Anda di halaman 1dari 51

Pengarah:

Kepala Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa

Penulis :
Dr. Komar Hidayat, M.Pd.
Nita Harini, M.Pd.

Tim Peninjau :
Dr. Hj. Dedeh, M.A.
Dr. Nandi, M.Pd.

Tim Penyelia:
Pelaksana Tugas Bidang Program dan Informasi
Pelaksana Tugas Seksi Program
Penyusun Program Peningkatan Kompetensi PTK

Penata Sampul dan Isi :


Eko Haryono

Diterbitkan oleh Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan


Tenaga Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa

Copyright © 2020

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga


Kependidikan Taman Kanak-Kanak dan Pendidikan Luar Biasa,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan,
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang


Dilarang mengcopy sebagian atau keseluruhan isi buku ini untuk kepentingan
komersial tanpa izin tertulis dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

i
INFORMASI PENULIS

Komar Hidayat adalah Widyaiswara PPPPTK TK dan PLB.


Pendidikan terakhir (S3) Konsentrasi Pendidikan Olahraga
di Universitas Pendididikan Indonesia (2019). Spesialis beliau
adalah Tuna Daksa, Pendidikan Jasmani Adaptif, dan
Pendidikan Inklusif. Selain megajar, beliau juga sebagai
Satgas SEAMEO SEN. Beliau juga menulis modul dan
artikel untuk jurnal dan majalah.

Nita Harini adalah salah seorang widyaiswara PPPPTK


TK dan PLB di bidang Pendidikan Luar Biasa.
Pendidikan terakhir (S2) Pendidikan Kebutuhan Khusus
di Universitas Pendidikan Indonesia (2015). Spesialisasi
beliau adalah dalam bidang identifikasi dan asesmen
anak berkebutuhan khusus, intervensi dini, penyusunan
program transisi, penanganan anak dengan hambatan
fisik dan motorik, anak dengan hambatan intelektual,
anak dengan kesulitan belajar spesifik, dan anak
berkebutuhan khusus lainnya. Beliau juga memiliki
project dalam mengembangkan sekolah model
penyelenggara pendidikan inklusi, dengan melatih guru-
gurunya juga melakukan program parenting untuk orang
tua. Selain mengajar beliau juga memberikan layanan
parenting dan bimbingan individual bagi anak berkebutuhan khusus pada layanan
masyarakat di PPPPTK TK dan PLB. Berdasarkan pengalamannya beliau juga
telah menghasilkan berbagai modul dan publikasi ilmiah baik nasional maupun
internasional, diantaranya: “Penerapan Teknik Tri-Fokus Steve Snyder dalam
Meningkatkan Kemampuan Membaca Anak Tunadaksa” (2007), “Penerapan
Intervensi Dini Berbasis Keluarga dalam Meningkatkan Kualitas Hidup Anak
dengan Downsyndrome” (2015), “Penerapan Program Intervensi Gerak Dalam
Meningkatkan Keterampilan Koordinasi Gerak pada Anak dengan Development
Coordination Disorder (DCD)” (2015), “Koordinasi Interlimb: Aspek yang Penting
dari Keterampilan Motorik Kasar” (2017), “Penggunaan Indeks Inklusi dalam
Mengembangkan Penyelenggaraan Sekolah yang Inklusif” (2017), dan masih
banyak lagi karya yang lainnya.

ii
KATA PENGANTAR

Pandemi COVID 19 memberikan perubahan besar yang sangat signifikan di


dunia Pendidikan. Selain mengubah budaya beraktivitas, pembatasan ruang
gerak hingga perubahan di segala aspek. Pusat Pengembangan dan
Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman Kanak-kanak dan
Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) sebagai Unit Pelaksana Teknis
Kemendikbud, yang berperan dalam peningkatan kompetensi pendidik dan
tenaga kependidikan bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK) taman kanak-
kanak dan pendidikan luar biasa, perlu menyesuaikan dengan cepat untuk
menangani permasalahan yang harus segera diselesaikan.

Dari tahun ke tahun, nilai PISA Indonesia menunjukkan penurunan angka dan
hal ini mengindikasikan bahwa siswa di indonesia memiliki masalah dengan
literasi, numerasi dan pengetahuan sains. Saat ini pembelajaran lebih
menekankan pada Lower Order Thinking Skill (LOTS) dan belum ke arah
Higher Order Thinking Skill (HOTS), dan hal ini menjadi perhatian pemerhati
pendidikan tidak terkecuali Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Untuk mengetahui hal ini, sesuai arahan beliau dilakukan survei Identifikasi
Permasalahan Peserta Didik dalam upaya melakukan peningkatan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK)
taman kanak-kanak dan pendidikan luar biasa. Hasil pemetaan data dan
analisisnya menjadi rekomendasi tepat untuk diimplementasikan dalam bentuk
program pendidikan dan pelatihan (Diklat) GTK bidang taman kanak-kanak,
pendidikan luar biasa dan pendidikan inklusi melalui diklat dalam jaringan.

Saat ini proses pembelajaran dilaksanakan di rumah atau dikenal dengan


School From Home (SFH) diharapkan dapat berjalan dengan optimal. Tentunya
hal tersebut merupakan harapan yang sama bagi guru di tengah pandemi ini.
Sebagai lembaga yang diberikan mandat melaksanakan diklat bagi GTK bidang
bidang taman kanak-kanak, pendidikan luar biasa, dan pendidikan inklusi,
PPPPTK TK dan PLB menghadirkan 8 (delapan) paket Pendidikan dan

iii
Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Berbasis Permasalahan
Peserta Didik (PKB – BPD) melalui beberapa modul yang telah siap sebagai
salah satu sumber belajar di samping sumber belajar yang akan disajikan oleh
para pengajar diklat. Ke delapan diklat dimaksud terdiri dari 4 (empat) paket
diklat bidang Taman Kanak-kanak, 2 (dua) paket diklat Bidang Pendidikan Luar
Biasa dan 2 (dua) paket diklat Bidang Pendidikan Inklusi. Kami berharap Modul
Pembelajaran ini dapat membantu guru dan tenaga kependidikan
mengembangkan kompetensi dan keterampilannya dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran bagi peserta didik dengan optimal.

Penggunaan modul ini sebagai sumber belajar diklat akan dievaluasi dan terus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan problematika pembelajaran yang
dinamis. Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan
modul ini, diucapkan terima kasih.

Bandung, Agustus 2020


Kepala PPPPTK TK dan PLB

Drs. Abu Khaer, M.Pd.


NIP. 196604131991031002

iv
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... v
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Deskripsi Modul ......................................................................................................................... 1
B. Peta Kompetensi ....................................................................................................................... 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul................................................................................................... 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENGEMBANGAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN
KESEHATAN BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS ........................................... 4
A. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
B. Kompetensi Dasar ..................................................................................................................... 4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................................................... 4
D. Uraian dan Contoh .................................................................................................................... 5
E. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................... 18
F. Rangkuman .............................................................................................................................. 22
G. Tes Formatif ............................................................................................................................. 24
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................................ 25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ADAPTASI DAN MODIFIKASI PENDIDIKAN JASMANI
BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS .................................................................. 26
A. Tujuan ....................................................................................................................................... 26
B. Kompetensi Dasar ................................................................................................................... 26
C. Pencapaian Kompetensi ........................................................................................................ 26
D. Uraian dan Contoh .................................................................................................................. 26
E. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................... 39
F. Rangkuman .............................................................................................................................. 39
G. Tes Formatif ............................................................................................................................. 40
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................................ 41
KUNCI JAWABAN ............................................................................................................................. 41
PENUTUP .......................................................................................................................................... 42
DAFTAR BACAAN .................................................................................................................................. 43

v
PENDAHULUAN

A. Deskripsi Modul

Peningkatan mutu pendidikan ditentukan oleh kesiapan sumber daya manusia


yang terlibat dalam proses pendidikan. Guru merupakan salah satu faktor penentu
tinggi rendahnya mutu hasil pendidikan dan penentu keberhasilan tujuan
pendidikan, karena guru yang langsung bersinggungan dengan peserta didik,
untuk memberikan bimbingan yang akan menghasilkan keterampilan yang
diharapkan. Guru merupakan sumber daya manusia yang menjadi perencana,
pelaku dan penentu tercapainya tujuan pendidikan. Salah satu faktor yang bisa
membawa keberhasilan itu ialah guru tersebut senantiasa membuat perencanaan
mengajar, termasuk bagaimana menentukan strategi pembelajaran dengan tepat.

Secara garis besarnya, materi


dalam modul ini bertujuan
untuk mengarahkan dan
membimbing guru dalam
proses belajar mengajar pada
mata pelajaran PJOK. Guru
dituntut berperan aktif dalam
mengelola pembelajaran baik
tatap muka maupun jarak jauh
yang disesuaikan dengan
kondisi dan situasi di tempat
guru bekerja. Tentu guru juga
harus terampil untuk menentukan dan menyiapkan model pembelajaran jarak jauh
yang disesuaikan dengan materi yang relevan, tujuan, waktu, fasilitas,
perkembangan ilmu, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, komprehensif,
sistematis, dan fungsional efektif.

