Anda di halaman 1dari 81

KONSEP SEHAT SAKIT

Program Studi Ilmu Keperawatan-Fakultas Ilmu Kesehatan


Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta
A. PENGERTIAN SEHAT
UU Kesehatan =
---UU no. 23 tahun 1992: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan
sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomi (UU
kesehatan ini sudah diganti dengan UU No.36 tahun 2009 )

---UU No.36 tahun 2009 : Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental,
spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
PENGERTIAN SEHAT

WHO: Health is a state of complete physical, mental


and social well being and not merely the absence of
deceases and infirmity suatu keadaan sejahtera
sempurna fisik, mental dan sosial; tidak terbatas pada
bebas penyakit dan kelemahan saja.

• Suatu kondisi seimbang antara status kesehatan


biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang
memungkinkan orang tersebut hidup secara mandiri dan
produktif (Zaidiali 1999)
Sehat adalah keadaan relatif seimbang antara tubuh dan
fungsinya sebagai hasil dari penyesuaian yang dinamis
terhadap hal-hal yang dapat menganggunya.
Sehat bukan hanya merupakan keterkaitan pasif antara
tubuh dengan hal-hal yang mempengaruhinya, namun
merupakan respon aktif tubuh untuk menghadapinya.

• Health is a state of relative equilibrium of body form and


function which results from its successful dynamic
adjustment to forces tending to disturb it. It is not a passive
interplay between body substances and forces impinging
upon it, but an active response of body forces working
toward readjustment (W.H. Perkins, 1938)
PENGERTIAN SEHAT
• Keseimbangan yang dinamis antara daya tahan
tubuh dengan gangguan penyakit (Perkins)
• Keadaan pada diri seseorang secara menyeluruh
dan punya kemampuan fisiologis dan psikologis
(Hanlon)
• Apabila seseorang sewaktu diperiksa secara
medis tidak menampakkan keluhan-keluhan,
tanda atau gejala dari suatau penyakit (White)
BEBAS PENYAKIT BEBAS KEADAAN
KECACATAN YANG BAIK
FISIK Tidak ada penyakit fisik Tidak ada gejala Tubuh fit
Tidak berisiko penyakit penyakit Gaya hidup sehat
Hidup sampai usia lanjut Tidak ada cacat
fisik

MENTAL Tidak mengalami Tidak mengalami Percaya diri


gangguan/ penyakit tekanan mental Kemampuan
kejiwaan Tidak mengalami mental/kecerdasan
cacat mental Memiliki daya
tahan mental

SOSIAL Rumah tangga yang Tidak mengalami Peran di


harmonis friksi dalam keluarga masyarakat
Pergaulan sosial yang baik Tidak ada Dukungan sosial
masalah dalam Rasa memiliki
pergaulan sosial

SPRITUAL Melaksanakan perintah dan Tidak mengikuti Menjalan kehidupan


menjauhi larangan agama sekte/aliran sesat beragama dengan
penuh toleransi
6
B. PENGERTIAN SAKIT
© PENYAKIT (disease)
Gangguan fungsi atau adaptasi dari • Sakit Penilaian
proses-proses biologis atau individu terhadap
psikofisiologis seseorang  (Obyektif pengalaman
berdasarkan ilmu kedokteran)
menderita suatu
© SAKIT (illness) Reaksi personal, penyakit (rasa tidak
interpersonal, serta kultural terhadap
penyakit atau perasaan kurang enak badan –
nyaman (hal yang dialami (Bersifat subjektif)
dan juga arti/maknanya)  Subyektif
berdasarkan yang dirasakan • Sakit merupakan
penyimpangan dari
keadaan yang
optimal
Sakit : Gangguan fungsi atau adaptasi dari proses biologi dan psikologi dari seseorang
(Klienman)

• Sakit : Suatu keadaan • Sakit : suatu keadaan


yang tidak menyenangkan yang menganggu
yang menimpa seseorang keseimbangan status
sehingga menimbulkan kesehatan biologis,
gangguan dalam aktivitas
psikologis sosial dan
sehari baik fisik, mental,
spiritual yang
maupun sosial ( Perkins)
mengakibatkan
gangguan fungsi tubuh.
• ( Zaidiali 1999).
Ruang Lingkup Sehat
dan masalah kesehatan(“6D)
1. Death ----------------kematian
2. Disease -------------Penyakit
3. Disability ------------kecacatan
4. Discomfort ----------kekurang nyamanan
5. Dissatisfaction ------kekurang puasan
6. Destitution ---------kelemahan/kemiskinan

