Anda di halaman 1dari 12

KEPERAWATAN MATERNITAS

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP), SOP DAN LEAFLET


PEMBERIAN OKSIGEN MASK

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
ANGGOTA : - SARTIKA VITALOKA
- NABILA CANTIKA
- NURLELA
- RISTIKA SURYANI
- ALFIATUN KOMARIAH
- SUSMIATI
- UMI FATIHANI LETTA
KELAS : TK 2A
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN PENGAMPU : NS. INDAH DEWI RIDAWATI,S.KEP.,M.KEP

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
PRODI D-III KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU
TAHUN AJARAN 2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PEMBERIAN OKSIGEN

Pokok Bahasan : Oksigenasi


Sub pokok bahasan : Pemberian Terapi Oksigen
Sasaran : Keluarga pasien ICU
Tempat : RSUD Siti Aisyah Lubuk Linggau
Hari/Tanggal : Rabu, 17 November 2021
Waktu/Jam : 10.00-11.00 WIB
Penyuluhan : Mahasiswa

A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu
mengetahui konsep oksigenasi

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit keluarga pasien mampu mengetahui :
- Pengertian pemberian oksigen
- Faktor-faktor yang mempengaruhi kebutuhan oksigen
- Indikasi pemberian oksigen
- Kontraindikasi
- Efek samping
- Prosedur pemeberian terapi oksigen

B. Materi
Konsep teori Pemberian Oksigen

C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. KEGIATAN

Tahap Waktu Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Peserta


Pembukaan 5 menit a. Membuka acara dengan a. Menjawab salam
mengucapkan salam b. Memperhatikan
b. Memperkenalkan diri c. Mendengarkan pelajar
c. Menyampaikan topik dan menyampaikan topik dan
tujuan pembelajaran tujuan
d. Kontak waktu d. Menyetujui kesepakatan
e. Mengkondisikan keluarga waktu pelaksaan pelajar
pasien untuk berkonsentrasi
Kegiatan Inti 50 menit a. Mendengarkan dan
a. Memberikan penjelasan tentang
materi yang akan diberikan memperhatikan pelajar
yaitu konsep Oksigenasi b. Menanyakan hal-hal yang
b. Memberikan kesempatan pada tidak dimengerti dari materi
keluarga pasien untuk bertanya
c. Mendengarkan dan
c. Menjawab pertanyaan dari
memperhatikan pelajar
keluarga pasien
d. Menjawab hal-hal yang
d. Melakukan evaluasi
ditanyakan pelajar
Penutup 5 menit a. Mengumpulkan materi yang a. Memperhatikan
disampaikan b. Menyapaikan hal-hal yang
b. Mengklarifikasi perlu diklarifikasikan
c. Rencana tindak lanjut c. Menyetujui rencana tindak
d. Menutup kegiatan dan lanjut
mengakhiri dengan salam d. Memperhatikan dan
menjawab salam

E. MEDIA
- Leaflet
- Laptop
F. EVALUASI
1). Evaluasi dilaksanakan selama proses dan akhir kegiatan penyuluhan dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
 Tujuan pemberiaan oksigen
 Indikasi pemberian oksigen
 Sebutkan salah satu persiapan alat prosedur pemberian terapi
2). Kriteria evaluasi
a) Evaluasi struktur
- Menyiapkan SAP
- Menyiapkan materi dan media yang akan digunakan
- Kontrak waktu dengan sasaran
b) Evaluasi proses
- Acara dimulai tepat waktu dan sasaran sesuai target
- Sasaran memperhatikan dan mendengakan selama penyuluhan
berlangsung
- Sasaran aktif dalam berdiskusi
- Sasaran mengajukan pertanyaan jika ada hal yang belum dimengerti
- Sasaran member jawaban atas pertanyaan pemberi materi
- Sasaran tidak meninggalkan tempat tempat saat pembelajaran
berlangsung
c) Evaluasi hasil
1) Kognitif
- Peserta memahami tentang konsep oksigenasi
- Peserta bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluhan
 Tujuan Pemberian Oksigen
 Indikasi Pemberian Oksigen
 Sebutkan salah satu Persiapan Alat Prosedur Pemberian
Oksigen
2) Afektif
Peserta terlihat antusias dalam memperhatikan penjelasan penyuluhan

MATERI TERAPI OKSIGEN


A. Definisi
Terapi oksigen adalah pemberian oksigen dengan konsentrasi yang lebih tinggi dari
yang ditemukan dalam atmosfir lingkungan. Pada ketinggian air laut konsentrasi oksigen
dalam ruangan adalah 21%, ( Brunner & Syddarth,2001).
Terapi oksigen adalah memasukan oksigen tambahan dari luar ke paru melalui
saluran pernapasan dengan menggunakan alat sesuai kebutuhan ( Standar Pelayanan
Keperawatan di ICU, Dep.Kes. RI ( 2005 ).
Segala dengan hal tesebut diatas menurut Titin, 2007, Terapi Oksigen adalah suatu
tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi, yang dapat
dilakukan dengan cara :

1. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi / FiO2 (Orthobarik)


2. Meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik).

B. Tujuan Kegunaan
a. Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga masuk ke jaringan untuk
memfasilitasi metabolisme aerob

b. Mempertahankan PaO2>60 mmHg/ SaO2>90% untuk :


1. Mencegah dan mengatasi Hipoksemia/Hipoksia serta mempertahankan
Oksigenasi jaringan yang adekuat
2. Menurunkan kerja nafas dan Miokard
3. Menilai fungsi pertukaran gas
4. Meningkatkan ekspansi dada
5. Memperbaiki status oksigenasi klien dan memenuhi kekurangan oksigen
6. Membantu kelancaran metabolisme
7. Mencegah Hipoksia
8. Menurunkan kerja jantung
9. Menurunkan kerja paru-paru pada klien dengan dyspnea
10. Meningkatkan rasa nyaman dan efisiensifrekuensi nafas pada penyakit paru
C. Indikasi

1. Gagal nafas
Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan
CO2 Didalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga
system pernafasan tidak mampu memenuhi metabolism tubuh.
2. Gangguan jantung ( Gagal jantung )
Ketidakmampuan jantung unttuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan oksigen.

3. Kelumpuhan alat pernafasan


Suatu keadaan dimana terjadi kelumpuhan pada alat pernapasan untuk memenuhi
kebutuhan oksigen karena kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga
terjadi kegagalan pertukaran gas O2 dan CO2
4. Perubahan pola nafas
Hipoksia ( kekurangan oksigen dalam jaringan ) dyspnea ( kesulitan bernafas, misal
pada pasien asma ), sianosis ( Perubahan warna menjadi kebiru-biruan pada
permukaan kulit karena kekurangan oksigen ), Apnea ( tidak bernafas/berhenti
bernafas ), Bradipnea ( pernapasan lamabat dari normal dengan frekuensi kurang dari
12x/menit ), Takidnea ( pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi lebih dari
24x/menit ).
5. Keadaan gawat ( misalnya : koma )
Pada keadaan koma, misal pada pasien koma tidak dapat mempertahankan sendiri
jalan nafas yang adekuat sehingga mengalami oksigenasi.

6. Trauma paru
Paru-paru sebagai alat pernapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami
gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.
7. Metabolisme yang meningkat : Luka bakar
Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat
sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme

8. Post operasi
Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh banyak dari obat
bius akan mempengaruhi aliran darah keseluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat
asupan oksigen yang cukup
9. Keracunan karbon monoksida
Keberadaan CO didalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan
menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah

Kriteria pemberian terapi oksigen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara di
bawah ini
1. Pemberian oksigen secara berkesinabungan (terus-menerus) di berikan
apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, di dapat nilai:

a. PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%


b. PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% di sertai kor pulmonale,
polisitemia ( hematokrit > 56% )

2. Pemberian secara berselang


Diberikan apabila hasil analisin gas darah saat latihan didapat nilai :
a. Pada saat latihan PaO2 55mmHg atau saturasi 88%

b. Pada saat tidur PaO2 55mmHg atau saturasi 88% disertai komlikasi
seperti hipertensi pumoner somnolen dan aritmia
Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen perlu
di evaluasi gas darah ( AGD ) serta terapi untuk menentukan perlu tidaknya
terapi oksigen jangka panjang.

D. Kontra Indikasi
Tidak ada konsentrasi pada pemebrian terapi oksigen dengan syarat pemebrian jenis
dan jumlah aliran yang tepat. Namun demikian, perhatikan pada khusus berikut ini :
1. Pada klien dengan PPOM ( Penyakit paru obstuktif menahun ) yang
mulai bernapas spontan makan pemasangan masker partial reabreathing
dan non reabreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracuanan
oksigen. Hal ini di karenakan jenis masker reabreathing dan nom
reabreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yaitu
sekitar 90-95%.

2. Face mask tidak dianjurkan pada klien yang mengalami muntah-muntah


3. Jika klien terdapat obstruksi nasal maka hindari pemakaian nasal kanul
E. Efek samping

1. Depresi pernafasan
2. Toksisitas oksigen

F. Alat-alat yang diperlukan


1. Kateter Nasal

2. Kanul Nasal / Binasal / Nasal prong


3. Sungkup muka sederhana

4. Sungkup muka reabreathing dengan kantong oksigen


5. Sungkup muka non reabreathing dengan kantong oksigen

6. Sungkup muka venture


7. Jelly

8. Plaster
9. Gunting

10. Sumber oksigen


11. Humidifier

12. Flow meter


13. Aqua steril

14. Selang oksigen


15. Tanda dilarang merokok

G. Syarat-syarat pemberian oksigen meliputi


1. Dapat mengkontrol konsentrasi oksigen udara inspirasi

2. Tahanan jalan nafas yang rendah


3. Tidak terjadi penumpukan Co2

4. Efisien
5. Nyaman untuk pasien

H. Protokol prosedur
1. Pemberian terapi oksigen dengan nasal kanul, nasal kanul atau kanula
nasal merupakan peralatan sederhana.kedua kanula dengan panjang
sekitar 1,5cm muncul dari bagian tengah selang sekali pakai dan di
insersikan kedalam hidung.

