk penempatan tulisan, [5] Regig, I Ketut, dan Sarasvati Devi. 2009. Purana T rah Kesari
dan 1 track video untuk visual effect. Tahapan Warmadewa, Kahyangan Jagat Pura Bukit Dharma. Cetakan Ke-1.
penyelarasan warna (color grade) dilakukan setelah Buruan.
video tertata. [6] Republik Indonesia. 2009. Undang-undang No. 33 Tahun 2009 t entang
Perfilman. Lembaran Negara RI T ahun 2009, No. 5060. Sekretariat
G. Evaluasi 2 Negara. Jakarta.
[7] Sartono, FR. Sri. 2008. Teknk Penyiaran dan Produksi Program Radio,
1. Uji Ahli Isi, menggunakan angket dan memposisikan T elevisi dan Film. Jilid Ke-2. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah
narasumber sebagai uji ahli isi film, didapatkan hasil Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar
uji sangat baik namun masih diperlukan pembenahan dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.
beberapa informasi yang ada dalam konten film. [8] Sarwono, Jonathan, and Hary Lubis. 2007. Metode Riset untuk Desain
Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.
2. Uji Responden Penonton, penggunaan angket
[9] T egeh, I Made. 2009. Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian
tertutup di desa Bedaulu. Didapatan hasil sangat baik, Pendidikan Dengan Addie Model. Singaraja: Universitas Pendidikan
animo masyarakat sangat tinggi untuk menyaksikan Ganesha.
film dokumenter tradisi Siat Sampian [10] Wibowo. Fred. 2007. Teknik Program Televisi. Yogyakarta : Pinus Book
3. Beberapa tokoh masyarakat meminta hasil akhir film Publisher.
nanti untuk dijadikan arsip di Balai Desa Bedaulu,

308

Anda mungkin juga menyukai