Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer e-ISSN: 2548-964X

Vol. 2, No. 2, Februari 2018, hlm. 811-820 http://j-ptiik.ub.ac.id

Perancangan Business Process Improvement Untuk Layanan Kepegawaian


Menggunakan Domain Service Design Dalam Framework Information
Technology Infrastructure Library (ITIL) V3 (Studi Pada Bank XYZ)
Citra Hemas Jati Inayu1, Yusi Tyroni2, Nanang Yudisetiawan3
Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Email: 1cici.people@gmail.com, 2yusi_tyro@ub.ac.id, 3nanang@ub.ac.id

Abstrak

Bank XYZ merupakan perusahaan perbankan yang memiliki kantor pusat di Kota Jakarta. Proses bisnis
layanan kepegawaian untuk cuti, lembur, dan update data pegawai pada Bank XYZ masih
mengandalkan paper based, sehingga bagian unit HC area (Human Capital) harus menginputkan secara
manual data rekap kedalam SAP (Sistem Administrasi Pegawai). Pegawai unit HC area akan sangat
rentan untuk melakukan kesalahan input yang dapat berakibat fatal bagi perhitungan gaji pegawai.
Penerapan paper based pada sebagian aktivitas cuti, lembur, dan update data juga menyebabkan proses
berjalan kurang efisien dan efektif sehingga waktu proses menjadi lebih lama. Metode yang digunakan
dalam melakukan perbaikan proses bisnis mengacu pada framework ITIL v3 domain service design.
Hasil perbaikan proses bisnis layanan kepegawaian Bank XYZ untuk cuti yaitu percepatan waktu rata-
rata sebesar 58.11 menit karena hilangnya aktivitas PIC (Person in Charge) dalam meminta dan
menyampaikan formulir izin cuti, serta pemerataan pemanfaatan pada atasan, pegawai, dan HC area
karena hilangnya peran PIC dan kurir. Pada proses bisnis lembur pegawai, percepatan waktu rata-rata
sebesar 370.98 menit karena hilangnya peran PIC dalam melakukan perekapan secara manual, serta
pemerataan pemanfaatan pada atasan, pegawai, dan HC area karena hilangnya peran PIC dan kurir. Pada
proses bisnis update data pegawai terdapat percepatan sebesar 22.6 menit karena hilangnya aktivitas
memberikan formulir serta input data pegawai, serta terdapat perubahan persentase pemanfaatan
resource karena berkurangnya aktivitas HC area.
Kata kunci: proses bisnis, process business improvement, metode ITIL V3, domain service design.

Abstract
XYZ Bank is a banking company with head office in Jakarta. The employment service business process
for leave, overtime, and update of employee data at Bank XYZ still rely on paper based, so that the HC
area unit (Human Capital) must manually input recap data into SAP (Employee Administration System).
HC area unit employees will be particularly vulnerable to input errors that can be fatal for employee
salary calculations. The implementation of paper based on some activities of leave, overtime, and data
update also cause the process runs less efficient and effective so that the processing time becomes
longer. The method used in doing business process improvement refers to the framework of ITIL v3
domain service design. The result of the business process improvement of XYZ staffing service business
for leave is an average time acceleration of 58.11 minutes due to loss of PIC (Person in Charge) activity
in requesting and submitting the leave leave form, as well as equalization of utilization to superiors,
employees and HC area due to loss of role PIC and courier. In the employee overtime business process,
the average acceleration time of 370.98 minutes due to loss of PIC's role in manual recording, as well
as equitable distribution of employers, officers, and HC areas due to loss of PIC and messenger role. In
the business process update employee data there is an acceleration of 22.6 minutes due to loss of activity
provide the form and input employee data, and there is a change in resource utilization percentage due
to reduced HC area activity.
Keywords: business process, business improvement process, ITIL V3 method, domain service design.

Fakultas Ilmu Komputer


Universitas Brawijaya 811
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 812

