Status Sosial
Pengertian Status Sosial
Status sosial adalah suatu kedudukan sosial seseorang di masyarakat yang dapat
diperoleh dengan sendirinya (otomatis) melalui usaha ataupun karena pemberian.
Interaksi sosial akan mendorong individu untuk dapat mencapai status sosial yang
lebih tinggi. Status sosial yang lebih tinggi akan berpengaruh pula pada sikap dan
rasa penghargaan yang tinggi dari masyarakat. Oleh karena itu, setiap orang akan
berusaha untuk mencapai status sosial yang lebih tinggi.
Sebagai contoh, seorang pejabat tentunya memiliki ruang lingkup interaksi yang
lebih luas dan bervariatif bila dibandingkan dengan seorang petani. Pejabat akan
berinteraksi dengan banyak orang dan dari berbagai status dan latar belakang yang
berbeda-beda, mulai dari masyarakat biasa, pengusaha, politikus, teknokrat,
akademis, dan sebagainya yang berkaitan dengan tugas dan fungsinya. Lain halnya
dengan petani, dalam kesehariannya ia hanya berinteraksi dengan sedikit orang
yang status dan latar belakangnya juga tidak jauh bebeda dengan dirinya.
a. Ascribed status
Ascribed status, yaitu status sosial yang diperoleh dengan sendirinya atau otomatis
akan didapatkan karena faktor keturunan. Status yang diperoleh memungkinkan
orang untuk bersikap pasif. Seseorang dapat memiliki status ini tanpa harus
berjuang ataupun melakukan usaha apa pun. Contohnya anak seorang bangsawan
akan menjadi bangsawan pula dan mendapatkan kehormatan dari masyarakat
karena status sosial yang diwariskan dan yang dimiliki oleh orang tuanya.
b. Achieved status
Achieved status, yaitu status yang diperoleh melalui usaha yang disengaja terlebih
dahulu. Untuk memperoleh status ini harus melalui perjuangan yang panjang
dengan memerlukan pengorbanan dan lebih bersifat terbuka bagi siapa saja,
tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta mencapai
tujuan-tujuannya. Hampir semua status yang dimiliki oleh seseorang di masyarakat
harus diperjuangkan terlebih dahulu dalam meraihnya. Contohnya untuk menjadi
sarjana harus melalui perjuangan terlebih dahulu. Seorang sarjana akan berjuang
dengan keras untuk memperoleh gelar akademisnya. Tingkatan pendidikan dalam
masa yang panjang harus dilalui untuk mencapainya yang juga memerlukan
pengorbanan waktu, tenaga, pikiran, dan biaya.
c. Assigned status
Assigned status, yaitu status yang diberikan oleh masyarakat sebagai tanda
penghargaan atas jasanya. Pada dasarnya status yang diperoleh adalah akibat dari
status yang telah diperolehnya terlebih dahulu. Contohnya seorang pahlawan yang
dihargai oleh masyarakat atas jasa perjuangannya. Untuk menjadi seorang yang
disebut pahlawan tentu ia harus berjuang mencapai statusnya dengan semua
pengorbanan, baik jiwa maupun raga.
a. Tempat tinggal
Kelas sosial atas biasanya tinggal di perumahan elite yang mewah dan memiliki
prestise tinggi. Orang yang tinggal di perumahan mewah menunjukkan bahwa ia
adalah kelompok orang kaya. Perumahan yang mewah dengan semua fasilitasnya
akan memberikan kebanggaan bagi pemiliknya. Dengan melihat tempat
tinggalnya, orang sudah dapat menilai kelas sosial seseorang.
b. Kekayaan
Kekayaan menjadi unsur utama yang sering ditonjolkan seperti mobil mewah,
perhiasan, dan sebagainya. Kekayaan menjadi bagian terpenting dalam kelompok
sosial karena dianggap sebagai simbol kesuksesan. Mobil mewah seperti merk
jaguar sangat langka di Indonesia karena harganya yang mahal dan jumlahnya
yang terbatas. Mobil ini memberi kebanggaan tersendiri bagi orang yang memiliki
dan memakainya.
c. Penghasilan
Pada umumnya kelas sosial atas memiliki penghasilan yang tinggi. Mereka pada
umumnya para eksekutif yang bekerja dalam bidang pekerjaan tertentu dan
menjadi orang yang sukses. Ada hubungan yang erat antara penghasilan dengan
jenis pekerjaan. Kelompok sosial atas mempunyai pekerjaan yang elite dengan
penghasilan yang tinggi.
d. Pakaian
Pakaian yang digunakan oleh kelompok sosial atas adalah pakaian yang bagus dan
mahal. Mereka bangga mengenakan pakaian produksi luar negeri seperti baju
buatan Italia, parfum dari Prancis, dan sebagainya.
e. Kegemaran
Definisi Peranan
Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang
lawak pada permainan makyong, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan di masyarakat.
Peranan adalah perilaku yang diharapkan dari seseorang yang mempunyai suatu status. Setiap orang
mungkin mempunyai sejumlah status dan diharapkan mengisi peran yang sesuai dengan status
tersebut. Dalam arti tertentu, status dan peran adalah dua aspek dari gejala yang sama. Status adalah
seperangkat hak dan kewajiban dan peran adalah pemeranan dari perangkat kewajiban dan hak-hak
tersebut (Horton, 1999:118).
Pengertian peranan menurut Soerjono Soekanto (2002:243), yaitu peran merupakan aspek dinamis
kedudukan (status), apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan
kedudukannya, maka ia menjalankan suatu peranan.
Peranan adalah suatu konsep perilaku apa yang dapat dilaksanakan oleh individu-individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.Peran juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu, yang penting bagi
struktur sosial masyarakat.
style="text-align: justify;">
Secara Umum Peranan adalah suatu sikap atau perilaku yang diharapkan oleh banyak orang atau
sekelompok orang terhadap seseorang yang memiliki status atau kedudukan tertentu.
1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorng dalam
masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang
membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan.
2. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam
masyarakat sebagai organisasi.
3. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial
masyarakat (Soekanto, 1995:269).
Teori peranan
Teori peran (Role Theory) merupakan perpaduan berbagai teori, orientasi maupun disiplin ilmu. Selain
dari psikologi, teori peran berawal dari dan masih tetap digunakan dalam sosiologi dan antropologi.
Dalam ketiga bidang ilmu tersebut, istilah “peran” diambil dari dunia teater. Dalam teater, seorang
aktor harus bermain sebagai seorang tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia
diharapkan untuk berprilaku secara tertentu.
Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian dianalogikan dengan posisi seseorang dalam
masyarakat. Sebagaimana halnya dalam teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi
aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak berdiri sendiri, melainkan
selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang-orang lain yang berhubungan dengan adanya orang-
orang lain yang berhubungan dengan aktor tersebut. Dari sudut pandangan inilah disusun teori-teori
peran (Sarwono, 1995:209).
Artikel Pada Blog ini kami kutip dari berbagai sumber. Semoga Artikel Tentang Pengertian Peranan
dan Teorinya Dapat Bermanfaat Dan Apabila artikel ini berguna untuk anda silahkan copy paste
dengan menyertakan Sumbernya. Kami Mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada Kesalahan Dan
Kekurangan Pada penulisan Artikel ini. Terima kasih atas perhatiannya.
2) Cara pelaksanaan
Dilihat dari cara pelaksanaannya, peran sosial dapat dibedakan menjadi berikut ini.
a) Peran yang diharapkan
Peran ini merupakan peran yang diharapkan oleh masyarakat untuk dilaksanakan sebaik-baiknya dan
lengkap, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Contohnya peran seorang polisi, hakim, jaksa, dan
pengacara. Peran-peran tersebut harus dilaksanakan dengan baik dan tidak boleh ditawar-tawar
karena terkait dengan hak asasi seseorang.
3) Prioritas pelaksanaan
Berdasarkan prioritas pelaksanaannya, peran sosial dibedakan sebagai berikut.
a) Peran kunci
Peran kunci adalah peran pokok atau inti dari beberapa peran yang dimilikinya. Misalnya Pak Budi
selain sebagai kepala keluarga juga menjadi dokter, ketua RT, pengurus masjid, dan ketua koperasi.
Dari beberapa peran tersebut peran kunci Pak Budi adalah seorang dokter.
b) Peran tambahan
Peran tambahan adalah peran yang dilakukan seseorang setelah melakukan peran utamanya atau
peran kunci. Misalnya Pak Budi yang mendapat peran tambahan selain menjadi dokter. Beberapa ciri
pokok yang dimiliki peran tambahan antara lain tidak dilakukan berdasarkan ijazah dan keahlian
tertentu, bukan sebagai sumber penghasilan utama, dan dalam melakukannya tidak mencemarkan
peran kunci.
c. Konflik Peran
Konflik peran (role conflict) timbul apabila keadaan diri seseorang berada dalam tekanan, dalam arti
ada pemisahan antara satu peran dengan peran yang lainnya pada waktu bersamaan. Semakin
banyak kedudukan yang dimiliki, maka akan semakin beragam peran yang harus dimainkannya.
