Anda di halaman 1dari 42

ORGANISASI TATA KERJA, PROGRAM DAN ANGGARAN

DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN VOKASI


TAHUN ANGGARAN 2020
Disajikan pada RDP Program dan Anggaran Pendidikan Vokasi Komisi X DPR RI pada Hari Selasa tanggal 18 Februari 2020

Oleh: Patdono Suwignjo


Plt. Dirjen Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan RI
Garis Besar Paparan Ditjen Pendidikan Vokasi
1 Struktur Organisasi dan Fungsi Ditjen Pendidikan Vokasi
2 Permasalahan dan Kebijakan Pendidikan Vokasi
3 Reformasi Pendidikan Vokasi dan Anggaran Direktorat Jenderal
4 Program dan Anggaran Dit. Kemitraan dan Penyelarasan dengan DUDI
5 Program dan Anggaran Dit. Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi
6 Program dan Anggaran Dit. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
7 Program dan Anggaran Dit. Kursus dan Pelatihan
8 Program dan Anggaran Sekretariat Ditjen Pendidikan Vokasi
1

Struktur Organisasi dan


Fungsi Ditjen Pendidikan
Vokasi
Struktur Organisasi Ditjen Pendidikan Vokasi
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Permendikbud NomorRI
9 Tahun 2020 tetang Perubahan SOTK Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Direktorat Jenderal
Pendidikan Vokasi

Setditjen

Direktorat Sekolah Direktorat Pendidikan Direktorat Kursus Direktorat Kemitraan dan


Menengah Kejuruan Tinggi Vokasi dan Profesi dan Pelatihan Penyelarasan dgn DU/DI

Politeknik Negeri dan


Akademi Komunitas
(47 Satker)
Tugas dan Fungsi Ditjen Vokasi sesuai Permendikbud Nomor 45 tahun 2019
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi mempunyai tugas:
Menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pendidikan vokasi.

Fungsi:
a. perumusan kebijakan di bidang pendidikan vokasi, pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan
pelatihan kerja;
b. pelaksanaan kebijakan di bidang penetapan standar dan penjaminan mutu peserta didik, sarana prasarana,
dan tata kelola pendidikan vokasi, pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
c. pelaksanaan kebijakan penetapan standar dan penjaminan mutu dosen dan tenaga kependidikan pada
pendidikan vokasi;
d. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola
pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
e. pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang peserta didik, sarana prasarana, dan tata kelola
pendidikan kejuruan, dan pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja;
f. pelaksanaan kemitraan dan penyelarasan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri;
g. perumusan pemberian izin penyelenggaraan perguruan tinggi vokasi swasta yang diselenggarakan oleh
masyarakat;
h. pelaksanaan evaluasi dan pelaporan di bidang pendidikan vokasi, pendidikan kejuruan, dan pendidikan
keterampilan dan pelatihan kerja;
i. pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri.
2
Permasalahan dan
Kebijakan Pendidikan
Vokasi
REPUBLIK
INDONESIA
Isu Strategis Nasional
Pengembangan bidang keahlian di
lembaga pendidikan dan pelatihan
Sistem pendidikan dan pelatihan vokasi vokasi belum sejalan dengan
saat ini belum menghasilkan lulusan kebutuhan industri dan belum
yang memadai dan memenuhi syarat merespon kebutuhan pasar.
untuk melakukan pekerjaan dengan
keterampilan tinggi.

Produktivitas tenaga kerja


Indonesia relatif rendah (1,37
Sistem pendidikan menghasilkan persen) jika dibandingkan
cukup banyak lulusan semi- dengan negara tetangga seperti
terampil, sementara pasar kerja Thailand (5,28%), Vietnam
Mayoritas tenaga kerja (58,77 (4,39%), dan Malaysia (2,16
memiliki kapasitas yang terbatas
persen/72,8 juta) memiliki tingkat persen),
untuk menyerap lulusan
pendidikan rendah (lulusan (Sumber: APO, September 2018)
tersebut.
SMP/sederajat ke bawah) tanpa
keterampilan yang dibutuhkan oleh
pasar tenaga kerja (BPS, 2019)
Fakta Permasalahan Pendidikan Vokasi
Link and Match dengan Pendidik (Guru dan Dosen) di