masalah. Pada penelitian ini business process


1. PENDAHULUAN
improvement pada proses cuti, lembur, dan
Kemajuan teknologi di era sekarang ini update data dilakukan dengan harapan alur
semakin berkembang pesat. Manusia tidak kegiatan berjalan lebih efisien dan efektif
terlepas dari penggunaan teknologi hampir di sehingga perusahaan dapat mengurangi
segala aspek kehidupan. Era digital juga kesalahan yang ada, memperpendek waktu
membawa manusia memasuki babak baru yaitu tunggu, meminimasi sumber daya, serta
paperless dan atau lesspaper world. Melakukan memberi kemudahan bagi pengguna layanan.
perubahan dari paper based office menjadi Business process improvement dilakukan
paperless office ataupun lesspaper office erat dengan menggunakan metode ITIL (Information
kaitannya dengan peningkatan proses bisnis Technology Infrastructure Library) versi 3. ITIL
perusahaan. Persaingan bisnis salah satunya bisa versi 3 merupakan metode yang berguna dalam
dimenangkan oleh perusahaan dengan cara meningkatkan kepuasan pengguna atau
mengoptimalkan proses bisnisnya. Penulis konsumen akan layanan TI. Metode ITIL versi 3
tertarik untuk mengamati proses bisnis yang ada cocok digunakan pada penelitian ini karena
pada Bank XYZ. proses bisnis yang akan diteliti merupakan
Terdapat beberapa aktivitas pada Bank bagian dari layanan kepegawaian Bank XYZ.
XYZ yang menjadi perhatian dalam penelitian Kepuasan pelanggan yaitu pegawai menjadi
ini antara lain, cuti dan lembur pegawai, serta sangat bergantung pada kelancaran aktivitas-
update data pegawai yang sebagian prosesnya aktivitas yang ada dalam proses bisnis tersebut.
masih menerapkan paper based. Saat ini, arsip Pada penelitian ini tahap ITIL yang
cetak disimpan di dosir pegawai yang dikelola digunakan yaitu service design. Pemilihan
oleh unit HC Area Bank XYZ. Dosir pegawai service design karena layanan kepegawaian cuti,
merupakan map data pegawai yang menyimpan lembur, dan update data pegawai pada Bank
data pegawai sejak awal masuk hingga keluar. XYZ sudah ditetapkan dan terdefinisi dengan
Dokumen berbentuk softcopy akan disimpan di jelas serta memiliki nilai bagi pengguna. Fokus
pusat arsip yang berada di kantor pusat. Tidak perhatian saat ini yaitu perlu dilakukan
semua dokumen membutuhkan arsip cetak, perbaikan pada layanan cuti, lembur, dan update
sehingga aktivitas – aktivitas yang terdapat pada data pegawai, sehingga perusahaan dituntut
proses cuti, lembur, dan update data pegawai untuk dapat mendesain layanan yang tepat.
pada Bank XYZ dapat ditinjau kembali untuk Domain service design berguna dalam
dapat mengurangi permasalah ada. mendesain dan membangun layanan TI yang
Penelitian sebelumnya dengan judul sesuai, untuk meningkatkan kepuasan pengguna
“Business Process Improvement on akan layanan sehingga dapat mendukung
Maintanance Management: a Case Study” perbaikan proses bisnis.
menggunakan ITIL untuk membantu
mengidentifikasi tantangan dan peluang untuk 2. LANDASAN KEPUSTAKAAN
menyelaraskan TI dengan kebutuhan bisnis,
2.1. Proses Bisnis
serta meningkatkan kualitas layanan pada ANA
airports Portugal. Pada jurnal dengan judul Proses bisnis merupakan serangkaian
“Evaluasi Tingkat Kesiapan Service design aktivitas yang dilakukan oleh suatu organisasi
menggunakan IT Infrastructure Library (ITIL) dalam menjalankan bisnisnya. Proses bisnis
Versi 3 pada PT Fajar Mas Murni Bekasi (Studi mencakup inisiasi masukan (input),
kasus: Aplikasi AS400)” dilakukan pengukuran pengolahan input menjadi output (proses),
terhadap tingkat kesiapan service design pada dan menghasilkan keluaran (output). Output
aplikasi AS400 dan rekomendasi untuk yang dihasilkan mempunyai dampak yang baik
melakukan evaluasi terhadap service design bagi konsumen maupun bagi organisasi.
pada aplikasi AS400. (Harmon, 2007).
Berdasarkan latar belakang yang sudah 2.2 Proses Bisnis Modelling (BPM)
diuraikan dan jurnal terdahulu yang dirujuk
dalam penelitian ini, business process BPM (Proses Bisnis Modelling) atau
improvement dengan framework ITIL v3 pemodelan proses bisnis secara istilah 'bisnis'
menggunakan domain service design dipilih dapat dihubungkan dengan organisasi. Ada dua
sebagai metode yang tepat dalam menyelesaikan

