Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TOPIK 11

Rangkuman Desain Sistem Pneumatik dengan Metode Cascade


Sistem Pneumatik dalam Metode Cascade adalah perancangan system pneumatik yang biasanya
dipakai untuk menuntaskan suatu Permasalahan yang sering muncul pada kendali multi silinder yaitu
adanya sinyal konflik yang tidak sanggup diselesaikan dengan metode intuitif. Cascade dalam bahasa
indonesia adalah bertingkat atau bisa diartikan suatu sistem yang terstruktur jelas dan rapi atau
berurutan tanpa terjadi masalah (trouble). Dengan adanya metode cascade dapat mempermudah
penyelesaian masalah sinyal yang bentrok atau biasa disebut dengan Over Lapping yang ada pada
sistem pneumatik. Pada metode ini untuk menghindari konflik sinyal dengan menghadirkan sinyal
hanya pada saat dibutuhkan saja.

1. Menulis peenyataan permasalahan yang akan diselesaikan


Artinya kita menuliskan urutan kerja dari silinder yang akan dirancang atau bisa dikatakan
penulisan algoritma.Misal suatu silinder memiliki permasalahan berikut : Silinder pertama A
memanjang dan membawa benda kerja ke bawah stamping station di mana silinder B berada.
Kemudian silinder A kembali. Silinder B kemudian memanjang dan melakukan stamping.
Kemudian silinder B telah ditarik sepenuhnya.
2. Gambar layout silinder.
Pada langkah ini kita harus menggambar letak permasalahan silinder. Menggambarkan posisi
dan letak silinder bertujuan agar kita paham fungsi dan gerak dari silinder tersebut.
Contoh:
silinder B

silinder A
3. Menuliskan tugas pengendalian dalam notasi
Selanjutnya yaitu mengolah permasalahan menjadi bentuk notasi. Jadi jika silinder A maju,
maka notasinya A+, jika silinder A mundur maka A-, begitupun pada silinder B. Ketika
persilinder sudah dibuat notasi, langkah selanjutnya adalah menggabungkannya sesuai urutan.
Misal A+ A- B+ B-
4. Menggambar diagram step
Setiap kolom dihitung 1 step, dilakukan urut sesuai urutan masalah.
Ketika silinder + maka garis akan naik, jika - maka garis turun dan jika keadaan sama seperti
keadaan sebelunya atau memory maka garis lurus.

position Step
5. Menggambar Diagram waktu
Hampir sama dengan diagram step, bedanya step ini diganti dengan waktu.

Time Step
6. Analisis rangkaian
Diantaranya adalah menentukan input dan outputnya. Menentukan batas max dan minimal
silinder maju serga arah gerak silinder. Dan pengaruh sinyal akibat gerakkan silinder tersebut.

1. Aksi "A +" menghasilkan sinyal sensor A1, yang digunakan untuk gerakan A-.
2. Aksi A- menghasilkan sinyal sensor A0, yang digunakan untuk mengubah grup.
3. Aksi B+ menghasilkan sinyal sensor B1, yang digunakan untuk perubahan kelompok.
4. Aksi B- menghasilkan sinyal sensor a0, yang digunakan untuk gerakan A+
| A+ A- B+ B-|

B0 A1 A0 B1

7. Setalah menganalisis pengaruh gerakan terhadap sinyal yang menyebabkan perubahan


selanjutnya. Kemudian bagi ke dalam kelompok.
Pengelompokan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak ada konflik sinyal. Syarat
pengelompokan Jangan menaruh A + dan A- dalam grup yang sama. Demikian pula B + dan
B- tidak boleh dimasukkan ke dalam kelompok yang sama. Dengan kata lain tidak boleh
memasukkan notasi yang sama dalam satu grup untuk menghindari konflik sinyal.
Sebagai contoh A+ A- B+ B- dapat kita kelompokkan berikut ini:

8. Setelah dibuat kelompoklangkah selanjutnya adalah buat buat rangkaian untuk mengubah
grup tersebut.
grup 2

grup 1
4 2

5 3
1

2 2

A1 B1
1 3 1 3

Dari rangkaian diatas sensor A1 digunakan untuk memindahkan supply udara dari grup 1 ke
grup 2 ketika sensor A1 aktif dan sensor B1 digunakan untuk memindahkan supply udara dari
grup 2 ke grup 1 ketika sensor B1 aktif.

9. Kemudian buatlah rangkaian powernya


A0 A1 B0 B1

4 2 4 2

5 3 5 3
1 1

10. Membuat rangkaian control, gabungkan rangkaian change dan rangkaian power sesuai grup
yang sudah kita buat.
A0 A1 B0 B1

4 2
4 2

5 3
5 3
1
1

2
2
B0
A0
1 3 1 3

grub 2

grub 1

2
4 2

1 3
5 3
1

2 2

A1 B1
1 3 1 3

11. Bila akan menggunakan tombol on off untuk menghidupkan dan mematikan rangkaian
tersebut tambahkan detten atau push button pada input step awal seperti pada gambar di
bawah.
A0 A1 B0 B1

4 2 4 2

5 3 5 3
1 1

2
2
B0
1 3 A0
1 3

2 detten

1 3

grup 2

grup 1
4 2

5 3
1

2 2

A1 B1
1 3 1 3

12. Menganalisis rangkaian control


Setelah menggambar rangkaian control analisis lagi rangkaian control untuk memastikan
apakah terjadi bentrokan sinyal atau tidak
Andhika Angga Setiyawan
18507134016

Anda mungkin juga menyukai