Anda di halaman 1dari 16

Contoh Makalah

Kumpulan Makalah tugas sekolah dan beberapa definisi pengertian

Senin, 30 Maret 2015

Makalah Kelompok Sosial

KELOMPOK SOSIAL DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT

MAKALAH

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Sosiologi

Oleh :

Vina Kania 132170001

Rifal Fauzi 132170017

Fitri Yuliawati 132170024

Muhammad Ridho Waluyo 132170005

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI SILIWANGI


TASIKMALAYA

2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul Kelompok Sosial dan
Kehidupan Masyarakat. Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas kelompok mata kuliah
Sosiologi.

Dalam menyusun makalah ini kami banyak memperoleh bantuan serta bimbingan dari berbagai
pihak. Oleh karena itu, kami ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. dosen mata kuliah Sosiologi yakni Ibu Eli S. Rosaly S. Pd yang telah banyak meluangkan waktu guna
memberikan bimbingan kepada kami dalam penyusunan makalah ini.

2. kedua orang tua kami yang senantiasa memberi dukungan baik secara moril maupun materil
selama proses pembuatan makalah ini.

3. rekan-rekan mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi Geogafi Universitas
Siliwangi angkatan 2013 yang selalu memberikan dukungan dan saran serta berbagi ilmu pengetahuan
demi tersusunnya makalah ini.

Makalah ini bukanlah karya yang sempurna karena masih memiliki banyak kekurangan, baik dalam hal isi
maupun sistematika dan teknik penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun guna sempurnanya makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat, bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Tasikmalaya, 07 September 2014

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial. Sebagai mahluk sosial tentu manusia tidak dapat hidup sendiri.
Mereka akan saling ketergantungan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Manusia
tanpa manusia lainnya pasti akan mati.

Manusia memiliki naluri untuk hidup dengan orang lain. Naluri manusia untuk selalu hidup dengan
orang lain disebut gregariousness sehingga manusia disebut juga social animal atau hewan sosial. Karena
sejak dilahirkan, manusia sudah mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu keinginan untuk
menjadi satu dengan manusia lain dan keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.

Manusia merupakan makhluk yang bersegi jasmaniah dan rohaniah. Segi rohaniah manusia terdiri
dari pikiran dan perasaan. Apabila diserasikan, akan menghasilkan kehendak yang kemudian menjadi
sikap tindak. Sikap tindak itulah yang kemudian menjadi landasan gerak segi jasmaniah manusia.

Hubungan kesinambungan antara manusia dengan manusia lainnya akan menghasilkan pola
pergaulan yang dinamakan interaksi sosial. Dalam melakukan interaksi sosial terjadi hubungan antar
manusia (lebih dari 1 pelaku). Proses tersebutlah yang mejadi awal terbentuknya kelompok
sosial.Kelompok sosial adalahhimpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama. Ada aksi dan ada
reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara
kelompok dengan kelompok.

Sifat dan struktur kelompok sosial berbeda-beda. Ada yang terbentuk dengan di sengaja, atau tidak
disengaja. Ada yang terorganisir, ada yang tidak. Ada kelompok yang terikat secara lahiriah dan ada yang
terikat secara batin. Dan banyak lagi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada

kelompok sosial. Perbedaan tersebut disebabkan karena sifat kelompok sosial yang dinamis atau sering
berubah-ubah setiap waktu.

Berkenaan dengan latar belakang diatas, maka perlu disusun makalah yang mampu menjadi pendoman
bagi mahasiswa Geografi umumnya masyarakat untuk lebih peka dan mengkaji lebih dalam berkenaan
dengan masalah-masalah sosial yang ada di masyarakat khususnya mengenai kelompok sosial yang
sering kita temui dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh sebab itu penulis menulis sebuah makalah yang
berjudul Kelompok-kelompok Sosial dan Kehidupan Masyarakat.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan suatu acuan berdasarkan pada latar belakang masalah diatas sehingga
penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan kelompok sosial?