9
PARADIGMA SEHAT

• Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola


pikir pembangunan kesehatan yang bersifat
holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat
masalah kesehatan sebagai masalah yang
dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis
dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang
berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan
dan per lindungan terhadap penduduk agar tetap
sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk
yang sakit.
PERUBAHAN SIKAP/MINDSET PADA
PARADIGMA SEHAT
• Kebutuhan/need pasifkeperluan/demand aktif
• Kesehatan sebagai konsumtifinvestasi
• Penanggulangan jangka pendekpengembangan SDM
jangka panjang
• Medical carehealth care
• Fragmentedintegrated
• Sehat jasmanisehat jasmani, rohani, sosial
• Fokus pada penyakitsegmen pasar
• Sasaran masyarakat umum/publicjuga melibatkan
swasta/private
PERUBAHAN SIKAP/MINDSET PADA
PARADIGMA SEHAT
• Urusan pemerintahurusan swasta
• Subsidi pemerintahjuga pengguna jasa
• Biaya setelah pelayananbiaya dimuka
• Fungsi sosialfungsi ekonomi
• Sentralisasidesentralisasi
• Top downbottom up
• Birokrasientrepreneur
• Partisipasipartnership
• Role drivenmission driven
Isu strategis masalah kesmas:
• Kerjasama lintas sektor
• SDM dan pemberdayaan masyarakat
• Mutu dan keterjangkauan pelayanan kesehatan
• Prioritas dan pembiayaan
• Beban penyakit
• Sistem dan hukum kesehatan
Heriditas
(Congenital)

Pelayanan
Lingkungan Fisik, kimia, HEALTH Kesehatan
Biologis , Sosial Budaya
STATUS PENINGKATAN
PENCEGAHAN
PENGOBATAN
Gaya Hidup  Life Style PEMULIHAN
Behavior = kelakuan
tingkah laku Perilaku  Behavior

Attitude = sikap Kebiasaan  Habbits


pendirian Sikap  attitude
The Environment of Health, Hendrik L . Blum, 1978
15
TRIAS EPIDEMIOLOGI Adalah…….

• Merupakan konsep dasar epidemiologi yang memberikan


gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama
(pejamu, agen dan lingkungan) yang berperan dalam
terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya.

• Keterhubungan antara pejamu, agen dan lingkungan ini


merupakan ini merupakan suatu kesatuan yang dinamis
yang berbeda dalam keseimbangan (equilibrium) pada
seorang individu yang sehat. Jika terjadi gangguan
terhadap keseimbangan hubungan sigitiga, inilah yang
akan menimbulkan status sakit.
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI (TRIAS EPIDEMIOLOGI)

Agent Host

Environment
A
A H

2 H
1
E E
Increase in the ability of an agent to infect and cause disease men The porpotion of susception of susceptibles in the human host
population is increase

A H

E
At Equilibrium A
4
3 H
H
A E
E
Environment change after host suscebility
Environment change facilitisagent spread

18
Gangguan keseimbangan
1. Peningkatan kesangguppan Agent penyakit, misalnya
virulensi kuman bertambah, atau resistensi
meningkat.
2. Peningkatan kepekaan Host terhadap penyakit,
misalnya karena gizi menurun
3. Pergeseran lingkungan yang memungkinkan
penyebaran penyakit, misalnya lingkungan kotor.
4. Perubahan lingkungan yang mengubah meningkatkan
kerentanan Host, misalnya kepadatan penduduk di
daerah kumuh.
19
Hub. HOST-AGEN-ENVIRONMENT
Agent Host
Model 1.

Pada model ini, seseorang


berada pada kondisi sehat, Environment
dimana host, agen dan
environment berada pada
kondisi seimbang
Model 2. Host

Agent

Agent memberatkan keseimbangan.


Batang pengungkit miring kearah Agent.
Pada model ini, sesorang
berada pada kondisi tidak sehat, Environment
Pemberatan agent terhadap keseimbangan.
Dimana agent mendapat kemudahan
Menimbulkan penyakit pada host.
Daya tahan pejamu (fc. Host)
berkurang
Agent
Model 3.
Host

Host memberatkan keseimbangan.


