Anda di halaman 1dari 11

Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter

(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

PERHITUNGAN STRUKTUR JEMBATAN LENGKUNG RANGKA BAJA


DUA TUMPUAN BENTANG 120 METER
Razi Faisal 1 )Bambang Soewarto 2 ) M. Yusuf 2)

Abstrak

Jembatan merupakan suatu struktur bangunan yang berfungsi untuk menyatukan jalan yang
terputus oleh rintangan, misalnya sungai, rawa, dll. Dalam penyusunan Tugas akhir ini di
rencanakan jembatan rangka busur dengan bentang 120 meter.
Peraturan pembebanan yang dipakai untuk merencanakan jembatan ini mengacu pada RSNI 2005
yang merupakan pedoman peraturan untuk merencanakan sebuah jembatan. Adanya peraturan
pembebanan dimaksudkan untuk memberikan saran dalam perencanaan jembatan di Indonesia
yang dapat menjamin tingkat keamanan, dan tingkat penghematan yang dapat diterima struktur
jembatan. Sedangkan perencanaan struktur atas jembatan mengacu pada peraturan AISC – LRFD.
Tahap awal perencanaan adalah perhitungan lantai kendaraan dan trotoar. Kemudian dilakukan
perencanaan gelagar memanjang dan melintang, sekaligus perhitungan shear connector. Memasuki
tahap konstruksi pemikul utama, dilakukan perhitungan beban – beban yang bekerja, kemudian
dianalisa dengan menggunakan program SAP 2000. Setelah didapatkan gaya – gaya dalam yang
bekerja dilakukan perhitungan kontrol tegangan dan perhitungan sambungan. Bersamaan
dilakukan perhitungan konstruksi pemikul utama juga dilakukan perhitungan konstruksi sekunder
yang meliputi ikatan angin atas, bawah, dan portal akhir. Kemudian memasuki tahap akhir dari
perencanaan struktur atas dilakukan perhitungan dimensi perletakan.
Kata kunci : Jembatan rangka, Baja, Gelegar, Sambungan

1
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

2. TINJAUAN PUSTAKA
1. PENDAHULUAN
2
1
2.1 Definisi Jembatan
1.1 Latar Belakang
Jembatan adalah suatu bangunan yang
Jalan merupakan alat perhubungan
memungkinkan suatu jalan menyilang
antar daerah yang sangat penting
saluran air, lembah, atau menyilang
sekali dalam penyelenggaraan
jalan lainnya yang tidak sama tinggi
pemerintahan serta untuk menunjang
permukaannya dan lalu-lintas jalan itu
dan mempercepat pelaksanaan
tidak terputus karenanya (Imam
pembangunan di segala bidang, baik
Subarkah, 1979).
bidang ekonomi, sosial, budaya,
maupun pertahanan dan keamanan. 2.2 Pembebanan Pada Jembatan
Oleh karena itu maka pelaksanaan
pembangunan khususnya di sektor Standar acuan yang dipakai pada
perhubungan sangat perlu perencanaan adalah RSNI T-02-2005
diperhatikan. Pembebanan Jembatan, beban dan
gaya yang digunakan dalam
1.2 Permasalahan perhitungan tegangan – tegangan
Dalam penulisan proposal tugas akhir dalam konstruksi adalah beban
primer, beban sekunder dan beban
ini akan dipilih perhitungan struktur
jembatan busur. Konstruksi jembatan khusus.
ini menggunakan penampang rangka 2.2.1 Beban Mati
yang memiliki nilai lebih pada
kemudahan pelaksanaan karena baja Beban mati terdiri dari dua jenis
bisa dibuat terlebih dahulu melalui beban, yaitu :
proses pabrikasi tanpa harus dibuat a. Berat Sendiri
langsung di lapangan.
Berat bahan dan bagian jembatan
1.3 Pembatasan Masalah yang merupakan elemen struktural
ditambah dengan elemen non
Mengingat permasalahan yang cukup
struktural yang dianggap tetap.
luas, maka perlu adanya pembatasan
masalah , antara lain : b. Beban mati tambahan
(Superimposed Dead Load)
1. Analisa struktur jembatan
menggunakan metode Beban Mati Tambahan adalah berat
Perencanaan Beban dan seluruh bahan, yang merupakan
Kekuatan Terfaktor (PBKT) elemen non struktural dan merupakan
atau Load and Resistance beban pada jembatan, seperti :
Factor Design (LRFD) i. Beban aspal
2. Menganalisa sistem lantai ii. Beban air hujan
kendaraan, rangka baja,
sambungan dan perletakan. 2.2.2 Beban Hidup
3. Perhitungan gaya dalam
Yang dimaksud dengan beban hidup
struktur menggunakan program
dalam hal ini adalah beban lalu lintas.
bantu komputer.
Beban lalu lintas untuk perencanaan
jembatan terdiri dari beban "D" dan
beban truk "T".
a. Beban lajur "D"

