Fitur yang terdapat pada 4 menu utama pada layanan Go-Jek App diantaranya :
1.Input Data
Calon penumpang menentukan lokasi penjemputan dan lokasi tujuan kemudian Go-
Jek akan mengkalkulasi pembayaran. Dan kemudian calon penumpang memilih cara
pembayaran ( cash atau memakai Credit Go-Jek).
2.Driver On The Way
Setelah melakukan pemesanan, aplikasi akan merespon untuk mencari supir Go-Jek
terdekat dengan lokasi calon penumpangnya. Pada fitur ini, calon penumpang akan
melihat GPS mengenai keberadaan supir Go-Jek yang akan menjemputnya bahkan
terdapat berapa lama estimasi yang dibutuhkan supir Go-Jek sampai dilokasi calon
penumpang.
3.SMS & Call
Ketika Supir Go-Jek belum sampai juga, calon penumpang bisa memanfaatkan fitur
SMS & Call yang telah disediakan oleh Go-Jek Apps.
4.Driver Review
Untuk fitur ini penumpang dapat memberikan rating dan komentar mengeni
pelayanan yang dilakukan oleh supir Go-Jek, karena dari rating inilah supir Go-Jek
akan mendapatkan bonus bulanan.
5.My Wallet
Fitur ini memudahkan penumpang dalam pembayaran, karena tidak memerlukan
uang cash. Untuk penumpang yang baru pertama kali ingin menggunakan, Go-Jek
memberikan kode voucher senilai Rp. 50.000.untuk pengisian ulang penumpang
dapat mentransfer uang melalui Bank yang sudah ditentukan
Go-Jek merupakan sebuah inovasi teknologi yang telah membawa banyak hal yang
baik, seperti mempercepat waktu untuk bepergian di dalam kota, serta membuka
ribuan lapangan kerja baru. Ketika pelanggan mulai memesan Go-Jek / GrabBike
lewat aplikasi mobile, maka NAMA ANDA akan tercantum di smartphone si
pengendara Go-Jek / GrabBike, beserta rute pengantaran yang anda inginkan. Setelah
itu, pengendara Go-Jek / GrabBike tadi bisa menghubungi NOMOR TELEPON anda,
untuk mengkonfirmasi titik jemput. Setelah itu, kalau anda minta diantar ke rumah
atau ke kantor, maka secara tidak langsung ia juga akan mengetahui ALAMAT
RUMAH atau ALAMAT KANTOR Jadi dalam sekali perjalanan saja, seorang
pengendara Go-Jek sudah bisa mengetahui data-data Nama anda, Nomor Telepon
anda, dan Alamat Rumah atau Kantor anda. Hal itu jelas bahwa tidak aka nada para
pelanggan yang bisa melakukan penipuan atau sekedar berbuat iseng kepada driver
GO-Jek.
BAB II STRUKTUR ORGANISASI
Studi Kasus : PT. GAJAH TUNGGAL
Dan jika melihat dari jenis desain struktur organisasi yang digunakan oleh PT.
Gajah Tunggal Tbk metode yang mereka gunakan adalah membagi divisi permasing
masing fungsi ,misal pada divisi finance , mereka hanya melakukan kegiatan fungsi
finance ,dan memecahnya lagi menjadi bagian fungsi fungsi yang lebih kecil ,seperti
finance accounting special project, finance, information & technology , accouinting
and tax , metode organisasi seperti ini sangat cocok diaplikasikan pada perusahaan
perusaahan besar seperti PT. Gajah Tunggal Tbk ini , karena dalam sebuah
perusahaan besar , perlu ada pembagian fungsi atau divisi sehingga semua kegiatan
biasa dilakukan secara efisien dan efektif . selain itu , kita juga bisa melihat hal
tersebut dari Visi , Misi dan Nilai nilai perusahaan yang selalu dijunjung tinggi oleh
para petinggi direksi , komisaris ,hingga para karyawan PT. Gajah Tunggal Tbk .