2. Bagaimana dasar pembentukan kelompok sosial?

3. Bagaimana klasifikasi kelompok sosial?

4. Seperti apa kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan?

5. Apa yang menyebabkan terjadinya dinamika kelompok sosial?

C. Tujuan Makalah

1. Mendeskripsikan tentang pengertian kelompok sosial.

2. Mendeskripsikan tentang dasar pembentukan kelompok sosial.

3. Mendeskripsikan tentang klasifikasi tipe-tipe kelompok sosial.

4. Mendeskripsikan tentang kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan.

5. Mendeskripsikan penyebab terjadinya dinamika kelompok-kelompok sosial.

D. Kegunaan Makalah

Makalah ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang terkait dengan pembahasan yang ada
dalam makalah ini.

1. Secara teoretis, hasil studi pustaka ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca
mengenai kelompok sosial dan klasifikasi tipe-tipenya, kehidupan masyarakat pedesaan dan perkotaan,
serta dinamika yang terjadi pada kelompok-kelompok sosial di masyarakat.

2. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu semua pihak dalam membentuk
kelompok-kelompok sosial yang teratur. Misalnya organisasi-organisasi kemasyarakatan. Sehingga
kelompok-kelompok tersebut bukan hanya sebagai wadah interaksi atau pergaulan saja, tetapi dapat
bermanfaat dan mensejahterakan setiap anggotanya.

E. Prosedur Makalah
Makalah ini disusun dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif. Data dalam
makalah ini dikumpulkan dan diolah menggunakan studi pustaka dengan mengumpulkan berbagai
informasi dan referensi dari berbagai buku sumber yang sesuai dengan tema makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Landasan Teoretis

1. Pengertian Kelompok Sosial

Kelompok sosial merupakan salah satu fokus perhatian dari pusat pemikiran sosologi. Hal ini dikarenakan
titik tolaknya adalah kehidupan bersama. Kita telah mengetahui bahwa semua manusia atau individu
yang ada di dunia ini pada awalnya merupakan kelompok sosial yang bernama keluarga, kemudian
berkembang ke dalam lingkungan masyarakat.

Istilah kelompok sosial merupakan terjemahan dari bahasa Inggris sosial groups, socialberarti
sosial/kemasyarakatan, sedangkan groupsberarti kelompok.

Hendro Puspito (2010:10) mendefinisikan bahwa Kelompok sosial adalah suatu kumpulan nyata, teratur
dan tetap dari individu-individu yang melaksanakan perannya secara berkaitan guna mencapai tujuan
bersama.

Robert K. Merton (2010:10) berpendapat bahwa Kelompok sosial adalah kelompok yang saling
berinteraksi sesuai dengan pola-pola yang telah matang.

Paul B. Horton dan Cheaster L.Hunt (2010:11) menjelaskan bahwa Kelompok sosial adalah kumpulan
manusia yang memiliki kesadaran akan keanggotaannya dan saling berinteraksi.

Mayor Polak (2010:11) Kelompok sosial adalah sejumlah orang yang saling berhubungan dalam sebuah
struktur.

Mack Iver dan Charles H. Page (2010:11) berpendapat bahwa Kelompok sosial adalah himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama. Hubungan antarmanusia dalam himpunan tersebut
bersifat saling mempengaruhi dan dengan kesadaran untuk saling menolong.

Sedangkan Johnson (2010:11) mendefinisikan Kelompok sosial adalah dua atau lebih orang yang saling
berinteraksi dengan cara-cara yang terpola, dan dikenali sebagai sebuah kelompok oleh mereka sendiri
atau oleh orang lain.

Berdasarkan definisi dari beberapa ahli sosiologi di atas dapat disimpulkan bahwa kelompok sosial
adalah sekumpulan manusia yang mempunyai ciri-ciri yang sama, mempunyai pola interaksi yang
terorganisir secara berulang-ulang, dan mempunyai kesadaran bersama akan keanggotaannya.

