Sap Kel.4 (Pemberian Oksigen)
Sap Kel.4 (Pemberian Oksigen)
DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4
ANGGOTA : - SARTIKA VITALOKA
- NABILA CANTIKA
- NURLELA
- RISTIKA SURYANI
- ALFIATUN KOMARIAH
- SUSMIATI
- UMI FATIHANI LETTA
KELAS : TK 2A
MATA KULIAH : KEPERAWATAN MATERNITAS
DOSEN PENGAMPU : NS. INDAH DEWI RIDAWATI,S.KEP.,M.KEP
A. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan selama 30 menit diharapkan keluarga pasien mampu
mengetahui konsep oksigenasi
B. Materi
Konsep teori Pemberian Oksigen
C. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
D. KEGIATAN
E. MEDIA
- Leaflet
- Laptop
F. EVALUASI
1). Evaluasi dilaksanakan selama proses dan akhir kegiatan penyuluhan dengan
memberikan pertanyaan secara lisan sebagai berikut :
Tujuan pemberiaan oksigen
Indikasi pemberian oksigen
Sebutkan salah satu persiapan alat prosedur pemberian terapi
2). Kriteria evaluasi
a) Evaluasi struktur
- Menyiapkan SAP
- Menyiapkan materi dan media yang akan digunakan
- Kontrak waktu dengan sasaran
b) Evaluasi proses
- Acara dimulai tepat waktu dan sasaran sesuai target
- Sasaran memperhatikan dan mendengakan selama penyuluhan
berlangsung
- Sasaran aktif dalam berdiskusi
- Sasaran mengajukan pertanyaan jika ada hal yang belum dimengerti
- Sasaran member jawaban atas pertanyaan pemberi materi
- Sasaran tidak meninggalkan tempat tempat saat pembelajaran
berlangsung
c) Evaluasi hasil
1) Kognitif
- Peserta memahami tentang konsep oksigenasi
- Peserta bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyuluhan
Tujuan Pemberian Oksigen
Indikasi Pemberian Oksigen
Sebutkan salah satu Persiapan Alat Prosedur Pemberian
Oksigen
2) Afektif
Peserta terlihat antusias dalam memperhatikan penjelasan penyuluhan
B. Tujuan Kegunaan
a. Meningkatkan konsentrasi O2 pada darah arteri sehingga masuk ke jaringan untuk
memfasilitasi metabolisme aerob
1. Gagal nafas
Ketidakmampuan tubuh dalam mempertahankan tekanan parsial normal O2 dan
CO2 Didalam darah, disebabkan oleh gangguan pertukaran O2 dan CO2 sehingga
system pernafasan tidak mampu memenuhi metabolism tubuh.
2. Gangguan jantung ( Gagal jantung )
Ketidakmampuan jantung unttuk memompa darah dalam jumlah yang cukup untuk
memenuhi kebutuhan jaringan terhadap nutrient dan oksigen.
6. Trauma paru
Paru-paru sebagai alat pernapasan, jika terjadi benturan atau cedera akan mengalami
gangguan untuk melakukan inspirasi dan ekspirasi.
7. Metabolisme yang meningkat : Luka bakar
Pada luka bakar, konsumsi oksigen oleh jaringan akan meningkat dua kali lipat
sebagai akibat dari keadaan hipermetabolisme
8. Post operasi
Setelah operasi, tubuh akan kehilangan banyak darah dan pengaruh banyak dari obat
bius akan mempengaruhi aliran darah keseluruh tubuh, sehingga sel tidak mendapat
asupan oksigen yang cukup
9. Keracunan karbon monoksida
Keberadaan CO didalam tubuh akan sangat berbahaya jika dihirup karena akan
menggantikan posisi O2 yang berikatan dengan hemoglobin dalam darah
Kriteria pemberian terapi oksigen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara di
bawah ini
1. Pemberian oksigen secara berkesinabungan (terus-menerus) di berikan
apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, di dapat nilai:
b. Pada saat tidur PaO2 55mmHg atau saturasi 88% disertai komlikasi
seperti hipertensi pumoner somnolen dan aritmia
Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen perlu
di evaluasi gas darah ( AGD ) serta terapi untuk menentukan perlu tidaknya
terapi oksigen jangka panjang.
D. Kontra Indikasi
Tidak ada konsentrasi pada pemebrian terapi oksigen dengan syarat pemebrian jenis
dan jumlah aliran yang tepat. Namun demikian, perhatikan pada khusus berikut ini :
1. Pada klien dengan PPOM ( Penyakit paru obstuktif menahun ) yang
mulai bernapas spontan makan pemasangan masker partial reabreathing
dan non reabreathing dapat menimbulkan tanda dan gejala keracuanan
oksigen. Hal ini di karenakan jenis masker reabreathing dan nom
reabreathing dapat mengalirkan oksigen dengan konsentrasi yaitu
sekitar 90-95%.
1. Depresi pernafasan
2. Toksisitas oksigen
8. Plaster
9. Gunting
4. Efisien
5. Nyaman untuk pasien
H. Protokol prosedur
1. Pemberian terapi oksigen dengan nasal kanul, nasal kanul atau kanula
nasal merupakan peralatan sederhana.kedua kanula dengan panjang
sekitar 1,5cm muncul dari bagian tengah selang sekali pakai dan di
insersikan kedalam hidung.
6 : 55-60
8 : 60-80
10 : 80-90
12 - 15 : 99
I. Kemanan
1. Untuk pasien :
a. Mempastikan bahwa selangnya benar-benar masuk kedalam saluran
pernapasan.
b. Selang atau kateter yang masuk kedalam saluran napas harus steril.
c. Tabung oksigennya dijauhkan dari jangkauan api
Anonymous. Meditasi Dzikir. 2005. Stress and Health Solution.
W e b . 1 2 Desember 2005.
A z i z A l i m u l A . 2 0 0 4 . Pengantar kebutuhan dasar manusia . Jakarta. Salemba
Medika
Astowo. Pudjo. 2005. Terapi oksigen: Ilmu Penyakit Paru. Bagian Pulmonologi
dan Kedokteran Respirasi. FKUI. Jakarta.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Medikal Bedah. Edisi bahasa Indonesia,
vol. 8. EGC. Jakarta.
Ganong, F. William. 2003. Fisiologi Kedokteran Edisi 20. EGC. Jakarta.
Latief, A. Said. 2002. Petunjuk Praktis Anestesiologi. Bagian Anestesiologi dan
Terapi Intesif. Jakarta.
Potter & Perry. 2002. Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan
Praktik. Volume 2. Edisi 4. EGC. Jakarta.
Tarwoto, Wartonah. 2007. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan.
Jakarta.
SOP PEMBERIAN OKSIGEN MASK
Pengertian Pemberian oksigen merupakan cara pemberian oksigen ke dalam
paru – paru melalui saluran pernapasan dengan menggunakan alat bantu
oksigen yang di alirkan oksigen dengan posisi menutup hidung dan
mulut pasien.