Daftar isi
1Jenis-jenis majas
o 1.1Majas perbandingan
o 1.2Majas sindiran
o 1.3Majas penegasan
o 1.4Majas pertentangan
2Referensi
Hipokorisme: Penggunaan nama timangan atau kata
yang dipakai untuk menunjukkan hubungan karib.
Contoh: Lama Otok hanya memandangi ikatan bunga biji mata itu, yang
membuat Otok kian terkesima.
Litotes: Ungkapan berupa penurunan kualitas suatu
fakta dengan tujuan merendahkan diri.
Contoh: Terimalah kado yang tidak berharga ini sebagai tanda terima kasihku.
Hiperbola: Pengungkapan yang melebih-
lebihkan kenyataan sehingga kenyataan
tersebut menjadi tidak masuk akal.
Contoh: Gedung-gedung perkantoran di kota-kota besar telah mencapai langit.
Eufimisme: Pengungkapan
kata-kata yang dipandang
tabu atau dirasa kasar dengan
kata-kata lain yang lebih
pantas atau dianggap halus.
Contoh: Dimana saya bisa menemukan kamar kecilnya?
Disfemisme:
Pengungkapan
pernyataan tabu atau yang
dirasa kurang pantas
sebagaimana adanya.
Contoh: Apa kabar, Roni? (Padahal, ia sedang bicara kepada bapaknya sendiri)
Fabel: Menyatakan
perilaku binatang
sebagai manusia yang
dapat berpikir dan
bertutur kata.
Contoh: Kucing itu berpikir keras, bagaimana cara terbaik untuk menyantap tikus
di depannya.
Parabel: Ungkapan
pelajaran atau nilai
tetapi dikiaskan
atau disamarkan
dalam cerita.
Perifrasa:
Ungkapan yang
panjang sebagai
pengganti
ungkapan yang
lebih pendek.
Eponim:
Menyebutkan nama
seseorang yang
memiliki hubungan
dengan sifat
tertentu yang ingin
diungkapkan.
Contoh: Kami berharap kau belajar yang giat agar menjadi Einstein.
Simbolik:
Melukiskan
sesuatu dengan
menggunakan
simbol atau
lambang untuk
menyatakan
maksud.
Asosiasi:
perbandingan
terhadap dua
hal yang
berbeda,
namun
dinyatakan
sama.
Contoh: Masalahnya rumit, susah mencari jalan keluarnya seperti benang kusut.
Majas
sindiran[sunting | su
nting sumber]
Artikel utama: Majas
sindiran
Ironi:
Sindiran
dengan
menyembun
yikan fakta
yang
sebenarnya
dan
mengatakan
kebalikan
dari fakta
tersebut.
Contoh: Suaramu merdu seperti kaset kusut.
Sarkasm
e:
Sindiran
langsun
g dan
kasar.
Contoh: Kamu tidak dapat mengerjakan soal yang semudah ini? Dasar otak
udang, isi kepalamu!
Sinis
me:
Ungk
apan
yang
bersi
fat
men
cem
ooh
pikira
n
atau
ide
bahw
a
kebai
kan
terda
pat
pada
man
usia
(lebi
h
kasa
r dari
ironi)
.
Contoh: Kamu kan sudah pintar? Mengapa harus bertanya kepadaku?
S
a
ti
r
e
:
U
n
g
k
a
p
a
n
y
a
n
g
m
e
n
g
g
u
n
a
k
a
n
s
a
r
k
a
s
m
e
,
ir
o
ni
,
a
t
a
u
p
a
r
o
di
,
u
n
t
u
k
m
e
n
g
e
c
a
m
a
t
a
u
m
e
n
e
rt
a
w
a
k
a
n
g
a
g
a
s
a
n
,
k
e
bi
a
s
a
a
n
,
d
a
n
la
in
-
la
in
.
I
n
n
u
e
n
d
o
:
S
in
di
r
a
n
y
a
n
g
b
e
r
si
f
a
t
m
e
n
g
e
ci
lk
a
n
f
a
kt
a
s
e
s
u
n
g
g
u
h
n
y
a
.
Majas
penegas
an[sunting
| sunting
sumber]
A
p
o
f
a
si
s:
P
e
n
e
g
a
s
a
n
d
e
n
g
a
n
c
a
r
a
s
e
ol
a
h
-
ol
a
h
m
e
n
y
a
n
g
k
al
y
a
n
g
di
t
e
g
a
s
k
a
n
.
P
le
o
n
a
s
m
e
:
M
e
n
a
m
b
a
h
k
a
n
k
e
t
e
r
a
n
g
a
n
p
a
d
a
p
e
r
n
y
a
t
a
a
n
y
a
n
g
s
u
d
a
h
je
la
s
a
t
a
u
m
e
n
a
m
b
a
h
k
a
n
k
e
t
e
r
a
n
g
a
n
y
a
n
g
s
e
b
e
n
a
r
n
y
a
ti
d
a
k
di
p
e
rl
u
k
a
n
.
Contoh: Saya naik tangga ke atas.