2
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

Beban lajur ―D‖ terdiri dari beban LE  Lev Lmax ............................. (2.1)
terbagi rata Uniformly Distributed
Load (UDL) yang digabung dengan Dengan :
beban garis Knife Edge Load (KEL).
Lev = panjang bentang rata-rata

Lmax = panjang bentang maksimum

Gambar 2.1 Beban Lajur ―D‖ Gambar 2.3 Faktor Beban Dinamis
untuk KEL pada Beban Lajur D
b. Pembebanan Truk "T"
Pembebanan truk "T" terdiri dari 2.2.4 Beban Angin
kendaraan truk semi trailer yang
mempunyai susunan dan berat as Gaya angin nominal ultimit pada
seperti yang terlihat pada Gambar 2.5. jembatan tergantung pada kecepatan
angin rencana sebagai berikut:
Tew  0,0006CW (Vw ) 2 Ab (kN) ... (2.2)

Dimana :
Vw = kecepatan angin rencana (m/det)
Cw = koefisien seret
Ab = luas ekuivalen bagian samping
jembatan (m2)
Tew  0,0012CW (Vw ) 2 (kN) ....... (2.3)
Gambar 2.2 Beban Truk ―T‖
Dengan : Cw = 1,2
2.2.3 Beban Kejut
2.2.5 Gaya Rem
Faktor Beban Dinamis merupakan
interaksi antara kendaraan yang Pengaruh percepatan dan pengereman
bergerak dengan jembatan. dari lalu lintas harus diperhitungkan
Untuk bentang menerus panjang sebagai gaya dalam arah memanjang
bentang ekuivalen LE diberikan dan dianggap bekerja pada
dengan rumus: permukaan lantai jembatan.

3
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

3.2 Perhitungan Lantai Kendaraan,


Pipa Sandaran, dan Trotoar

3.2.1 Perhitungan Lantai Kendaraan

a. Momen akibat beban mati dan


beban mati tambahan
Nilai momen total akibat beban mati
dan beban mati tambahan adalah
Gambar 2.4 Gaya Rem sebagai berikut :
Mlx = 614499,2 Nmm
2.3 Metode Perencanaan
Mly = 1512244,13 Nmm
Mtx = - 765723,61 Nmm
MULAI