1
isamping pemahaman terhadap perencanaan pembelajaran PJOK juga
bagaimana guru dapat menentukan strategi dan modifikasi pembelajaran PJOK
agar sesuai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah maka disusunlah modul
ini sebagai penambah wawasan dan pengetahuan guru pendidikan luar biasa
sebagai peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB.

Ruang lingkup Modul ini dibatasi hanya membahas “Pembelajaran PJOK meliputi
perencanaan, strategi adaptasi dan modifikasi, serta evaluasinya”.

B. Peta Kompetensi
Modul Strategi Pengembangan Pembelajaran PJOK bagi PDBK dalam Diklat
Pengembangan Kompetensi Akademik bagi Guru SLB digambarkan sebagai
berikut.

Menerapkan dan Merancang Program Pembelajaran Penjas Adaptif


bagi Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

1. Menjelaskaskan hakekat pendidikan jasmani adaptif


2. Mengidentifikasi ciri unik pendidikan jasmani adaptif
3. Menganalisis ruang lingkup pendidikan jasmani adaptif
4. Mengimplementasikan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
5. Merancang program pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
6. Menerapkan program pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
7. Merancang instrumen evaluasi program pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif
(Kompetensi Inti No. 10)

2
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul Strategi Pengembangan Pembelajaran PJOK bagi PDBK ini diperuntukkan
untuk meningkatkan kompetensi guru SLB yang mengampu PDBK (peserta didik
berkebutuhakan khusus) melalui belajar mandiri dan/atau dalam jaringan. Oleh
karena itu teknis penulisannya dan penyajiannya disesuaikan dengan kebutuhan
untuk belajar mandiri.

Agar Saudara dapat memahami dengan baik keseluruhan materi modul dan dapat
mengimplementasikan hasilnya, sebelum mempelajari modul disarankan untuk:

1. mengenali keseluruhan tampilan dan isi modul;


2. membaca bagian pendahuluan dengan cermat yang di dalamnya
berisi tentang latar belakang, tujuan, peta kompetensi, ruang
lingkup, dan saran cara penggunaan modul;
3. selanjutnya selama proses mempelajari modul, lakukanlah
langkah-langkah berikut;
4. pelajarilah materi modul secara bertahap, mulai dari kegiatan
pembelajaran 1 dan seterusnya;
5. cermati dengan baik tujuan dan indikator pencapaian kompetensi
yang ada pada bagian awal masing-masing kegiatan
pembelajaran;
6. pelajari dengan baik uraian materi untuk masing-masing kegiatan
pembelajaran;
7. lakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk untuk
masing-masing aktivitas pembelajaran;
8. kerjakan dengan sebaik-baiknya bagian latihan/kasus/tugas;
9. setelah Saudara mengerjakan latihan/kasus/tugas, selanjutnya
lakukanlah umpan balik dan tindak lanjut mandiri sesuai petunjuk
yang tersedia;
10. setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran untuk
keseluruhan modul ini, Anda diharuskan mengerjakan soal
evaluasi dalam bentuk pilihan ganda. Evaluasi ini dilakukan
untuk mengukur tingkat penguasaan peserta pelatihan dan
sebagai dasar penilaian untuk melanjutkan ke materi modul
selanjutnya.

3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENGEMBANGAN JASMANI, OLAH RAGA,
DAN KESEHATAN BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Tujuan
Melalui pengamatan secara virtual dan belajar mandiri, peserta diklat diharapkan
dapat mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi peserta
didik berkebutuhan khusus sesuai petunjuk yang telah ditentukan.

B. Kompetensi Dasar
Memahami konsep dan prinsip penyelenggaraan pendidikan jasmani adaptif, dan
Mampu melaksanakan program rekreasi dan pendidikan jasmani adaptif

C. Indikator Pencapaian Kompetensi


Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat dapat:
1. Menjelaskaskan hakekat pendidikan jasmani adaptif
2. Mengidentifikasi ciri unik pendidikan jasmani adaptif
3. Menganalisis ruang lingkup pendidikan jasmani adaptif
4. Mengimplementasikan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.

4
D. Uraian dan Contoh
1. Hakikat pendidikan jasmani adaptif
Seperti halnya individu yang tidak memiliki
hambatan/normal, peserta didik berkebutuhan khusus
(PDBK) membutuhkan layanan pembelajaran
pendidikan jasmani (penjas) adaptif secara optimal.
Hal ini dikarenakan, mata pelajaran penjas adaptif
memiliki peranan yang amat penting terhadap
pertumbuhan dan perkembangan PDBK. Melalui
aktivitas penjas adaptif, diharapkan mereka mampu memperbaiki fungsi hidup,
terutama dalam melayani kepentingan dirinya sendiri (self care). Disamping itu,
selain perbaikan pada aspek fisik berpengaruh pula pada aspek mental, sosial
dan emosionalnya.
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Adaptif
Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan
yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan
memecahkan masalah dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor
sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan
dalam kemampuan belajar. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
peranan pendidikan jasmani bagi PDBK sangat besar dan mampu
mengembangkan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut. Di
samping hal-hal tersebut, penjas adaptif bagi PDBK dapat berfungsi sebagai
sarana normalisasi dan rehabilitasi. Pendidikan jasmani adaptif adalah sama
halnya dengan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) pada
umumnya. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh
proses pendidikan secara keseluruhan.

5
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif
Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk:
1). Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2). Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani.
3). Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien.
4). Mengembangkan nilai-nilai kepribadian melalui partisipasi dalam
aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
5). Berpartisipasi datam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi efektif
dalam hubungan antar orang.
6). Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani,
termasuk permainan olahraga.
7). Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mampu menolong
dirinya sendiri (self care) sekaligus sebagai upaya korektif terhadap
berbagai kelemahan dan kelainan peserta didik.
c. Prinsip- Pendidikan Jasmani Adaptif
a. Peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan kegiatan pendidikan
jasmani adaptif dengan batas kemampuan mereka, untuk memenuhi
kebutuhan fisik, mental, sosial dan emosional.
b. Setiap upaya yang dilakukan harus dipastikan bahwa program pendidikan
jasmani adaptif sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas peserta didik
berkebutuhan khusus.
c. Peralatan, fasilitas, aturan dan instruksi dari program pendidikan jasmani
adaptif harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
d. Program pendidikan jasmani adaptif harus sehat secara fisik dan
psikologis.
e. Kegiatan pendidikan jasmani yang disesuaikan harus diputuskan setelah
koordinasi yang erat dengan staf medis.

6
2. Ciri Unik Pendidikan Jasmani Adaptif
Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu bagian tak terpisahkan dari
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK). Melalui program
pendidikan jasmani adaptif dapat dikembangkan kepribadian individu secara
utuh. Namun demikian, dibandingkan dengan mata pelajaran lain, sumbangan
nyata yang sangat unik dari program pendidikan jasmani adatah
"mengembangkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta didik,
terkuasainya keterampilan fisik, dan dapat meningkatkan pemahaman peserta
didik terhadap prinsip-prinsip gerak beserta penerapannya."
1) Pengembangain Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik,
yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh.
Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisien fungsi faal
tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem
peredaran darah, sistem pemapasan, sistem metabolisrne).
Dalam pengertian yang lebih resmi, sering dibedakan konsep kebugaran
jasmani ini dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya dibedakan dalam
hal kebugaran jasmani menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-
organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantung-paru), kelentukan
(otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan aspek
penampilan yang melibatkan kuatitas gerak sendiri seperti kecepatan.
kelincahan, koordinasi, power, keseimbangan. Namun dalam naskah ini,
penggunaan konsep kebugaran jasmani tersebut menunjuk pada
keseluruhan aspek di atas.
2) Pengembangan keterampilan gerak
Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu
keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi
rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan
sampai terjadinya respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan
itu. Penekanan proses pembelajaranya lebih banyak ditujukan pada proses
perangsang yang bervariasi, sehingga setiap kali anak selalu mengerahkan