Apabila peran yang dimainkannya terlalu banyak, maka akan menimbulkan konflik peran. Contohnya
seorang polisi yang harus menangkap peng-guna narkoba yang sebenarnya anaknya sendiri yang
harus dia jaga dan lindungi.
Pengertian stratifikasi
Stratifikasi sosial menurut Drs. Robert M.Z. Lawang adalah penggolongan orang-orang yang
termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis menurut
dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
statifikasi sosial menurut Max Weber adalah stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-
orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hirarkis
menurut dimensi kekuasaan, privilese dan prestise.
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan
sosial adalah sebagai berikut.
Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat
ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak
mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula
sebaliknya, yang tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang
rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda
tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja,serta
kemampuannya dalam berbagi kepada sesama
Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan
teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran
kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kaya dalam masyarakat
biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan
wewenang dapat mendatangkan kekayaan.
Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-
orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial
masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya
mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para
orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.
Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu
pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi
dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini
biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh
seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti
profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang
tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha
dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli
skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusny
A. Pengertian Kekerasan
Konflik yang tidak terkendali akan mengarah kepada kekerasan. Namun, konflik berbeda
dengan kekerasan. Oleh karena itu, perlu pula kita mengetahui tentang pengertian kekerasan.
kata kekerasan berasal dari bahasa Latin yaitu violentia, yang artinya keganasan,
kedahsyatan, kebengisan, kegarangan, perkosa, dan aniaya. Berikut ini kami paparlan
pengertian kekerasan menurut para ahli.
5. Terorisme
Kebanyakan tindakan ini dilakukan oleh banyak orang. Namun sebenarnya terorisme dapat
dilakukan oleh seorang individu. Pengertian terorisme adalah segala jenis kekerasan yang
terinspirasi secara politik dan dilakukan oleh sumber yang tidak resmi. Terorisme
dimaksudkan suatu kebijakan untuk menyerang dengan teror kepada mereka dengan
menggunakan metode intimidasi. Penggunaan ancaman aktual dipandang sebagai ancaman
efektif bagi kekerasan yang akan datang. Ancaman seseorang bukan omong kosong dan
pengancam telah siap untuk mewujudkan ancamannya.
7. Pembunuhan (Homicide)
Pembunuhan diartikan setiap pembunuhan orang lain oleh tindakan orang itu sendiri. Ada dua
jenis pembunuhan, yaitu pembunuhan legal dan pembunuhan kriminal.
a. Pembunuhan legal adalah pembunuhan yang secara hukum dibenarkan karena tindakan ini
dilakukan untuk pembelaan diri atau untuk mempertahankan harta milik.
b. Pembunuhan kriminal adalah pembunuhan yang dilarang oleh hukum. Pembunuhan kriminal
dibagi menjadi tiga jenis yaitu pembunuhan (murder), pembunuhan berencana (volentary
manslaughter), dan pembunuhan tidak terencana (involuntary manslaughter).
Pembunuhan (murder)
Pembunuhan adalah pembunuhan seseorang secara ilegal dengan maksud buruk yang
dipikirkan sebelumnya
Pembunuhan berencana
Pembunuhan berencana adalah pembunuhan yang menyebabkan kematian orang lain
dengan direncanakan sebelumnya yang di dalamnya ada sebuah skenario.
Pembunuhan tidak terencana
Pembunuhan tidak terencana adalah pembunuhan yang mengakibatkan kematian orang lain
karena kelalaian dan tidak disebabkan serangan yang disengaja.
3. kekerasan represif
Kekerasan represif yaitu kekerasan yang dilakukan dengan mengekang atau membatasi
kebebasan hak-hak orang lain, yang terdiri dari pencabutan hak-hak yang siatnya dasar selain
hak untuk hidup serta hak untuk dilindungi dari bahaya kecelakaan. Kekerasan represif
berhubungan dengan tiga hak dasar, yaitu hak politik, hak sipil, serta hak sosial. Dalam hal
ini, kekerasan represif dilakukan dengan cara menekan pihak-pihak tertentu.
4. kekerasan alienatif
Kekerasan alienatif dalam hal ini menyebabkan seseorang diasingkan dengan lingkungannya.
Kekerasan alientatif mencakup pencabutan pada hak-hak individu yang lebih tinggi,
contohnya hak perkembangan budaya atau intelektual, emosional. Jenis kekerasan alienatif
penting untuk bisa menegaskan bahwa keberadaan manusia juga memerlukan pemenuhan
berbagai kebutuhan non-materi. Salah satu bentuk kekerasan alienatif adalah ethnocide, yaitu
tindakan atau kebijakan yang benar-benar mengubah keadaan material atau sosial menjadi
di bawah satu identitas kultural kelompok tertentu.