R
e
p
e
ti
s
i:
P
e
r
u
l
a
n
g
a
n
k
a
t
a
,
fr
a
s
a
,
d
a
n
k
l
a
u
s
a
y
a
n
g
s
a
m
a
d
a
l
a
m
s
u
a
t
u
k
a
li
m
a
t.
Contoh: Dia pasti akan datang, dan aku yakin, dia pasti akan datang ke sini.
P
ar
ar
im
a:
P
e
n
g
ul
a
n
g
a
n
ko
ns
o
n
a
n
a
w
al
d
a
n
ak
hi
r
d
al
a
m
ka
ta
at
a
u
b
a
gi
a
n
ka
ta
ya
n
g
b
er
lai
n
a
n.
Al
ite
ra
si:
R
e
p
eti
si
ko
ns
o
n
a
n
p
a
d
a
a
w
al
ka
ta
se
ca
ra
b
er
ur
ut
a
n.
Contoh: Dengar daku. Dadaku disapu.
P
ar
al
eli
s
m
e:
P
en
gu
ng
ka
pa
n
de
ng
an
m
en
gg
un
ak
an
ka
ta,
fra
sa
,
at
au
kl
au
sa
ya
ng
se
jaj
ar.
Ta
ut
ol
og
i:
P
en
gu
la
ng
an
ka
ta
de
ng
an
m
en
gg
un
ak
an
si
no
ni
m
ny
a.
Si
g
m
ati
s
m
e:
P
en
gu
la
ng
an
bu
ny
i
"s
"
un
tu
k
ef
ek
ter
te
nt
u.
Contoh: Kutulis surat ini kala hujan gerimis. (Salah satu kutipan puisi W.S.
Rendra)
Antan
aklasi
s:
Meng
gunak
an
perula
ngan
kata
yang
sama,
tetapi
denga
n
makn
a
yang
berlai
nan.
Klima
ks:
Pema
paran
pikira
n atau
hal
secar
a
bertur
ut-
turut
dari
yang
seder
hana/
kuran
g
pentin
g
menin
gkat
kepad
a hal
yang
kompl
eks/le
bih
pentin
g.
Contoh: Baik rakyat kecil, kalangan menengah, maupun kalangan atas
berbondong-bondong menuju ke TPS untuk memenuhi hak suara mereka.
Antiklima
ks:
Pemapar
an pikiran
atau hal
secara
berturut-
turut dari
yang
kompleks
/lebih
penting
menurun
kepada
hal yang
sederhan
a/kurang
penting.
Inversi:
Menyebu
tkan
terlebih
dahulu
predikat
dalam
suatu
kalimat
sebelum
subjekny
a.
Contoh: Dikejar oleh Anna kupu-kupu itu dengan begitu gembira.
Retoris:
Ungkapan
pertanyaan
yang
jawabanny
telah
terkandung
di dalam
pertanyaan
tersebut.
Elipsis:
Penghilang
n satu atau
beberapa
unsur
kalimat, ya
dalam
susunan
normal uns
tersebut
seharusny
ada.
Koreksio:
Ungkapan
dengan
menyebutk
n hal-hal
yang
dianggap
keliru atau
kurang tep
kemudian
disebutkan
maksud ya
sesungguh
a.
Polisinden
n:
Pengungka
an suatu
kalimat ata
wacana,
dihubungk
dengan ka
penghubun
Asindeton:
Pengungka
an suatu
kalimat ata
wacana
tanpa kata
penghubun
Interupsi:
Ungkapan
berupa
penyisipan
keterangan
tambahan
antara uns
unsur
kalimat.
Eksklamas
Ungkapan
dengan
mengguna
n kata-kata
seru.
Enumerasi
Ungkapan
penegasan
berupa
penguraian
bagian dem
bagian sua
keseluruha
Preterito:
Ungkapan
penegasan
dengan ca
menyembu
yikan
maksud ya
sebenarny
Alonim:
Penggunaa
varian dari
nama untu
menegask
.
Kolokasi:
Asosiasi
tetap antar
suatu kata
dengan ka
lain yang
berdampin
n dalam
kalimat.
Silepsis:
Penggunaa
satu kata
yang
mempunya
lebih dari
satu makn
dan yang
berfungsi
dalam lebih
dari satu
konstruksi
sintaksis.
Zeugma:
Silepsi
dengan
mengguna
n kata yan
tidak logis
dan tidak
gramatis
untuk
konstruksi
sintaksis
yang kedu
sehingga
menjadi
kalimat yan
rancu.
Contoh: Perlu saya ingatkan, Kakek saya itu peramah dan juga pemarah.
Majas
pertentan
gan[sunting
| sunting
sumber]
Artikel
utama: Maja
s
pertentangan
Paradoks:
Pengungka
dengan
menyataka
hal yang se
olah
bertentang
namun
sebenarny
keduanya
Oksimoron
Paradoks d
satu frasa.
Contoh: Hal
yang tetap
dalam dunia
ini adalah
perubahan.
Antitesis:
Pengungka
dengan
mengguna
kata-kata y
berlawana
satu denga
yang lainny
Kontradiks
interminus
Pernyataan
bersifat
menyangk
yang telah
disebutkan
bagian
sebelumny
Anakronism
Ungkapan
mengandu
ketidakses
dengan an
peristiwa d
waktunya