7
kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan
gerak. Dengan cara itu, kepekaan sistem saraf anak semakin dikembangkan.
3) Peningkatan pemahaman terhadap prinsip gerak
Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut
penguasaan pengetahuan faktual semata, tetapi meliputi pemahaman
terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan
landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian
waktu luang.
4) Penanaman kebiasaan hidup aktif
Pendidikan jasmani yang diberikan dalam suasana yang menyenangkan dan
sekaligus memberikan pemahaman kepada anak akan pentingnya aktivitas
fisik dan olahraga yang dilaksanakan secara teratur, secara langsung akan
berpengaruh positif terhadap keseharian anak untuk hidup aktif di luar
lingkungan sekolah terutama aktif dalam melakukan aktivitas fisik dan
olahraga.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Adaptif
Ruang lingkup Pendidikan jasmani adaptif lebih ditekankan pada
pengembangan kemampuan gerak dasar pada umumnya dan secara khusus,
bagi anak kelas 5 dan 6 pada jenis hambatan tertentu, dikembangkan
keterampilan-keterampilan khusus kecabangan olahraga.
1) Pengembangan Kemampuan Dasar Anak
Peserta didik pada kelas-ketas rendah (kelas 1, 2, dan 3) perlu diperkenalkan
pada kemampuan mengelota tubuhnya, agar menjadi dasar yang memadai
bagi pengembangan di masa-masa berikutnya. Kemampuan mengetola
tubuh ini meliputi dua tahap, yaitu:
a) Pengenalan terhadap tubuh dan anggota tubuh
Peserta didik perlu mengenal berbagai nama bagian tubuh serta berbagai
kemungkinan geraknya, dari mulai bagian tubuh yang utama seperti kepala,
lengan dan kaki, sampai bagian tubuh lainnya seperti dada, pipi, hidung, dan
mulut.
b) Gerakan-gerakan yang berhubungan dengan tubuh
Pada pengenalan ini sebaiknya pemahaman peserta didik diarahkan pada
pengenalan kemungkinan gerak dari setiap bagian tubuh serta kombinasi

8
gerakannya dengan anggota tubuh lainnya. Misalnya, bagaimana lengan
dapat digerakkan; membengkok, memutar dan melingkar, tantangan anak
untuk menggerakkan salah satu lengan ke depan, sedangkan lengan yang
lain ke belakang. Dapat pula dicoba menggerakan salah satu lengan
bersamaan dengan menggerakkan salah satu tungkai.
2) Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Dominan
Keterampilan gerak dasar dominan mencakup gerak lokomotor, non
lokomotor, dan gerak manipulatif.
a) Lokomotor
Gerak lokomotor adalah, gerakan yang dilakukan dengan cara memindahkan
tubuh dari satu titik ke titik lainnya, baik mendatar atau tegak. Contoh gerak
lokomotor adalah, jalan, lari, melompat, mendarat, dan melompat dengan
tumpuan satu kaki (hopping), melompat-lompat ke atas dengan tumpuan dua
kaki (skipping).
b) Non Lokomotor
Non lokomotor adalah, gerakan dengan kondisi badan menetap pada satu
posisi. Namun, bergerak pada sumbu mendatar atau tegak. Keseimbangan
dinamis tergolong jenis keterampilan gerak non lokomotor. Dalam keadaan
demikian, seseorang berupaya untuk mempertahankan keseimbangan agar
titik berat badannya tetap jatuh pada bidang tumpu.
• Gerakan guling ke depan, dapat dikatagorikan ke dalam keterampilan
gerak non-lokomotor atau gerak stabil. Hal ini disebabkan karena tujuan
utamanya adalah untuk tetap menjaga keseimbangan selama tugas itu
dilakukan.
• Gerak dasar seperti memutar, menjangkau, membungkuk, dan
mengulurkan tubuh merupakan kemampuan gerak yang memerlukan
stabilitas posisi tubuh. Termasuk juga gerakan mengangkat beban,
mendorong dan menarik.
c) ManipuIatif
Manipulatif adalah, gerakan yang mengandalkan kemampuan anggota tubuh
seperti tangan, kaki, kepala, lutut, paha maupun dada untuk memanipulasi
objek luar seperti bota atau benda lainnya. Gerak seperti menangkap,
melernpar, memukul, memukul dengan alat, atau menendang, menggiring

9
dan memantulkan bola adalah contoh-contoh yang perlu dikembangkan
melalui penjas.

3) Pengembangan Teknik Dasar Keolahragaan


Keterampilan khusus adalah gerakan-gerakan yang berhubungan dengan
teknik-teknik dasar dari cabang olahraga tertentu. Mtsalnya daiam olahraga
bolavoli, anak mengenal berbagai teknik mengoper (passing) melalui bawah
maupun alas. Demikian banyak keterampilan khusus yang dapat diajarkan
pada anak, sehingga memberikan pengalaman yang berharga pada
perbendaraan gersknnya.

4. Implementasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif

a. Merancang Aktivitas Pendidikan Jasmani Adaptif

Merancang aktivitas pembelajaran pendidikan jasmani adaptif dimulai dengan


pengamatan dan analisis. Tahapan penilaian ini menghasilkan asumsi yang
menjadi dasar tujuan spesifik masing-masing PDBK. Asumsi bukanlah fakta,
melainkan hasil dari informasi yang dikumpulkan melalui wawancara dengan
PDBK dan analisis yang dibuat oleh berbagai profesional.
Contoh. Rahmat sangat menyukai permainan sepakbola yang dia tonton di
televisi, dan tampaknya dia suka mencetak gol sebagai simbol kesuksesan dan
aktualisasi diri yang dapat membantu meningkatkan kepercayaan dirinya.

b. Strategi Adaptasi
Prinsip-prinsip adaptasi merupakan kunci untuk menyiapkan pembelajaran
penjas adaptif. Prinsip-prinsip ini adalah alat pembelajaran individual untuk
memberikan layanan pembelajaran penjas adaptif kepada PDBK yang sesuai
dengan kebutuhan dan potensinya, serta untuk mendorong partisipasi aktif
yang setara bagi semua.

Modifikasi metode komunikasi, aturan, alat dan bahan, lingkungan dan


keterampilan, dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.
Tidak perlu mengubah kelima aspek sekaligus pada satu aktivitas. Guru harus
menganalisis aspek mana yang harus diubah untuk situasi apa pun, dan cara
terbaik untuk mengubahnya.

10
Ingtlah! bahwa menemukan solusi yang efektif jarang dicapai pada upaya
pertama, namun melalui pengamatan, mendengarkan, dan kreativitas secara
berulang-ulang yang pada akhirnya dapat menemukan adaptasi yang paling
cocok untuk semua orang.

Saran Praktis Tentang Lingkungan


Olahraga dan aktivitas fisik dapat terjadi di berbagai lingkungan, baik di dalam
ruangan (misalnya ruang olahraga, kolam renang, Aula/GOR) dan di luar
ruangan (lapangan olahraga, stadion, atau di pantai! Lintasan lapangan, adalah
ruang untuk berinteraksi bagi PDBK dalam proses pembelajaran penjas adaptif.
Mereka menunjukkan kepemilikan atau penguasaan atas ruang-ruang dengan
menaklukkan atau melindungi wilayah. Bergantung pada aktivitasnya, ruang ini
juga bisa untuk berbagi, bertemu, melawan musuh, atau mencapai realisasi diri.
Hal ini dapat dibentuk dalam berbagai cara, menggunakan kerucut, benda-
benda alami (misalnya pohon, batu, tali, pita, tikar, papan di tanah).

Saran Praktis Tentang Peralatan


Akses ke berbagai peralatan penting untuk mendorong pembelajaran dan
menciptakan keragaman situasi dan pengalaman. Guru harus memiliki
sejumlah peralatan yang tersedia untuk menyajikan pembelajaran penjas
adaptif. Namun, karena kita tidak perlu terlibat dalam olahraga kompetitif, suatu
kegiatan dapat dengan mudah dilakukan tanpa peralatan standar, dan solusi
inventif dibangun untuk mengatasi hambatan untuk suatu aktivita. Tidak perlu
menghabiskan jumlah yang mahal untuk mengatur dan menjalankan suatu
kegiatan. Dengan sedikit pengamatan dan kreativitas yang baik, Anda dapat
membuat serangkaian peralatan orisinil yang disesuaikan untuk hemat biaya
dengan apa pun yang tersedia untuk pemain! Kursi dapat digunakan sebagai
target jika tidak ada balok atau kerucut yang tersedia, botol plastik dapat diisi
dengan pasir atau bahan lain, raket bulutangkis mudah dibuat. Ingatlah untuk
fokus pada membuat PDBK bergerak daripada pada skor!

11
c. Merencanakan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran penjas adaptif membutuhkan persiapan.
Namun, perencanaan pembelajaran harus fleksibel dan perlu penyesuaian
dengan PDBK.

Tahapan perencanaan dalam proses pembelajaran penjas adaptif diantaranya,


adalah sebagai beriku:
1. Persiapan
2. Pemanasan
3. Menyambut Peserta
4. Istirahat selama sesi pembelajajaran
5. Pendinginan dan Umpan Balik
6. Penilaian dan Peninian Diri

Persiapan
Sebelum PDBK tiba dilapangan, Anda harus menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan dan mengatur situasi permainan yang disajikan. Peserta akan
lebih antusias jika lingkungan yang dipersiapkan menarik. Juga harus
dipastikan bahwa peralatan dan lingkungan tidak menimbulkan risiko
keselamatan bagi PDBK. Jadi, sampai di dini Anda telah siap untuk sesi
pembelajaran dan memfokuskan perhatian pada PDBK yang mulai
berdatangan di lapangan untuk menerima materi pembelajaran.