2. Pengertian Masyarakat

Menurut Koentjaraningrat (2007 : 11) masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi
menurut suatu sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan yang tertikat oleh rasa identitas
bersama.

B. Pembahasan

1. Dasar Pembentukan Kelompok Sosial

a. Kepentingan yang Sama (Common Interest)

Kepentingan yang sama menjadi pendorong sekumpulan manusia untuk membentuk sebuah
kelompok sosial. Berbagai kelompok sosial berdasarkan kesamaan kepentingan akhir-akhir ini semakin
berkembang seiring dengan perkembangan masyarakat yang semakin modern, misalnya kelompok
olahragawan, kelompok arisan, dan lain-lain.

b. Kesamaan Darah dan Keturunan (Common Ancestry)

Keturunan menjadi dasar persatuan dan tali persaudaraan yang paling kuat bagi manusia. Mereka
yang merasa satu keturunan dan tinggal dalam suatu masyarakat yang dianggap mempunyai persamaan
latar belakang suku bangsa maupun nenek moyang kemudian membentuk sebuah kelompok sosial
misalnya kelompok keturunan India, kelompok keturunan Tiongkok, dan sebagainya.

c. Daerah atau Wilayah yang Sama

Kelompok sosial terbentuk atas dasar daerah atau wilayah yang sama ditinggali cenderung
membentuk organisasi yang mantap dan kelompok sosial yang kuat. Sebagai contoh adalah paguyuban
masyarakat Padang yang tinggal di Jawa.

d. Ciri Fisik yang Sama

Warna kulit, warna rambut dan bentuknya, bentuk hidung, mata dan ciri fisik lainnya merupakan salah
satu faktor pendorong dibentuknya kelompok sosial.

2. Klasifikasi Kelompok Sosial


a. In-Groupdan Out-Group

In-groupadalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkan out-


group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya. Ia selalu di kaitkan
dengan istilah kami atau kita dan mereka, misalnya kami mahasiswa Pendidikan Geografi dan
mereka mahasiswa Pendidikan Matematika. Sikap-sikap in-grouppada umumnya didasarkan pada
faktor simpati dan selalu mempunyai perasaan dekat dengan anggota-anggota kelompok.

Sikap out-groupselalu ditandai dengan suatu kelainan yang berwujud antagonisme atau antipati.
Perasaan in-group atau out-group didasari dengan suatu sikap yang dinamakan etnosentris, yaitu adanya
anggapan bahwa kebiasaan dalam kelompoknya merupakan yang terbaik dibanding dengan kelompok
lainnya.

b. Kelompok Primer (Primary Group) dan Kelompok Sekunder (Secondary Group)

Menurut Charles Horton Chooley dalam bukunya yang berjudul Social Organization(1909)
menyatakan bahwa kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri
saling mengenal antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi. Hasil dari
hubungan yang erat dan bersifat pribadi itu adalah adanya peleburan individu-individu ke dalam
kelompok-kelompok sehingga tujuan individu juga menjadi tujuan kelompok.

Ciri-ciri kelompok primer yang dikemukakan Cooley adalah sebagai berikut :

1) Syarat utama keanggotaan kelompok primer adalah sebagai berikut.

a) Antaranggota kelompok saling berdekatan secara fisik dan terjadi interaksi secara intensif.

b) Kelompok tersebut kecil, sehingga masing-masing individu akan mudah berinteraksi secara
langsung.

c) Adanya suatu kelanggengan hubungan antar anggota kelompok yang bersangkutan, misalnya
hubungan darah (kekerabatan) dan pertemanan.