1 industri belum terjadi secara


menyeluruh
2 Lembaga Vokasi belum
memadai

• Keterlibatan industri dalam pelaksanaan


vokasi masih sangat terbatas
1. Di SMK ada 146 keahlian • Guru SMK belum memenuhi kebutuhan
dianggap terlalu banyak dan tidak 1. 56 % guru SMK merupakan guru
efisien umum (Bahasa, agama, dst)
2. Akreditasi Lembaga vokasi 2. Masih kekurangan guru keahlian 314.674
belum melibatkan industri orang
• Pengangguran lulusan Vokasi (SMK dan • Masih banyak kepala SMK belum dilatih
Diploma I/II/III) sebanyak 16,41% dari total sebagaimana sebagai CEO
pengangguran (BPS 2019) SMK Menduduki • Dosen Poltek banyak yg berlatar belakang
tertinggi di 10,42% akademik (70%)
• Ketertarikan Industri bekerjasama dengan
vokasi terbatas. Insentif pajak (PP 45/2019)
perlu ditambah dengan insentif keterlibatan
yg bermakna
Akademi dan Vokasi

+
Ijazah = Aku Sudah Kompetensi = Aku Bisa
Belajar Apa Apa
SASARAN
Pendidikan dan Pelatihan Vokasi Berbasis Kerjasama Industri
(BAPPENAS)

INDIKATOR BASELINE TARGET 2024

43,72 49,8
1. Persentase angkatan kerja berpendidikan men engah ke atas (Sakernas,
2019)
40,60 43,1
2. Proporsi pekerja yang bekerja pada bidang ke ahlian
menengah dan tinggi (persen) (Sakernas,
2019)
46,60 52,6
3. Persentase lulusan pendidikan vokasi yang me ndapatkan
pekerjaan dalam 1tahun setelah kelulusan (Sakernas,
2019)
0,78 2,8
4. Jumlah lulusan pelatihan vokasi (juta orang)
(13 K/L, 2018)
Strategi Pengembangan Pendidikan Vokasi
Revitalisasi Pendidikan Vokasi Meningkatkan Penyerapan Lulusan di Dunia Usaha dan Industri)

Dasar Pemikiran Rencana Implementasi Evaluasi

Dimulai dari Mulai Meningkatkan kapasitas SDM Pendidikan


Vokasi (Instruktur, Guru, Kepala Sekolah,
SDM Guru/Dosen Dosen, Tendik, Direktur)

Vokasi harus
Bring Firms to Meningkatkan Keterlibatan Industri dalam • Persentase
dekat dengan keterserapan
realita
Schools Pendidikan Vokasi
lulusan di industri
• Median gaji
pekerjaan Standar dan Menyesuaikan Akreditasi Lembaga Pendidikan
lulusan
Akreditasi Vokasi dengan kebutuhan Industri
• Persentase waktu
Penyesuaian kurikulum dengan industri siswa di industri
Kurikulum dengan menyederhanakan Spektrum Keahlian
dan mengembangkan kurikulum Soft Skills
Reform
Vokasi tidak Mentransformasikan Politeknik menjadi
lagi dibedakan Pendidika Universitas Terapan/Universitas Teknologi
n Vokasi
REPUBLIK
Fokus Revitalisasi
BidangVokasi
INDONESIA

Contoh
Pekerjaan • Teknik mesin, Prodi/Keterampilan
Teknik pengelasan, Teknik Otomasi Industri,
Machinery and Teknik Mekatronika, Teknik Otomotif Kendaraan Ringan,
01
Construction Teknik Otomotif Alat Berat, Teknik Geomatika, Desain
4 FOKUS REVITALISASI

Permodelan dan Informasi Bangunan

• Rekayasa Perangkat Lunak, Animasi, Desain


Creative
02 Komunikasi Visual, Multimedia, Tata Busana

Econom
y • Perhotelan, Tataboga, Agribisnis Pengolahan Pertanian,
Tata Kecantikan Kulit dan Rambut, Bisnis Daring dan
03 Hospitality Pemasaran, Retail, Otomatisasi Tata Kelola Perkantoran

• Perawatan Balita
04 Care Services • Asisten Rumah Tangga
• Perawat Lansia
3

Reformasi Pendidikan Vokasi


Dan Anggaran Ditjen Pendidikan
Vokasi
Pengembangan Vokasi dalam Jenjang Pendidikan KKNI
Doktor
Terapa
9
n Poltek
Magister 8
Terapan

Profesi Pendidikan Profesi 7

Sarjana 6
Terapa Poltek
Diploma
n3
5

Diploma 2
4
Community College
3
Diploma 1

SMK Total 14.271 SMK, (3.622 SMKN) 2

SMP 1
Konsekuensi Reform Pendidikan Vokasi
Semua lembaga Pendidikan Vokasi wajib memiliki mitra industri
Diklat dosen, resource sharing, kurikulum, akreditasi, magang, penyerapan lulusan

Status Politeknik Negeri diarahkan menjadi PTNBH, BLU dan SMKN menuju BLUD
Baru ada 2 Politeknik yg berstatus BLU dan 25 SMK BLUD
Politeknik diarahkan membuka program D4 MEMES/ S1 Terapan dan dapat menyelenggarakan, S2
terapan, S3 Terapan. SMK diarahkan untuk membuka SMK 4 tahun (Fast track D2)
Pendirian Poltek baru harus D4 dan sesuai dengan arah pembangunan wilayah

Evaluasi lulusan Lembaga Pendidikan Vokasi adalah berapa lulusan yg


diterima di dunia industri dalam 1 tahun setelah lulus
Dilakukan evaluasi (tracer study) oleh pihak ketiga
Mendorong para Dosen/Teknisi untuk melakukan Upskilling/Reskilling serta penelitian
agar mencapai guru besar dan mendukung pengembangan industri 4.0
Para dosen didorong melakukan penelitian terapan (R&D) karya inovatif terpublikasi dalam
kekayaan intelektual (hak paten, hak cipta dll)
Mendorong perbaikan dan peningkatan kualitas sarpras berstandar industri
Memanfaatkan dana SBSN yang cukup besar
RANCANGAN PERUBAHAN ALOKASI ANGGARAN
PENDIDIKAN VOKASI TAHUN ANGGARAN 2020
PAGU
PAGU AWAL PERUBAHAN
NO SATKER Rp (000) Rp (000)

1. Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri - 561.348.693
2. Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan Profesi 387.237.590 388.340.000
3 Satker Daerah (Politeknik) 3.436.655.629 3.584.763.352
4. Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan 6.614.946.201 2.550.980.100
5. Direktorat Kursus dan Pelatihan 381.583.935 410.000.000
6. Sekretariat Ditjen Pendidikan Vokasi 281.385.347 241.385.347
7. Fasilitasi Daerah Provinsi (eks dekonsentrasi) 80.000.000 53.466.687
Total 11.101.808.702 7.790.284.179

Penurunan anggaran Dit SMK karena urusan pemberian bantuan PIP dan dana
bantuan lainnya dialihkan ke Pusat Pembiayaan
Lomba Kompetensi Siswa (LKS) dan world skills competition dialihkan ke Pusat
Prestasi Nasional
4
Program dan Anggaran
Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan
dengan Dunia Usaha dan Dunia Industri
Program Utama Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Pendidikan dengan DU/DI

Melakukan kerjasama dengan Bersama industri untuk melakukan


industri untuk meningkatkan perumusan dan perbaikan standar
kualitas Pendidikan Vokasi akreditasi lembaga berbasis industri

Bersama industri melakukan


Membentuk Forum Pengarah Vokasi
perumusan standar sarpras SMK
sektor tertentu di tingkat pusat dan
berbasis industri
diikuti oleh daerah

Melakukan upskilling dan reskilling bagi Mendorong industri untuk dapat


instruktur/Guru SMK/ Teknisi untuk menerima peserta magang/PKL, tempat
memperoleh sertifikat industri. Diklat pendidikan dan pelatihan bagi guru, dan
manajemen bisnis bagi Kepala SMK peserta didik untuk memperoleh
sertifikat layak kerja
Melakukan kerjasama dengan
industri untuk menyusun/ Melaksanakan pemetaan demand
memperbaiki kurikulum sesuai dan supply dalam rangka
kebutuhan industri penyelarasan

Dengan keterlibatan industri di Sekolah/Kampus/Lembaga Pelatihan maka lulusan Pendidikan Vokasi


berkualitas dan sesuai kebutuhan industri sehingga keterserapan lulusan vokasi meningkat
STRATEGI IMPLEMENTASI KEMITRAAN DAN PENYELARASAN

Pembentukan Forum Kerjasama Target dan Lingkup Pelaksanaan Kerjasama Evaluasi Hasil Belajar Evaluasi hasil kerjasama dengan
dengan Industri, Konsorsium Industri dengan Industri Keterampilan dunia Industri

Pelatihan Guru/ Pemagangan/


Dosen/Ka Sek/ PKL di Setelah 1 tahun
Instruktur sesuai industri dilakukan Tracer Study
Beasiswa/
standar industri
ikatan
dinas EVALUASI :
Pelatih dari
Pengembangan Uji kompetensi
industri • Persentase
akreditasi satuan memperoleh keterserapan lulusan di
Pengembanga pendidikan Sertifikat industri
n kurikulum berbasis industri Kompetensi Kerja • Median gaji lulusan
Forum Pengarah Vokasi berstandar berstandar industri • Persentase waktu siswa
Bisnis proses di
sektor….. industri
industri
di industri
Pengembangan
Kesempatan
sarana prasarana
belajar (semester
berstandar
di industri)
industri

Dilaksanakan oleh Direktorat Kemitraan Dilaksanakan oleh Direktorat Kemitraan dan Dilaksanakan dengan industri dan Dilaksanakan oleh pihak ketiga
dan Penyelarasan Pendidikan dengan Penyelarasan Pendidikan dengan Dunia Industri, Dit Lembaga Sertifkasi
Dunia Industri SMK, Dit Kursus dan Dit PT Vokasi dan Profesi dengan
Industri
Kemitraan dan Penyelarasan dengan
Dunia Usaha/Industri
Kerjasam
a dengan
dunia
usaha/in
dustri
40
Pagu Anggaran lembag
Peningkatan kapasitas Kepala SMK
Rp. 561.348.693.000 a;440 orang; anggaran Rp 21,18 miliar
anggara
Pembentukan dan Penguatan Bursa Kerja
n Rp130 lembaga; anggaran Rp 37,98 miliar
38,5
miliar
Pengembangan Penilaian Mutu Kelembagaan berstandar industri
160 lembaga; anggaran Rp 53,5 miliar
Ups
killi
Penyelarasan pendidikan vokasi dengan Dunia Usaha/Industri
ng/
385 lembaga; anggaran Rp 38,02 miliar
resk
illin
5

Program dan Anggaran


Direktorat Pendidikan Tinggi Vokasi dan
Profesi
DATA POLITEKNIK DAN AKADEMI KOMUNITAS
Negeri Negeri
21% 22%

Negeri
Swasta Swasta 48%
79% Swast 78%
a Swast
199
Negeri
35% 65% 18 a
52%
Politeknik Akademi Komunitas
43 Negeri | 156 Swasta 4 Negeri | 14 Swasta
PT PTK 1.877
239.282 A
1%
8%
PTN Mahasiswa
Mahasiswa 5% 887 Negeri | 990 Swasta
156.461 Negeri | 89.821 Swasta

Poltek BLU Perguruan Tinggi (Unista)


2 Lembaga Penyelenggara Vokasi
2.249 Lembaga dengan
PTS
mahasiswa 538.841 orang
• Sumber: Ihtisar Data Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2018/2019 86%
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2018
RENCANA REVITALISASI POLITEKNIK
KELEMBAGAAN: PERBAIKAN
PENGEMBANGAN BRING INDUSTRY TO KELEMBAGAAN POLTEK YG AKREDITASI/SERTIFIKASI
SDM:DOSEN, TEKNISI DAN CAMPUS: KETERLIBATAN MEMUNGKINKAN : AKREDITASI/SERTIFIKASI PELATIHAN INDUSTRI
DIREKTUR POLTEK INDUSTRI PADA PENDIDIKAN MELAKSANAKAN TUGASNYA POLTEK DIAKUI OLEH
DENGAN BAIK INDUSTRI
KOMPETEN MENJALANKAN VOKASI INTENS
TUGASNYA

• Pelatihan kepada
• Pelatihan dosen • Pembentukan • Pengembangan • Pembuatan industri dalam
bersertifikat industri FORUM program SMK 4 tahun instrument akreditasi rangka
PENGARAH dan 5 tahun melibatkan Forum
• Pengembangan Pelaksanaan perumusan
VOKASI BIDANG •
• Pelatihan teknisi Universitas akreditasi melibatkan kurikulum
bersertifikat industri • Revisi Standar Teknologi/Terapan Forum • Workshop dengan
Nasional Pendidikan sebagai penjelmaan • Perumusan industri dalam
• Pelatihan direktur Vokasi dari poltek kompetensi lulusan rangka
poltek sbg CEO • • Perubahan Poltek melibatkan Forum
Perumusan menjadi BLU/PTNBH perumusan
kompetensi lulusan • Pembuatan
akreditasi interumen sertifikasi kurukulum
• Penyusuna melibatkan Forum • Pelatihan kepada
n • Pemberian Sertfikat industry dalam
kurikulum Layak Kerja rangka proses
• Penyediaan oleh Forum pemagangan
Dosen
industri
• Penunjukan lembaga • Penyediaan tempat
pelatihan magang
• Monev pelaksanaan • Pembuatan
pelatihan instrument akreditasi
• Pemberian sertfikat • Pelaksanaan
layak kerja akreditasi
Pengembangan Dosen Vokasi

Kualifikasi minimal S2 dan


S3 Terapan,
untuk mencapai Guru
Besar
Memiliki keahlian
Manajemen
berstandar/sertifikas
pembelajaran yang
i industri
mendukung
(Update upskilling
pengembangan industri
dan reskilling)
4.0

Aktif penelitian dan pengembangan produk /riset sesuai


bidangnya (R&D), karya inovatif terpublikasi dalam kekayaan
intelektual (hak paten, hak cipta dll)
Pendidikan
Tinggi Vokasi dan
Profesi
Pendidikan Tinggi Vokasi yang menerapkan mutu berstandar
industri
52 program studi; anggaran Rp 325 miliar

Pagu Anggaran SDM Pendidikan Tinggi Vokasi yang mengikuti


peningkatan kompetensi
Rp. 388.340.000.000 300 orang; anggaran Rp 27 miliar
Mahasiswa pendidikan tinggi vokasi yang mengikuti uji
kompetensi/profesi
15.000 mahasiswa; anggaran Rp 2,16 miliar
43 Politeknik dan Sarana dan Prasarana Pembelajaran (BOPTN Vokasi)

4 Akademi Komunitas 7.193 Unit; anggaran Rp 40 miliar

Pelaksanaan sarana-prasarana vokasi (SBSN) Penelitian (PNBP/BLU Vokasi)


37 lembaga; anggaran Rp 631 miliar 2.711 Judul; anggaran Rp 64 miliar
Dukungan Oprasional PTN (BOPTN Vokasi Pengabdian Masyarakat (PNBP/BLU Vokasi)
492 layanan; anggaran Rp 88 miliar
1.232 Judul; anggaran Rp 21 miliar

Layanan Pembelajaran (BOPTN Vokasi) Pengabdian Masyarakat (PNBP/BLU Vokasi)


564 layanan; anggaran Rp 136 miliar 1.232 Judul; anggaran Rp 21 miliar

Buku Pustaka (BOPTN Vokasi) Sarana dan Prasarana Pendukung Pembelajaran


(PNBP/BLU Vokasi)
8.712 Buku; anggaran Rp 3 miliar 6.558 Unit; anggaran Rp 87 miliar
Laporan Kegiatan Mahasiswa (BOPTN Vokasi)
Sarana dan Prasarana Pendukung Perkantoran
826 Laporan; anggaran Rp 40 miliar
2.355 Unit; anggaran Rp 21 miliar
Layanan Pengembangan Sistem Tata Kelola,
Kelembagaan, dan SDM (BOPTN Vokasi) Dukungan Layanan Pembelajaran (PNBP/BLU Vokasi)
550 Dokumen; anggaran Rp 18 miliar 492 Layanan; anggaran Rp 113 miliar
Layanan Pendidikan (PNBP/BLU Vokasi) Pagu Anggaran
141.264 Mahasiswa; anggaran Rp 422 miliar Rp. 3.584.763.352.000
6
Program dan Anggaran
Direktorat SMK
DATA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
Negeri
25%