Pengungkit miring ke host. Host menjadi
Peka terhadap penyakit
Pada model ini, sesorang
berada pada kondisi Environment
tidak sehat, dimana
Kemampuan bibit penyakit
(Agen) Meningkat
Model 4. Agent

Host
Pada model ini, sesorang
berada pada kondisi
tidak sehat, dimana
Kondisi lingkungan mengalami
Pergeseran/perubahan
Dari kondisi normal. Pergeseran
Titik tumpu/kualitas lingkungan Environment
Berubah, sehingga H
memberatkan keseimbangan
atau H menjadi sangat peka
Terhadap A
Host

Agent
Pada model ini, sesorang
berada pada kondisi
tidak sehat, dimana
Kondisi lingkungan mengalami
Pergeseran/perubahan
Dari kondisi normal. Pergeseran
Titik tumpu/kualitas lingkungan Environment
Berubah, sehingga A
memberatkan keseimbangan
atau pergeseran kualitas
lingkungan memudahkan A
memasuki tubuh H dan
menimbulkan penyakit
1. Fc. PEJAMU (HOST)
• Pejamu a/ manusia atau makhluk hidup lainnya, termasuk burung
dan artropoda, yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah
perkembangan penyakit.
----umur, jenis kelamin, ras, genetik, anatomi tubuh, status gizi.

2. Fc. Agen (penyebab)


 a/ suatu unsur, organisme hidup, atau kuman infektif yang dapat
menyebabkan terjadinya suatu penyakit.
-----unsur biologis, nutrisi, kimia, dan fisika.
-----faktor gaya hidup

3. Fc. Lingkungan
 a/ semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa lingkungan fisik,
biologis, dan sosial.
Karakteristik segitiga epidemiologi
1. Pejamu (host)
© Resistensi: Kemampuan dari pejamu untuk bertahan terhadap
suatu infeksi
© Imunitas: kesanggupan host untuk mengembangkan suatu
respon imunologis sehingga tubuh kebal terhadap penyakit
tertentu
© Infektifnes: potensi pejamu yang terinfeksi untuk menularkan
penyakit kepada orang lain

2. Lingkungan
© Topografi: situasi lokasi tertentu , baik natural atau buatan manusia
yang mungkin mempengaruhi terjadinya dan penyebaran suatu
penyakit tertentu.
© Geografi:
Topografi : situasi lokasi tertentu , baik natural atau
buatan manusia yang mungkin mempengaruhi
terjadinya dan penyebaran suatu penyakit tertentu.

• Geografi:keadaan yang berhubungan


dengan struktur geologi dan bumi yang
berhubungan dengan kejadian penyakit.
3. Agen
 Infektivitas: kesanggupan dari organisme untuk beradaptasi sendiri
terhadap lingkungan dari pejamu untuk mampu tinggal dan
berkembang biak dalam jaringan pejamu

 Patogenesitas: kesanggupan organisme untuk menimbulkan suatu


reaksi klinik khusus yang patologis setelah terjadinya infeksi pada
pejamu yang diserang

 Virulensi:kesanggupan organisme tertentu untuk menghasilkan reaksi


patologis yang berat yang selanjutnya mungkin menyebabkan kematian

 Toksisitas: kesanggupan organisme untuk memproduksi reaksi kimia


yang toksis dari substansi kimia yang dibuatnya
 Invasitas: kemampuan organisme untuk melakukan penetrasi dan
menyebar setelah memasuki jaringan

 Antigenisitas: kesanggupan organisme untuk merangsang reaksi


imunologis dari pejamu.
DEFINISI PENYAKIT:
 (Good medical dictionary)----Penyakit adalah kegagalan dari
mekanisme adaptasi suatu organisme untuk bereaksi secara tepat
terhadap rangsangan atau tekanan sehingga timbul gangguan
pada fungsi atau struktur dari bagian, organ atau sistem.
 (Van Dale’s Groot Woordenboekder Nederlandse Tall)------
Penyakit adalah suatu keadaan pada mana proses kehidupan
tidak lagi teratur atau terganggu perjalanannya.
 (Arrest Hof te amsterdam)----Penyakit bukan hanya berupa
kelainan yang dapat dilihat dari luar saja, akan tetapi juga suatu
keadaan terganggu dari keteraturan fungsi-fungsi dalam dari
tubuh.
 Penyakit merupakan suatu proses gangguan fisologis (faal) tubuh,
dan/ atau gangguan psikologis (mental) maupun gangguan
tingkah laku (behaviour).
TEORI PENYEBAB PENYAKIT
1. Teori Contagion
2. Teori Hippocrates
3. Teori imunitas dan Hormonal
4. Teori Miasma
5. Teori Jasad Renik
6. Teori Ekologi Lingkungan
Perkembangan teori terjadinya penyakit