2) Sifat Hubungan-hubungan Primer

Salah satu sifat dari hubungan antar anggota kelompok primer adalah kesamaan tujuan dari individu-
individu yang tergabung dalam kelompok tersebut, sehingga hubungan bukan saja sebagai alat untuk
mencapai tujuan melainkan menjadi salah satu tujuan utama. Pada dasarnya yang dimaksud dengan
adanya persamaan tujuan disini mempunyai dua arti sebagai berikut :

a) Individu yang bersangkutan mempunyai keinginan dan sikap yang sama, sehingga mereka berusaha
untuk mencapai tujuan yang sama pula. Sebagai contoh dua orang sahabat yang memiliki cita-cita yang
sama.

b) Kesediaan salah satu pihak untuk berkoban demi kepentingan pihak lain. Sebagai contoh, orang tua
mau berkorban apa saja demi anaknnya.
Sedangkan kelompok sekunder adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak
pribadi dan bercirikan kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.

Sifat-sifat yang dimiliki oleh kelompok sekunder adalah sebagai berikut :

1) Masing-masing anggota tidak saling mengenal karena jumlahnya banyak.

2) Bersifat tidak permanen.

3) Hubungan antaranggota renggang dan tidak perlu mengenal secara pribadi.

4) Pola hubungan cenderung mengarah pada hubungan formal karena sedikitnya kontak antar
anggota dan kotak tersebut baru akan terjadi ketika ada kepentingan dan tujuan tertentu saja.

c. Paguyuban (Gemeinschaf) dan Patembayan (Gesellschaf)

1) Paguyuban (Gemeinschaf)

Paguyuban adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh hubungan batin
yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan contohnya keluarga.
Menurut Tonnies ciri-ciri pokok paguyuban adalah sebagai berikut :

a. Intimate, adalah adanya hubungan yang mesra dan menyeluruh.

b. Private, adalah adanya hubungan yang bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja.

c. Exclusive, bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk kita saja dan tidak untuk orang lain di luar
kita

Apabila dalam suatu paguyuban terjadi pertentangan antar anggota maka pertentangan tersebut tidak
akan bisa diatasi hanya dengan suatu hal saja dan akan menjalar ke bidang-bidang lain. Hal tersebut
disebabkan adanya hubungan yang menyeluruh diantara anggotanya.

Jenis-jenis gemeinscaft terbagi menjadi 3, yaitu :

a. Gemeinschaf of Blood: yaitu mengacu pada ikatan kekerabatan (garis keturunan).

Contoh : keluarga dan kekerabatan.

b. Gemeinschaf of Place: yaitu merupakan ikatan berdasarkan kedekatan tempat tinggal atau tempat
bekerja.

Contoh : rukun tetangga dan rukun warga

c. Gemeinschaf of Mind : yaitu mengacu pada hubungan persahabatan baik karena keahlian,
pekerjaan atau pandangan yang sama meskipun diantara mereka tidak memiliki hubungan darah dan
tinggal secara berjauhan. Pada umumnya paguyuban ini tidak memiliki ikatan yang sekuat paguyuban
karena darah ataupun keturunan.
2) Patembayan (Gesselschaf)

Patembayan adalah kelompok yang didasari oleh ikatan lahiriah yang jangka waktunya terbatas,
contohnya ikatan para pedagang atau pekerja yang memiliki kepentingan secara rasional.

Sumber : nasional.kompas.com

Gambar 2.1 : Contoh Kelompok Sosial Patembayan (Gemeinschaf)

d. Formal Grup dan Informal Grup

Formal grup merupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan sengaja
dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Kelompok formal disebut
juga dengan istilah asosiasi atau organisasi. Contoh : organisasi mahasiswa seperti HIMAGEO (Himpunan
Mahasiswa Geografi).