a. Membebaskan jalan nafas dengan mengisap sekresi


b. Posisi pasien diatur dengan kepala ekstensi

c. Melakukan nasal kateter kedalam hidung


d. Membuka regulator untukmenentukan tekanan oksigen sesuai
kebutuhan

e. Mengatur volume oksigen sesuai kebutuhan


f. Memfiksasi nasal kanul kateter dibelakang kepala melewati
bagian atas telinga

g. Memberikan oksigen dengan nasal kateter dengan konstentrasi 2-


5 liter/menit
2. Pemberian oksigen dengan memasang sungkup ( masker oksigen )
Masker oksigen merupakan peralatan yang digunakan untuk memberikan
oksigen, kelembaban atau kelemababan yang dipanaskan

a. Membebaskan jalan nafas dengan cara mengisap sekresi


b. Mengatur posisi pasien

c. Membukan regulator untuk menentukan tekanan oksigen sesuai


kebutuhan
d. Mengatur aliran oksigen sesuai dengan kebutuhan

e. Memasang masker oksigen pada daerah lubang hidung dan mulut


f. Mengikat tali sungkup dibelakang kepala melewati bagian atas
telinga

g. Memasang kapas kering pada daerah yang tertekan sungkup dan


tali pengikat untuk mencegah iritasi kulit
h. Memberikan terapi oksigen dengan masker oksigen mempunyai
efektivitas aliran 5-8 liter/menit dengan konsentrasi oksigen yang
didapat 40-60%

3. Sungkup muka dengan kantong non rebreathing


a. Non Reabreathing mask
Tekinik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen yang
tinggi mencapai 90% dengan aliran 10-12 liter/menit. Pada
prinsipnya udara inspirasi tidak bercampur dengan udara
ekspirasi, udara ekspirasi dikeluarkan langsung ke atmosfer
melalui satu atau lebih katup, sehingga dala katong konsentrai
oksigen menjadi tinggi.
FiO2 estimation :
Flows ( It/mt ) FiO2 (%)

 6 : 55-60

 8 : 60-80

 10 : 80-90

 12 - 15 : 99
I. Kemanan

1. Untuk pasien :
a. Mempastikan bahwa selangnya benar-benar masuk kedalam saluran
pernapasan.

b. Selang atau kateter yang masuk kedalam saluran napas harus steril.
c. Tabung oksigennya dijauhkan dari jangkauan api

2. Hal yang harus dilakukan keluarga pasien


a. Tidak menganti aliran O2 tanpa spegetahuan petugas

b. Segera melapor jika da samburngan yang terputus


c. Tidak melepas masker O2 tanpa sepengetahuan petugas

d. Dilarang memebrik makan atau minum, jika pasien menggunakan


masker ketat, itubasi atau kondisi menurun,
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. Meditasi Dzikir. 2005. Stress and Health Solution. 

W e b   . 1 2 Desember 2005. 
A z i z   A l i m u l   A .   2 0 0 4 .   Pengantar kebutuhan dasar manusia . Jakarta. Salemba
Medika
Astowo. Pudjo. 2005. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi
dan Kedokteran Respirasi. FKUI. Jakarta. 
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi bahasa Indonesia,
vol. 8. EGC. Jakarta.
Ganong, F. William. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 20. EGC. Jakarta.
Latief, A. Said. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intesif. Jakarta. 
Potter & Perry. 2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Volume 2. Edisi 4. EGC. Jakarta.
Tarwoto, Wartonah. 2007. Kebutuhan dasar manusia dan  proses  keperawatan.
Jakarta.
SOP PEMBERIAN OKSIGEN MASK
Pengertian Pemberian oksigen merupakan cara pemberian oksigen ke dalam
paru – paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen yang di alirkan oksigen dengan posisi menutup hidung dan
mulut pasien.

Tujuan a. Mempertahankan dan memenuhi kebutuhan oksigen.


b. Mencegah atau mengatasi hipoksia.

Alat & Bahan a. Masker oksigen


b. Tabung oksigen
c. Selang oksigen
d. Sumber oksigen dengan flowmeter
e. Cairan steril
f. Humidifier
g. Bengkok dan kassa pembersih
h. Sarung tangan bersih

Prosedur a. Ucapkan salam terapeutik.


b. Verifikasi identitas pasien dan jelaskan prosedur yang akan
dilakukan.
c. Cuci tangan
d. Atur posisi dengan semi-fowler
e. Menggunakan sarung
f. Hubungkan selang oksigen dengan humidifier dengan aliran
oksigen sesuai dengan kecepatan yang dibutuhkan (umumnya
6 – 10 liter/menit), selang tidak tertekuk dan sambungan paten
g. Kemudian observasi humidifier pada tabung air yang menunjukkan
adanya gelembung
h. Tempatkan masker oksigen ke atas mulut dan hidung pasien dan
atur pengikat untuk kenyamanan pasien
i. Periksan kecepatan aliran tiap 6 – 8 jam, catat kecepatan aliran
oksigen, rute pemberian dan respon pasien
j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

Anda mungkin juga menyukai