© Terjadinya penyakit didasarkan pada adanya gangguan


makhluk halus atau akibat kemurkaan maha pencipta.
© Penyakit disebabkan o/ pengaruh lingkungan (hippocrates)
© Terjadinya penyakit berdasarkan sisa-sisa makhluk hidup
yang mengalami pembusukan sehingga mengotorkan
udara dan lingkungan
© Terjadi perubahan konsep kejadian penyakit mulai
ditemukannya mikroskop yaitu adanya peranan jasad renik
© Teori imunitas dan hormonal
© Konsep penyebab multi faktor (u/ penyakit tidak menular)
• Seseorang dapat menjadi sakit apabila
mengalami keterpaparan (exposured)
terhadap agen (faktor penyebab) penyakit
tertentu, baik secara langsung maupun tidak
langsung.
• Orang tersebut berada pada tingkat
kerentanan tertentu.
• Keterpaparan dipengaruhi pula oleh unsur
lingkungan dan unsur pejamu.
1. Keterpaparan & Kerentanan

Peralihan suatu keadaan sehat ----sakit melalui proses yang


didahului dgn keterpaparan (exposure).yang selanjutnya
disertai kondisi rentan pejamu (kerentanan).

Keterpaparan
Keterpaparan adalah suatu keadaan dimana pejamu berada
pada pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab atau
dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong proses
terjadinya penyakit.
Faktor yang berhubungan erat dengan berbagai unsur
penyebab antara lain :
→Lingkungan dimana unsur penyebab berada
→Sifat dan unsur penyebab
→Unsur pejamu sebagai sifat individu yang bervariasi dalam
hubungannya dengan unsur penyebab serta hubungannya
dengan sifat dan bentuk keterpaparan seperti sifat patologik
karakteristik dari pejamu terhadap penyebab serta sifat
intimasi (erat tidaknya) kontak antara pejamu dengan
penyebab.

Faktor-faktor yang berhubungan dengan derajat keterpaparan al:

© Sifat keterpaparan
© Sifat lingkungan dimana proses keterpaparan terjadi
© Tempat dan keadaan konsentrasi dari unsur penyebab
Kerentanan
a/ keadaan dimana pejamu mempunyai kondisi yang
mudah dipengaruhi/berinteraksi dengan unsur
penyebab sehingga memungkinkan timbulnya
penyakit.
a/ peranan kerentanan sangat berpengaruh dalam hasil
akhir suatu proses kejadian penyakit
(penderita/meninggal/tidak terjadi perubahan).
Hub. Keterpaparan dan Kerentanan

Tabel hubungan antara derajat keterpaparan dengan kondisi


kerentanan dalam proses terjadinya penyakit.

Keadaan Keadaan Kerentanan


Keterpaparan Rentan Kebal

Terpapar (+) Sakit Tidak Sakit


Tidak Terapapar Tidak Sakit Tidak Sakit
(-)
Peranan Faktor keterpaparan dan Kerentanan sangat penting karena :

• Keduanya sangat erat hubungannya dengan faktor


risiko terjadinya penyakit. Mereka yg memiliki
keterpaparan dan kerentanan yang tinggi ->
berisiko tinggi (high risk) untuk sakit.
• Sangat penting untuk menghitung angka insidensi
dan angka prevalensi.
• Untuk menilai hasil akhir penyakit dalam
masyarakat (cth : angka kematian, tingkat
kesembuhan, dll).
• Dalam penelitian epidemiologi, faktor kerentanan
selalu diperhitungkan.
Riwayat alamiah penyakit (Natural History of Disease)

a/ perkembangan suatu penyakit tanpa


adanya campur tangan medis atau bentuk
intervensi lainnya sehingga suatu penyakit
berlangsung secara natural.
A. Proses Perkembangan Penyakit

Tahapan riwayat alamiah penyakit


• Tahap prepatogenesis
• Tahap patogenesis
• Tahap pasca patogenesis
a. Tahap prepatogenesis:
Pada tahap ini, telah terjadi interaksi antara
pejamu dengan bibit penyakit. Tetapi interaksi ini
masih berada di luar tubuh, dalam arti bibit
penyakit belum masuk ke dalam tubuh pejamu.
Pada keadaan ini penyakit belum ditemukan
karena pada umumnya daya tahan tubuh pejamu
masih kuat. Dengan perkataan lain seseorang
yang berada dalam keadaan seperti ini disebut
sehat.
b. Tahap Patogenesis:

§ Tahap inkubasi: merupakan tenggang waktu antara


masuknya bibit penyakit ke dalam tubuh yang peka
terhadap penyebab penyakit, sampai timbulnya gejala
penyakit.
§ Tahap penyakit dini: tahap ini dimulai dengan
munculnya gejala penyakit yang kelihatannya ringan.
Tahap ini sudah mulai menjadi masalah kesehatan
karena sudah ada gangguan patologis, walaupun
penyakit masih dalam masa subklinik (stage of
subclinical disease). Seandainya memungkinkan, pada
tahap ini sudah diharapkan diagnosis dapat ditegakkan
secara dini.
……lanjutan
§ Tahap penyakit lanjutan: merupakan tahap
dimana penyakit bertambah jelas dan mungkin
tambah berat dengan segala kelainan patologis
dan gejalanya (stage of clinical disease). Pada
tahap ini penyakit sudah menunjukkan gejala dan
kelainan klinik ynag jelas, sehingga diagnosis
sudah relatif mudah ditegakkan. Dan diperlukan
penanggulangan yang tepat untuk menghindari
akibat lanjut yang kurang baik.
c. Tahap pacsa patogenesis
Tahap akhir: a/ berakhirnya perjalanan
suatu penyakit yang dapat berupa lima
keadaan:
¨ Sembuh sempurna: penyakit berakhir
karena pejamu sembuh secara sempurna,
artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali
kepada keadaan sebelum menderita sakit.
…….lanjutan

¨ Sembuh dengan cacat: penyakit berakhir


dengan keadaan sembuh namun tidak
sempurna. Karena ditemukan adanya kelainan
(cacat) pada pejamu.
¨ Karier: perjalanan penyakit seolah-olah terhenti,
karena gejala penyakit memang tidak tampak
lagi. Namun bibit penyakit masih tetap ada
dalam tubuh pejamu tanpa memperlihatkan
gangguan penyakit.
……….lanjutan

¨ Kronis: penyakit tetap berlangsung secara


kronik, artinya perjalanan penyakit tampak
berhenti karena gejala penyakit tidak berubah,
dalam arti tidak bertambah berat ataupun tidak
bertambah ringan, namun pada dasarnya
pejamu tetap berada pada keadaan sakit.
¨ Meninggal dunia: perjalanan penyakit berakhir
dengan kematian.
Tahap Perjalanan Penyakit

Bibit penyakit Bibit penyakit telah memsuki tubuh Meninggal


belum memsuki tubuh

kronis
Penyebab Gejala penyakit tidak tampak

Horison klinis

Lingkungan Gejala penyakit tidak tampak karier

Sembuh Cacat

Pejamu
Sembuh sempurna

Inkubasi P. Dini P. lanjut

prepatogenesis patogenesis Pasca patogenesis


B. Pola Perkembangan Penyakit
 Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai sampai pada
jatuh sakitnya seseorang, tetapi cenderung untuk
menyebar.
 Dalam proses perjalanan penyakit, perpindahan agen dari
pejamu ke reservoir atau sebaliknya, harus melalui pintu
masuk tertentu (portal of entry) calon penderita baru dan
kemudian untuk berpindah ke penderita baru lainnya,
kuman akan melalui pintu keluar (portal of exit).
Portal of entry/portal of exit, al/:
 Melalui konjungtiva, yang biasanya hanya
dijumpai pada beberapa penyakit mata tertentu.
 Melalui saluran nafas (hidung & tenggorokan):
melalui droplet sewaktu reservoir/ penderita
bicara, bersin, atau batuk atau melalui udara
pernapasan.
 Melalui Pencernaan: baik bersama ludah,
muntah maupun bersama tinja.
…………..lanjutan

Melalui saluran urogenitalia: biasanya


bersama-sama dengan urine atau zat lain
yang keluar melalui saluran tersebut.
Melalui luka pada kulit ataupun mukosa.
Secara mekanik: seperti suntikan atau
gigitan pada beberapa penyakit tertentu.
Mode of Transmission
 Setelah unsur penyebab telah meninggalkan reservoir
maka untuk mendapatkan potensial yang baru, harus
berjalan melalui suatu lingkaran perjalanan khusus
atau suatu jalur khusus yang disebut jalur penularan.
Secara garis besarnya, jalur penularan dapat dibagi
menjadi dua, yi/:
 Penularan langsung: yakni penularan yang terjadi
secara langsung dari penderita atau reservoir, ke
pejamu potensial yang baru, sedangkan,
 Penularan tidak langsung: adalah penularan yang
terjadi melalui media tertentu; seperti media udara (air
borne), melalui benda tertentu (vechicle borne), dan
melalui vector (vector borne), air (water borne)
C. Manfaat Riwayat Alamiah Penyakit (RAP)

Dari RAP diperoleh beberapa informasi penting:


• Masa inkubasi atau masa latent.
• Kelengkapan keluhan (symptom) sebagai bahan informasi
dalam menegakkan diagnosis
• Lama dan beratnya keluhan yang dialami oleh penderita
kejadian penyakit menurut musim (season) kapan penyakit
itu, & frekuen kejadiannya
• Kecenderungan lokasi geografis serangan penyakit
sehingga dapat dengan mudah dideteksi lokasi kejadian
penyakit.
• Sifat-sifat biologis kuman patogen sehingga menjadi bahan
informasi untuk pencegahan penyakit.
Manfaat RAP, a/:
 Untuk diagnostik: masa inkubasi dapat dipakai sebagai
pedoman penentuan jenis penyakit,
 Untuk pencegahan: dengan mengetahui kuman patogen
penyebab dan rantai perjalanan penyakit dapat dengan
mudah ditemukan titik potong yang penting dalam upaya
pencegahan penyakit.
 Untuk terapi: intervensi atau terapi hendaknya diarahkan
pada fase paling awal. Lebih awal terapi akan lebih baik
hasil yang diharapkan. Keterlambatan diagnosis akan
berkaitan dengan keterlambatan terapi.
KONSEP DASAR TIMBULNYA PENYAKIT

1. Segitiga Epidemiologi (Epidemiologic


Triangle)
2. Roda (Wheel)
3. Jaring-jaring sebab akibat (The Web of
causation)
Penyebab Timbulnya Penyakit(Epidemiologic Triangle)

Pengertian penyebab penyakit dalam epidemiologi berkembang dari rantai


sebab-akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi
antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya (biologis, fisiologis,
sosiologis, antropologi,) dengan penyebab (agen) serta dengan lingkungan.

Host

Environment Agen

Secara epidemiologis, kejadian su/ penyakit umumnya


berkaitan dengan sejumlah penyebab, sebaliknya satu
penyebab bisa mengakibatkan beberapa penyakit.
RODA (the Wheel)
Lingk sosial

host
Inti genetik
Lingk lingk fisik biologis
Web of causation
Pengetahuan
Pendidikan gizi rendah
Rendah

Konsumsi makanan
tidak memadai
Produksi bahan
PENYAKIT
makanan rendah
KURANG
KEMISKINAN
GIZI
Daya beli rendah

© Sulit
menentukan Daya tahan
penyebab Fasilitas Tubuh dan
utama. Namun kesehatan Kesehatan kurang
Penyerapan
dapat dilakukan kurang Zat gizi
pencegahan dari
berbagai arah, terganggu
57
Studi kasus
ANDI
Andi adalah seorang pelaku bisnis yang sukses.
Hari-harinya penuh dengan kesibukan bisnis.
Pada akhir pekan biasanya ia berolahraga golf. Ia
merokok cukup banyak. Pada pemeriksaan
kesehatan menunjukkan tekanan darahnya agak
tinggi dan kadar kolesterolnya juga tinggi. Namun
Andi merasa dirinya sehat-sehat saja.

59
BETTY
Betty tinggal di rumah kontrakan bersama
2 orang anaknya. Ia telah bercerai dan
tidak mendapatkan tunjangan dari mantan
suaminya. Ia bekerja sebagai pelayan
toko dan penghasilannya pas-pasan,
bahkan seringkali kekurangan. Ia selalu
merasa cemas dan seringkali mengeluh
kelelahan serta merasa gelisah. Dokter
yang pernah memeriksanya tidak
menemukan penyakit apapun pada
dirinya.
60
CHARLES
• Charles adalah seorang pria muda yang
badannya fit dan berolahraga secara
teratur. Ia merasa kehidupannya baik,
perkawinannya harmonis, aktif dalam
kegiatan di lingkungan RT dan RW, serta
puas dalam pekerjaannya di kantor dengan
penghasilan yang cukup. Namun sejak kecil
pengelihatannya terganggu dan kini kalau
membaca selain menggunakan kaca mata
harus dibantu dengan kaca pembesar.

61
DINDA
Dinda adalah anak perempuan usia 11
tahun. Ia menderita sindroma Down
hingga mengalami keterbelakangan
mental. Namun ia berbahagia karena
orang tuanya sangat sayang padanya dan
cukup mampu untuk memenuhi
kebutuhannya. Ia sekolah di sekolah
khusus namun untuk masa depannya
diperkirakan ia kurang dapat hidup
mandiri.
62
EMMA
Emma seorang perempuan usia 30 tahun
yang bekerja sebagai konsultan hukum.
Beberapa tahun lalu ketika berolahraga
berkuda ia terjatuh dan tulang punggungnya
patah. Ia kini lumpuh dan menggunakan kursi
roda. Dari kantor ia mendapat fasilitas mobil
dengan sopirnya. Rumah maupun tempat
kerjanya sudah disesuaikan dengan keadaan
dirinya. Ia merasa tidak terganggu dengan
keadaannya dan cukup sukses dalam
profesinya maupun dalam pergaulan dengan
lingkungannya.
63
FIRDAUS
Firdaus seorang pemuda usia 19 tahun
tinggal bersama orang tuanya di sebuah
perumahan mewah. Ia putus sekolah
ketika kelas II SMU. Sehari-hari waktunya
dihabiskan bersama teman-temannya dan
kadangkala ia terlibat dalam perkelahian
dengan kelompok remaja lainnya. Ketika
masih sekolah ia sudah mulai menghisap
ganja dan kini ia kadang-kadang masih
melakukan. Perawakannya gagah dan
ganteng, tubuhnya kuat dan secara fisik
amat fit hingga banyak gadis
menyukainya.
64
GANDA
Ganda pria usia 25 tahun yang
masih bujangan dan kehidupannya
cukup sukses. Kini ia bekerja di
perusahaan besar dengan gaji yang
cukup besar, dan mempunyai
banyak teman. Namun ia tidak
mengetahui kalau dirinya
mengindap HIV akibat seks bebas
yang pernah dilakukan ketika
bersekolah di luar negeri.
65
HALIMAH
Halimah seorang wanita tua usia 70 tahun
yang masih ceria. Kini kegiatannya terbatas
karena rematik yang menyebabkan kalau
berjalan merasa sakit sekali dan kaku. Ia hidup
sendiri dan masih mampu mengurus dirinya
dan rumahnya. Hari-harinya diisi dengan
menonton TV. Setiap kali ada arisan,
tetangganya menjemputnya dan setiap minggu
anak serta menantunya datang mengunjungi
dan kadang-kadang mengajak jalan-jalan. Ia
merasa hidupnya amat beruntung karena
masih cukup baik pada usia lanjutnya.
66
FISIK MENTAL SOSIAL CATATAN

ANDI

BETTY

CHARLES

DINDA

EMMA

FIRDAUS

GANDA

HALIMAH
67
TINGKATAN
DAN
BENTUK UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT

68
KONSEP PENCEGAHAN

Leavel and Clark dalam bukunya “ Preventive Medicine for
the Doctor in his Community “, menyatakan ada 3 fase dalam
proses pencegahan penyakit :

Fase sebelum sakit = prae patogenesis phase yaitu :
PRIMARY PREVENTION

Fase selama proses sakit – patogenesis phase yaitu :
SECONDARY PREVENTION dan TERTIARY PREVENTION

Masing-masing tingkat pencegahan dapat dilakukan
kegiatan pokok serta kegiatan kegiatanya.

PRAE PATOGENISIS FASE PATHOGENESIS FASE

PRIMARY PREVENTION SECONDARY PREVENTION TERTIARY PREVENTION

HEALTH PROMOTION GENERAL AND EARLY DIAGNOSIS DISABILITY REHABILITATION

SPECIFIC PROTECTION PROMPT TREATMENT LIMITATION

12/03/2021 Blok_1_2009_AZD 69
KONSEP PENCEGAHAN

PRAE PATOGENISIS FASE PATHOGENESIS FASE


PRIMARY PREVENTION SECONDARY PREVENTION TERTIARY PREVENTION

HEALTH PROMOTION GENERAL AND EARLY DIAGNOSIS DISABILITY REHABILITATION

SPECIFIC PROTECTION PROMPT TREATMENT LIMITATION

PRAE PATOGENESIS PATOGENESIS


PRIMORDIAL TERTIARY
PRIMARY PREVENTION SECONDARY PREVENTION
PREVENTION PREVENTION
EARLY
UNDERLYING HEALTH SPECIFIC DIAGNOSIS DISABILITY
REHABILITATION
CONDITION PROMOTION PROTECTION AND PROMPT LIMITATION
TREATMENT

Sumber : Beoglehole , WHO 1993

70
TINGKAT PENCEGAHAN
• Manfaat riwayat alamiah penyakit yaitu dapat
dipakai dalam merumuskan dan melakukan
upaya pencegahan.
• Upaya pencegahan dapat dilakukan sesuai
dengan perkembangan patologis penyakit atau
dengan kata lain sesuai dengan riwayat alamiah
penyakit tersebut.
• Ada 4 tingkat utama pencegahan :
1. Pencegahan tingkat awal ( Primordial Prevention )
2. Pencegahan tingkat pertama ( Primary Prevention )
3. Pencegahan tingkat kedua ( Secondary Prevention )
4. Pencegahan tingkat ketiga ( Tertiary Prevention )
• 1 dan 2 pada fase prepatogenesis, 3 dan 4 pada
fase patogenesis
71
BENTUK BENTUK UPAYA PENCEGAHAN
Pencegahan tingkat Awal :
i. Pemantapan status kesehatan ( Underlying Condition )
Pencegahan Tingkat Pertama :
ii. Promosi Kesehatan ( Health Promotion )
iii. Pencegahan khusus ( Spesific Protection )
Pencegahan Tingkat Kedua :
iv. Diagnosis Awal dan Pengobatan tepat ( Early
Diagnosis and Prompt Treatment )
v. Pembatasan Kecacatan ( Disability Limitation )
Pencegahan Tingkat Ketiga :
vi. Rehabilitasi ( Rehabilitation )

72
PENCEGAHAN TINGKAT AWAL
• Tujuannya adalah untuk menghindari
terbentuknya pola hidup sosial ekonomi dan
kultural yang mendorong peningkatan resiko
penyakit.
• Diarahkan untuk mempertahankan kondisi dasar
atau status kesehatan masyarakat yang bersifat
positif yang dapat mengurangi kemungkinan
suatu penyakit atau faktor resiko  gaya hidup
• Merupakan upaya mempertahankan kondisi yang
positif yang dapat melindungi masyarakat dari
gangguan kondisi kesehatannya yang sudah baik.

73
PENCEGAHAN TINGKAT PERTAMA

• Dilakukan dengan 2 cara :


1. Menjauhkan agen untuk dapat kontak atau
memapar pejamu.
2. Menurunkan kepekaan pejamu ( host
susceptibilty )
• Intervensi dilakukan sebelum perubahan
patologis terjadi ( fase prepatogenesis )

74
PENCEGAHAN TINGKAT KEDUA

• Dilakukan dalam fase patogenesis dengan cara


mengetahui perubahan klinik atau fisiologis
yang terjadi dalam awal penyakit ( early
symptom ) atau masih dalam presymptomatic.
• Tujuannya untuk mendeteksi penyakit sedini
mungkin untuk mendapatkan pengobatan yang
tepat sehingga diharapkan menghambat
progresivitas penyakit, mencegah komplkasi
dan membatasi kemungkinan kecacatan

75
PRIMARY PREVENTION
• Penyuluhan kesehatan yang
intensif
• Perbaikan gizi dan penyusunan
pola menu yang adekuat.
• Pembinaan dan pengawasan
tumbuh kembang balita, anak-
anak dan remaja.
• Perbaiakan perumahan sehat.
• Pengembangan kesehatan
mental maupun sosial.
• Nasehat perkawinan dan
pendidikan seks yang
bertanggung jawab
• Pengendalian terhadap faktor
lingkungan .
76
PRIMARY PREVENTION

• Memberikan pengebalan pada


golongan rentan .
• Peningkatan higiene perorangan
dan perlindungan terhadap
lingkungan yang tidak
menguntungkan
• Perlindungan terhadap
kemungkinan kecelakaan
( pengembangan aspek security )
• Perlindungan kerja ( dalam rangka
Occupational Health )
• Perlindungan terhadap bahan-bahan
karsinogenik, racun maupun
allergen
• Pengendalian sumber-sumber
pencemaran
77
SECONDARY PREVENTION

• Mencari kasus sedini mungkin


( early case detection / finding )
• Melakukan general check up
secara rutin ( baik individual
maupun mass screening )
• Survey selektif seperti : school
survey atau contact survey.
• Meningkatkan keteraturan
pengobatan pada penderita
( case holding )
• Pemberian pengobatan yang
tepat pada setiap permulaan
kasus ( adequate treatment )

78
TERTIARY PREVENTION

• Penyempurnaan dan intensifikasi


pengobatan lanjutan agar tidak
terjadi komplikasi.
• Pencegahan terhadap komplikasi
maupun cacat setelah sembuh.
• Perbaikan fasilitas kesehatan
sebagai penunjang untuk
pengobatan dan perawatan yang
lebih intensif.
• Mengusahakan pengurangan beban
beban non medis ( sosial ) pada
penderita untuk memungkinkan
meneruskan pengobatan dan
perawatannya.

79
TERTIARY PREVENTION

• Penyuluhan dan usaha usaha


kelanjutan yang harus tetap
dilakukan seseorang setelah ia
sembuh.
• Peningkatan terapi kerja untuk
memungkinkan pengrmbangan
kehidupan sosial setelah ia sembuh.
• Mengusahakan suatu
perkampungan rehabilitasi sosial.
• Penyadaran masyarakat untuk
menerima mereka dalam fase
rehabilitasi.
• Mengembangkan lembaga-lembaga
rehabilitasi.
80
12/03/2021 Blok_1_2009_AZD 81

Anda mungkin juga menyukai