Selain itu juga karena adanya perbedaan-perbedaan kepentingan, kebutuhan, dan tujuan dari
masing masing anggota masyarakat. Sementara itu, Soerjono Soekanto mengemukakan
bahwa sebab sebab terjadinya konflik antara lain sebagai berikut.
Perbedaan ini dapat berupa perbedaan perasaan, pendirian, atau pendapat. Hal ini mengingat
bahwa manusia adalah individu yang unik atau istimewa, karena tidak pernah ada kesamaan
yang baku antara yang satu dengan yang lain.
Perbedaan-perbedaan inilah yang dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya konflik sosial
, sebab dalam menjalani sebuah pola interaksi sosial, tidak mungkin seseorang akan selalu
sejalan dengan individu yang lain. Misalnya dalam suatu diskusi kelas, kamu bersama
kelompokmu kebetulan sebagai penyaji makalah.
Pada satu kesempatan, ada temanmu yang mencoba untuk mengacaukan jalannya diskusi
dengan menanyakan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dibahas dalam diskusi tersebut.
Kamu yang bertindak selaku moderator melakukan interupsi dan mencoba meluruskan
pertanyaan untuk kembali ke permasalahan pokok. Namun temanmu (si penanya) tadi
menganggap kelompokmu payah dan tidak siap untuk menjawab pertanyaan.
Perbedaan pandangan dan pendirian tersebut akan menimbulkan perasaan amarah dan benci
yang apabila tidak ada kontrol terhadap emosional kelompok akan terjadi konflik.
2. Perbedaan Kebudayaan
Perbedaan kebudayaan mempengaruhi pola pemikiran dan tingkah laku perseorangan dalam
kelompok kebudayaan yang bersangkutan. Selain perbedaan dalam tataran individual,
kebudayaan dalam masing-masing kelompok juga tidak sama.
Apabila tidak terdapat rasa saling pengertian dan menghormati perbedaan tersebut, tidak
menutup kemungkinan faktor ini akan menimbulkan terjadinya konflik sosial. Contohnya
seseorang yang dibesarkan pada lingkungan kebudayaan yang bersifat individualis
dihadapkan pada pergaulan kelompok yang bersifat sosial. Dia akan mengalami kesulitan
apabila suatu saat ia ditunjuk selaku pembuat kebijakan kelompok. Ada kecenderungan dia
akan melakukan pemaksaan kehendak sehingga kebijakan yang diambil hanya
menguntungkan satu pihak saja.
Kebijakan semacam ini akan di tentang oleh kelompok besar dan yang pasti kebijakan
tersebut tidak akan diterima sebagai kesepakatan bersama. Padahal dalam kelompok harus
mengedepankan kepentingan bersama. Di sinilah letak timbulnya pertentangan yang
disebabkan perbedaan kebudayaan.
Contoh lainnya adalah seseorang yang berasal dari etnis A yang memiliki kebudayaan A,
pindah ke wilayah B dengan kebudayaan B. Jika orang tersebut tetap membawa kebudayaan
asal dengan konservatif, tentu saja ia tidak akan diterima dengan baik di wilayah barunya.
Dengan kata lain meskipun orang tersebut memiliki pengaruh yang kuat, alangkah lebih baik
jika tetap melakukan penyesuaian terhadap kebudayaan tempat tinggalnya yang baru.
3. Bentrokan Kepentingan
Bentrokan kepentingan dapat terjadi di bidang ekonomi, politik, dan sebagainya. Hal ini
karena setiap individu memiliki kebutuhan dan kepentingan yang berbeda dalam melihat atau
mengerjakan sesuatu. Demikian pula halnya dengan suatu kelompok tentu juga akan
memiliki kebutuhan dan kepentingan yang tidak sama dengan kelompok lain. Misalnya
kebijakan mengirimkan pemenang Putri Indonesia untuk mengikuti kontes ‘Ratu Sejagat’
atau ‘Miss Universe’.
Dalam hal ini pemerintah menyetujui pengiriman tersebut, karena dipandang sebagai
kepentingan untuk promosi kepariwisataan dan kebudayaan. Di sisi lain kaum agamis
menolak pengiriman itu karena dipandang bertentangan dengan norma atau adat ketimuran
(bangsa Indonesia).
Bangsa Indonesia yang selama ini dianggap sebagai suatu bangsa yang menjunjung tinggi
budaya timur yang santun, justru merelakan wakilnya untuk mengikuti kontes yang ternyata
di dalamnya ada salah satu persyaratan yang mengharuskan untuk berfoto menggunakan
swim suit (pakaian untuk berenang).