PERHITUNGAN PEMBEBANAN
Mty = - 1512244,13 Nmm
PERHITUNGAN PLAT LANTAI KENDARAAN,
TROTOAR, SANDARAN

PERENCANAAN DIMENSI GELEGAR


MEMANJANG, MELINTANG, RANGKA b. Momen akibat beban hidup
(Truk)
BATANG

PERENCANAAN IKATAN ANGIN


TIDAK

35 cm
PERHITUNGAN SAMBUNGAN

PERHITUNGAN PERLETAKAN

5 cm
KONTROL

18 cm
YA
b
GAMBAR RENCANA

SELESAI

14 cm

5 cm

Gambar 2.5 Diagram Alir 18 cm


Perencanaan Struktur Jembatan a

Gambar 3.1 Lebar bidang kontak


3. PERHITUNGAN STRUKTUR
antara kendaraan dengan lantai
ATAS
kendaraan
3

3.1 Data Struktur M 0l 94440937,5


M lx  
Sa 0,753
1. Kelas jalan = Kelas I
2. Panjang total jembatan = 120 m  125419571,71 Nmm
3. Lebar total jembatan = 9 m
Lebar lantai kendaraan = 2 x 3,5 m M lx 125419571,71
4. M ly  
5. Lebar trotoar = 2 x 1 m 4a 4  0,42
1 1
6. Tipe jembatan = Jembatan 3 lx 3  1,75
Pelengkung Rangka Baja  95014827,06 Nmm
7. Tinggi rangka jembatan = 20 meter
8. Jarak antar g. memanjang = 1,75 m
9. Jarak antar g.melintang = 5 m

4
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

M 0T  23610234,38 Penulangan tumpuan arah y


M tx  
Sb 0,42 Jarak antar tulangan = 1000 / 4 = 250
 56214843,75 Nmm mm. Jadi tulangan yang dipakai
adalah Ø10 – 250
M 0T  23610234,38 3.2.2 Perhitungan Pipa Sandaran
M ty  0,1 
Sa 0,42 dan Trotoar
 3135489,29 Nmm
Perhitungan pipa sandaran dan trotoar
harus diperhitungkan sedemikian rupa
sehingga mampu memikul beban –
c. Momen akibat beban angin beban yang bekerja terutama beban
Momen dihitung dengan akibat lalu lintas dari pejalan kaki
menggunakan program komputer serta akibat beban sendiri trotoar.
didapatkan 2134834,8 Nmm
Mlx = 677219,2 + 125419571,71+ a. Perhitungan Pipa Sandaran
2134834,8 = 128168905,71 Nmm
Data pipa sandaran :
Mly = 1666594,13 + 95014827,06=
96527071,18 Nmm M = 3437426,51 Nmm
Mty = - 843979,61 + (- 56214843,75) ϕMn = 3472290 Nmm
= -56980567,36 Nmm ϕMn > M → Pipa sandaran aman
Mty = - 1666594,13 + (- 4802083,42) Kontrol lendutan
= - 4647733,42 Nmm
L 5000 mm
f    10 mm
500 500
d. Penulangan Plat Lantai f  fh  fv 
2 2
4,283 10   4,59 10 
6 2 6 2
 6,283  106 mm  f  10 mm
Kendaraan OK
Penulangan lapangan arah x
Mu = 128168905,71 Nmm b. Perhitungan Trotoar
M u 128168905,71 Mu = 2077000 Nmm
Mn   
 0,8 Penulangan trotoar
160211132,14 Nmm Jarak antar tulangan = 1000 / 10 =
Jarak antar tulangan = 1000 / 13 = 100 mm. Jadi tulangan yang dipakai
76,92 ≈ 75 mm. Jadi tulangan yang adalah Ø13 – 100
dipakai adalah Ø18 – 75
Penulangan tumpuan arah x
Jarak antar tulangan = 1000 / 7 =
142,857 ≈ 140 mm. Jadi tulangan
yang dipakai adalah Ø16 – 140
Penulangan lapangan arah y
Jarak antar tulangan = 1000 / 9 =
111,111 ≈ 110 mm. Jadi tulangan
yang dipakai adalah Ø18 – 110

5
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

3.3 Perhitungan Gelegar 3.3.2.1 Perhitungan Momen Nominal


Memanjang
Gelegar Memanjang a. Menghitung momen nominal
Gelegar Melintang
penampang komposit
Mn = 1545,799 kNm
ϕb Mn > Mu
1.75 m

Mu = 36,159 + 10,872 + 329,0625 +


6,427 + 64,625 = 447,146 kNm
1.75 m

0,9 × 1545,799 kNm > 447,146 kNm


1391,219 kNm > 447,146 kNm Profil
5.00 m

Gambar 3.2 Jarak gelegar Aman


memanjang dan gelegar melintang 3.3.2.2 Lendutan Gelegar
Memanjang
3.3.1 Data Gelegar Memanjang
L 5000 mm
Jarak antara g. memanjang (lx) = 1,75    5 mm
1000 1000
m
Δ = 4,205 mm
Jarak antara g. melintang (ly) = 5,00
m 4,205 mm < 5 mm → Profil Aman
Mutu baja Konstruksi BJ 55 (fy) = 410 3.3.2.3 Perencanaan Penghubung
MPa Geser (Shear Connector)