Negeri
44%

Swast
a
Swast 56%
a
75%
14.234 5.079.386 170.466 Guru Kejuruan
SMK
3.610 Negeri | 10.624 Swasta Siswa 142.202 Guru Umum
2.242.285 Negeri | 2.837.101 Swasta

• Sumber: Ihtisar Data Pendidikan 165.007 25 Sekolah


Dasar dan Menengah Tahun
2018/2019 Kementerian Pendidikan
Ruang Kelas SMK BLUD
dan Kebudayaan 2018
DATA BIDANG KEAHLIAN, AKREDITASI, DAN GURU SMK
No Bidang Keahlian SMK Siswa Guru
1 Teknologi dan Rekayasa 6.656 1.667.909 53.476
2 Bisnis dan Manajemen 6.491 1.225.561 41.941
3 Teknologi Informasi dan Komunikasi 8.086 1.170.211 34.088
4 Pariwisata 2.325 417.382 13.230
5 Kesehatan & Pekerjaan Sosial 1.743 208.522 8.462
6 Agribisnis dan Agroteknologi 2.001 219.704 10.397
7 Kemaritiman 873 88.876 5.157
8 Seni dan Industri Kreatif 505 66.670 3.131
Negeri 9 Energi dan Pertambangan 189 14.551 584
25%
TOTAL 14.234* 5.079.386** 170.466***
* Pada satu SMK dapat membuka lebih dari 1 Bidang Keahlian (Sumber: Dapodik per tanggal 31 Oktober 2019.
** Sumber: Dapodik per tanggal 31 Oktober 2019.
*** Sumber: Dapodik per November 2019.

Swasta
75%
Akreditasi A B C TT BT Total
SMK*
3.783 6.056 2.372 307 1.716 14.234
Negeri Swasta * Sumber : Data BAN SM per tanggal 17 Oktober 2019.
Program SMK
Bantuan peralatan sesuai standar
Mendorong SMK bermitra industri
dengan industri
Pembinaan SMK dalam kreatifitas
produk dan jasa serta menciptakan
Pembangunan dan sekolah aman
revitalisasi SMK menuju
Center of Excellence sesuai
fokus revitalisasi vokasi Fasilitasi kepada pemerintah
provinsi dalam menyelenggarakan
SMK
Pembinaan manajemen
sekolah dan akreditasi oleh Pengembangan karakter budaya
industri kerja siswa dan bantuan Kartu
Indonesia Pintar bagi siswa SMK
Sekolah Menengah Kejuruan
Siswa Penerima Program Indonesia Pintar (kelas akhir)
257.692 siswa; anggaran Rp 129,4 miliar
Peserta didik yang ditingkatkan mutunya
140.977 siswa; anggaran Rp 99,16 miliar
Sekolah yang mendapatkan fasilitasi pengembangan mutu
480 sekolah; anggaran Rp 64,67 miliar
Pagu Anggaran Sekolah yang sarana-prasarananya meningkat
Rp. 2.550.980.100.000 413 sekolah; anggaran Rp 2,06 triliun
Penjaminan mutu sekolah Pusat unggulan (center of excellence)
417 sekolah; anggaran Rp 29,3 miliar
Siswa sekolah mengikuti retooling berbasis
industri
400 siswa; anggaran Rp 8,8 miliar
Tatakelola kelembagaan SMK meningkat
34 provinsi; anggaran Rp 63,8 miliar
7
Program dan Anggaran
Direktorat Kursus dan Pelatihan
Data Kursus dan Pelatihan

Jumlah peserta didik kursus


Swasta
35% mandiri dan Bantuan Pemerintah:
2.940.249 orang

17.306 Lembaga
Peserta Uji Kompetensi

Tahun Peserta Lulusan %

2016 78.158 60.964 78,0

2017 60.415 44.887 74,3


29.025 Jenis
Keterampila 2018 63.244 45.446 71,8
n
Pengembangan Kursus dan Pelatihan Vokasi

Proses Pelaksanaan Kursus dan Pelatihan Kerja

Proses Pelakanaan Kursus dan Pelatihan Usaha Mandiri

Syarat :
1. Anak Usia Sekolah Tidak Sekolah (ATS) usia di bawah 21 tahun
2. Anak Usia sekolah yang belajar di Paket B atau C dan perlu diberi pendidikan keterampilan
3. Progran di atas dapat dilaksanakan di Lembaga Kursus, Lembaga Pelatihan, SMK, Poltek yang sudah
memiliki mitra kerja dengan industri
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)
Prosedur Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)
TUJUAN SASARAN : 50.000 Orang BESAR BANTUAN
 Mendidik  Usia 16 - 21 tahun;
dan melatih anak Perpeserta didik mendapatkan bantuan
 Tidak sekolah dan atau tidak berstatus masih
usia
sekolah tidak sekolah untuk Rp. 2.000,000 s.d Rp 4.500.000,-
sekolah/ mahasiswa
memiliki karakter kerja dan sesuai dipergunakan
 Putus sekolah atau lulus tidak melanjutkan
keterampilan atau peserta program pendidikan kesetaraan jenis
untuk:keterampilan
manajemen,
dan proses
memiliki oleh dunia kerja yang
dibutuhkan (Paket B dan/atau Paket C) pembelajaran/ pendampingan dan
 Belum memiliki pekerjaan tetap penempatan kerja.
atau menganggur; dan
 Prioritas dari keluarga kurang mampu

PROSES PEMBELAJARAN
Dilaksanakan minimal 200 jam @ 60
menit yang mencakup 70% praktik dan
PERSYARATAN 30% teori
 Satuan Pendidikan (LKP, SMK, PT Vokasi,
Lembaga Diklat lain) yang legal
memiliki kerjasama
dan dengan industri INDIKATOR KEBERHASILAN
 Memiliki NPWP & Rekening Bank 1. Peserta didik dapat menyelesaikan program pelatihan
 Diutamakan Memiliki NPSN dan tercatat dengan tuntas dan mengikuti uji kompetensi
di DAPODIK dan Terakreditasi 2. Peserta didik dapat disalurkan bekerja di dunia
 Memiliki pendidik, sarana dan prasarana usaha/industri yang relevan secara bertahap
untuk kegiatan pembelajaran 3. Adanya laporan pertanggung jawaban dan penggunanaan
 Memiliki MOU penempatan dana bantuan yang tetap sasaran, tepat guna, tepat waktu,
lulusan di DU/DI bermutu, transparan.

DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN


KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Program Pendidikan Kecakapan Kerja (PKK)
Prosedur Program Pendidikan Kecakapan Wirausaha (PKW)
TUJUAN SASARAN : 16.676 Orang BESAR BANTUAN
Mendidik dan melatih anak  Usia 16 - 21 tahun; Perpeserta didik mendapatkan bantuan
usia sekolah tidak sekolah  Tidak sekolah dan atau tidak Rp. 4.000.000 s.d Rp 6.000.000,-
untuk memiliki karakter berstatus
sesuai
usaha mandiri dan memiliki masih sekolah/ mahasiswa
 Putus sekolah atau lulus jenis pembelajaran usaha
manajemen,
dan
keterampilan dan dipergunakan
proses pembelajaran/
untuk:
tidak melanjutkan
kesetaraan (Paket B dan/atau
atau peserta
Paket C)
Kemampuan berusaha usaha pendampingan
 Belum
program memiliki pekerjaan tetap
mandiri
menganggur;
atau dan
 Prioritas dari keluarga kurang mampu

PROSES PEMBELAJARAN
PERSYARATAN Dilaksanakan sesuai dengan
 Satuan Pendidikan (LKP, SMK, PT Vokasi, program UMKM
UMKM, Lembaga Diklat lain) yang legal
dan memiliki kerjasama dengan UMKM
 Memiliki NPWP & Rekening Bank
 Diutamakan Memiliki NPSN dan tercatat INDIKATOR KEBERHASILAN
di DAPODIK dan Terakreditasi 1. Peserta didik dapat menyelesaikan program pelatihan
 Memiliki pendidik, sarana dan prasarana dengan tuntas dan merintis usaha
untuk kegiatan pembelajaran 2. Peserta didik dapat merintis usaha dibimbing oleh unit-unit
 Memiliki MOU dengan UMKM atau unit- usaha (UMKM)
unit Usaha 3. Adanya laporan pertanggung jawaban dan penggunanaan
dana bantuan yang tetap sasaran, tepat guna, tepat waktu,
bermutu, transparan.

DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN


Pendidikan Keterampilan (Kursus) dan
Pelatihan Kerja
Angkatan
kerja muda
(ATS)
memperoleh
kecakapan
kerja berbasis
industri
50.000
Pagu Anggaran 10.000 orang; anggaran Rp 11,49 miliar
orang;
Rp. 410.000.000.000 anggaran
Lembaga kursus dan pelatihan berstandar industri
Rp 233,8
200 lembaga; anggaran Rp 21,5 miliar
miliar
Instruktur memperoleh peningkatan kompetensi
(upskilling/reskilling)
Angkat berbasis industri
100 an orang; anggaran Rp 4,4 miliar
kerja
Pemetaan satuan pendidikan kerjasama dengan industri
muda
34 provinsi; anggaran Rp 8,8 miliar
(ATS)
memp
8
Anggaran
Sekretariat Ditjen
Pendidikan
Vokasi
Ruang Lingkup Program Sekretariat

Memfasilitasi dalam perencanaan Koordinasi dan penyusunan bahan


anggaran, sarana prasarana, publikasi dan hubungan masyarakat di
kepegawaian, hukum dan tata bidang Pendidikan Vokasi
laksana di 52 satker di lingkungan
Ditjen Vokasi Koordinasi pemantauan dan
Pengelolaan perawatan sarana evaluasi pelaksanaan kebijakan
prasarana gedung E (20
Lantai) Koordinasi dan pelaksanaan kerja
sama di bidang Pendidikan Vokasi
Pengelolaan data dan Informasi
Pendidikan Vokasi
Pengelolaan barang milik negara
Koordinasi pengelolaan dan di lingkungan Direktorat Jenderal
laporan keuangan
Penyusunan bahan peraturan
perundang-undangan, penelaahan
Pelaksanaan urusan ketatausahaan dan fasilitasi
Direktorat Jenderal
KEGIATAN DAN ANGGARAN SETDITJEN PENDIDIKAN VOKASI
Perencanaan dan Evaluasi Program: Pengelolaan Kepegawaian:
• Penyusunan Program dan Anggaran Rp 10,7 miliar • Pengadaan penataan dan peningkatan
kompetensi pegawai Rp 11,07 miliar
• Pemantauan dan Evaluasi Program Rp 37,7 miliar
• Pelayanan Umum Ditjen Rp 8,1 miliar
Pengelolaan Data dan informasi Rp 9,58 miliar
Kerja Sama dan Publikasi Rp 11,8 miliar

Pengelolaan Keuangan Rp 9,9 miliar Pelayanan Humas dan Protokoler Rp 11,9 miliar

Layanan Sarana dan Prasarana Internal Rp


Pengelolaan BMN Rp 11,09 miliar 22,3 miliar

Layanan Perkantoran:
Tata Laksana Hukum dan Organisasi:
• Gaji dan Tunjangan Rp 35,9 miliar
• Pelayanan Hukum dan Kepatuhan Internal (RBI) 8,8
• Operasional dan Pemeliharaan
miliar
Kantor Rp 40,3 miliar
• Organisasi dan Tata Laksana Rp 11,8 miliar

Anggaran Setditjen Pendidikan Vokasi Rp 241, 38 miliar


FASILITASI DAERAH (Eks. Dana Dekon) Rp. 53,46 Miliar
TUJUAN
Memfasilitasi, mengkoordinasikan dan mensinergikan
berbagai program dan kegiatan pendidikan vokasi dengan pemerintah daerah

PEMANFAATAN
Pendataan kelembagaan
1 4
Koordinasi pembinaan program
Pendidikan Vokasi Pendidikan Vokasi

Pembentukan dan penguatan


Bursa Kerja Khusus (BKK) 2 5 Fasilitasi pembentukan Forum
Pengarah Vokasi Daerah

Fasilitasi pelaksanaan kerjasama


dengan industri 3 6 Publikasi Pendidikan
Vokasi
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai