Anda di halaman 1dari 13

KONSEP

NORMALITAS DAN
ABNORMALITAS
Defenisi
 Normal (Sehat) : sesuai atau tidak
menyimpang dengan kategori umum
yang berlaku secara norma, budaya dan
perundang-undangan.
 Abnormal (Tidak Sehat) : Tidak sesuai
dengan ketgori umum
 Patologi (Sakit) : Pandangan secara
medis untuk melihat keadaan sakit,
menympang, atau mengalami kerusakan
Menurut WHO
 Suatu keadaan berupa kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial secara penuh
dan bukan semata-mata berupa tidak
adanya penyakit atau keadaan lemah
tertentu.
Kesehatan Mental :
 Mampu menyesuaikan diri, mampu
menyelesaikan masalah secara efektif,
dapat menghargai hubungan antar
manusia, bekerja secara produktif untuk
mengisi hidupnya.
Kriteria Normal dan Abnormal
1. Patological View
2. Statistical View
3. Cultural View
4. Ecological Balance View
5. Kaidah Ajarah agama
Kuantitatif Kualitatif

• Didasarkan pada
norma numerik
• Standar Budaya;
berdasarkan olahan
masyarakat sebagai
statistik
ukuran kesehatan
• Normalitas dilihat
dengan cultural
secara rerata
relativity
• Dibawah atau diatas
• Kemampuan
rerata disebut
menyesuaikan diri,
abnormal
kesulitan/gagal dalam
• Dibawah (sub) normal
penyesuaian diri
dan diatas (above
( penyesuaian dalam
average/superior)
atay luar) pada
normal
lingkungan
Kontinuitas-Diskontinuitas Tingkah laku
Normal-Abnormal
 Kontinuitas  secara kuantitatif
 Diskontinuitas  secara kualitatif
Kriteria Jiwa Normal
Ditinjau dari beberapa aspek yaitu:
 Aspek sikap terhadap diri sendiri 
adanya penerimaan diri, memiliki jati diri
yang positif, memiliki penilaian realistik
terhadap berbagai kelebihan dan
kekurangan
 Aspek Realitas  Memiliki pandangan
yang realistik terhadap diri sendiri, orang
lain dan lingkungan sekitarnya
 Aspek Integrasi  Ciri perilakunya
memiliki kepribadian yang utuh, bebas
dari konflik-konflik batin yang
melumpuhkan, memiliki toleransi yang
baik terhadap stres
 Aspek Kompetensi  memiliki
kompetensi fisik, intelektual, emosional
dan sosial yang memadai untuk
mengatasi berbagai permasalahan
kehidupan
 Aspek Otonomi  memeiliki kemandirian,
tanggung jawab, dan penentuan diri yang
memadai disertai kemampuan yang
cukup untuk membebaskan diri dari
berbagai pengaruh sosial.
 Aspek pertumbuhan aktualisasi diri 
Menunjukkan kecenderungan ke arah
perkembangan yang semakin matang,
semakin berkembang kemampuan-
kemampuannya dalam mencapai
pemenuhan diri sebagai pribadi.
Faktor-faktor Penyebab Abnormalitas
 Primary cause : kondisi yang tanpa
kehadirannya suatu gangguan tidak akan
muncul
 Predisposing cause : kondisi yang
mendahului dan merintis terjadinya
gangguan di masa mendatang
 Prescipitating cause : seolah penyebab
utama, tetapi sebenarnya hanya pintu masuk
 Reinforcing cause : peristiwa yang
menguatkan penyebab lain
Klasifikasi Gangguan Jiwa

DSM (Diagnostic and Statistical manual of Mental


Disorder) I-V
ICD (International Classification of Diseases) 10

Di Indonesia Depkes Mengadopsi DSM


dan ICD  PPDGJ ( Pedoman
Penggolongan Diagnostik Gangguan
Jiwa)
Diagnosis Multiaksial
Aksis I Gangguan Klinis (F0-F59)
Gangguan Mental yang menyebabkan rendahnya
fungsi dan tertekannya individu serta kondisi lain
yang menjadi fokus perhatian diagnosis
Aksis II Gangguan Kepribadian (F60-F90)
Pola perilaku maladaptif yang kaku dan biasanya
merusak hubungan antar pribadi dan adaptasi sosial
Aksis III Kondisi Medik Umum (Bab I-XXI)
Kondisi klinis yang diduga menjadi penyebab atau bukan
penyebab gangguan yang dialami individu
Aksis IV Masalah Psikososial dan Lingkungan
Masalah dengan keluarga, lingkungan sosial, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, ekonomi, akses pelayanan
kesehatan, hukum, psikosial
Aksis V Global Assesment of Functioning/GAF Scale (100-1)
Assesment fungsi secara global mencangkup Assesment
menyeluruh tentang fungsi psikologis sosial dan
pekerjaan klien

Anda mungkin juga menyukai