Dalam jenis Struktur Organisasi yang mereka buat, PT. Gajah Tunggal Tbk
memperlihatkan beberapa elemen struktur organisasi dalam mendesain Struktur
Organisasinya,
1. Spesialisasi Pekerjaan
Itu terlihat dari bagaimana mereka membagi tugas tugas yang harus
dikerjakan karyawan nya ke dalam pekerjaan tersendiri.
2. Departementalisasi.
Dasar yang dipakai untuk mengelompokan pekerjaan secara bersama
sama. . Departementalisasi dapat berupa proses, produk, geografi, dan
pelanggan. Dalam Studi Kasus ini kami menyimpulkan bahwa PT. Gajah
Tunggal Tbk mendepartementalisasi berdasarkan Proses, Pelanggan dan
Geografis.
Contohnya :
Mendepartementalisasi berdasarkan proses disini dapat dilihat dari
proses produksi ban itu sendiri, Berawal dari Departemen pengolahan
bahan baku yaitu karet alami, karet sintetis karbon hitam dan silika
yang menjadi dasar pengolahan ban, lalu dimasukkan ke departemen
selanjutnya yaitu departemendesain yaitu menciptakan beragam desain
bentuk ban mobil lalu kemudian setelah desain ban jadi dan diproduksi
sedemikian rupa dilanjutkan ke departemen pengujian yaitu menguji
dan mengukur kualitas ban yang telah di produksi.
3. Rantai komando.
Garis wewenang yang tanpa putus yang membentang dari puncak organisasi
ke eselon paling bawah dan menjelaskan siapa bertanggung jawab kepada
siapa.
Sebagai contoh : PT. Gajah Tunggal Tbk ini jelas menggunakan rantai
komando dapat dilihat misalnya dalam produksi pembuatan ban Director
Manufacturing memiliki otoritas untuk mengawasi langsung para karyawan
dalam memproduksi ban dan para karyawan produksi bertanggung jawab
langsung pada director Manufacturing.
Artinya rantai komando mampu menjawab pertanyaan atau memperjelas bagi
karyawan seperti kepada siapa saya bertanggung jawab? Kepada siapa saya
harus pergi jika saya mempunyai masalah. Dan pada kasus ini saat terjadi
suatu masalah atau kendala yang mengambil keputusan sesuai dengan rantai
komando.
4. Rentang kendali.
Jumlah bawahan yang dapat diarahkan oleh seorang manajer secara efiseien
dan efektif. Peran rentang kendali ini penting karena sangat menentukan
banyaknya tingkatan dan manajer yang harus dimiliki oleh suatu organisasi.
Sebagai contoh : Dalam struktur Organisasi yang ditampilkan tadi terlihat
bahwa di dalam struktur tersebut terdapat beberapa pembagian manager atau
director yang bertugas mengawasi bawahan nya secara khusus sesuai dengan
bidang den devisi masing-masing. Misalnya di bagian Director Financial
mereka membawahi bawahan yang bekerja khusus berkaitan dengan
keuangan perusahaan seperti bagian Akuntansi Keuangan Khusus,
Perencenaan analisis dan penetapan biaya akuntansi, keuangan pajak dan
teknologi informasi. Berbeda dengan Director Manufacturing yang khusus
bekerja mengawasi produksi pembuatan Ban, Logistik dan Teknik.
6. Formalisasi.
Sejauh mana pekerjaan-pekerjaan di dalam organisasi dibakukan. Formalisasi
mengacu pada suatu tingkat yang terhadapnya pekerjaan di dalam organisasi
dibakukan.
Sebagai contoh : Pada studi kasus kali ini PT. Gajah Tunggal Tbk
memperlakukan adanya aturan dan ketentuan standarisasi perilaku yang harus
di patuhi setiap karyawannya, dengan adanya standardisasi perilaku, para
karyawan akan mengurangi keanekaragaman, standardisasi tersebut juga akan
mendorong munculnya koordinasi antar bagian yang ada dalam organisasi
atau perusahaan.
Dalam Studi Kasus ini kami juga menganalisa Desain Organisasi yang di gunakan
oleh PT. Gajah Tunggal Tbk adalah desain organisasi Birokrasi. Yaitu sebuah
struktur dengan tugas-tugas operasi yang sangat rutin yang dicapai melalui
spesialisasi, aturan dan ketentuan yang sangat formal, tugas-tugas yang
dikelompokkan ke dalam berbagai departemen fungsional, wewenang terpusat,
rentang kendali yang sempit, dan pengambilan keputusan yang mengikuti rantai
komando yang terlihat dari beberapa elemen yang kami kemukakan sebelumnya.
BAB III Meningkatkan Produktivitas
Studi Kasus : PT. OTSUKA INDONESIA
Analisis SWOT :
Lembaga ISO yang berdiri sejak 1974 adalahorganisasi yang merangkum sejumlah
kepentingandalam perumusan standar secara independen. Walaupun pada awalnya
lembaga ISO tidak khususmerancang standar yang dipakai pada perdagangan,namun
dalam perjalanannya kebutuhan standar tidak terlepas dari persyaratan dunia
perdagangan.Keberhasilan ISO 9000 pada tahun 1987 menjadikanISO sebagai
standar yang dinilai paling fair dalamperdagangan dunia (Thaheer, 2005). Menurut
LPJK (2005), sistem akreditasi dan sertifikasi ISO merupakan pengakuan atas
konsistensi standar SMM.Tanggung jawab dan wewenang pemberianakreditasi dan
sertifikasi secara internasional dilakukan oleh suatu badan dunia, yaitu International
Accreditation Forrum (IAF).
2. Komitmen Organisasi
3. Penerapan Prosedur
Prosedur baru biasanya membuat karyawan harus merubah cara kerja yang telah
bertahun-tahun dilakukan. Penerapan prosedur sebagai bentuk dari sebuah perubahan
adalah selalu tidak mudah. Untuk membuat karyawan merubah cara kerja, atau
melakukan sesuatu yang baru, yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah
menanamkan kesadaran pada karyawan terkait tentang pentingnya perubahan dan
menerapkan prosedur mutu yang ditetapkan. Penerapan prosedur standar organisasi
yang telah ditetapkan merupakan persyaratn penting dari ISO. Untuk menjalankan
SMM ISO dalam organisasi diperlukan pembuatan prosedur standar terhadap semua
aktivitas kerja yang berdampak terhadap kualitas secara jelas dan mudah diterapkan.
Kegiatan yang merupakan bagian dari penerapan prosedur adalah: melakukan audit
secara periodik, adanya kepatuhan terhadap prosedur standar, dan adanya penerapan
corrective and preventive action
BAB IV MOTIVASI KARYAWAN
Studi Kasus : PT. Stars International
Analisis SWOT :
dimaksud antara lain adalah karyawan tidak membolos, selalu datang dan pulang
tepat pada waktunya, serta dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu. Upaya
untuk memberikan pendisiplinan tersebut pada dasarnya merupakan upaya untuk
peningkatan kinerja karyawan. Peningkatan atas kinerja sangat tergantung pada
kesadaran dari tiap-tiap karyawan dan peningkatan tersebut dapat dilihat pada
perilaku pada suatu lingkungan kerja yang ada. Dalam upaya untuk meningkatkan
kinerja para karyawan perusahaan wajib untuk menjaga keberadaan sumber daya
manusia dengan mengefektifkan dan mengefisienkan sumber daya manusia yang
telah dimilikinya, dimana salah satu kebijakan yaitu dengan pemberian Motivasi
Kerja dan Disiplin Kerja pada karyawan agar bekerja secara maksimal diperusahaan.
PT. Stars Internasional merupakan perusahaan ritel alas kaki yang didirikan pada
tahun 2001 oleh beberapa orang yang sebelumnya telah cukup lama berada di industri
alas kaki di Indonesia. Berkantor pusat di Surabaya dengan konsep family street
store, saat ini PT. Stars Internasional telah memiliki kurang lebih 250 cabang yang
terletak hampir di seluruh wilayah Indonesia dan mancanegara, seperti Malaysia.
Perusahaan ini bergerak di bidang pemasaran produk-produk alas kaki, dimana
perusahaan ini berperan dalam mendistribusikan produk-produk yang dihasilkan oleh
beberapa distributor. Beberapa produk yang dipasarkan oleh perusahaan ini meliputi
produk sepatu olah raga seperti Reebok, Adidas, Nike, Ardiles, League, Converse,
Airwalk, Eagle, dan Homyped. Sebagai perusahaan yang bergerak dibidang
pemasaran tentunya perusahaan memerlukan sumber daya manusia yang handal dan
mempunyai kemampuan dalam bekerja secara individu maupun dalam sebuah tim.
PT. Stars International memiliki 194 orang karyawan yang tentunya dituntut untuk
dapat memberikan kinerja yang maksimal terhadap perusahaan agar target penjualan
perusahaan dapat tercapai dengan baik. Upaya perusahaan untuk meningkatkan
motivasi kerja dan disiplin kerja para karyawan tersebut memiliki dampak terhadap
pencapaian kinerja para karyawan, dimana salah satu cara yang digunakan untuk
melakukan pengukuran kinerja yaitu dengan membandingkan pencapaian jumlah
target penjualan produk dan jumlah realisasi penjualan produk yang ditetapkan
perusahaan.
ANALISIS SWOT :
Terlepas dari siapa yang memiliki tanggung jawab untuk merekrut tenaga
penjualan baru, prosedur tertentu harus diikuti untuk memastikan bahwa anggota baru
memiliki bakat untuk pekerjaan dan potensi untuk menjadi sukses. Oleh karena itu,
proses rekrutmen harus mencakup analisis mendalam tentang pekerjaan yang harus
diisi dan deskripsi kualifikasi yang harus dimiliki karyawan baru. Perusahaan harus
mencari untuk menemukan dan menarik kolam pelamar kerja dengan kualifikasi
untuk yang mencari. Tujuannya, dengan kata lain, biasanya tidak untuk
memaksimalkan jumlah pelamar kerja tapi untuk menarik beberapa pelamar yang
baik.
Menentukan kualifikasi calon karyawan harus harus melakukan pekerjaan
penjualan yang diberikan adalah bagian paling sulit dari proses rekrutmen dan
seleksi. Penjualan manajer mungkin dengan bantuan dari spesialis perencanaan
tenaga kerja atau psikolog-harus mempertimbangkan kepentingan relatif kejuruan
semua sifat-sifat pribadi dan karakteristik dibahas sebelumnya. Ini termasuk atribut
fisik, kemampuan mental dan pengalaman, dan kepribadian.
Karyawan penjualan saat ini mungkin dibagi menjadi dua kelompok sesuai dengan
tingkat kinerja pada pekerjaan: satu kelompok pemain tinggi dan salah satu pemain
yang rendah. Karakteristik kedua kelompok tersebut kemudian dibandingkan atas
dasar informasi dari formulir aplikasi pekerjaan, catatan wawancara pribadi, dan
kecerdasan, bakat, dan skor tes kepribadian. Atau, teknik statistik dapat digunakan
untuk mencari korelasi yang signifikan antara variasi dalam karakteristik pribadi
orang penjualan saat ini dan variasi dalam kinerja pekerjaan mereka. Dalam kedua
kasus, manajemen mencoba untuk mengidentifikasi atribut pribadi yang berbeda
secara signifikan antara penjualan berkinerja tinggi dan orang berkinerja rendah.
Asumsinya adalah bahwa mungkin ada hubungan sebab-akibat antara atribut tersebut
dan prestasi kerja. Jika karyawan baru yang dipilih yang memiliki atribut yang mirip
dengan orang yang sedang melakukan pekerjaan berhasil, mereka mungkin juga
berhasil.