Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi
Setditjen
Fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pendidikan vokasi, pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan standar dan penjaminan mutu peserta didik, sarana prasarana,
dan tata kelola pendidikan vokasi, pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
c. pelaksanaan kebijakan penetapan standar dan penjaminan mutu dosen dan tenaga kependidikan pada
pendidikan vokasi;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola
pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola
pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
f. pelaksanaan kemitraan dan penyelarasan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri;
g. perumusan pemberian izin penyelenggaraan perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh
masyarakat;
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan vokasi, pendidikan kejuruan, dan pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja;
i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
2
Permasalahan dan
Kebijakan Pendidikan
Vokasi
REPUBLIK
INDONESIA
Isu Strategis Nasional
Pengembangan bidang keahlian di
lembaga pendidikan dan pelatihan
Sistem pendidikan dan pelatihan vokasi vokasi belum sejalan dengan
saat ini belum menghasilkan lulusan kebutuhan industri dan belum
yang memadai dan memenuhi syarat merespon kebutuhan pasar.
untuk melakukan pekerjaan dengan
keterampilan tinggi.
+
Ijazah = Aku Sudah Kompetensi = Aku Bisa
Belajar Apa Apa
SASARAN
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis Kerjasama Industri
(BAPPENAS)
43,72 49,8
1. Persentase angkatan kerja berpendidikan men engah ke atas (Sakernas,
2019)
40,60 43,1
2. Proporsi pekerja yang bekerja pada bidang ke ahlian
menengah dan tinggi (persen) (Sakernas,
2019)
46,60 52,6
3. Persentase lulusan pendidikan vokasi yang me ndapatkan
pekerjaan dalam 1tahun setelah kelulusan (Sakernas,
2019)
0,78 2,8
4. Jumlah lulusan pelatihan vokasi (juta orang)
(13 K/L, 2018)
Strategi Pengembangan Pendidikan Vokasi
Revitalisasi Pendidikan Vokasi Meningkatkan Penyerapan Lulusan di Dunia Usaha dan Industri)
Vokasi harus
Bring Firms to Meningkatkan Keterlibatan Industri dalam • Persentase
dekat dengan keterserapan
realita
Schools Pendidikan Vokasi
lulusan di industri
• Median gaji
pekerjaan Standar dan Menyesuaikan Akreditasi Lembaga Pendidikan
lulusan
Akreditasi Vokasi dengan kebutuhan Industri
• Persentase waktu
Penyesuaian kurikulum dengan industri siswa di industri
Kurikulum dengan menyederhanakan Spektrum Keahlian
dan mengembangkan kurikulum Soft Skills
Reform
Vokasi tidak Mentransformasikan Politeknik menjadi
lagi dibedakan Pendidika Universitas Terapan/Universitas Teknologi
n Vokasi
REPUBLIK
Fokus Revitalisasi
BidangVokasi
INDONESIA
Contoh
Pekerjaan • Teknik mesin, Prodi/Keterampilan
Teknik pengelasan, Teknik Otomasi Industri,
Machinery and Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan,
01
Construction Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik Geomatika, Desain
4 FOKUS REVITALISASI
Econom
y • Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian,
Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan
03 Hospitality Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran
• Perawatan Balita
04 Care Services • Asisten Rumah Tangga
• Perawat Lansia
3
Sarjana 6
Terapa Poltek
Diploma
n3
5
Diploma 2
4
Community College
3
Diploma 1
SMP 1
Konsekuensi Reform Pendidikan Vokasi
Semua lembaga Pendidikan Vokasi wajib memiliki mitra industri
Diklat dosen, resource sharing, kurikulum, akreditasi, magang, penyerapan lulusan
Status Politeknik Negeri diarahkan menjadi PTNBH, BLU dan SMKN menuju BLUD
Baru ada 2 Politeknik yg berstatus BLU dan 25 SMK BLUD
Politeknik diarahkan membuka program D4 MEMES/ S1 Terapan dan dapat menyelenggarakan, S2
terapan, S3 Terapan. SMK diarahkan untuk membuka SMK 4 tahun (Fast track D2)
Pendirian Poltek baru harus D4 dan sesuai dengan arah pembangunan wilayah
1. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri - 561.348.693
2. Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi 387.237.590 388.340.000
3 Satker Daerah (Politeknik) 3.436.655.629 3.584.763.352
4. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan 6.614.946.201 2.550.980.100
5. Direktorat Kursus dan Pelatihan 381.583.935 410.000.000
6. Sekretariat Ditjen Pendidikan Vokasi 281.385.347 241.385.347
7. Fasilitasi Daerah Provinsi (eks dekonsentrasi) 80.000.000 53.466.687
Total 11.101.808.702 7.790.284.179
Penurunan anggaran Dit SMK karena urusan pemberian bantuan PIP dan dana
bantuan lainnya dialihkan ke Pusat Pembiayaan
Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dan world skills competition dialihkan ke Pusat
Prestasi Nasional
4
Program dan Anggaran
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan
dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
Program Utama Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Pendidikan dengan DU/DI
Pembentukan Forum Kerjasama Target dan Lingkup Pelaksanaan Kerjasama Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil kerjasama dengan
dengan Industri, Konsorsium Industri dengan Industri Keterampilan dunia Industri
Dilaksanakan oleh Direktorat Kemitraan Dilaksanakan oleh Direktorat Kemitraan dan Dilaksanakan dengan industri dan Dilaksanakan oleh pihak ketiga
dan Penyelarasan Pendidikan dengan Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Industri, Dit Lembaga Sertifkasi
Dunia Industri SMK, Dit Kursus dan Dit PT Vokasi dan Profesi dengan
Industri
Kemitraan dan Penyelarasan dengan
Dunia Usaha/Industri
Kerjasam
a dengan
dunia
usaha/in
dustri
40
Pagu Anggaran lembag
Peningkatan kapasitas Kepala SMK
Rp. 561.348.693.000 a;440 orang; anggaran Rp 21,18 miliar
anggara
Pembentukan dan Penguatan Bursa Kerja
n Rp130 lembaga; anggaran Rp 37,98 miliar
38,5
miliar
Pengembangan Penilaian Mutu Kelembagaan berstandar industri
160 lembaga; anggaran Rp 53,5 miliar
Ups
killi
Penyelarasan pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha/Industri
ng/
385 lembaga; anggaran Rp 38,02 miliar
resk
illin
5
Negeri
Swasta Swasta 48%
79% Swast 78%
a Swast
199
Negeri
35% 65% 18 a
52%
Politeknik Akademi Komunitas
43 Negeri | 156 Swasta 4 Negeri | 14 Swasta
PT PTK 1.877
239.282 A
1%
8%
PTN Mahasiswa
Mahasiswa 5% 887 Negeri | 990 Swasta
156.461 Negeri | 89.821 Swasta
• Pelatihan kepada
• Pelatihan dosen • Pembentukan • Pengembangan • Pembuatan industri dalam
bersertifikat industri FORUM program SMK 4 tahun instrument akreditasi rangka
PENGARAH dan 5 tahun melibatkan Forum
• Pengembangan Pelaksanaan perumusan
VOKASI BIDANG •
• Pelatihan teknisi Universitas akreditasi melibatkan kurikulum
bersertifikat industri • Revisi Standar Teknologi/Terapan Forum • Workshop dengan
Nasional Pendidikan sebagai penjelmaan • Perumusan industri dalam
• Pelatihan direktur Vokasi dari poltek kompetensi lulusan rangka
poltek sbg CEO • • Perubahan Poltek melibatkan Forum
Perumusan menjadi BLU/PTNBH perumusan
kompetensi lulusan • Pembuatan
akreditasi interumen sertifikasi kurukulum
• Penyusuna melibatkan Forum • Pelatihan kepada
n • Pemberian Sertfikat industry dalam
kurikulum Layak Kerja rangka proses
• Penyediaan oleh Forum pemagangan
Dosen
industri
• Penunjukan lembaga • Penyediaan tempat
pelatihan magang
• Monev pelaksanaan • Pembuatan
pelatihan instrument akreditasi
• Pemberian sertfikat • Pelaksanaan
layak kerja akreditasi
Pengembangan Dosen Vokasi
Negeri
44%
Swast
a
Swast 56%
a
75%
14.234 5.079.386 170.466 Guru Kejuruan
SMK
3.610 Negeri | 10.624 Swasta Siswa 142.202 Guru Umum
2.242.285 Negeri | 2.837.101 Swasta
Swasta
75%
Akreditasi A B C TT BT Total
SMK*
3.783 6.056 2.372 307 1.716 14.234
Negeri Swasta * Sumber : Data BAN SM per tanggal 17 Oktober 2019.
