Anda di halaman 1dari 14

UNSU R -U N S U R

S TR A T IF I KA S I S OS IA L
GI PERT EMUA N KE -3
ANTROPOLO
2
KELAS X BHS1 & BHS
Oleh : Nunik Tri Lestari, S.Pd.
C. UNSUR-UNSUR STRATIFIKASI SOSIAL
Dalam suatu masyarakat, stratifikasi sosial terdiri atas dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan
peranan (role). Untuk penjelasan lebih lanjutnya adalah sebagai berikut.
1. KEDUDUKAN (STATUS)
Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial. Kedudukan sosial
merupakan tempat seseorang dalam lingkungan pergaulannya, prestisenya, dan hak-hak serta kewajiban-
kewajibannya. Dalam lingkungan sosial seseorang dapat memiliki lebih dari satu status misalnya, seseorang
berstatus sebagai pelajar tetapi dia juga berstatus sebagai anak dari kedua orang tuanya.
Menurut sifatnya, status dapat dibedakan menjadi dua, yaitu status yang bersifat objektif dan status yang bersifat subjektif.
a. Status objektif
status yang bersifat objektif merupakan status yang dimiliki seseorang secara hierarkis dalam struktur formal suatu
organisasi.
Contohnya jabatan sebagai seorang presiden. Presiden merupakan posisi status dengan hak dan kewajiban yang sama
sekali terlepas dari individu yang menduduki posisi tersebut. Misalnya X menjadi presiden, karena masa jabatannya sudah
berakhir, X kemudian digantikan oleh Y. Status sebagai presiden tidak akan berubah. Baik X maupun Y baru mempunyai
status sebagai presiden apabila sudah menduduki posisi presiden. Individu di luar X atau Y, semuanya melihat bahwa
mereka adalah sesorang yang memiliki jabatan atau status sebagai presiden.
b. Status subjektif
Status subjektif adalah status yang dimiliki seseorang berdasarkan hasil dari penilaian orang lain
terhadap dirinya.
Contohnya adalah seseorang dapat dianggap memiliki status yang tinggi oleh orang lain, tetapi juga
dianggap memiliki status rendah menurut pandangan orang yang lain lagi. Artinya, tinggi atau
rendahnya status seseorang tergantung pada pihak atau siapa yang melihat statusnya tersebut,
misalnya seorang kepala desa memiliki status yang paling tinggi di desanya, baik dari segi
kedudukannya maupun kepemilikian hartanya. Namun, ketika dia berkumpul dengan kepala desa
yang lain dalam satu kecamatan, dia tidak lagi memiliki status tersebut karea ternyata ada seorang
camat yang kedudukannya lebih tinggi dan juga ada kepala desa lain yang hartanya lebih banyak
dari dirinya.
Pada umumnya, kriteria yang digunakan untuk menentukan tinggi rendahnya status seseorang secara
subjektif adalah sebagai berikut.
1. Kelahiran
Kedudukan suatu krluarga dapat menentukan status terhaadap anak-anak yang dilahirnkannya.
Misalnya, seseorang yang dilahirkan dari keluarga raja, maka secara otomatis memiliki status yang
tinggi.
2. Mutu pribadi
Seseorang memperoleh penilaian yang baik dari orang lain karena ia memiliki kebijaksanaan, usia
lanjut, kuat, pandai, dan sifat yang terpuji lainnya.
3. Prestasi
Seseorang yang memperoleh prestasi dapat menempati kedudukan yang tinggi. Misalnya, prestasi
dalam karier sehingga dapat menempuh kedudukan sebagai direktur.
4. Pemilikan
Seseorang memperoleh penilaian dari orang lain karena orang lain tersebut mengharapkan imbalan
atau sesuatu dari orang yang dinilainya.
5. Otoritas
Seseorang memiliki status yang tinggi karena ia memiliki otoritas atau kekuasaan yang tinggi
sehingga orang lain harus mengikutinya.
Untuk memperoleh status tertentu, setiap individu memiliki
tiga cara, yaitu sebagai berikut.

a. Ascribed status
Ascribed status, yaitu kedudukan atau status seseorang yang diperoleh tanpa melalui suatu perjuangan. Status
tersebut diperolehnya secara otomatis sejak dirinya dilahirkan. Contoh yang paling mudah dilihat adalah pada
masyarakat yang menganut sistem kasta. Kasta seseorang diperoleh berdasarkan dari garis kepemilikan kasta
orang tuanya, demikian juga dalam lingkungan kerajaan atau bangsawan.
b. Achieved status
Achieved status, yaitu status atau kedudukan seseorang yang diperoleh melalui perjuangan dan
dengan disengaja. Setiap orang dapat memperolehnya karena status yang demikian bersifat terbuka
bagi siapa saja. Contohnya dokter, hakim, pengacara, olahragawan, dan lain-lain. Salah satu sarana
untuk mencapai status tersebut adalah melalui lembaga pendidikan atau sekolah.
c. Assigned status
Assigned status, yaitu status yang diberikan karena usaha dan kepercayaan masyarakat. Misalnya
status sebagai pejuang, perintis kemerdekaan, ketua suku, sespuh, dan lain-lain.
Seseorang pada umumnya memiliki lebih dari satu kedudukan atau status social. Akan tetapi, yang
paling menonjol biasanya hanya satu kedudukan yaitu kedudukan yang utama. Karena statusnya
yang banyak, sering terjadi pertentangan-pertentangan antara status yang satu dengan status yang
lain. Hal itu disebut dengan konflik status.
Konflik status dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
a. Konflik status individual
Konflik individual merupakan suatu konflik yang dirasakan oleh seseorang di dalam batinnya
sendiri. Misalnya seorang jaksa yang harus menuntut putranya sendiri karena melakukan tindakan
kriminal.
b. Konflik status antarindividu
Konflik antarindividu merupakan konflik yang terjadi antara seseorang dengan orang lain karena
ada perbedaan kepentingan terhadap sesuatu objek atau hal yang sama. Misalnya ketika seorang ibu
memarahi anaknya, ayahnya malah melindungi anak tersebut, atau ayahnya melarang ibunya untuk
memarahi anaknya.
c. Konflik status antarkelompok
Konflik antarkelompok merupakan konflik yang terjadi antara satu kelompok dengan kelompok
yang lain karena adanya perbedaan pandangan atau kepentingan sehingga sebuah keputusan satu
kelompok dianggap dapat merugikan kelompok yang lain. Misalnya pmerintah mengeluarkan
peraturan bagi para pedagang kaki lima untuk tidak berjualan disepanjang trotoar jalan karena
mengganggu pejalan kaki, tetapi para pedagang kaki lima merasa dirugikan dengan keputusan
tersebut. Oleh karena itu, mereka kemudian melakukan perlawanan.
2. PERANAN (ROLE)
Peranan adalah tingkah laku yang diharapkan dari sesorang sesuai dengan status yang dimilikinya. Kedudukan dan
peranan tidak dapat dipisahkan. Tidak ada kedudukan tanpa pranan, demikian juga sebaliknya.
Peranan dalam masyarakat memiliki fungsi, baik untuk individu maupun orang lain. Fungsi tersebut, antara lain
sebagai berikut.
a. Dapat mempertahankan kelangsungan struktur masyarakat. Contohnya, peran sebagai ayah dan ibu.
b. Dapat digunakan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Contohnya, berbagai profesi dalam bidang
kesehatan (dokter, bidan, perawat) dan pekerja social.
c. Merupakan sarana aktuaisasi diri. Misalnya, seorang seniman mampu menghasilkan karya yang dapat dinikmati
oleh masyarakat.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai