MOBILITAS SOSIAL
Menurut Pitirim A. Sorokin, proses mobilitas vertical yang melalui saluran tertentu
dinamakan sirkulasi social.
Saluran terpenting itu, diantaranya :
1. Angkatan bersenjata
2. Lembaga keagamaan
3. Lembaga Pendidikan
4. Organisasi Politik
5. Organisasi Ekonomi
6. Organisasi Profesi
7. Perkawinan
ANGKATAN BERSENJATA
Dengan masuk dalam satuan angkatan bersenjata, orang memiliki kesempatan untuk mengalami
mobilitas vertical.
Apalagi jika orang tersebut ikut dalam medan perang dan berhasil sehingga dia akan memperoleh
penghargaan.
Demikian juga mereka-mereka yang telah membela nusa dan bangsa, mereka akan mendapat
tempat tersendiri dalam pandangan masyarakat.
Angkatan bersenjata memberi peluang masyarakat untuk berbarier sebagai prajurit di seluruh
wilayah Indonesia.
LEMBAGA KEAGAMAAN
Adanya mobilitas dalam kehidupan masyarakat akan menyebabkan berbagai macam dampak,
baik yang positif maupun negatif.
Dampak positif dapat kita lihat misalnya terpacunya jiwa seseorang untuk maju agar
dapat memperoleh status yang tinggi di tengah-tengah masyarakat. Oleh karena itu, dia
akan berusaha sebaik mungkin untuk mencari jalan mencapai hal tersebut. Misalnya melalui
pendidikan, pelatihan –pelatihan, atau mencari pengalaman, dan sebagainya.
Mobilitas juga memacu orang untuk berkompetisi secara sportif dengan menjunjung nilai-
nilai yang berlaku.
Sisi positif yang lain dari mobilitas adalah mempercepat perubahan sosial masyarakat.
Dengan adanya mobilitas, gerak masyarakat menjadi sangat dinamis. Mereka akan berusaha
untuk mengikuti perubahan yang dapat menguntungkan kehidupannya. Dalam hal ini,
peraingan akan dianggap sebagai tantangan yang harus dihadapi, sebab mau tidak mau hal
tersebut pasti terjad. Dinamika tersebut menjadi pendorong utama untuk menuju perubahan
yang sangat berarti dalam kehidupannya.
Sementara itu, dampak negatif dari mobilitas sosial adalah munculnya berbagai macam
konflik, seperti konflik anatarkelas, konflik antarkelompok, maupun konflik
antargenerasi.
Konflik ini dapat terjadi apabila dalam berkompetisi atau mencapai mobilitas vertikal, ada
salah satu pihak yang merasa terhalangi sehingga memunculkan rasa tidak puas.
Sisi negatif yang lain yaitu timbulnya ganguan secara kejiawaan (psikologis).