Anda di halaman 1dari 7

Ascribed, Achieved, dan Assigned Status

Status sosial adalah kedudukan suatu individu dalam suatu tatanan masyarakat. Status
ini merupakan pandangan orang lain terhadap individu tersebut. Apakah individu tersebut
dihormati, disukai, dibenci, atau bahkan diremehkan tergantung oleh status sosialnya.
Secara umum, terdapat 3 macam status sosial seseorang, ketiga sumber tersebut adalah
ascribed status, achieved status, dan assigned status. Mari kita pelajari lebih lanjut makna
setiap jenis status sosial ini.
1. Ascribed Status
Ascribed status adalah status sosial seseorang yang sudah ada dari lahir. Umumnya,
status sosial ini disebabkan oleh garis keturunan dari individu tersebut.
Hal-hal ini tidak bisa diubah dan memang sudah ada semenjak individu tersebut
dilahirkan.Namun, di masa depan bisa saja status-status ini berubah karena suatu kejadian
ataupun pencapaian tertentu.
Contoh Ascribed Status
 Keluarga Kerajaan
Salah satu contoh dari ascribed status adalah seseorang yang lahir pada keluarga
kerajaan, misal kerajaan Inggris. Pria yang dilahirkan oleh raja dan ratu Inggris otomatis akan
menjadi pangeran kerajaan Inggris. Individu ini tidak harus melakukan apa-apa untuk
mendapatkan statusnya sebagai seorang pangeran. Sejak lahir, kehidupannya sudah berbeda
dengan anak-anak biasa. Dengan lebih banyak peraturan, tanggung jawab, serta kekayaan.
Suatu saat dimasa depan, individu ini akan menggantikan ayahnya menjadi raja Inggris.
 Suku Kelahiran
Seseorang yang lahir kedalam suatu suku tentu saja akan selalu identik dengan suku
tersebut dan memiliki tanggung jawab, hak, serta karakteristik yang berbeda dengan orang
lainnya. Contohnya adalah suku batak dimana budayanya memang lebih keras dari suku sunda
misalnya. Oleh karena itu, ketika ada orang batak yang ada di tanah pasundan, pasti akan
dianggap lebih kasar. Padahal, belum tentu individu tersebut berbicara secara kencang atau
dengan kata- kata yang keras. Namun, pandangan tersebut sudah mengakar karena suku
kelahirannya.
 Kasta dan Golongan
Ketika seseorang dilahirkan kedalam kasta atau golongan tertentu, maka hidupnya tentu
saja akan didikte oleh nilai-nilai yang seharusnya dimiliki oleh kasta tersebut.
Contohnya adalah di agama Hindu dimana ada kasta-kasta seperti Ksatria dan
Brahmana. Seorang anak yang lahir dari kasta Ksatria tentu saja akan belajar berperang,
berkuda, dan memanah semenjak lahir. Sedangkan, anak yang lahir dari golongan brahmana
cenderung akan belajar agama, ilmu pengetahuan, dan filsafat. Jalur hidup dan pintu-pintu
kesempatan kedua anak tersebut jauh berbeda. Semua karena mereka dilahirkan dari kasta yang
berbeda dan memang diharapkan menjadi orang yang berbeda pula.
2. Achieved Status
Achieved status, atau dapat digapai dengan kerja keras dan usaha. Status sosial ini tidak
pasti dan dapat dimiliki oleh semua orang, asalkan mereka mau berusaha dan berkerja keras.
Status sosial yang termasuk kedalam achieved status antara lain adalah kekayaan, ilmu
pengetahuan, bisnis dan usaha, jabatan, pekerjaan, dan kesehatan. Semuanya bisa dicapai oleh
semua orang, asalkan mereka mau berusaha dan berkerja keras. Meskipun begitu, ada juga
beberapa status sosial yang termasuk achieved status tetapi juga termasuk ascribed status.
Contoh Achieved Status
 Seseorang Yang Terlahir Miskin Namun Menjadi Sukses
Contohnya adalah Chairul Tanjung yang kerap terkenal sebagai anak singkong. Beliau
tidak terlahir kaya tetapi berkat kegigihannya dan kerja kerasnya, berhasil mendapatkan
kekayaan dan membangun bisnis yang sangat besar. Bahkan ia juga mampu menjadi mentri
pada era pemerintahan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Padahal, seperti yang kita
ketahui, Chairul Tanjung tidak lahir dari keluarga konglomerat ataupun bangsawan.
 Pemain yang Menjadi Pesepakbola Hebat
Cristiano Ronaldo tidak langsung terlahir menjadi pemain bola yang hebat. ia harus
berjuang keras untuk menjadi seorang pemain bola yang baik. Padahal, keluarganya tidak ada
gen ataupun budaya bermain bola. Meskipun begitu, Ronaldo berjuang keras dengan senantiasa
berlatih dan bermain untuk meningkatkan kemampuan permainan bolanya. Sekarang, Ronaldo
dianggap sebagai salah satu pemain bola terbaik di dunia. Bahkan, pesepak bola ini merupakan
salah satu pemain dengan gaji dan nilai kontrak yang paling tinggi di dunia. Hal ini semua
terjadi karena ronaldo sangat mencintai sepak bola dan mau berjuang untuk mendapatkan
mimpinya.
 Pelajar yang Menjadi Ilmuwan Hebat
Contohnya Albert Einstein yang merupakan salah satu ilmuwan terhebat yang kita kenal.
Beliau mendedikasikan banyak sekali waktunya untuk mengembangkan bidang pengetahuan
fisika dan sains murni. Padahal, awalnya Einstein tidak berkerja dalam universitas, melainkan
dalam sebuah kantor paten. Meskipun begitu, beliau terus berupaya untuk mengembangkan
pengetahuan fisika sehingga akhirnya ditawari jabatan sebagai dosen di salah satu universitas
ternama di Jerman.
 