Modulus elastisitas baja (E) = 200000 Diperlukan 33 buah stud untuk


MPa setengah bentang, pada satu posisi
3.3.2 Perhitungan Profil Gelegar digunakan dua buah stud sehingga
Memanjang untuk setengah bentang memerlukan
33/2 =16,5 ≈ 17
Untuk perencanaan gelegar 3.4 Perhitungan Gelegar Melintang
memanjang dicoba menggunakan
profil WF dengan dimensi 440 × 300. 3.4.1 Data Gelegar Melintang
Data profil WF 440 × 300 adalah
sebagai berikut : Jarak antara gelegar memanjang
tf = 18 mm
(lx)= 1,75 m
Jarak antara gelegar melintang
(ly) = 5,00 m
Mutu baja Konstruksi BJ 55
tw = 11 mm d = 440 mm

(fy)= 410 MPa


Modulus elastisitas baja
(E)= 200000 MPa
b = 300 mm
3.4.2 Perhitungan Profil Gelegar
Melintang
Gambar 3.3 Penampang profil WF
440 × 300 Untuk perencanaan gelegar
memanjang dicoba menggunakan

6
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

profil WF dengan dimensi 900 × 300. 3.5 Perhitungan Konstruksi Rangka


Data profil WF 900 × 300 adalah Jembatan
sebagai berikut :
3.5.1 Gaya Aksial Pada Konstruksi
tf = 34 mm
Rangka Baja

tw = 18 mm Tabel 3.1 Hasil Perhitungan Gaya


Aksial
d = 912 mm

Tarik/ Aksial
Posisi
Tekan (kN)
Tarik Angin Bawah 421,479
R28 mm

Angin Tepi
302 mm
Atas 213,475
Angin Tepi
Bawah 175,708
3.4.2.1 Perhitungan Momen Nominal
Diagonal 6013,601
Momen total Penggantung 474,663
M = 1875,313 kNm Tegak 424,7
Tepi Bawah 2050
a. Menghitung momen nominal
penampang Tekan Angin Bawah 191,783
Angin Tepi
1
Z x  300  34(912  34)   18(912  2  34) 2  Atas 344,991
4
12220816 mm3 Angin Tepi
Bawah 158,443
Mn = Zx fy = 12220816 mm3 × 410 Tegak 6340,616
MPa = 5,0105 × 109 Nmm = 5010,5
Tepi Atas 11017,754
kNm
Tepi Bawah 5613,389
b M n  M u
0,9 × 5010,5 kNm > 1875,313 kNm
4509,48 kNm > 1875,313 kNm →
Batang Tepi Atas
Batang Tepi Bawah

Profil aman
Batang Tegak
Batang Diagonal

3.4.2.2 Lendutan Gelegar Melintang

L 9000 mm
   9 mm Gelegar Melintang
Gelegar Memanjang
Batang Penggantung

1000 1000
Lendutan total yang terjadi pada Gambar 3.4 Rangka Jembatan
gelegar melintang :
Δ = 0,2406 + 0,227 + 0,548 + 0,675 +
0,548 + 0,227 + 1,235 + 1,796 +
1,235 + 1,796
Δ = 8,528 mm < 9 mm → Profil aman

Gambar 3.5 Diagram gaya aksial


dari hasil SAP 2000

7
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

Perencanaan Batang Tepi Atas tf = 18 mm

Tekan

tf = 42.70 mm

tw = 11 mm d = 440 mm

tw = 24 mm 933 mm

b = 300 mm

Dari hasil analisa program komputer


SAP 2000 didapat gaya aksial tarik
R25.90 mm
terbesar yaitu pada batang S 102, Nu =
2050 kN
423 mm

Dimensi batang dicoba menggunakan


profil WF 440 × 300
Dari hasil analisa program komputer
SAP 2000 didapat gaya aksial tekan Ag = 157,4 cm2
terbesar yaitu pada batang S 137, Nu = Ix = 56100 cm4
11017,754 kN Iy = 8110 cm4
ix = 18,88 cm
Dimensi batang dicoba menggunakan
iy = 7,18 cm
profil 36’ WF 36 × 16½
Sx = 2440 cm3
Ag = 588,8 cm2 Sy = 541 cm3
Ix = 844600 cm4 fy = 410 MPa
Iy = 46730 cm4 fu = 550 MPa
ix = 38,53 cm
Dipakai nilai ϕNn yang terkecil, maka
iy = 9,47 cm
ϕNn = 5495,985 kN
Sx = 18112,6 cm3
Sy = 2410,9 cm3 N u  N n
fy = 410 MPa
fu = 550 MPa 2050 kN  5495,985 kN → Profil
aman.

4. PERHITUNGAN SAMBUNGAN
Maka : 4

 N n  0,85  23792,62 kN  20223,72 kN 4.1 Sambungan Gelegar


Memanjang Dengan Gelegar
N u  N n Melintang
11017,754 kN  20223,72 kN Profil
aman
3.5.2 Perencanaan Batang Tepi
Bawah

Tarik

8
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

Pergeseran horizontal yang diizinkan


= 50% tebal landasan
 Dimensi bantalan
Luas perlu :
Rv 6356,861 kN
A   908123 mm 2
b 7,0 MPa
Lebar bantalan (b) = 900 mm
Panjang bantalan (L) =
Besarnya gaya lintang yang bekerja 2
pada gelegar memanjang adalah : A 908123 mm
  1009,026 mm ,
b 900 mm
66,032 kN + 263,25 kN = 329,281 kN
Diambil nilai ϕRn terkecil yaitu digunakan L = 1100 mm
42,724 kN. Tebal bantalan = 3,0 cm
1. Menghitung Jumlah Baut Luas Aktual = L b = 1100 mm × 900
mm = 990000 mm2 > Aperlu → Aman.
Pu
n 5.2 Perhitungan Baut Angkur Pada
 Rn
Perletakan
329,281 kN
Maka : n   7,707 ≈ 8 Data-data perencanaan :
42,724 kN
Mutu baut yang digunakan adalah
buah
Diameter baut 24 mm
5. PERHITUNGAN PERLETAKAN
5
Hldn = 42,257 kN
5.1 Perhitungan Perletakan Hltr = 720 kN
As = ¼ π d2 = ¼ π (24)2 = 452,571
 Beban – beban yang bekerja : mm2
Rv = 6356,861 kN
Diambil nilai  Rn terkecil yaitu
Rd = 2551,89 kN 145,615 kN.
Hagn = 5/4 × 3,00 kN/m × 120 m = 1. Menghitung Jumlah Baut
450 kN
Pu
Hrem = 16,738 kN n
 Rn
Hgsk = 0,01 Rd = 0,01 × 2551,89 kN =
25,519 kN Jumlah baut
 Data-data bantalan karet : 721,239 kN
n  4,953  8 baut
Tegangan tekan (σb) = 7,00 MPa 145,615 kN
Regangan tekan = 1,5 MPa
Modulus geser (G) = 0,8 MPa
Penurunan yang diizinkan = 15%
tebal landasan

9
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

900 × 300, WF 200 × 200 dan WF


UPPER BEARING POT
150 × 150 dengan menggunakan
mutu baja BJ 55
BANTALAN KARET
10. Struktur utama rangka baja berupa
batang penggantung dengan profil
BOTTOM BEARING POT

BAUT d =1"

WF 200 × 200 dan WF 150 × 150


dengan menggunakan mutu baja BJ
Gambar 5.1 Elastomeric bearing 55
11. Struktur sekunder rangka baja berupa
6. PENUTUP ikatan angin tepi atas dengan profil
6 WF 200 × 200 dan WF 150 × 150
Kesimpulan dengan menggunakan mutu baja BJ
55
Dari hasil perhitungan yang diperoleh 12. Struktur sekunder rangka baja berupa
dapat disimpulkan sebagai berikut : ikatan angin tepi bawah dengan profil
WF 150 × 150 dengan menggunakan
1. Hasil perhitungan berupa konstruksi
mutu baja BJ 55
busur rangka dengan bentang 120 m
13. Struktur sekunder rangka baja berupa
dan fokus tertinggi 20 m
ikatan angin bawah dengan profil WF
2. Dimensi melintang lantai kendaraan
150 × 150 dengan menggunakan
dengan trotoar adalah 9 m untuk jalan
mutu baja BJ 55
2 jalur 2 arah. Lantai kendaraan
14. Perletakan yang digunakan adalah
berupa pelat beton bertulang dengan
Elastomeric Bearing dengan dimensi
tebal 180 mm
110 cm × 900 cm × 3 cm
3. Berdasarkan program SAP 2000, total
berat rangka jembatan adalah sebesar Daftar Pustaka
2303,948 kN atau 234,857 ton —. 2005. Pembebanan untuk
4. Berdasarkan program SAP 2000, total Jembatan, RSNI T-02-2005.
lendutan rangka jembatan adalah Badan Standardisasi Nasional.
sebesar 0,525 m
5. Dimensi profil untuk gelegar —. 2005. Perencanaan Struktur Baja
melintang berupa WF 900 × 300 untuk Jembatan, RSNI T-03-
dengan menggunakan mutu baja BJ 2005. Badan Standardisasi
55 Nasional.
6. Struktur utama rangka baja batang —. 2002. Tata Cara Perhitungan
tepi atas dengan profil WF 900 × 300 Struktur Beton, SNI 03-2847-
dan 36’ WF 36 16 ½ dengan 2002. Bandung: Yayasan
menggunakan mutu baja BJ 55 LPMB.
7. Struktur utama rangka baja berupa
batang tepi bawah dengan profil WF Aristadi, Dien. 2006. Analisis Sistem
440 × 300 dan 36’ WF 36 16 ½ Rangka Baja Pada Stuktur
dengan menggunakan mutu baja BJ Jembatan Busur Rangka Baja.
55 Chen, Ed. Wai-Fah, dan Lian Dan.
8. Struktur utama rangka baja berupa 2000.
batang tegak dengan profil WF 250 × "http://freeit.free.fr/Bridge20E
250, WF 200 × 200 dan WF 150 × ngineering20HandBook/."
150 dengan menggunakan mutu baja Diakses 26 Juli 2013.
BJ 55
9. Struktur utama rangka baja berupa
batang diagonal dengan profil WF

10
Perhitungan Struktur Jembatan Lengkung Rangka Baja Dua Tumpuan Bentang 120 Meter
(Razi Faisal, Bambang Soewarto, M. Yusuf)

Gunawan, Rudy. 1983. Pengantar


Teknik Pondasi. Yogyakarya:
Penerbit Kanisius.
Hadihardaja, Joetata. 1997. Rekayasa
Pondasi II Pondasi Dangkal
dan Pondasi Dalam. Jakarta:
Universitas Gunadarma.
Learning, ILT. 2009. 19 Aplikasi
Rekayasa Konstruksi 2D
dengan SAP 2000. Jakrta: PT.
Elex Media Komputindo.
Learning, ILT. 2008. Belajar Sendiri
SAP 2000 Versi 10. Jakarta:
PT. Elex Media Komputindo.
McCormac, Jack C. 2000. Desain
Beton Bertulang. Jakarta:
Erlangga.
Salmon, Charles G., dan John E.
Johnson. 1997. STRUKTUR
BAJA. Desain dan Perilaku.
Edisi Kedua. Jilid 1. Jakarta:
PENERBIT ERLANGGA.
Subarkah, Imam. 1979. Jembatan
Baja. Bandung: Idea Dharma.
Supriyadi, Bambang, dan Agus Setyo
Muntohar. 2007. Jembatan.
Yogyakarta: Beta Offset.
T., Gunawan, dan Margaret S. 2007.
Diktat Teori Soal dan
Penyelesaian Konstruksi Baja
II Jilid 1. Jakarta: Delta
Teknik Group.

11

Anda mungkin juga menyukai