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 813

jenis Model Proses Bisnis yang utama menurut serta kebijakan dan dokumen yang berguna
Alan Chapman, yaitu (Chapman, 2017): untuk memenuhi kebutuhan bisnis saat ini dan
1. Model dasar 'as-is', yang menggambarkan masa depan (Bernard, 2011). Proses-proses
situasi saat ini. dalam service design ada tujuh, antara lain
2. Model 'to-be', yaitu model proses bisnis baru (UCISA, n.d.) :
yang memiliki tujuan dan harapan
1. Service Level Management.
kedepan yang difungsikan untuk
2. Capacity management.
menganalisis, menguji, menerapkan dan
3. Availability management.
meningkatkan proses.
4. IT Service Continuity management.
2.3 Business Process Improvement (BPI) 5. Information Security management.
6. Service Catalogue management.
Business Process Improvement atau
7. Supplier management.
perbaikan proses bisnis dicapai dengan
memeriksa dan memahami mengapa, apa, serta 2.6 Maturity Level
bagaimana proses dan interaksi antara orang-
IT Maturity Model merupakan model yang
orang, proses, dan teknologi (Attong & Metz,
digunakan untuk mengukur tingkat kematangan
2013). Pada penelitiain ini, perbaikan proses
pengelolaan teknologi informasi dalam suatu
bisnis didasarkan atas pedoman dari framework
organisasi. IT Maturity Model terdiri dari lima
ITIL v3 pada domain service design.
tingkat kematangan pengelolaan IT, meliputi :
Peningkatan dilakukan dengan terlebih dahulu
tingkat 0 (non-existent), tingkat 1 (initial),
memodelkan proses bisnis as-is pada aktivitas
tingkat 2 (repeateable), tingkat 3 (defined),
cuti, lembur, dan update data. Kemudian
tingkat 4 (managed) dan tingkat 5 (optimised).
membuat proses bisnis to-be berdasarkan dari
Semakin tinggi maturity level akan semakin baik
hasil analisa dengan framework ITIL v3 domain
proses pengelolaan teknologi informasi, yang
service design untuk mengetahui proses apa saja
secara tidak langsung bermakna semakin reliable
yang perlu ditingkatkan.
dukungan teknologi informasi dalam proses
2.4 Information Technology Infrastructure pencapaian tujuan organisasi (Limited, 2013).
Library (ITIL) Tabel 1 Skala pembulatan maturity level
ITIL (Information Technology
Infrastucture Library) adalah framework ITSM Skala pembulatan Tingkat model maturity
IT Service Management) yang paling banyak
4.51 -5.00 5 – dioptimalisasi (optimized)
digunakan di dunia saat ini. ITIL berfungsi untuk
memberikan arahan kepada organisasi untuk 3.51 – 4.50 4 – diatur (managed)
memanfaatkan TI sebagai alat dalam mendorong 2.31 – 3.50 3 – ditetapkan (defined)
pembangunan, perubahan bisnis, serta
1.31 – 2.50 2 – dapat diulang (repeatable)
transformasi. ITIL bertujuan dalam
meningkatkan efisiensi dan mencapai tujuan 0.51 – 1.50 1 – inisialisasi (initial)
peningkatan layanan. (OpenCampus, n.d.). 0.00 – 0.50 0 – tidak ada (nun-existent)

3. METODOLOGI
Penelitian pada penelitian ini merupakan
jenis penelitian non-implementatif. Penelitian
dilakukan pada unit Area Bank XYZ mulai
bulan Januari 2017. Dalam melakukan
pengumpulan data dilakukan teknik wawancara
Gambar 1 Service lifecyle dan kuesioner, kuesioner dibagikan kepada 13
Sumber : Bernard (2011) orang responden dari 16 orang populasi
berdasarkan rumus slovin dengan toleransi eror
2.5 Service Design 10%. Empat orang diantaranya dipilih
Service design merupakan tahap merancang berdasarkan teknik purposive sampling Terdapat
dan mengembangkan layanan TI. Layanan TI langkah-langkah atau tahapan untuk
yang dimaksud termasuk arsitektur, sistem, menyelesaikan proyek penelitian ini. Alur
proses, ukuran dan metric, alat untuk ITSM, penelitian jelasnya dapat dilihat pada flowchart

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 814

berikut. berorientasi pada bisnis dan pelanggan.


Tersedia layanan TI dalam mengelola
SMaP urusan kepegawaian untuk proses cuti,
7
07 lembur, dan update data pegawai yang
hemat biaya dan aman.
Tersedia layanan IT dalam mengelola
urusan kepegawaian untuk proses cuti,
SMaP
8 lembur, dan update data pegawai yang
08
fleksibel dan memenuhi tuntutan
peningkatan bisnis.
Adanya pemahaman mengenai layanan
SMaP kepegawaian untuk proses cuti, lembur,
9
09 dan update data pegawai yang
disediakan.