3. Assigned Status
Assigned status adalah status sosial yang disematkan kepada seseorang oleh orang
lain, bukan oleh dirinya sendiri ataupun ada semenjak lahir. Status sosial ini cukup sulit untuk
didapatkan karena tidak bisa didapatkan secara mandiri oleh seseorang.
Meskipun begitu, seseorang tetap dapat berusaha untuk mendapatkan assigned status
ini. Hanya saja, dia tidak bisa mengklaim secara sepihak status sosial tersebut. Status ini hanya
bisa diberikan oleh orang-orang lain yang ada disekitarnya.
Contoh Assigned Status
 Tetua Desa
Seorang tetua desa tidak dapat dipilih melalui pemilihan kepala daerah ataupun
dideklarasikan secara sepihak oleh individu tersebut. Posisi ini hanya dapat disematkan jika
seluruh masyarakat desa sepakat bahwa individu tersebut adalah yang paling bijak dan paling
mampu mewakili mereka.
Oleh karena itu, posisi ini sangat bergantung kepada penilaian orang lain terhadap diri
kita. Meskipun begitu, kita tetap dapat berupaya untuk mendapatkan posisi ini dengan cara
berlaku baik kepada tetangga, berbagi pengalaman, mengayomi, serta senantiasa peduli kepada
lingkungan sekitar.
 Seorang Ahli Agama yang Bijak dan Memiliki Pengikut Banyak
Banyak ahli agama yang ada di masyarakat, namun yang dianggap tetua dan memiliki
banyak pengikut tidaklah banyak. Posisi ini hanya dapat dicapai dengan pengalaman,
kontribusi, dan ilmu yang sangat banyak kepada bidang keagamaan. Selain itu, posisi ini juga
tidak dapat dideklarasikan secara sepihak, harus ada persetujuan dari banyak orang mengenai
posisi individu tersebut sebagai tetua agama. Oleh karena itu, sehebat apapun ilmu agama kita,
jika tidak diakui oleh ahli-ahli lain dan masyarakat umum, maka kita tidak akan bisa menjadi
ahli agama yang dituakan dan memiliki banyak pengikut.

Perbedaan Antara Ascribed, Achieved, dan Assigned Status


Secara umum, perbedaan utama antara ketiga jenis status tersebut adalah siapa yang
memberikan dan bagaimana cara mendapatkannya. Selain itu, ada pula status sosial yang
hanya mungkin didapatkan lewat salah satu jenis status dan tidak mungkin menggunakan cara
lain.
 Siapa yang Memberikan
Perbedaan pertama dari ketiga jenis status sosial ini adalah siapa yang memberikan
status tersebut. Pada kasus ascribed status, yang memberikan adalah keluarga/garis
keturunannya semenjak lahir.
Pada kasus achieved, yang memberikan status tersebut adalah dirinya sendiri dengan
usaha dan kerja kerjas. Sedangkan, pada kasus assigned status, yang memberikannya adalah
orang lain.
 Cara Mendapatkannya
Perbedaan kedua dari ketiga jenis status sosial ini adalah cara mendapatkannya.
Mungkin hal ini cukup mirip dengan poin pertama, namun yang berbeda disini adalah proses
dari mendapatkan status tersebut. Pada ascribed status, tidak ada yang harus dilakukan oleh
individu tersebut untuk mendapatkan status sosialnya. Bahkan, individu tersebut juga tidak
dapat menolak status sosial tersebut.
Pada achieved status, individu tersebut harus berjuang untuk mendapatkan status sosial
yang ada. Jika individu tersebut lengah ataupun luput, bisa saja status tersebut hilang atau tidak
melekat lagi pada dirinya.
Sedangkan, pada ascribed status, seorang individu harus meyakinkan masyarakat
disekitarnya untuk menyematkan status tersebut pada dirinya. Jika masyarakat disekitarnya
enggan untuk melabeli individu tersebut dengan status tertentu, maka individu tersebut tidak
mungkin mendapatkan ascribed status. 
 Status Sosial yang Hanya Bisa Didapatkan dengan Salah Satu Cara
Terkadang ada status sosial tertentu yang hanya dapat dicapai dengan suatu cara. Ada
saja status-status sosial yang hanya bisa dicapai dengan pengakuan orang lain, ada pula status
sosial yang hanya bisa didapatkan dari lahir.
Contoh status sosial yang hanya dapat dicapai dengan pengakuan orang lain adalah
tetua desa atau pemuka agama. Kedua status ini harus berasal dari mulut orang lain, akan aneh
kalau kita mengklaim diri sendiri sebagai kedua hal tersebut.
Contoh status sosial yang hanya bisa didapatkan dari lahir adalah kasta dan golongan.
Kedua jenis status sosial ini melekat semenjak lahir dan tidak dapat dipisahkan dari identitas
seseorang. Selain itu, sangat sulit atau bahkan tidak bisa untuk melepaskan atau mengganti
golongan/kasta tersebut.
Berdasarkan pemaparan diatas, tidak semua status sosial dapat dicapai dengan ketiga
cara tersebut. Meskipun begitu, globalisasi dan modernisasi dunia ini telah membuat mobilitas
vertikal menjadi semakin mudah.
Oleh karena itu, semakin sedikit status sosial yang hanya bisa didapatkan dengan cara-
cara tertentu. Semakin banyak status sosial yang dapat dicapai dengan cara achievement atau
dengan kerja keras dan usaha.
Peran Sosial
Peran sosial adalah sebagai seperangkat perilaku, hak, kewajiban, kepercayaan,
dan norma sosial yang terhubung sebagaimana dikonseptualisasikan oleh orang-orang dalam
situasi sosial. Peran sosial mencakup seperangkat tindakan yang ditetapkan atau ditugaskan
untuk setiap individu dalam masyarakat.
Teori Peran
Teori peran adalah studi sosiologis tentang pengembangan peran yang objek
kajiannya berkaitan dengan penjelasan tentang kekuatan apa yang menyebabkan orang
mengembangkan harapan mereka sendiri dan perilaku orang lain. Menurut sosiolog Bruce
Biddle (1986), lima model utama teori peran meliputi:

1. Teori Peran Fungsional , meneliti peran sosial yang penting untuk norma sosial bersama.
2. Teori Peran Interaksi Simbolik, berfokus pada dampak interpretasi individu terhadap
respons terhadap perilaku pada peran sosial.
3. Teori Peran Struktural, menggunakan model matematika untuk menguji pengaruh
masyarakat secara keseluruhan pada peran
4. Teori Peran Organisasi, meneliti pengembangan peran dalam organisasi
5. Teori Peran Kognitif, menguji hubungan antara harapan dan perilaku

Jenis Peran Sosial

1. Peran Budaya

Budaya adalah salah satu atribut utama masyarakat. Orang sering terlibat dengan
berbagai aspek budaya. Seseorang yang masuk dalam wilayah budaya harus memenuhi
harapan masyarakat yang melekat padanya. Sebagai contoh, seorang imam harus memenuhi
tugas-tugas seperti melakukan ritual dan upacara.

2. Diferensiasi Sosial

Arti diferensiasi sosial pada dasarnya mengacu pada perubahan peran sosial dengan
profesi dan hubungan. Individu yang mempraktikkan berbagai profesi, seperti mengajar,
memasak, dan memasang pipa memiliki peran yang berbeda untuk dipenuhi.

3. Situasi-Peran khusus

Orang mengambil peran yang berbeda, sesuai dengan situasinya. Kadang-kadang,


seseorang ternyata menjadi korban kecelakaan, atau saksi mata karena situasi yang tidak
terduga.

4. Peran Bio-Sosiologis

Manusia hidup dalam lingkungan tertentu, sehingga mereka memiliki banyak


tanggung jawab terhadap konservasi dan pelestarian alam dan anggotanya.

5. Peran Gender

Peran gender adalah analisis peran yang diharapkan seseorang memainkan contoh
status sosial yang sesuai dengan jenis kelamin, seperti peran ayah seharusnya menjadi
kepala keluarga dengan memenuhi kebutuhan hidup keluaragnya, ibu menjadi pembimbing
utama bagi seorang anak, dan lain sebagianya.

Macam – macam Peran Sosial

Peran Sosial Berdasarkan Cara Penyelesainnya

1. Peran yang diharapkan

Peran yang diharapkan ialah peran seseorang yang diharapkan oleh masyarakat
untuk dilaksanakan  dengan sebaik-baiknya dan lengkap, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Contohnya yaitu: Peran seorang polisi, hakim, jaksa, dan pengacara. Peran-peran
tersebut harus dilakukan dengan baik dan tidak boleh ditawar-tawar sebab terkait dengan
hak asasi seseorang.
2. Peran yang disesuaikan

Peran yang disesuaikan ialah peran yang pelaksanaannya disesuaikan dengan situasi
dan kondisi tertentu. Jenis peran yang satu ini terjadi bukan karena faktor manusia atau
pelakunya saja, tapi karena kondisi dan situasi yang menyebabkan seseorang melakukan
suatu peran. Contohnya yaitu: Peran seorang pelawak yang memerankan tugasnya sebagai
pelawak ketika berada di panggung, tapi ketika berkumpul dengan keluarga tidak akan
menyampaikan pesan dengan lawakan.
ANTROPOLOGI KESEHATAN

Joseph.Babaubun

P07120220062

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALUKU

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN TUAL

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

Anda mungkin juga menyukai