Menyambut peserta
Ucapkan, Selamat Pagi!
Ungkapan salam ini sangat penting, karena merupakan kesempatan pertama
untuk berkomunikasi yang efektif antara Guru dengan PDBK. Jika peserta tidak
menyapa secara spontan, pastikan bahwa semua orang menyapa orang lain!
Jika PDBK tidak semuanya tiba pada waktu yang bersamaan, ini akan memberi
kesempatan untuk mengobrol dengan PDBK yang datang lebih awal, untuk
mengenal mereka lebih baik, dan memberi mereka sedikit tantangan. Ketika
proses pembelajaran akan dimulai, kumpulkan semua PDBK di sekitar Anda.
Mulailah dengan menyapa peserta secara keseluruhan dan kemudian tanyakan
pada peserta apa yang mereka ingat tentang sesi pembelajaran terakhir.

12
Menyambut peserta penting karena membantu Guru mengenal mereka lebih
baik dan memberikan gambaran tentang bagaimana pembelajaran sebelumnya
telah dirasakan dan apa yang paling diingat PDBK. Ini adalah kesempatan
untuk menciptakan perasaan PDBK dan mendorong keterlibatan semua orang
dalam kegiatan tersebut.

Nasihat Tentang Berbicara Kepada PDBK


Ketika Anda berbicara dengan peserta, tunggu sampai semua orang
menghadap Anda sebelum Anda mulai. Mereka dapat membentuk setengah
lingkaran, baris, atau formasi lainnya. Tentukan sinyal yang akan dipahami
peserta yang berarti "berkumpul", dan aturan tentang meletakkan semua
peralatan (mis. Bola, raket) kembali ke tempat yang sama (di sebelah Anda,
misalnya) setiap kali Anda memanggil mereka. Ini akan memastikan bahwa
peserta penuh perhatian ketika Anda berbicara.

Pemanasan
Pemanasan merupakan kunci dalam sesi pembelajaran penjas adaptif,
dilakukan secara rutinitas untuk menetapkan tolok ukur yang dapat
menciptakan suasana kondusif, dan energik.

Dalam pelaksanaanya, Guru dapat menggunakan pemanasan dalam bentuk


permainan yang sama, diiringi dengan lagu, untuk memulai setiap sesi
pembelajaran. Bergantung pada dinamika yang dibuat dengan sikap yang Anda
adopsi, Guru akan mengatur nada untuk sesi tersebut, juga dapat memutuskan
untuk memodifikasi satu atau dua aspek untuk membuat permainan yang lebih
cocok dengan tujuan sesi pembelajaran.

Jangan panik! Tetap percaya diri dan positif, persiapan sesi pembelajaran yang
cermat dan kemampuan beradaptasi akan memungkinkan Anda untuk
mengatasinya.
Saran Untuk Memaksimalkan Partisipasi
Untuk memaksimalkan tingkat partisipasi PDBK dalam semua kegiatan, jangan
ragu untuk:
• meningkatkan jumlah latihan olahraga;
• meningkatkan jumlah target;
• gunakan semua bidang yang tersedia;
13
Untuk memastikan partisipasi yang adil, Anda dapat:
• menyediakan berbagai jenis latihan;
• mengatur target sebanyak mungkin pada ketinggian dan jarak yang berbeda;
• diversifikasi peran;
• pastikan setiap pemain mencoba semua aspek aktivitas dengan secara
teratur menggerakkan semua orang ke latihan berikutnya;
• menugaskan seseorang untuk membantu;

Mediasi pada bagian mendidik PDBK yaitu, membantu mengatur perilaku


pemain (mis. Individualistis, introvert, pemalu, mengganggu, dan tidak sopan).
Kekuatan Anda dalam mengamati, mendengarkan secara aktif dan peran
sebagai wasit sangat penting. Karena memungkinkan Anda untuk menganalisis
masalah selama proses pembelajaran berlangsung.

Istirahat selama sesi pembelajaran


Frekuensi istirahat tergantung pada seberapa mudah
peserta lelah. Anda dapat menjadwalkan waktu
istirahat untuk minum air dan kesempatan untuk pulih,
atau Anda dapat membuat tempat istirahat khusus
sebagai bagian dari kegiatan yang dapat Anda beri
nama (sarang, pondok) dan peserta dapat mengambil
waktu terbatas (hitung sampai 10/20/30). Berdasarkan
kasus per kasus, dan sebagai respons terhadap tanda-
tanda kelelahan (misalnya wajah memerah, meringis,
tanda-tanda sakit, dll.), Anda juga harus memeriksa
apakah individu merasa baik-baik saja, dan jika perlu,
minta PDBK untuk beristirahat atau melakukan aktivitas
secara pelan - pelan.

Jika Anda tidak sendirian, jeda ini merupakan peluang


untuk berbicara secara individu dengan peserta,
mencari tahu bagaimana mereka mengalami aktivitas
dan apakah semuanya berjalan dengan baik.

14
Pendinginan dan umpan balik

Waktu pendinginan adalah penting untuk mengurangi


intensitas keterlibatan motorik dan psikologis peserta. Ini
adalah kesempatan untuk melakukan sesi relaksasi singkat
untuk memungkinkan orang bersantai dan fokus kembali.

Anda dapat memberi mereka latihan untuk dilakukan sendiri,


berpasangan atau dalam kelompok, tetapi ingat bahwa
semakin besar kelompok, semakin sulit untuk membuat
orang santai.

Penilaian dan Penilaian Diri


Penilaian adalah penilaian objektif dari individu, situasi atau
objek berdasarkan kriteria tertentu. Ini bukan tes, yang
melibatkan perbandingan atau verifikasi. Pemberian nilai
tidak sesuai dalam penjas adaptif, karena nilai terkait dengan
standar yang tidak dapat ditentukan dan sering digunakan
untuk menentukan peringkat peserta didik. Bayangkan jika
PDBK berada di peringkat ke-29 dari 30! Apa yang dilakukan
terhadap harga diri Anda, terutama jika kepercayaan diri
Anda sudah rendah dan rapuh?

Jadi, penilaian penting dalam penjas adaptif sebagai alat


untuk mengukur kemajuan yang dicapai oleh PDBK,
menunjukkan kepada mereka keterampilan yang telah
mereka kembangkan, dan menangani mereka yang ingin
mereka kembangkan sekarang. Ini juga membantu guru
untuk mengidentifikasi apa yang membantu dan apa yang
menghambat keberhasilan sesi pembelajaran terkait dengan
tujuan yang telah ditetapkan.

15
Penilaian dilakukan di berbagai tingkatan

Penilaian awal kebutuhan individu

Penilaian awal adalah untuk mengukur kapasitas dan keterampilan awal PDBK,
memprioritaskan keterampilan yang akan dikembangkan dan menentukan cara
terbaik untuk membimbingnya. Guru dapat melakukan penilaian lebih lanjut
untuk melihat bagaimana peserta berkembang, sejauh mana tujuan telah
dicapai dan apakah perlu dilakukan penyesuaian.

Namun, berhati-hatilah. Ini bukan berarti ujian akademik, fisik, atau kebugaran!
Ini adalah untuk mengatur situasi yang merangsang dan menyenangkan
sehingga Guru dapat mengamati setiap peserta, melibatkan mereka dalam
suatu kegiatan sambil mengumpulkan informasi tentang karakteristik spesifik
mereka. Untuk tujuan ini, Guru menentukan kriteria penilaian pribadi bersama
dengan setiap peserta. Karena penjas adaptif melibatkan pendekatan holistik
terhadap PDBK, Penjas Adaptif harus mempertimbangkan semua aspek PDBK,
termasuk fisik (misalnya mobilitas, bantuan), psikologis (mis. Harga diri,
ketakutan), kognitif (mis. Pemahaman, ingatan) dan relasional (mis.
Komunikasi, kemampuan bersosialisasi).

Penilaian kelompok
Penilaian kelompok berfokus pada iklim sosial dan emosional yang diciptakan
oleh kelompok, dan memantau dinamika kelompok untuk bersama (mis.
partisipasi, interaksi). Kriteria untuk penilaian kelompok ini didasarkan pada
pertukaran antara peserta dan kohesi kelompok. Mereka harus didefinisikan
berkenaan dengan pertukaran antarpribadi antara peserta, kualitas pertukaran
ini (mis. saling mendukung, atau pertukaran yang bermusuhan), dan semangat
solidaritas dalam kelompok.