4. Perubahan Sosial yang Terlalu Cepat di dalam Masyarakat
Sebenarnya perubahan adalah sesuatu yang wajar terjadi, namun jika terjadinya secara cepat
akan menyebabkan gejolak sosial, karena adanya ketidaksiapan dan keterkejutan masyarakat,
yang pada akhirnya akan menyebabkan terjadinya konflik sosial.
Contohnya kenaikan BBM, termasuk perubahan yang begitu cepat. Masyarakat banyak yang
kurang siap dan kemudian menimbulkan aksi penolakan terhadap perubahan tersebut.
Selain yang disebutkan di atas, proses sosial dalam masyarakat ada juga yang menyebabkan
atau berpeluang menimbulkan konflik adalah persaingan dan kontravensi.
1. Persaingan (Competition)
Dalam persaingan individu atau kelompok berusaha mencari keuntungan melalui bidang-
bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian umum. Cara yang
dilakukan untuk mencapai tujuan itu adalah dengan menarik perhatian atau mempertajam
prasangka yang telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.
Jika dikelompokkan, ada dua macam persaingan, yaitu persaingan yang bersifat pribadi dan
tidak pribadi atau kelompok. Persaingan pribadi merupakan persaingan yang dilakukan orang
per orang atau individu untuk memperoleh kedudukan dalam organisasi. Persaingan
kelompok, misalnya terjadi antara dua macam perusahaan dengan produk yang sama untuk
memperebutkan pasar di suatu wilayah.
Persaingan pribadi dan kelompok menghasilkan beberapa bentuk persaingan, antara lain
persaingan di bidang ekonomi, kebudayaan, kedudukan dan peranan, dan persaingan ras.
Apabila dalam diri seseorang atau kelompok terdapat keinginan-keinginan untuk diakui
sebagai orang atau kelompok yang mempunyai kedudukan dan peranan terpandang maka
terjadilah persaingan. Kedudukan dan peranan yang dikejar tergantung pada apa yang paling
dihargai oleh masyarakat pada suatu masa tertentu.
c. Persaingan Ras
Persaingan ras sebenarnya juga merupakan persaingan di bidang kebudayaan. Perbedaan ras
baik perbedaan warna kulit, bentuk tubuh, maupun corak rambut hanya merupakan suatu
perlambang kesadaran dan sikap atau perbedaan-perbedaan dalam kebudayaan. Persaingan
dalam batas-batas tertentu memiliki fungsi.
1) alat untuk mengadakan seleksi atas dasar jenis kelamin dan sosial;
3) jalan untuk menyalurkan keinginan, kepentingan, serta nilai-nilai yang pada suatu masa
tertentu menjadi pusat perhatian sehingga tersalurkan dengan baik oleh mereka yang
bersaing;
4) alat untuk menyaring para warga golongan fungsional sehingga menghasilkan pembagian
kerja yang efektif.
Persaingan dalam segala bentuknya akan menghasilkan hal-hal yang bersifat positif maupun
negatif. Hal-hal positif yang dihasilkan dengan adanya persaingan, antara lain makin kuatnya
solidaritas kelompok, dicapainya kemajuan, dan terbentuknya kepribadian seseorang (baca
juga: mengenal sifat pluralisme budaya).
b. Dicapainya Kemajuan
Persaingan akan lebih banyak dijumpai pada masyarakat yang maju dan berkembang pesat.
Untuk itu, individu yang berada dalam masyarakat tersebut harus mampu menyesuaikan diri
dengan keadaan tersebut. Persaingan akan menyebabkan seseorang terdorong untuk bekerja
keras supaya dapat berperan dalam masyarakat.
2. Kontravensi
Kontravensi berasal dari bahasa Latin, contra dan venire yang berarti menghalangi atau
menantang. Kontravensi merupakan usaha untuk menghalang-halangi pihak lain dalam
mencapai tujuan. Tujuan utama tindakan dalam kontravensi adalah menggagalkan
tercapainya tujuan pihak lain. Hal itu dilakukan karena rasa tidak senang atas keberhasilan
pihak lain yang dirasa merugikan. Namun demikian, dalam kontravensi tidak ada maksud
untuk menghancurkan pihak lain.
2. Kontravensi sederhana, antara lain dilakukan dengan menyangkal pernyataan pihak lain di
depan umum, memakimaki orang lain melalui selebaran, mencerca, dan memfitnah.
5. Kontravensi taktis, antara lain dilakukan dengan mengejutkan lawan dan mengganggu
pihak lain.