Program SMK
Bantuan peralatan sesuai standar
Mendorong SMK bermitra industri
dengan industri
Pembinaan SMK dalam kreatifitas
produk dan jasa serta menciptakan
Pembangunan dan sekolah aman
revitalisasi SMK menuju
Center of Excellence sesuai
fokus revitalisasi vokasi Fasilitasi kepada pemerintah
provinsi dalam menyelenggarakan
SMK
Pembinaan manajemen
sekolah dan akreditasi oleh Pengembangan karakter budaya
industri kerja siswa dan bantuan Kartu
Indonesia Pintar bagi siswa SMK
Sekolah Menengah Kejuruan
Siswa Penerima Program Indonesia Pintar (kelas akhir)
257.692 siswa; anggaran Rp 129,4 miliar
Peserta didik yang ditingkatkan mutunya
140.977 siswa; anggaran Rp 99,16 miliar
Sekolah yang mendapatkan fasilitasi pengembangan mutu
480 sekolah; anggaran Rp 64,67 miliar
Pagu Anggaran Sekolah yang sarana-prasarananya meningkat
Rp. 2.550.980.100.000 413 sekolah; anggaran Rp 2,06 triliun
Penjaminan mutu sekolah Pusat unggulan (center of excellence)
417 sekolah; anggaran Rp 29,3 miliar
Siswa sekolah mengikuti retooling berbasis
industri
400 siswa; anggaran Rp 8,8 miliar
Tatakelola kelembagaan SMK meningkat
34 provinsi; anggaran Rp 63,8 miliar
7
Program dan Anggaran
Direktorat Kursus dan Pelatihan
Data Kursus dan Pelatihan
17.306 Lembaga
Peserta Uji Kompetensi
Syarat :
1. Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS) usia di bawah 21 tahun
2. Anak Usia sekolah yang belajar di Paket B atau C dan perlu diberi pendidikan keterampilan
3. Progran di atas dapat dilaksanakan di Lembaga Kursus, Lembaga Pelatihan, SMK, Poltek yang sudah
memiliki mitra kerja dengan industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)
Prosedur Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)
TUJUAN SASARAN : 50.000 Orang BESAR BANTUAN
Mendidik Usia 16 - 21 tahun;
dan melatih anak Perpeserta didik mendapatkan bantuan
Tidak sekolah dan atau tidak berstatus masih
usia
sekolah tidak sekolah untuk Rp. 2.000,000 s.d Rp 4.500.000,-
sekolah/ mahasiswa
memiliki karakter kerja dan sesuai dipergunakan
Putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan
keterampilan atau peserta program pendidikan kesetaraan jenis
untuk:keterampilan
manajemen,
dan proses
memiliki oleh dunia kerja yang
dibutuhkan (Paket B dan/atau Paket C) pembelajaran/ pendampingan dan
Belum memiliki pekerjaan tetap penempatan kerja.
atau menganggur; dan
Prioritas dari keluarga kurang mampu
PROSES PEMBELAJARAN
Dilaksanakan minimal 200 jam @ 60
menit yang mencakup 70% praktik dan
PERSYARATAN 30% teori
Satuan Pendidikan (LKP, SMK, PT Vokasi,
Lembaga Diklat lain) yang legal
memiliki kerjasama
dan dengan industri INDIKATOR KEBERHASILAN
Memiliki NPWP & Rekening Bank 1. Peserta didik dapat menyelesaikan program pelatihan
Diutamakan Memiliki NPSN dan tercatat dengan tuntas dan mengikuti uji kompetensi
di DAPODIK dan Terakreditasi 2. Peserta didik dapat disalurkan bekerja di dunia
Memiliki pendidik, sarana dan prasarana usaha/industri yang relevan secara bertahap
untuk kegiatan pembelajaran 3. Adanya laporan pertanggung jawaban dan penggunanaan
Memiliki MOU penempatan dana bantuan yang tetap sasaran, tepat guna, tepat waktu,
lulusan di DU/DI bermutu, transparan.
PROSES PEMBELAJARAN
PERSYARATAN Dilaksanakan sesuai dengan
Satuan Pendidikan (LKP, SMK, PT Vokasi, program UMKM
UMKM, Lembaga Diklat lain) yang legal
dan memiliki kerjasama dengan UMKM
Memiliki NPWP & Rekening Bank
Diutamakan Memiliki NPSN dan tercatat INDIKATOR KEBERHASILAN
di DAPODIK dan Terakreditasi 1. Peserta didik dapat menyelesaikan program pelatihan
Memiliki pendidik, sarana dan prasarana dengan tuntas dan merintis usaha
untuk kegiatan pembelajaran 2. Peserta didik dapat merintis usaha dibimbing oleh unit-unit
Memiliki MOU dengan UMKM atau unit- usaha (UMKM)
unit Usaha 3. Adanya laporan pertanggung jawaban dan penggunanaan
dana bantuan yang tetap sasaran, tepat guna, tepat waktu,
bermutu, transparan.
Pengelolaan Keuangan Rp 9,9 miliar Pelayanan Humas dan Protokoler Rp 11,9 miliar
Layanan Perkantoran:
Tata Laksana Hukum dan Organisasi:
• Gaji dan Tunjangan Rp 35,9 miliar
• Pelayanan Hukum dan Kepatuhan Internal (RBI) 8,8
• Operasional dan Pemeliharaan
miliar
Kantor Rp 40,3 miliar
• Organisasi dan Tata Laksana Rp 11,8 miliar
PEMANFAATAN
Pendataan kelembagaan
1 4
Koordinasi pembinaan program
Pendidikan Vokasi Pendidikan Vokasi