Penilaian konten sesi dan keterampilan


Umpan balik di akhir sesi pembelajaran berfungsi untuk mengukur relevansi
kegiatan dalam hal kebutuhan dan tingkat keterampilan PDBK, dan untuk
menentukan apa yang dilakukan dengan baik atau tidak dengan baik dan
mengidentifikasi faktor-faktor dan kendala fasilitator untuk keberhasilan sesi
pembelajaran.

16
Untuk tujuan ini, selama umpan balik di akhir sesi pembelajaran, Guru harus
terlebih dahulu meminta umpan balik verbal dari para peserta untuk mengukur
perasaan mereka. Pada tahap selanjutnya, mereka harus menghasilkan
laporan tertulis tentang bagaimana kegiatan berlangsung dan pada masing-
masing peserta.

Evaluasi diri
Penilaian diri adalah tindakan menilai diri sendiri dari ketiga penilaian yang
disajikan di atas. Guru harus memeriksa peran yang mereka mainkan selama
sesi pembelajaran, bagaimana mereka mengelola aspek positif dan negatif
yang muncul, dan sikap serta pendekatan mereka. Ini adalah peluang penting
untuk melakukan penyesuaian sebaik mungkin pada metode yang digunakan.
Untuk tujuan ini, Guru harus meninjau semua poin yang tercakup dalam
panduan ini (mis. sikap dan adaptasi kegiatan mereka), tanggung jawab mereka
atas masalah yang muncul, dan respons yang diberikan, serta solusi untuk
hambatan yang dihadapi. Misalnya, anak-anak yang tidak termotivasi mungkin
takut, tidak mengerti, tidak bisa melihat bagaimana cara bergabung, dan
sebagainya. Guru harus bertanya pada diri sendiri: "Jika mereka takut, apa yang
bisa saya lakukan untuk meyakinkan mereka dan menanamkan kepercayaan
diri?", "Jika mereka tidak mengerti, bagaimana saya bisa menjelaskan
situasinya secara berbeda, menyederhanakannya, menyesuaikan instruksi?",
“Jika mereka tidak dapat menemukan cara untuk bergabung, apa yang bisa
saya kelola secara berbeda? Bagaimana saya bisa melibatkan peserta lain
untuk memperbaiki situasi ini? "

Saran Praktis
Penting untuk menyimpan bagan observasi dan penilaian berdasarkan pada
tujuan yang ditetapkan. Seiring dengan waktu dan pengalaman, Anda dapat
menggunakan informasi ini untuk secara bertahap meningkatkan lembar
aktivitas pembelajaran Anda dan mengembangkannya lebih lanjut. Jangan lupa
bahwa penilaian adalah yang pertama dan terutama merupakan sarana untuk
maju.

17
E. Aktivitas Pembelajaran
Setelah menyimak penjelasan secara garis besar yang terkait dengan
pengembangan pendidikan jasmani adaptif bagi peserta didik berkebutuhan
kgusus, Anda diminta untuk melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
secara mandiri sebagai berikut:

1. Nama : Mereviu materi pengembangan pendidikan jasmani adaptif


kegiatan bagi peserta didik berkebutuhan khusus
2. Tujuan : Melalui pengamatan, menyimak, diskusi, dan berefleksi.
Anda dapat mengidentifikasi materi pengembangan
pendidikan jasmani adaptif bagi peserta didik berkebutuhan
khusus.
3. Tugas : a. Fokuskan diri Anda pada proses pembelajaran secara
mandiri, tulus, dan semangat belajar sepanjang hayat.
b. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, terkait
dengan pengembangan pendidikan jasmani adaptif bagi
peserta didik berkebutuhan khusus!
1) Jelaskan, apa hakikat pendidikan jasmani adaptif?
2) Uraikan, apa yang menjadi ciri unik pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif?
3) Jelaskan, apa saja ruang lingkup pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif?
4) Susunlah rencana pelaksanaan pembelajaran
pendidikan jasmani adaptif bagi peserta didik
berkebutuhan khusus!
c. Berdiskusilah secara kelompok dalam suasana
persahabatan, profesional, kerjasama dan saling
menghargai.
d. Tulislah jawabah Anda pada Lembar Kerja yang telah
disediankan.
e. Presentasikanlah hasil kegiatan dengan percaya diri,
berani, dan tanggungjawab.
f. Refleksikan nilai-nilai karakter yang menjadi fokus dalam
kegiatan pembelajaran. Fasilitator membuat konfirmasi
18
tentang pentingnya pengembangan pendidikan jasmani
adaptif bagi peserta didik berkebutuhan khusus.

LK-1.1 Hakikat Pendidikan Jasmani Adaptif

LK-1.2 Ciri Unik Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif

19
LK-1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif

20
LK-1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

TUJUAN PEMBELAJARAN

IDENTITAS SEKOLAH
LANGKAH KEGIATAN
PENDAHULUAN
Satuan Pendidikan 1.
..LB …………… 2.
3.
INTI
Jenis Kekhususan
1.
……………………… 2.
3.
4.
Mata Pelajaran
5. dst
Pendidikan Jasmani
Adaptif PENUTUP
1.
Kelas/Semester 2.
3.
…/ ………
REFLEKSI
Alokasi Waktu
… JP @ … menit PENILAIAN
1. … (Keterampilan)
Pembelajaran ke: 2. … (Keterampilan)
… dan … 3. … (Pengetahuan)
4. Obervasi: …, …, … (Sikap)

Bandung, ……………… 2020

Mengetahui Guru,
Kepala Sekolah,

…………………………… …………………………..
NIP. NIP.

21
F. Rangkuman

Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan yang


bersifat menyeluruh dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan
memecahkan masalah dalam ranah psikomotor.
Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk:
1). Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2). Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka
aktivitas jasmani.
3). Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien.
4). Mengembangkan nilai-nilai kepribadian melalui partisipasi dalam aktivitas
jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
5). Berpartisipasi datam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi efektif dalam
hubungan antar orang.
6). Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.
7). Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mampu menolong dirinya
sendiri (self care) sekaligus sebagai upaya korektif terhadap berbagai
kelemahan dan kelainan peserta didik.

Prinsip-prinsip Pendidikan Jasmani Adaptif meliputi,


1. Peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan kegiatan pendidikan jasmani
adaptif dengan batas kemampuan mereka, untuk memenuhi kebutuhan fisik,
mental, sosial dan emosional.
2. Setiap upaya yang dilakukan harus dipastikan bahwa program pendidikan
jasmani adaptif sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas peserta didik
berkebutuhan khusus.
3. Peralatan, fasilitas, aturan dan instruksi dari program pendidikan jasmani
adaptif harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.

22
4. Program pendidikan jasmani adaptif harus sehat secara fisik dan psikologis.
5. Kegiatan pendidikan jasmani yang disesuaikan harus diputuskan setelah
koordinasi yang erat dengan staf medis.

Ciri Unik Pendidikan Jasmani Adaptif adalah,


1) Pengembangain Kebugaran Jasmani
2) Pengembangan keterampilan gerak
3) Peningkatan pemahaman terhadap prinsip gerak
4) Penanaman kebiasaan hidup aktif

Sedangkan Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Adaptif diantaranya,


1) Pengembangan Kemampuan Dasar Anak
a) Pengenalan terhadap tubuh dan anggota tubuh
b) Gerakan-gerakan yang berhubungan dengan tubuh
2) Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Dominan
a) Lokomotor
b) Non Lokomotor
c) ManipuIatif
3) Pengembangan Teknik Dasar Keolahragaan
Implementasi Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif
a. Merancang Aktivitas Pendidikan Jasmani Adaptif
b. Strategi Adaptasi
c. Merencanakan Pembelajaran
1. Persiapan
2. Pemanasan
3. Menyambut Peserta
4. Istirahat selama sesi pembelajajaran
5. Pendinginan dan Umpan Balik
6. Penilaian dan Peninian Diri

23
G. Tes Formatif
1. Uraikan, apakah yang dimaksud dengan pendidikan jasmani adaptif. …
A. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah
psikomotor.
B. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah non
lokomotor.
C. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah
lokomotor.
D. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah motorik.

2. Berikut ini bukan merupakan tujuan dari pendidikan jasmani adaptif adalah, …
A. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
B. Memperoleh dan mempertahankan derajat prestasi olahraga yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien.
C. Berpartisipasi datam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi efektif
dalam hubungan antar orang.
D. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.

3. Setiap upaya yang dilakukan harus dipastikan bahwa program pendidikan


jasmani adaptif sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas peserta didik
berkebutuhan khusus, hal ini merupakan rumusan, …
A. Pengertian pendidikan jasmani adaptif
B. Tujuan pendidikan jasmani adaptif
C. Prinsip-prinsip pendidikan jasmani adapti
D. Manfaat pendidikan jasmani adaptif

24
4. Ciri uni yang terkandung dalam pendidikan jasmani adaptif adalah, …
A. Meningkatkan kekuatan otot
B. Meningkatkan daya tahan
C. Meningkatkan prestasi olahraga
D. Pengembangan keterampilan gerak

5. Berikut ini merupakan uraian yang tidak teramsuk ke dalam ruang lingkup
pendidikan jasmani adaptif adalah, …
A. Pengembangan mental spiritual Anak
B. Pengembangan Kemampuan Dasar Anak
C. Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Dominan
D. Pengembangan Teknik Dasar Keolahragaan

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut

Setelah mengerjakan tes formatif 1, Cocokkan jawaban Anda sesuai dengan kunci
jawaban tes formatif 1, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi kegiatan belajar 1.

Rumus:
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
5

Arti tingkat penguasaan yang Anda capai:


90 – 100 = baik sekali
80 – 89 = baik
70 – 79 = cukup
< 70 = kurang

Jika tingkat penguasaan Anda minimal 80%, maka anda dinyatakan berhasil dengan baik,
dan anda dapat melanjutkan untuk mempelajari kegiatan pembelajaran 2 pada Modul PKB
PPD. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80%, silakan pelajari kembali
uraian yang terdapat dalam sub unit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum
Anda kuasai dengan baik, yaitu pada jawaban Anda yang salah.

25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ADAPTASI DAN MODIFIKASI PENDIDIKAN
JASMANI BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS

A. Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran dua, diharapkan mampu untuk
menerapkan strategi pembelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi peserta didik
berkebutuhan khusus, yaitu dengan merencanakan program, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.

B. Kompetensi Dasar
Kegiatan pembelajaran ini sesuai dengan Permendiknas No. 32 tahun 2008
tentang Standar Kompetensi dan Kualifikasi Guru Pendidikan Khusus pada
Mapel PJOK, yaitu kompetensi Nomor 20.3, dengan uraian sebagai berikut:

1. Mampu merencanakan program pembelajaran pendidikan jasmani adaptif


2. Mampu melaksanakan program pembelajaran pendidikan jasmani adaptif
3. Mampu mengevaluasi program pembelajaran pendidikan jasmani adaptif

C. Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu merencanakan program pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif
2. Peserta diklat mampu melaksanakan program pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif
3. Peserta diklat mampu mengevaluasi program pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif

D. Uraian dan Contoh

1. Perencanaan Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif bagi


Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Perencanaan pembelajaran merupakan suatu program yang dipersiapkan


untuk mengajar dalam mencapai tujuan yang sudah ditentukan.

Prinsip-prinsip umum yang harus dijadikan pegangan guru dalam


merencanakan program pembelajaran adalah sebagai berikut:
26
1) Mengajar harus berdasarkan pengalaman yang sudah dimiliki peserta didik.
Apa yang telah dipelajari merupakan dasar dalam mempelajari bahan yang
akan diajarkan. Oleh karena itu, tingkat kemampuan peserta didik sebelum
proses belajar mengajar berlangsung harus diketahui guru. Tingkat
kemampuan semacam ini disebut entry behavior. Entry behavior dapat
diketahui di antaranya dengan melakukan pretes. Hal ini sangat penting
agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif dan efisien.
2) Pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan harus bersifat praktis. Bahan
pelajaran yang bersifat praktis berhubungan dengan situasi kehidupan. Hal
ini dapat menarik minat, sekaligus dapat memotivasi belajar.
3) Mengajar harus memperhatikan perbedaan individual setiap peserta didik.
4) Kesiapan (readiness) dalam belajar sangat penting dijadikan landasan
dalam mengajar. Kesiapan adalah kapasitas (kemampuan potensial) baik
bersifat fisik maupun mental untuk melakukan sesuatu.
5) Tujuan pengajaran harus diketahui peserta didik. Apabila tujuan pengajaran
diketahui, peserta didik mempunyai motivasi untuk belajar. Agar tujuan
mudah diketahui, harus dirumuskan secara khusus.
6) Mengajar harus mengikuti prinsip psikologis tentang belajar. Para ahli
psikologi merumuskan prinsip bahwa belajar itu harus bertahap dan
meningkat. Oleh karena itu, dalam mengajar haruslah mempersiapkan
bahan yang bersifat gradual, yaitu dari sederhana kepada yang kompleks
(rumit); dari konkret kepada yang abstrak; dari umum (general) kepada yang
kompleks; dari yang sudah diketahui (fakta) kepada yang tidak diketahui
(konsep yang bersifat abstrak); dengan menggunakan prinsip induksi ke
induksi atau sebaliknya, dan sering menggunakan reinforcement
(penguatan).

27
Pada saat Pembelajaran Jarak Jauh, perencanaan pembelajaran harus bisa
lebih menggali potensi keluarga yang akan mendampingi peserta didik di
rumah, sangat penting untuk melakukan asesmen keluarga, sehingga kita
dapat menyusun perencanaan pembelajaran yang tidak hanya sesuai
kebutuhan anak tapi juga mengakomodir potensi yang dimiliki keluarga.

Berikut ini adalah contoh desain perencanaan pembelajaran yang dapat


diadaptasi sesuai kebutuhan:

Sumber: Sekolah Cikal (Hani, 2020)

Disain rencana pembelajaran di atas dapat dikembangkan menjadi berbagai


rencana pembelajaran pendidikan jasmani yang dapat disesuaikan dengan
kebutuhan masing-masing sekolah. Berikut ini contoh RPP PJJ PJOK yang
bisa menjadi inspirasi untuk dimodifikasi dan dikembangkan sesuai dengan
kebutuhan:

28
Gambar 1: Contoh RPP PJJ (Utharina, 2020)

Gambar 2: Contoh LK PJJ (Utharina, 2020)

29
2. Strategi Adaptasi dan Modifikasi dalam Melaksanakan Pendidikan
Jasmani bagi Pesera Didik Berkebutuhan Khusus

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara


interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik
untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan
fisik serta psikologis peserta didik. Setiap satuan pendidikan melakukan
perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran,
penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk
terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berikut ini beberapa adaptasi dan Modifikasi yang dapat dijadikan alternatif
dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi peserta didik berkebutuhan
khusus (Halim, PENGENALAN SUKAN PARA (Olah Raga), 2019):

a. Fun Games
1) Tujuan dan Manfaaat Fun Games
Secara umum tujuan pembelajaran Fun Games untuk PDBK adalah agar
peserta didik berpartisipasi secara aktif, kreatif, dan menyenangkan dalam
kegiatan pembelajaran melalui berbagai permainan. Dengan demikian,
PDBK dapat mengembangkan kemampuan dirinya sesuai dengan
kebutuhan potensi dirinya, baik perkembangan jasmani, mental, emosional,
maupun sosial yang sesuai dengan berbagai bentuk Fun Games yang
dimainkannya.
Manfaat dari Fun Games menurut Zawi (2019) yaitu untuk melatih
karakter dan skill peserta didik seperti kejujuran dalam bermain, sportivitas,
saling menghormati dan menghargai, serta mengembangkan keterampilan
sosial. Adapun manfaat yang berhubungan program pembelajaran
pendidikan jasmani adalah; (1) merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, (2) mempengaruhi perkembangan keterampilan
gerak, (3) membantu mengembangkan efisiensi koordinasi syaraf otot
(neuro muskuler), (4) membantu pengembangan kesegaran jasmani seperti
kekuatan tubuh, daya tahan, kelentukan, daya tahan kardio vaskuler, yang
30
berguna bagi kehidupan sehari-hari, (5) membantu mengembangkan
emosionalnya, (6) membantu pengembangan sosial agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya, (7) membantu pengembangan intelektualnya.

2) Jenis-jenis Fun Games yang dapat diberikan pada PDBK (Halim, 2019)
a) Foam Ball
(1) Tujuan
(a) PDBK menguasai dan meningkatkan kemahiran asas berbagai
aktivitas olahraga
(b) Mencipta aktivitas pergerakan lokomotor dan pergerakan
manipulasi alat dengan menggunakan foamball
(c) Melatih kekuatan senam dengan menggunakan foamball
(2) Kelebihan Permaianan
(a) Permainan lebih lembut dan aman dimaikan bagi PDBK
(b) Pergerakan bola sesuai dengan pemain pemula PDBK
(c) Bola yang digunakan khusus tidak perlu pengisiana angin
(3) Kegunaan dan Aplikasi Permainan
(a) Aktivitas memanaskan badan PDBK
(b) Dapat diterapkan dalam permaianan bola kecil
(c) Dapat diterapkan dalam melatih hobi PDBK
(d) Dapat diterapkan dalam segala jenis olahraga
(4) Tip Keselamatan
(a) Sediakan tempat yang luas dan aman selama aktivitas
berlangsung
(b) Kenali kemampuan, tahapan, dan kekuatan PDBK
(c) Mematuhi aturan guru atau pelatih

31
b) Multy-Play Ball
(1) Tujuan
(a) PDBK menguasai dan meningkatkan kemahiran asas berbagai
aktivitas olahraga.
(b) Mencipta aktivitas pergerakan lokomotor dan pergerakan
manipulasi alat dengan menggunakan Multy-Play Ball
(c) Mengeksplor berbagai gerakan dan menambah kegembiraan
PDBK
(2) Kelebihan Permaianan
(a) Material terbuat dari bahan yang lembut
(b) Pergerakan bola tidak terlalu jauh dari pemain
(c) Menggunakan 5 (lima) warna (merah, biru, hijau, putih, hitam)
untuk berbagai jenis permainan
(3) Tip Keselamatan
(a) Sediakan tempat yang luas dan aman selama aktivitas
berlangsung
(b) Kenali kemampuan, tahapan, dan kekuatan setiap pemain
(c) Mematuhi arahan dari guru atau pendamping.

c) First Touch Ball


(1) Tujuan
(a) PDBK menguasai asas dalam berbagai aktivitas olahraga
(b) Mencipta aktivitas pergerakan lokomotor dan pergerakan
manipulasi alat dengan menggunakan First Touch Ball

32
(c) Meningkatkan kemampuan koordinasi mata-tangan dan mata-
kaki
(2) Kelebihan Permainan
(a) Pemain terlatih dalam keterampilan menendang
(b) Pemain terlatih dalam keterampilan lemparan/pukulan
(c) Kulit bola permukaan kasar lebih mudah dipegang
(3) Tip Keselamatan
(a) Sediakan tempat yang luas dan aman selama aktivitas
berlangsung
(b) Kenali kemampuan, tahapan, dan kekuatan setiap pemain
(c) Mematuhi arahan dari guru atau pendamping.

b. Teaching Games for Understanding (TGfU)

Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru pendidikan khusus
dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif adalah Teaching Games for
Understanding (TGfU). TGfU merupakan suatu model pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif untuk memperkenalkan bagaimana peserta didik mengerti
olahraga atau permainan melalui bentuk konsep dasar bermain. Selain itu,
model pembelajaran TGfU tidak memfokuskan pembelajaran pada pendekatan
teknik bermain olahraga sehingga proses pembelajaran akan lebih dinamis dan
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik berkebutuhan khusus.

TGfU lebih menekankan pada pendekatan taktik tanpa mempedulikan


pendekatan teknik yang digunakan, bermain dalam segala posisi melalui

33
permainan, mengembangakan kreativitas, kecepatan pengambilan keputusan
dalam permainan dan menekankan berbagai macam variasi bermain.

Model pembelajaran TGfU inipun sangat cocok untuk berbagai tingkatan


peserta didik. Model pembelajaran ini akan memicu perubahan dalam proses
pembelajaran yang bermuara pada peningkatan kualitas pendidikan jasmani
adaptif sehingga tujuan pendidikan jasmani yang mencakup ranah kognitif,
afektif, dan psikomotor dapat tercapai.

Bunker dan Thorpe's (1986) dalam (Tompang, 2019) menyatakan, TGfU


didasarkan pada enam komponen dasar dalam pembelajaran satu unit
permainan, yaitu:

1. Permainan
2. Apresiasi bermain
3. Kesadaran taktikal
4. Pembuatan keputusan yang akurat
5. Eksekusi keterampilan
6. Penampilan

Model Pengajaran Permainan untuk Pemahaman TGfU


Sumber: Bunker & Thorpe, Rethinking Game Teaching; dalam Tompang (2019)

34
Ciri khas serta klasifikasi TGfU dalam pengelolaan permainan menurut Mitchell,
Oslin, dan Griffin (2003:7-8) dalam Tompang (2019), sebagai berikut:

1) Target games (Permainan Target)


Permainan dimana pemain akan mendapatkan skor apabila bola atau proyektil
lain sejenis baik dilempar atau dipukul dengan terarah mencapai sebuah
sasaran yang sudah ditentukan dan semakin sedikit untuk menuju
pukulan/perlakuan menuju sasaran semakin baik. Permainan ini sangat
mengandalkan akurasi dan konsentarasi yang tinggi. Permainan yang termasuk
dalam target games antara lain adalah Golf, Woodball, Bowling, Snooker

Permainan target

2) Net/Wall Games (Permainan Net)


Permainan tim atau indvidu dimana skor didapat apabila mampu memberikan
bola atau proyektil sejenis jatuh pada lapangan lawan agar tidak bisa
dikembalikan dengan jalan melewatkan bola melalui net dengan tinggi tertentu.
Permainan ini mensyaratkan untuk memanipulasi bola atau proyektil sejenis
untuk ditempatkan pada lapangan kosong lawan yang menggunaka kekuatan
dan akurasi yang baik disamping harus mampu menjaga lapangannya sendiri
dari datangnya bola dari lawan.

Permainan ini mensyaratkan penutupan ruang kosong dan memanipulasi bola


dengan akurasi dan kecepatan tertentu untuk dijatuhkan pada daerah lapangan
kosong lawan. Permainan yang termasuk dalam net/wall games antara lain
adalah bulutangkis, tenis, bolavoli, sepaktakraw, dan squash.

35
Permainan net/ dinding

3) Striking/ fielding games (Permainan pukul-tangkap-lari)


Permainan tim yang cara mendapatkan skornya dengan cara memukul sebuah
bola atau proyektil sejenis untuk ditempatkan pada tempat tertentu atau agar
tidak tertangkap oleh pemain jaga sehingga si pemukul dapat lari menuju pada
daerah aman atau bahkan mampu melewati berkeliling ke beberapa daerah
aman dan kembali ketempat semula. Permainan ini mensyaratkan kemampuan
kecepatan reaksi memukul bola yang bergerak dari pelempar untuk dipukul
dalam lapangan agar pemukul dapat lari ketempat aman. Permainan yang
termasuk striking/fielding gamesantara lain adalah baseball, softball, cricket.

Permainan pukul, tangkap lari

4) Invasion Games (Permaian Serangan/invasi)


Permainan tim dimana skor diperoleh jika pemain secara beregu mampu
memanipulasi bola atau proyektil sejenis untuk dimasukkan ke gawang lawan atau
kedaerah tertentu lebih banyak dari lawan dan mampu mempertahkan daerah
gawangnya atau lapangannya dari kemasukan oleh lawan. Permainan ini
36
mensyaratkan penguasan bola atau proyektil sejenis serta menciptakan ruang
sehingga memudahkan bola mendekat ke gawang lawan untuk menghasilkan gol.
Permainan yang termasuk invasion games antara lain adalah sepakbola, rugby,
bolabasket, bolatangan, dan hoki

Permainan serangan

3. Evaluasi Program Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif bagi


Peserta Didik Berkebutuhan Khusus
Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, maka hal selanjutnya yang perlu
diperhatikan adalah melakukan evaluasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan
yang dicapai oleh peserta didik setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran.
Evaluasi dilakukan untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan diantaranya,
sebagai berikut: Apakah tujuan pembelajaran berhasil dicapai? Apakah strategi
pembelajaran sudah sesuai? Apakah materi yang diberikan tepat? Apakah
media yang digunakan sesuai?

a. Manfaat Evaluasi Hasil Belajar


Manfaat evaluasi hasil belajar (Harini, 2017) diantaranya:
1) Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui
kekuatan dan kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi,
sehingga termotivasi untuk meningkatkan dan memperbaiki proses dan
hasil belajarnya.
2) Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang
dialami PDBK sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
3) Untuk umpan balik bagi pendidik dalam memperbaiki metode,
pendekatan, kegiatan, dan sumber belajar yang digunakan.

37
4) Untuk masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan belajar
sehingga para peserta didik dapat mencapai kompetensi dalam
suasana yang kondusif dan menyenangkan.
5) Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah
tentang efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan
komite sekolah dapat ditingkatkan.

b. Fungsi Evaluasi Hasil Belajar


Evaluasi hasil belajar memiliki fungsi sebagai berikut (Harini, 2017):
1) Menggambarkan suatu kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik
2) Menilai hasil belajar peserta didik dalam rangka membantu peserta
didik memahami dirinya dan membuat keputusan tentang langkah
berikutnya, baik untuk pemilihan program, pengembangan kepribadian
maupun untuk kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani berikutnya.
3) Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan prestasi yang bisa
dikembangkan dari peserta didik

4) Sebagai alat diagnosis yang membantu pendidik menentukan apakah


seorang peserta didik perlu mendapatkan pengulangan materi atau
lanjut ke materi berikutnya.

Berikut ini beberapa contoh bentuk evaluasi yang dapat dipilih dan dikembangkan
lagi sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing, sebagai berikut:

38
E. Aktivitas Pembelajaran
Anda baru saja mempelajari kegiatan pembelajaran 2, yaitu: adaptasi dan
modifikasi pendidikan jasmani (penjas adaptif) bagi peserta didik berkebutuhan
khusus. Selanjutnya lakukanlah aktivitas pembelajaran berikut ini dalam rangka
memperdalam pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.

Petunjuk:
1. Rancanglah suatu rencana pembelajaran pada pembelajaran PJOK dan
lakukan adaptasi atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik
yang ada di kelas Anda.
2. Pilihlah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan, susunlah
RPP dengan lengkap dari komponen awal hingga evaluasi (yang paling
penting gambarkan Tujuan, strategi/metode, Aktivitas pembelajaran,
dan bagaimana melakukan evaluasi dengan jelas).
3. Anda dipersilahkan untuk mendiskusikan terlebih dahulu jawaban dari
permasalahan-permasalahan tersebut dengan kolega sesama peserta
diklat atau kolega di sekolah tempat Anda bertugas. Selamat berdiskusi.

F. Rangkuman
Pembelajaran PJOK bagi peserta didik berkebutuhan khusus harus benar-benar
dilakukan secara cermat. Perencanaan pembelajaran merupakan landasan
utama yang dilakukan untuk keberhasilan proses pembelajaran. Untuk
Pembelajaran dalam masa PJJ ini penting untuk melakukan asesmen keluarga,

39
dalam rangka menggali kemampuan dan kebutuhan yang mampu dilakukan oleh
keluarga dalam mendampingi anak belajar di rumah. Proses evaluasi juga penting
dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan proses pembelajaran dan
untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

Materi pembelajaran PJOK juga perlu mengalami adaptasi dan modifikasi


sehingga dapat mengakomodir kebutuhan PDBK, beberapa alternatif adaptasi
dan modifikasi yang dapat dilakukan adalah penjas adaptif melalui Fun Games
dan TGfU. Pendidik dapat berkreasi untuk menciptakan berbagai permainan yang
dapat meningkatkan kemampuan fisik, jasmani, dan kebugaran PDBK melalui Fun
Games dan TGfU yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing PDBK.

G. Tes Formatif
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar!

1. Langkah pertama guru dalam merencanakan pembelajaran adalah ....


A. identifikasi
B. asesmen
C. perencanaan
D. program Pembelajaran Individual

2. Jika bola atau benda yang lain sejenis baik dilempar atau dipukul dengan terarah
dan mendapatkan skor, serta mengandalkan akurasi dan konsentarasi yang
tinggi, merupakan model TGfU kategori permainan, …
A. Net/Wall games
B. Invasion games
C. Target games
D. Striking/ fielding games

3. Perhatikan gambar-gambar berikut!

A B C D

40
Gambar manakah yang termasuk permainan Foam Ball?
A. (A)
B. (B)
C. (C)
D. (D)

4. Dalam suatu permainan, jika peserta didik telah diberi informasi dan pemahaman
tentang peraturan, maka selanjutnya diberikan tahapan untuk dapat memberikan
pertimbangkan permaianan, tahapan yang dimaksud adalah, …
A. Bentuk permainan
B. Apresiasi permainan
C. Kesadaran taktis
D. Membuat keputusan

5. Evaluasi dilakukan tidak untuk dapat menjawab pertanyaan berikut, yaitu…


A. Apakah tujuan pembelajaran sudah tercapai?
B. Apakah strategi pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai?
C. Apakah materi yang diberikan sudah tepat?
D. Apakah rencana pembelajaran sesuai?

H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut


Silakan Anda mencocokkan hasil pekerjaan dengan kunci jawaban latihan dan
evaluasi materi pokok 2 yang tersedia di belakang modul ini. Apabila hasil jawaban
Saudara masih rendah, maka silakan mengulang membaca kembali materi pokok
2 secara saksama.

KUNCI JAWABAN
KP. 1 KP. 2
1. A 1.
2. B 2. C
3. C 3.
4. D 4. C
5. A 5.

41
PENUTUP

Perluasan wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi ini penting
dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Disamping
itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya
merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan
berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pendidikan khusus, baik berdasarkan
hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan khusus, akan semakin
memperkaya wawasan dan pengetahuan para peserta diklat.

Dalam tataran praktis, mengimplementasikan berbagai pengetahuan dan keterampilan yang


diperoleh setelah mempelajari modul ini, penting untuk dilakukan. Melalui langkah ini,
kebermaknaan materi yang dipelajari akan sangat dirasakan oleh peserta diklat. Di samping
itu, tahapan penguasaan kompetensi peserta diklat sebagai pendidik, peserta didik
berkebutuhan khusus secara bertahap dapat diperoleh.

Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi
rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan mempraktekan materi yang
disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk
mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi
lainnya.

SELAMAT BERKARYA!

42
DAFTAR BACAAN

Halim, M. E. (2019). PENGENALAN SUKAN PARA (Olah Raga). Shortcourse


Psychomotor for Special Need Children. Malaka, Malaysia: Seameo SEN.

Halim, M. E. (2019). PERMAINAN & SUKAN UNTUK MURID BERKEPERLUAN


KHAS. Shortcourse Psychomotor for Special Need Children. Malaka,
Malaysia: Seameo SEN.

Hani, R. R. (2020). Kiat-kiat Modifikasi RPP selama masa Pandemi COVID-1 (2).
GTK Dikmen Diksus TV (Webinar 1 Juli 2020). Jakarta: Kampus Cikal,
Sekolah Lawan Korona.

Harini, N. (2017). Pemanfaatan Penilaian Dan Evaluasi Bagi Pembelajaran.


MODUL PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
TERINTEGRASI PENGUATAN PENDIDIKAN KARAKTER (p. 23).
Bandung: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Bidang Taman Kanak-kanak & Pendidikan Luar Biasa,
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan .

Tompang, K. (2019). Train Psychomotor skills for children with Disabilities through
TGFU concept. Benefit of physical literacy. Shortcourse Psychomotor for
Special Need Children. Malaka, Malaysia: Sameo SEN.

Utharina, R. (2020). Pembelajaran Calistung bagi Anak Kesulitan Belajar dalam


PJJ. GTK Dikmen Diksus TV (Webinar 22 Juli 2020). Bandung: SLB Negeri
Cicendo.

Zawi, M. K. (2019). Physical Education for Special Needs Educators. Shortcourse


Psychomotor for Special Need Children. Malaka, Malaysia: Seameo SEN.

43
PPPPTK TK dan PLB
dan Komitmen Peningkatan Kompetensi GTK TK dan PLB

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Taman


Kanak-kanak dan Pendidikan Luar Biasa (PPPPTK TK dan PLB) merupakan Unit
Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga
Kependidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sesuai dengan visi yang
diusung yaitu Mewujudkan
Indonesia Maju yang berdaulat,
mandiri, dan berkepribadian
melalui terciptanya Pelajar
Pancasila yang bernalar kritis,
kreatif, mandiri, beriman, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan
berkebinekaan global, PPPPTK TK dan PLB bertugas untuk meningkatkan kompetensi
GTK Bidang TK dan PLB. Berbagai program telah dirancang dan dilaksanakan berkenaan
dengan amanat tugas tersebut, baik dalam bentuk pelatihan, workshop, seminar, maupun
kajian pengembangan.

Dimasa Pandemi Covid-19 ini, PPPPTK TK dan PLB tetap


berkomitmen untuk memberikan layanan peningkatan
kompetensi guru dan tenaga kependidikan melalui
program-program pelatihan berbasis jaringan (Daring)
yang dapat diikuti oleh Guru dan Tenaga Kependidikan
bidang TK dan PLB. Sementara itu, untuk kegiatan
seminar, IG live dan FB live, yang juga disiarkan langsung
m elalui kanal Youtube, program yang diusajikan tidak
saja diikuti GTK TK dan PLB, tetapi juga dapat diikuti GTK
lainnya, termasuk praktisi dan orang tua peserta didik
yang relevan dengan pelayanan pendidikan anak usia dini dan pendidikan luar biasa.
Modul yang disusun ini merupakan salah satu bahan ajar Program Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Berbasis Kebutuhan dan Permasalahan Peserta Didik.

PPPPTK TK dan PLB yang berlokasi di Jl. Dr. Cipto No 9 Bandung,


saat ini dipimpin oleh Drs. Abu Khaer, M.Pd., yang lahir di
Kabupaten Batang, Jawa Tengah pada tanggl 13 April 1966.
Pengalaman kerja sebagai ASN dilalui di Balai Pengembangan
Media Televisi (26 tahun) dan Balai Pengembangan Multimedia
(satu tahun) keduanya adalah UPT Pustekkom, sekarang Pusdatin.
Pada saat bertugas di dua balai pengembangan media tersebut
banyak mengembangkan bahan ajar berbasis TIK untuk sasaran
PAUD dan PLB. Drs. Abu Khaer, M.Pd menyelesaikan magister pendidikannya dalam
bidang Teknologi Pembelajaran dari Universitas Negeri Malang.
44
45

Anda mungkin juga menyukai