Informal group merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang
berulang dan merasa memiliki kepentingan dan pengalaman yang sama. Pada kelompok informal ini
pada umumnya terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga
menjadi media pertemuan berbagai kepentingan ataupun pengalaman- pengalaman yang sama.

e. Membership Groupdan Reference Group

Membership group merupakan kelompok sosial yang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Batasan yang dipakai untuk menentukan keanggotaan seseorang pada suatu kelompok secara fisik tidak
bisa dilakukan secara mutlak hal tersebut diakibatkan adanya perubahan-perubahan keadaan. Kondisi
yang tidak tetap akan mempengaruhi derajat interaksi dalam suatu kelompok. Untuk membedakan
secara tegas keanggotaan atas dasar derajat interaksi dalam kelompok maka ditemukan adanya dua
istilah yaitu nominal group-member dan peripheral group-member. Seorang anggota nominal
groupadalah orang yang dianggap berinteraksi dengan kelompok sosial oleh orang lain, meskipun
interaksinya tidak intens. Sedangkan peripheral group dianggap tidak berhubungan lagi dengan
kelompok sosial yang bersangkutan sehingga kelompok tersebut tidak mempunyai kekuasaan apapun
juga atas anggota ataupun kelompok tersebut.

Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan dalam perilaku maupun
mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan kelompok
tersebut. Bisa juga diartikan sebagai kelompok sosial yang menjadi acuan bagi seseorang bukan anggota
untuk membetuk pribadi dan perilakunya.

f. Kelompok Okupasional dan Volunter

Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
Contohnya kelompok profesi, seperti asosiasi sarjana farmasi, ikatan dokter Indonesia, dan lain-lain.
Kelompok volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak mendapatkan
perhatian masyarakat. Melalui kelompok ini diharapkan akan dapat memenuhi kepentingan anggotanya
secara individual tanpa mengganggu kepentingan masyarakat secara umum.

3. Kelompok-kelompok Sosial yang Tidak Teratur

a. Kerumunan (Crowd)

Kerumunan adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu yang
bersamaan.

1) Formal Audienceatau khalayak penonton atau pendengar resmi merupakan kerumunan yang
mempunyai suatu pusat perhatian dan perencanaan tujuan, sifatnya sangat pasif. Contoh : penonton
bioskop.

2) Planned Expressive Groupmerupakan kerumunan yang tidak mementingkan pusat-pusat perhatian,


tetapi mempunyai persamaan tujuan yang tercermin dalam kegiatan-kegiatan serta kepuasan yang
dihasilkan. Fungsinya sebagai pelepas ketegangan-ketegangan yang dialami karena kerja sehari-hari.
Contoh : orang yang berekreasi.

3) Inconvenient Aggregation merupakan kerumunan yang bersifat terlalu sementara yang ingin
mempergunakan fasilitas-fasilitas sama. Contoh : orang-orang antri karcis.

4) Panic Crowdsatau kerumunan panik merupakan kerumunan orang-orang yang sedang dalam
keadaan panik yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari suatu bahaya. Contoh : orang yang
dilanda banjir.

5) Spectator Crowdsatau kerumunan penonton merupakan kerumunan yang terjadi karena orang-
orang ingin melihat suatu peristiwa tertentu, kerumunan ini tanpa direncanakan.

Sumber : www.indonesiabersih.org Sumber : boywilon.blogspot.com

Gambar 2.2 : Formal audience Gambar 2.3 : Planned Expressive Group

Sumber : www.dnaberita.com Sumber : cangkirkupi.blogspot.com

Gambar 2.4 : Inconvenient Crowds Gambar 2.5 : Panic Crowds

Sumber : makassar.tribunnews.com

Gambar 2.6 : Spectator Crowds

b. Publik
Merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-alat
komunikasi seperti radio atau televisi. Namun karena jumlahnya besar dan tempatnya tidak terbatas,
akibatnya perhatian publik semakin tidak tajam.

4. Masyarakat Pedesaan (Rural Community) dan Masyarakat Perkotaan (Urban Community)

Dalam masyarakat yang modern, sering di bedakan antara masyarakat pedesaan(rural


community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Communityadalah masyarakat yang
bertempat tinggal di suatu wilayah (geografis) dengan batas-batas tertentu, dimana faktor utama yang
menjadi dasarnya adalah interaksi yang lebih besar diantara anggota, dibandingkan dengan interaksi
penduduk diluar batasan masyarakat.

Warga pedesaan, suatu masyarakat yang mempunyai suatu hubungan yang lebih erat dan lebih
mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan
biasanya kelompok atas dasar sistem kekeluargaan. Penduduk masyarakat pedesaan pada umumnya
hidup dari pertanian.

Apabila ditinjau dari sudut pemerintahan hubungan antara penguasa dengan rakyat berlangsung
secara tidak resmi. Segala sesuatu dijalankan atas dasar musyawarah. Disamping itu, karena tidak adanya
pembagian kerja yang tegas, seorang penguasa sekaligus mempunyai beberapa kedudukan dan peranan
yang sama sekali tidak dapat dipisah-pisahkan atau paling tidak sukar untuk dibeda-bedakan.

Masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat yang anggota-anggotanya terdiri dari
manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan lain-lain.
Mayoritas penduduknya hidup dengan bermacam-macam jenis pekerjaan yang bersifat non-agraris.

Ada beberapa ciri lagi yang menonjol pada masyarakat kota, yaitu sebagai berikut :

a. Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.

b. Sikap hidupnya cenderung individualisme atau egoisme.

c. Memiliki tingkah laku yang bergerak maju, mempunyai sikap kreatif, radikal dan dinamis.

d. Memiliki sifat materialistis.

e. Orang kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada orang
lain.

f. Pembagian kerja diantara warga kota juga lebih tegas dan punya batas-batas nyata.

g. Kemungkinan-kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak oleh warga kota dari
pada warga desa.
h. Jalan pikiran rasional pada umumnya dianut oleh masyarakat perkotaan, menyebabkan interaksi-
interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan daripada faktor pribadi.

i. Jalan kehidupan yang cepat di kota mengakibatkan pentingnya faktor waktu, sehingga pembagian
waktu yang teliti sangat penting untuk dapat mengejar kebutuhan-kebutuhan seorang individu.

j. Perubahan-perubahan sosial tampak dengan dengan nyata di kota-kota karena kota biasanya
terbuka, dalam menerima pengaruh luar.

Sehubungan dengan perbedaan antara masyarakat pedesaan dengan masyarakat perkotaan, kiranya
perlu pula disinggung perihal urbanisasi. Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari
desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat
perkotaan. Proses tersebut terjadi menyangkut 2 aspek yaitu :

a. Perubahan masyarakat desa menjadi masyarakat kota.

b. Bertambahnya penduduk kota yang disebabkan oleh mengalirnya penduduk yang berasal dari desa
(pada umumnya disebabkan karena penduduk desa merasa tertarik oleh keadaan di kota).

Ada beberapa sebab yang mengakibatkan urbanisasi diantaranya :

a. Daerah yang termasuk menjadi pusat pemerintahan atau menjadi ibu kota (seperti Jakarta).

b. Letak tempat tersebut yang sangat strategis untuk usaha-usaha perdagangan atau perniagaan,
misalnya kota pelabuhan atau kota yang letaknya dekat pada sumber-sumber bahan mentah.

c. Timbulnya industri di daerah itu, yang memproduksikan barang maupun jasa.

Faktor pendorong masyarakat desa untuk meninggalkan daerah kediamannya adalah sebagai berikut:

a. Di desa lapangan pekerjaan pada umumnya kurang.

b. Penduduk desa pada umumnya para muda-mudi merasa tertekan pada adat istiadat yang
mengakibatkan cara hidup yang monoton.

c. Di desa tidak dapat banyak mendapatkan ilmu pengetahuan.

d. Rekreasi yang merupakan salah satu faktor penting di bidang spiritual kurang sekali dan kalau juga
ada perkembangan sangat lambat.

e. Bagi penduduk desa yang mempunyai keahlian lain selain bertani seperti misalnya kerajinan tangan
tentu menginginkan pasar yang sangat luas bagi hasil produksinya. Ini tidak mungkin di dapatkan di desa.

Sebaliknya akan di jumpai pula beberapa faktor penarik dari kota, antara lain sebagai berikut :

a. Penduduk desa beranggapan bahwa di kota banyak pekerjaan dan banyak penghasilan.

b. Di kota banyak kesempatan mendirikan perusahaan industri dan lain-lain.


c. Di kota lebih banyak modal.

d. Pendidikan di kota lebih banyak dan lebih mudah didapat.

e. Kota merupakan suatu tempat yang lebih menguntungkan mengembangkan jiwa dengan sebaik-
baiknya dan seluas-luasnya.

f. Kota dianggap mempunyai tingkat kebudayaan yang lebih tinggi dan merupakan tempat pergaulan
dengan segala macam orang dan dari segala lapisan.

5. Kelompok Kecil (Small Group)

Small groupadalah suatu grup yang secara teoretis terdiri paling sedikit dari dua orang, di mana
orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap
hubungan itu sendiri, penting baginya. Yang termasuk small group misalnya awak pesawat, keluarga
batih dan sebagainya.

6. Dinamika Kelompok Sosial

Setiap kelompok sosial pasti mengalami perubahan. Perubahan dalam setiap kelompok sosial, ada
yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan dengan cepat.

Perubahan struktur sosial disebabkan karena beberapa hal diantaranya, pertama disebabkan karena
perubahan situasi. Situasi yang dimaksud disini adalah keadaan dimana kelompok tadi hidup.

Sebab kedua adalah pergantian anggota-anggota kelompok. Pergantian anggota suatu kelompok
tidak perlu membawa perubahan struktur kelompok tersebut. Akan tetapi ada pula kelompok-kelompok
sosial yang mengalami kegoncangan setelah ditinggalkan anggotanya, apalagi jika anggota tersebut
mempunyai kedudukan penting dalam kelompok. Misalnya dalam suatu keluarga. Penyebab lainnya
adalah perubahan situasi sosial dan ekonomi.

BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Dari uraian pembahasan di atas, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kelompok sosial adalah sekumpulan manusia yang mempunyai ciri-ciri yang sama, mempunyai pola
interaksi yang terorganisir secara berulang-ulang, dan mempunyai kesadaran bersama akan
keanggotaannya.
2. Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat istiadat
tertentu yang bersifat kontinyu dan yang tertikat oleh rasa identitas bersama.

3. Dasar pembentukan kelompok sosial diantaranya : Kepentingan yang sama (Common Interest),
Kesamaan darah dan keturunan (Common Ancestry), daerah atau wilayah yang Sama dan ciri fisik yang
sama.

4. In-groupadalah kelompok sosial dimana individu mengidentifikasi dirinya. Sedangkanout-


group adalah kelompok sosial yang oleh individu diartikan sebagai lawan in-groupnya.

5. Kelompok primer adalah kelompok-kelompok yang ditandai dengan adanya ciri-ciri saling mengenal
antar anggotanya serta adanya kerja sama erat yang bersifat pribadi. Sedangkan kelompok sekunder
adalah kelompok yang ditandai dengan pergaulan yang formal, tidak pribadi dan bercirikan
kelembagaan, misalnya partai politik atau organisasi formal lainnya.

6. Paguyuban (gemeinschaf) adalah bentuk kehidupan bersama yang anggota-anggotanya diikat oleh
hubungan batin yang bersifat alamiah dan kekal, hal ini dapat terbentuk pada ikatan keturunan
contohnya keluarga. Sedangkan patembayan (gesselschaf) adalah kelompok yang didasari oleh ikatan
lahiriah yang jangka waktunya terbatas, contohnya ikatan para pedagang atau pekerja, buruh yang
memiliki kepentingan secara rasional.

