Anda di halaman 1dari 2

Aldi Riswanto

X MIPA 1
Sejarah Indonesia
Perdjoeangan Gerilya

Bertempat di Lapangan Udara Magoewo , Belanda yang tak lagi terikat dengan perjanjian renville
mengirim pasukan ke daerah Jawa dan Sumatra . Belanda melakukan serangan udara dilangit jogja
Lapangan Udara Magoewo. Dentuman bombardir menggema di tanah Jogja. Dalam tubuh yang
rapuh karena penyakit TBC Jendral Soedirman mendengar suara tersebut. San Jendral menulis
sepucuk surat kepada angkatan perang untuk melawan kemudian disampaikan melalui stasiun radio
RRI. Dengan lini TNI yang sebanyak 150 orang dan persenjataan yang tidak ada akhirnya Magoewo
jatuh ke tangan Belanda. Soedirman bergegas menemui Presiden Soekarno,untuk mempertanyakan
perihal keputusan tentang serangan Belanda yang telah terjadi. Dr. Soewondo berusaha mencegah
Jenderal Sudirman untuk tetep beristirahat,begitu pula istrinya Siti Alfiah. Namun tidak ada yang bisa
menghentikannya. Beliau tetap memaksa untuk pergi langsung ke Gedung Agung. Sampai digedung
agung, Soedirman Menunggu diluar gedung saat sidang kabinet dilaksanakan. Hasilnya, pemerintah
tidak meninggalkan ibu kota. Selasai sidang kabinet, Presiden Soekarno keluar dari gedung,kemudian
ditemui oleh Jenderal Soedirman.Presiden terkejut melihat kondisi sang Jenderal yang masih sakit.
Namun ,saran sang Presiden ditolaknya . Jenderal Soedirman langsung membicarakan maksudnya
untuk bergabung dengan pasukan untuk bergerilya. Soekarno kembali membujuk Jenderal
Soedirman untuk segera beristirahat. Namun, Soedirman lebih memilih untuk berjuang melawan
Belanda daripada melawan penyakitnya. Jendral Soedirman mengajak Presiden dan Wakil presiden
untuk ikut bergerilya bersamanya. Presiden menolak ajakan tersebut. Soedirman menerima
keputusan Presiden dan pergi pamit untuk bergerilya atas izin Soekarno.Jendral Soedirman kembali
untuk bersiap siap. Maka, dimulailah perjuangan Soedirman dalam bergerilya. Menempuh jarak
693Km selama 7 bulan, menghadapi berbagai rintangan demi mempertahankan kemerdekaan tanah
air . Situasi yang tidak aman membuat Jenderal Soedirman mempercepat persiapannya. Dengan
persiapan obat yang seadanya, Jenderal Soedirman pergi memimpin gerilya. Jenderal Soedirman
beserta rombongannya menempuh perjalanan ke Kretek. Sesampainya di Kretek Jenderal sudirman
diperiksa oleh Dr. Soewondo ,saat itu kondisinya masih stabil. Muncul informasi bahwa pergerakan
sang Jenderal sudah diketahui Belanda . Jenderal Soedirman menghadapinya dengan tenang saat
pergi dari Kretek. Saat itu Jendral Soedirman menggunakan nama samaran Pakde. Perjalanan
berlanjut dengan bantuan orang-orang yang disekelilingnya sang jenderal. Kendaraannya
ditinggalkan untuk mengapus jejak rombongan. Jenderal Soedirman menaiki dokar yang ditarik oleh
bawahannya. Dari tempat ke tempat, penduduk sekitar membantu pasukan gerilya dengan senang
hati dan sukarela. Perjuangan semakin berat ketika keadaan Jenderal memburuk. Meski begitu,sang
Jenderal dan rombongannya tak lupa untuk melakukan kewajibannya. Sesampainya di Grogol
peralatan ditinggalkan untuk menghilangkan jejak. Disanalah perjalanan jendral Soedirman
menggunakan tandu yang diangkat secara bergantian oleh rombongan. Perjalanan terus berlanjut
hinhga mencapai Bedoyo. Di sana Jenderal Soedirman dijemput oleh batalion yang diutus oleh
jenderal Soebroto menggunakan dua mobil. Rombongan melanjutkan perjalanan sampai Wonogiri.
Muncul kabar bahwa Belanda telah sampai di Sukoharjo,15km dari Wonogiri. 23 Desember, Jenderal
Soedirman meninggalkan Wonogiri dengan selamat . Namun tak lama sang Jenderal mendengar
suara bombardir dari pesawat belanda yanv menyerang Wonogiri. Mereka berlindung dibawah
pohon besar agar tidak diketahui oleh Belanda. Kejadian di Wonogiri membuktikan dengan jelas
bahwa Belanda melacak keberadaan sang Jenderal. Perjalanan terus berlanjut hingga sampai ke
Kediri. Namun, keadaan kota sudah tidak aman, bahkan kota tersebut sudah jatuh ke tangan
Belanda. Sang Jenderal teroaksa harus menjauh dari kota kediri kebih jauh, berpindah pindah dsri
desa ke desa hingga desa Banyutowo. Belanda ternyata lebih dekat dari yang diperkirakan. Patroli
mereka hanya kurang dari 1km dari tempat sang jenderal berada. Perang tak terelakkan. Pasukan
pengawal Jenderal Soedirman, menyerang pasukan patroli Belanda. Sang Jenderal memerintahkan
pasukannya untuk mundur ke tempat lain. Namun pasukan patroli Belanda lagi lagi menemukan
sang Jenderal Soedirman dan rombongan harus mundur, kemudian mengungsi ke gunung ke dalam
hutan.

Kelebihan film ini bisa lebih mudah ndimengerti oleh berbagai umur dari anak anak sampai dewasa.

Kekurangan dari film ini kita tidak bisa melihat langsung perjuangan yang dilakukan Jenderal
Soedirman dengan Rombongannya

Anda mungkin juga menyukai