4.3.1 Hasil Maturity Level


Service Management as a practice
Tabel 3 Maturity level service management as a
practice
Mat
Bobot Nilai Mat
urit
Tota urity
y
l level
No Kod leve
0 1 2 3 4 5 Resp Resp
e l
on onde
Cur
n
rent
SMa
1 0 0 2 7 4 0 13 3.15 4
P01
SMa
2 0 0 1 4 8 0 13 3.53 4
Gambar 2 Metodologi penelitian P02
SMa
3 0 0 0 8 5 0 13 3.38 4
P03
4. PERANCANGAN 4
SMa
0 0 3 5 5 0 13 3.15 4
P04
SMa
4.3 Hasil dan Analisa Maturity level 5
P05
0 0 0 6 7 0 13 3.53 4
SMa
Tabel 2 Pertanyaan service management as a 6
P06
0 0 2 7 4 0 13 3.15 4
practice 7
SMa
0 0 0
1
3 0 13 3.23 4
P07 0
SMa
No Kode Service Management as a Practice 8
P08
0 0 5 4 4 0 13 2.92 3
Terdapat manajemen layanan 9
SMa
0 0 0 1
1
0 13 3.92 4
kepegawaian untuk proses cuti, lembur, P09 2
SMaP dan update data pegawai yang
Scor
0 0
1 5 5
0 117 3.33 3.88
1 e 3 2 2
01 terdefinisi dengan jelas.
Tersedia layanan TI dalam mengelola
urusan kepegawaian untuk proses cuti, Pada tabel 3 diketahui nilai maturity level
SMaP lembur, dan update data pegawai yang responden tertinggi yaitu 3.92 pada pertanyaan
2 dikelola dan dioperasikan untuk tingkat
02 nomor 9. Tingginya nilai tersebut karena sudah
risiko yang rendah
Ada suatu hasil yang diberikan kepada
terdapat aturan atau SOP yang jelas mengenai
pengguna atau pemangku kepentingan layanan kepegawaian dan terdapat perjanjian
SMaP kerja bersama yang disepakati oleh stakeholder
3 dari setiap proses yang terdapat pada
03
layanan kepegawaian untuk proses cuti, terkait. Sedangkan nilai maturity level
lembur, dan update data pegawai. responden terendah terdapat pada pertanyaan
Adanya keaktifan dalam mengelola
desain layanan baru ataupun perubahan nomor 8. Nilai tersebut merupakan yang paling
SMaP rendah karena SAP saat ini hanya dapat diakses
4 layanan pada layanan kepegawaian
04
untuk proses cuti, lembur, dan update oleh HC area, sehingga menyebabkan waktu
data pegawai. proses menjadi lebih lama karena sebagian
Adanya keaktifan dalam mengelola
desain portofolio layanan, termasuk
aktivitas masih berjalan manual.
SMaP
5 layanan katalog pada layanan Hasil rata-rata maturity level responden
05
kepegawaian untuk proses cuti, lembur,
dan update data pegawai.
yang didapat dari kuesioner pada sub-domain
Tersedia layanan TI dalam mengelola service management as a practice yaitu 3.33,
SMaP
6 urusan kepegawaian untuk proses cuti, yang berada pada level 3 atau define. Pengguna
06
lembur, dan update data pegawai yang menganggap bahwa penggunaan TI belum dapat

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 815

diaplikasikan untuk proses cuti, lembur, dan monitoring cuti lembur, dan
update data yang masih berjalan manual update data pegawai.
Program SAP memiliki sistem
tersebut. Sm
keamanan berlapis dan terus
aP0 4
Setelah dilakukan wawancara untuk diawasi dan dikelola oleh unit IT
9
security dan IT operation.
mencocokkan nilai maturity level menurut
responden dengan fakta di lapangan, ternyata
ada perbedaan hasil. Rata-rata maturity level Rendahnya nilai pada poin pertanyaan 8
current bernilai 3.88 yang berada pada level 4 karena program SAP sudah fleksibel (dapat
(manage). Peningkatan yang cukup signifikan dirubah maupun ditambahan namun belum
itu karena perusahaan sebenarnya sudah memenuhi tuntutan peningkatan bisnis karena
mempersiapkan layanan TI untuk mendukung fungsinya masih terbatas untuk melakukan
proses-proses yang berjalan kurang efektif dan perekapan, pencatatan, dan monitoring cuti
butuh perbaikan tersebut, namun belum ada lembur, dan update data pegawai.
tindak lanjut untuk dapat mengaplikasikannya.
4.3.2 Analisa Maturity Level
Untuk lebih jelasnya pada tabel 4 berikut
deskripsi proses-proses yang ada di perusahaan Service Management as a Practice
saat ini untuk setiap poin pertanyaan terdapat : Tabel 5 Gap service management as a practice
Tabel 4 Maturity level current service management
No Kode Maturity level Current Gap
as a practice
1 SMaP01 4 0
Maturit 2 SMaP02 4 0
Kod
y level Deskripsi proses 3 SMaP03 4 0
e
Current 4 SMaP04 4 0
Terdapat unit Human Capital yang
5 SMaP05 4 0
mengelola kepegawaian dan sudah
terdapat aplikasi untuk 6 SMaP06 4 0
kepegawaian dengan nama SAP 7 SMaP07 4 0
SM 4 (Sistem Administrasi Pegawai) 8 SMaP08 3 1
aP0 yang di dalamnya juga mencakup 9 SmaP09 4 0
1 proses pencatatan, perekapan, dan Score 3.88
monitoring cuti, lembur, dan
update data pegawai. Nilai rata-rata maturity level Service
Pegawai sudah mengetahui Management as a Practice pada saat ini
kemana mereka harus bertanya jika
SM terdapat hal-hal terkait layanan (current) yaitu 3.88 yang berada pada level 4.
4 Untuk memperoleh nilai maturity level yang
aP0 kepegawaiaan, termasuk proses
2 cuti, lembur, dan update data (ke diharapkan, solusi yang harus diterapkan yaitu
unit Human Capital). dengan meningkatkan sistem SAP yang sudah
SM
aP0 4
Ada output atau laporan yang bisa ada untuk fungsi cuti, lembur dan update data
disampaikan kepada atasan. pegawai agar memenuhi tuntutan peningkatan
3
SM
Terdapat unit pengembangan TI di bisnis. Peningkatan bisnis dapat dilakukan
kantor pusat yang secara intensif dengan perbaikan proses bisnis yang ada pada
aP0 4
mengelola desain untuk layanan aktivitas cuti, lembur, dan update data pegawai.
4
baru atau perubahan layanan.
Terdapat unit pengembangan TI di
SM 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
kantor pusat yang secara intensif
aP0 4
mengelola desain portofolio dan
5
layanan katalog. 5.1 Simulasi Proses Bisnis As-Is
SM Simulasi ini digunakan untuk mengetahui
Sudah ada sistem SAP dan dikelola
aP0 4
6
oleh unit TI pengembangan. apakah proses bisnis yang berjalan saat ini sudah
SM sesuai dengan harapan yang ingin dicapai
Sudah ada sistem SAP dan dikelola
aP0 4
oleh unit TI pengembangan. perusahaan atau masih perlu adanya perbaikan
7 untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas.
Program SAP sudah fleksibel
(dapat dirubah maupun 5.1.1 Proses Bisnis Cuti Pegawai
SM ditambahan) namun belum
aP0 3 memenuhi tuntutan peningkatan Tabel 6 Hasil simulasi proses bisnis as-is cuti
8 bisnis karena fungsinya masih pegawai
terbatas untuk melakukan
Min. Avg. Total
Instan Instance Max
perekapan, pencatatan, dan Name Type
ces s started
time
.
time time
(m) (m) (m)

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 816
compl time
eted (m) Simulasi proses bisnis as-is untuk cuti
pegawai yang terdapat pada tabel 6
PT. XYZ Process 40 40 22 116 67.775 2711 menampilkan jumlah instance yang selesai yaitu
NoneStart
Start
event 40
40. Jumlah tersebut sama dengan jumlah
ExclusiveG instance diawal, artinya setiap aktivitas dilewati
ateway Gateway 40 40
ExclusiveG dengan benar berdasarkan probabilitas yang
ateway Gateway 22 22
ExclusiveG
ditentukan. Waktu minimal proses bisnis as-is
ateway Gateway 21 21 cuti pegawai secara keseluruhan adalah 22
End
NoneEnd event 18 menit, waktu maksimal sebesar 116 menit,
NoneEnd
End
event 3 dengan waktu rata-rata 67.78 menit. Dari uraian
NoneEnd
End
event 18
tersebut didapatkan total waktu sebesar 2711
End menit.
NoneEnd event 1
Meminta
formulir Tabel 7 Hasil simulasi resource proses bisnis as-is
surat izin
cuti Task 40 40 2 2 2 80 cuti pegawai
Memberi
formulir
surat izin
cuti via Resource Utilization
email Task 40 40 3 3 3 120
Meneruska
n formulir
surat izin Atasan 23.41%
cuti via
email Task 40 40 1 1 1 40 Pegawai 23.48%
Mencetak
formulir PIC 97.77%
surat izin
cuti Task 40 40 3 3 3 120 HC Area 12.75%
Mengisi
formulir Kurir 89.07%
surat izin
cuti Task 40 40 2 2 2 80
Memberi
persetujuan
Simulasi resource menjelaskan besarnya
izin cuti
Memberi
Task 40 40 5 5 5 200
jumlah pemanfaatan resource, jumlah tersebut
pesan cuti
ditolak Task 18 18 2 2 2 36 menunjukkan waktu resource sedang sibuk
Menerima
pesan cuti
ditolak Task 18 18 2 2 2 36
dalam bentuk persentase. Pada Tabel 7 diketahui
Menerima
pesan cuti
bahwa pemanfaatan PIC (Person in Charge)
ditolak
Mencocokk
Task 1 1 2 2 2 2 adalah yang paling besar yaitu 97.77%,
an formulir
dengan data kemudian kurir sebesar 89.07%, kemudian
cuti
pegawai Task 22 22 10 10 10 220 pegawai sebesar 23.48%, atasan 23.41%, dan
Menyerahk
an formulir
surat izin
jumlah pemanfaatan paling kecil yaitu HC area
cuti
Memberi
Task 22 22 60 60 60 1320 sebesar 12.75%. PIC dan kurir memiliki
pesan cuti
ditolak via
persentase pemanfaatan yang cukup besar.
telepon/ema
il Task 1 1 2 2 2 2 Besarnya pemanfaatan tersebut menyebabkan
Menyampai
kan pesan adanya antrian, sehingga instance harus
cuti ditolak Task 1 1 3 3 3 3
Menandata
ngani surat
menunggu sampai PIC atau kurir tersedia
izin cuti
Menerima
Task 21 21 5 5 5 105 kembali.
surat izin
cuti Task 21 21 1 1 1 21
Menerbitka
n surat izin
5.2 Analisa Fit/Gap
cuti Task 21 21 5 5 5 105
Revisi data
cuti Table 8 Analisis fit/gap cuti pegawai
pegawai Task 3 3 5 5 5 15
Melakukan No Kriteri Kondisi Degre Teknik Usulan
perekapan
data cuti a Saat ini e of Perbaikan Perbaika
pegawai Task 21 21 5 5 5 105 Fit n
Menyampai
kan pesan
Cuti Pegawai Eliminate Aktivitas
cuti Pegawa Meminta ini
dibatalkan i formulir dihilangka
via 1 G
email/telep surat izin n
on Task 3 3 2 2 2 6 cuti ke
Meminta
formulir PIC
surat izin PIC Eliminate Aktivitas
cuti via
telepon/ema
meminta ini
il Task 40 40 2 2 2 80 formulir dihilangka
Menyetujui surat izin n
pembatalan 2 G
cuti cuti via
pegawai Task 3 3 2 2 2 6 telepon/e
Membuat
surat
mail ke
pembatalan HC Area
cuti via HC Area Eliminate Aktivitas
email Task 3 3 3 3 3 9
memberi ini
3 formulir G dihilangka
surat izin n
cuti via

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 817

email ke via Administr


PIC telepon/e asi
PIC Eliminate Aktivitas mail Pegawai)
menerusk ini PIC Eliminate Aktivitas
an dihilangka menyam ini
formulir n paikan dihilangka
4 G
surat izin pesan n
15 G
cuti via cuti
email ke ditolak
pegawai ke
Pegawai Eliminate Aktivitas pegawai
mencetak ini Pegawai Automate Aktivitas
5 G
surat izin dihilangka menerim ini
cuti n a pesan dilakukan
Pegawai Simplify Aktivitas cuti melalui
mengisi ini 16 ditolak P SAP
formulir dilakukan oleh HC (Sistem
surat izin melalui Area Administr
6 cuti P SAP asi
(Sistem Pegawai)
Administr Atasan Simplify Aktivitas
asi menandat menandat
Pegawai) angani angani
Atasan Simplify Aktivitas surat izin dilakukan
memberi ini cuti melalui
persetuju dilakukan SAP
an izin melalui 17 P (Sistem
7 cuti P SAP Administr
(Sistem asi
Administr Pegawai)
asi dengan
Pegawai) melakuka
Atasan Simplify Aktivitas n approval
memberi ini Pegawai Automate Aktivitas
pesan dilakukan menerim ini
cuti melalui a surat dilakukan
8 ditolak P SAP izin cuti melalui
(Sistem 18 P SAP
Administr (Sistem
asi Administr
Pegawai) asi
Pegawai Automate Aktivitas Pegawai)
menerim ini Pegawai Simplify Aktivitas
a pesan dilakukan membuat ini
cuti melalui surat dilakukan
9 ditolak P SAP pembatal melalui
oleh (Sistem 19 an cuti P SAP
atasan Administr via email (Sistem
asi Administr
Pegawai) asi
PIC Eliminate Aktivitas Pegawai)
menyerah ini Atasan Simplify Aktivitas
kan dihilangka menyetuj ini
10 formulir G n ui dilakukan
surat izin pembatal melalui
cuti ke 20 an cuti P SAP
HC Area pegawai (Sistem
HC Area - Tidak Administr
mencoco terdapat asi
kkan perubahan Pegawai)
11 formulir F pada PIC Eliminate Aktivitas
dengan aktivitas menyam ini
data cuti ini paikan dihilangka
pegawai pesan n
HC Area - Tidak cuti
21 G
melakuka terdapat dibatalka
n perubahan n via
12 perekapa F pada email/tele
n data aktivitas pon ke
cuti ini HC Area
pegawai HC Area - Tidak
HC Area Simplify Aktivitas merevisi terdapat
menerbit ini data cuti perubahan
22 F
kan surat dilakukan pegawai pada
izin cuti melalui aktivitas
13 P SAP ini
(Sistem
Administr
asi
Pegawai) Hasil Persentase Fit = (Jumlah Fit / Jumlah
HC Area Simplify Aktivitas Requirement) * 100
memberi ini
pesan dilakukan
14
cuti
P
melalui
= (19/62) * 100
ditolak SAP
ke PIC (Sistem = 31 %

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 818
Melakukan
Hasil Persentase Partial Fit = (Jumlah Partial Fit perekapan
data cuti
/ Jumlah Requirement) * 100 pegawai
Menerbitka
Task 6 6 5 5 5 30

n surat izin
= (22/62) * 100 cuti
Memberi
Task 6 6 0.5 0.5 0.5 3

persetujuan
= 35 % penerbitan
surat izin
cuti Task 6 6 0.5 0.5 0.5 3
Menerima
Hasil Persentase Gap = (Jumlah Gap / Jumlah pesan cuti
ditolak Task 11 11 0 0 0 0
Requirement) * 100 Memberi
laporan
cuti ditolak Task 11 11 0.5 0.5 0.5 5.5
= (21/62) * 100 Memberi
pesan surat
izin cuti
= 34 % ditolak
Menerima
Task 23 23 0.5 0.5 0.5 11.5

pesan cuti
ditolak Task 23 23 0.5 0.5 0.5 11.5
Dari hasil diatas diketahui bahwa aktivitas yang Menerima
surat izin
sudah berjalan baik sehingga tidak diperlukan cuti Task 6 6 0.5 0.5 0.5 3
Akses SAP
adanya perbaikan sebesar 31%, kegiatan yang halaman
cuti Task 1 1
0.08333
3333
0.08333
3333
0.08333
3333
0.08333
3333
sudah berjalan baik namun masih perlu Membatalk
an cuti Task 1 1 0.5 0.5 0.5 0.5
dilakukan perbaikan sebesar 35%, dan kegiatan Menyetujui
pembatalan
yang berjalan kurang baik sebesar 31% sehingga cuti
pegawai Task 1 1 0.5 0.5 0.5 0.5
masih perlu menjadi fokus perhatian. Revisi data
cuti
pegawai Task 1 1 5 5 5 5

5.3 Simulasi Proses Bisnis To-Be


Simulasi ini juga berguna untuk mengukur Simulasi proses bisnis to-be untuk pegawai
sejauh apa perbaikan yang dilakukan ajukan lembur atas keinginannya yang terdapat
perusahaan, apakah sudah sesuai dengan pada tabel 9 menampilkan jumlah instance yang
harapan yang ingin dicapai atau belum. Dengan selesai yaitu 40. Jumlah tersebut sama dengan
dilakukannya simulasi terhadap proses bisnis to- jumlah instance diawal, artinya setiap aktivitas
be, maka dapat dilihat perbandingannya dengan dilewati dengan benar berdasarkan probabilitas
proses bisnis as-is yang berjalan saat ini. yang ditentukan. Waktu minimal proses bisnis
to-be cuti pegawai secara keseluruhan adalah
5.3.1 Proses Bisnis Cuti Pegawai 4.58 menit, waktu maksimal sebesar 26.17
Tabel 9 Hasil simulasi proses bisnis to-be cuti menit, dengan waktu rata-rata 9.67 menit. Dari
pegawai uraian tersebut didapatkan total waktu sebesar
Instan Insta
406.92 menit. Berdasarkan hasil diatas diketahui
Min. Max. Avg. Total
Name Type
ces
compl
nces
starte
time
(m)
time
(m)
time
(m)
time
(m)
bahwa proses bisnis to-be dapat mempercepat
eted d
Proc 4.58333 26.1666 9.67291 406.916
waktu minimal proses sebesar 17.42 menit,
PT. XYZ ess 40 40 3333 6667 6667 6667 waktu maksimal sebesar 89.83 menit, waktu
InclusiveG Gate
ateway way 40 40 rata-rata sebesar 58.11 menit, dan total waktu
ExclusiveG
ateway
Gate
way 40 40
sebesar 2304.08 menit. Beberapa aktvitas yang
ExclusiveG
ateway
Gate
way 17 17
mempercepat waktu proses antara lain adanya
InclusiveG Gate otomatisasi pada aktivitas untuk mengisi rencana
ateway way 40 40
End
cuti serta penyampaian dan penerimaan
NoneEnd event 23
informasi persetujuan dan penolakan izin cuti.
ExclusiveG Gate
ateway way 6 6 Adanya otomatisasi juga menyebabkan
NoneEnd
End
event 5 hilangnya peran PIC sebagai perantara dalam
NoneEnd
End
event 1
meminta dan menyerahkan formulir izin cuti
Start kepada HC area. Aktivitas tersebut merupakan
NoneStart event 40
End
yang paling banyak memangkas waktu proses.
NoneEnd event 11
Pegawai
login
Tabel 10 Hasil simulasi resource proses bisnis to-be
sistem SAP
Akses SAP
Task 40 40 0.5 0.5 0.5 20
cuti pegawai
halaman 0.08333 0.08333 0.08333 3.33333
cuti Task 40 40 3333 3333 3333 3333
Mengisi
rencana
cuti Task 40 40 1 1 1 40
Memberi Resource Utilization
persetujuan
izin cuti Task 40 40 2 2 2 80 Pegawai 78.79%
Memberita
hukan via
WA/email Task 40 40 0.5 0.5 0.5 20
Atasan 76.05%
Mencocok
kan dengan HC Area 56.97%
data cuti
pegawai Task 17 17 10 10 10 170

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 819

Simulasi resource menjelaskan besarnya b. Proses bisnis usulan (to-be) lembur


jumlah pemanfaatan resource dalam bentuk pegawai dapat mempercepat waktu rata-
persentase. Pada Tabel 10 diketahui bahwa rata sebesar 370.98 menit yang
pemanfaatan terbesar yaitu pegawai dengan disebabkan hilangnya peran PIC dalam
persentase sebesar 78.79%, kemudian atasan melakukan perekapan secara manual,
sebesar 76.05%, kemudian yang terakhir HC serta meningkatkan pemanfaatan
area sebesar 56.97%. Berdasarkan hasil diatas pegawai, atasan, dan HC area yang
diketahui bahwa peningkatan sebesar 52.64% disebabkan hilangnya peran PIC dan
terjadi pada atasan, peningkatan 78.79% terjadi kurir.
pada pegawai, dan peningkatan sebesar 44.22%
c. Proses bisnis usulan (to-be) update data
pada HC area. Sedangkan untuk peran PIC dan
pegawai dapat mempercepat waktu rata-
kurir dihilangkan pada proses bisnis to-be.
rata sebesar 22.6 menit yang disebabkan
Meningkatnya pemanfaatan resource pada
hilangnya aktivitas yang dijalankan HC
atasan, pegawai, dan HC area disebabkan karena
area seperti memberikan formulir pada
hilangnya peran kurir dan PIC pada jalannya
pegawai dan melakukan penginputan
proses bisnis cuti. Aktivitas dimaksimalkan pada
data pegawai, serta mengurangi
ketiga resource tersebut dengan bantuan sistem.
pemanfaatan resource pada pegawai dan
HC area, serta meningkatkan
6. KESIMPULAN
pemanfaatan pusat dan kurir. Aktivitas
Berdasarkan analisis, hasil dan pembahasan yang paling berperan dalam perubahan
yang telah dilakukan pada layanan kepegawaian persentase pemanfaatan yaitu
untuk proses proses cuti, lembur, dan update berkurangnya aktivitas HC area
data pegawai, dapat diambil kesimpulan: sehingga aktivitas pegawai lebih banyak
1. Berdasarkan hasil analisa maturity level, sub tertuju kepada pusat.
domain yang berada pada level 4 sudah
DAFTAR PUSTAKA
memiliki kesiapan yang cukup untuk
merancang layanan TI dalam rangka Attong, M. & Metz, T., 2013. COD : CHANGE
memenuhi kebutuhan bisnis. Sedangkan OR DIE. [e-book] U.S: Taylor & Francis
untuk sub-domain pada level 3 masih perlu Group, LLC. Tersedia di: Google Books
dilakukan pengelolaan dan perbaikan agar <http://booksgoogle.com> [1 Juni 2017]
sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai Bernard, P., 2011. Foundations of ITIL. [e-
perusahaan. book] Van Haren Publishing. Tersedia di:
Google Books <http://booksgoogle.com>
2. Berdasarkan hasil analisa maturity level
[10 Mei 2017]
diketahui bahwa masih terdapat gap positif
Chapman, A., 2017. Businessballs. [Online]
(+) pada beberapa aktivitas. Oleh karena itu,
Available at:
beberapa aktivitas perlu ditingkatkan
http://www.businessballs.com/business-
nilainya. Rekomendasi dibuat untuk dapat
process-modelling.htm
memenuhi kebutuhan aktivitas yang
[Accessed 3 march 2017].
memiliki nilai dibawah rata – rata maturity
level current. Harmon, P., 2007. Business Process Change.
[e-book] USA: Morgan Kaufmann.
3. Simulasi proses bisnis as-is dan to-be
Tersedia di: Google Books
menghasilkan perbandingan sebagai berikut:
<http://booksgoogle.com> [2 Mei 2017]
a. Proses bisnis usulan (to-be) cuti pegawai Limited, A., 2013. Axelos Global Best Practice.
dapat mempercepat waktu rata-rata [Online]
sebesar 58.11 menit yang disebabkan Available at:
hilangnya aktivitas PIC dalam meminta https://www.axelos.com/best-practice-
dan menyampaikan formulir izin cuti, solutions/itil/itil-maturity-model
selain itu meningkatkan pemanfaatan [Accessed 7 April 2017].
resource pada atasan, pegawai, dan HC
OpenCampus, n.d. OpenCampus. [Online]
area yang disebabkan hilangnya peran
Available at:
PIC dan kurir.
https://www.greycampus.com/opencamp

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya


Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 820

us/itil-foundation/what-is-itil
[Accessed 4 June 2017].
UCISA, n.d. UCISA. [Online]
Available at: https://www.ucisa.ac.uk
[Accessed 7 May 2017].

Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya

Anda mungkin juga menyukai