7. Formal groupmerupakan kelompok yang memiliki peraturan-peraturan yang tegas dan dengan
sengaja dibuat oleh anggota-anggotanya untuk mengatur hubungan antar anggotanya. Kelompok formal
disebut juga dengan istilah asosiasi atau organisasi. Sedangkan informal grupmerupakan kelompok sosial
yang terbentuk karena pertemuan-pertemuan yang berulang dan merasa memiliki kepentingan dan
pengalaman yang sama.

8. Membership groupmerupakan kelompok sosial yang secara fisik menjadi anggota kelompok
tersebut. Sedangkan Reference group merupakan kelompok sosial yang menjadi acuan dalam perilaku
maupun mengembangkan kepribadian para individu yang tidak tercatat secara fisik dalam keanggotaan
kelompok tersebut.

9. Kelompok okupasional adalah kelompok yang muncul karena semakin memudarnya fungsi
kekerabatan, dimana kelompok ini timbul karena anggotanya memiliki pekerjaan yang sejenis.
Sedangkan kelompok volunteer adalah kelompok yang memiliki kepentingan sama, namun tidak
mendapatkan perhatian masyarakat.

10. Kerumunan (crowd) adalah individu yang berkumpul secara kebetulan di suatu tempat pada waktu
yang bersamaan.

11. Publik merupakan kelompok sosial yang terbentuk karena ada perhatian yang disatukan oleh alat-
alat komunikasi seperti radio atau televisi.
12. Masyarakat pedesaan (rural community) yaitu suatu masyarakat yang mempunyai suatu hubungan
yang lebih erat dan lebih mendalam ketimbang hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan
lainnya. Sedangkan masyarakat kota (urban community) adalah masyarakat yang anggota-anggotanya
terdiri dari manusia yang bermacam-macam lapisan atau tingakatan hidup, pendidikan, kebudayaan dan
lain-lain.

13. Small groupadalah suatu grup yang secara teoretis terdiri paling sedikit dari dua orang, di mana
orang-orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan-tujuan tertentu dan yang menganggap
hubungan itu sendiri, penting baginya.

14. Dinamika kelompok sosial merupakan perubahan yang terjadi dalam setiap kelompok sosial, ada
yang mengalami perubahan secara lambat, namun ada pula yang mengalami perubahan dengan cepat.

B. Saran

Saran kami kepada semua pihak adalah agar lebih memahami tentang kondisi sosial yang ada di
sekitar kita. Kita adalah manusia dan sebagai makhluk sosial seharusnya peka terhadap lingkungan
sekitar. Khususnya pada kelompok sosial. Pada kehidupan bermasyarakat terdapat kelompok sosial yang
bermacam-macam. Misalnya kelompok primer dan sekunder, formal dan informal, paguyuban dan
patembayan, dan lain-lain seperti yang telah kami paparkan pada penjelasan makalah di atas. Dan
tentunya kita sebagai makluk sosial pasti termasuk kedalam keanggotaan salah satu kelompok sosial di
atas.

Makalah ini bukanlah satu-satunya acuan dalam pendeskripsian kelompok sosial dan kehidupan
masyarakat. Masih banyak referensi yang lebih baik. Kritik dan saran yang membangun semoga dapat
membantu kami menyusun makalah yang lebih baik lagi.

Daftar Pustaka

Anonim. (2014). Kelompok Sosial. [Online]. Tersedia :http://id.wikipedia.org/wiki/Kelompok_sosial[07


September 2014]

Mansyur, Cholil. (1980). Sosiologi Masyarakat Kota dan Desa. Surabaya : Usaha Nasional

Saidang, (2007). Sosiologi untuk SMA Kelas X. Solo : CV Hamka MJ

Saidang. (2010). Sosiologi untuk SMA Kelas XI. Solo : CV Hamka MJ

Soekanto, Soerjono (2013). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada


Diposkan oleh Sansan Pradita di 02.48

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest

Label: Makalah, Sosiologi

Posting Lebih BaruPosting LamaBeranda

Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai