Penulis :
Dr. Komar Hidayat, M.Pd.
Nita Harini, M.Pd.
Tim Peninjau :
Dr. Hj. Dedeh, M.A.
Dr. Nandi, M.Pd.
Tim Penyelia:
Pelaksana Tugas Bidang Program dan Informasi
Pelaksana Tugas Seksi Program
Penyusun Program Peningkatan Kompetensi PTK
Copyright © 2020
i
INFORMASI PENULIS
ii
KATA PENGANTAR
Dari tahun ke tahun, nilai PISA Indonesia menunjukkan penurunan angka dan
hal ini mengindikasikan bahwa siswa di indonesia memiliki masalah dengan
literasi, numerasi dan pengetahuan sains. Saat ini pembelajaran lebih
menekankan pada Lower Order Thinking Skill (LOTS) dan belum ke arah
Higher Order Thinking Skill (HOTS), dan hal ini menjadi perhatian pemerhati
pendidikan tidak terkecuali Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan.
Untuk mengetahui hal ini, sesuai arahan beliau dilakukan survei Identifikasi
Permasalahan Peserta Didik dalam upaya melakukan peningkatan kompetensi
pendidik dan tenaga kependidikan bagi guru dan tenaga kependidikan (GTK)
taman kanak-kanak dan pendidikan luar biasa. Hasil pemetaan data dan
analisisnya menjadi rekomendasi tepat untuk diimplementasikan dalam bentuk
program pendidikan dan pelatihan (Diklat) GTK bidang taman kanak-kanak,
pendidikan luar biasa dan pendidikan inklusi melalui diklat dalam jaringan.
iii
Pelatihan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Berbasis Permasalahan
Peserta Didik (PKB – BPD) melalui beberapa modul yang telah siap sebagai
salah satu sumber belajar di samping sumber belajar yang akan disajikan oleh
para pengajar diklat. Ke delapan diklat dimaksud terdiri dari 4 (empat) paket
diklat bidang Taman Kanak-kanak, 2 (dua) paket diklat Bidang Pendidikan Luar
Biasa dan 2 (dua) paket diklat Bidang Pendidikan Inklusi. Kami berharap Modul
Pembelajaran ini dapat membantu guru dan tenaga kependidikan
mengembangkan kompetensi dan keterampilannya dalam melaksanakan
kegiatan pembelajaran bagi peserta didik dengan optimal.
Penggunaan modul ini sebagai sumber belajar diklat akan dievaluasi dan terus
dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan problematika pembelajaran yang
dinamis. Kepada semua pihak yang telah berperan aktif dalam penyusunan
modul ini, diucapkan terima kasih.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………...iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... v
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1
A. Deskripsi Modul ......................................................................................................................... 1
B. Peta Kompetensi ....................................................................................................................... 2
C. Petunjuk Penggunaan Modul................................................................................................... 3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENGEMBANGAN JASMANI, OLAH RAGA, DAN
KESEHATAN BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS ........................................... 4
A. Tujuan ......................................................................................................................................... 4
B. Kompetensi Dasar ..................................................................................................................... 4
C. Indikator Pencapaian Kompetensi .......................................................................................... 4
D. Uraian dan Contoh .................................................................................................................... 5
E. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................... 18
F. Rangkuman .............................................................................................................................. 22
G. Tes Formatif ............................................................................................................................. 24
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................................ 25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ADAPTASI DAN MODIFIKASI PENDIDIKAN JASMANI
BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS .................................................................. 26
A. Tujuan ....................................................................................................................................... 26
B. Kompetensi Dasar ................................................................................................................... 26
C. Pencapaian Kompetensi ........................................................................................................ 26
D. Uraian dan Contoh .................................................................................................................. 26
E. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................................................... 39
F. Rangkuman .............................................................................................................................. 39
G. Tes Formatif ............................................................................................................................. 40
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ............................................................................................ 41
KUNCI JAWABAN ............................................................................................................................. 41
PENUTUP .......................................................................................................................................... 42
DAFTAR BACAAN .................................................................................................................................. 43
v
PENDAHULUAN
A. Deskripsi Modul
1
isamping pemahaman terhadap perencanaan pembelajaran PJOK juga
bagaimana guru dapat menentukan strategi dan modifikasi pembelajaran PJOK
agar sesuai kebutuhan. Untuk memenuhi kebutuhan itulah maka disusunlah modul
ini sebagai penambah wawasan dan pengetahuan guru pendidikan luar biasa
sebagai peserta diklat di PPPPTK TK dan PLB.
Ruang lingkup Modul ini dibatasi hanya membahas “Pembelajaran PJOK meliputi
perencanaan, strategi adaptasi dan modifikasi, serta evaluasinya”.
B. Peta Kompetensi
Modul Strategi Pengembangan Pembelajaran PJOK bagi PDBK dalam Diklat
Pengembangan Kompetensi Akademik bagi Guru SLB digambarkan sebagai
berikut.
2
C. Petunjuk Penggunaan Modul
Modul Strategi Pengembangan Pembelajaran PJOK bagi PDBK ini diperuntukkan
untuk meningkatkan kompetensi guru SLB yang mengampu PDBK (peserta didik
berkebutuhakan khusus) melalui belajar mandiri dan/atau dalam jaringan. Oleh
karena itu teknis penulisannya dan penyajiannya disesuaikan dengan kebutuhan
untuk belajar mandiri.
Agar Saudara dapat memahami dengan baik keseluruhan materi modul dan dapat
mengimplementasikan hasilnya, sebelum mempelajari modul disarankan untuk:
3
KEGIATAN PEMBELAJARAN 1 PENGEMBANGAN JASMANI, OLAH RAGA,
DAN KESEHATAN BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. Tujuan
Melalui pengamatan secara virtual dan belajar mandiri, peserta diklat diharapkan
dapat mengembangkan pembelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi peserta
didik berkebutuhan khusus sesuai petunjuk yang telah ditentukan.
B. Kompetensi Dasar
Memahami konsep dan prinsip penyelenggaraan pendidikan jasmani adaptif, dan
Mampu melaksanakan program rekreasi dan pendidikan jasmani adaptif
4
D. Uraian dan Contoh
1. Hakikat pendidikan jasmani adaptif
Seperti halnya individu yang tidak memiliki
hambatan/normal, peserta didik berkebutuhan khusus
(PDBK) membutuhkan layanan pembelajaran
pendidikan jasmani (penjas) adaptif secara optimal.
Hal ini dikarenakan, mata pelajaran penjas adaptif
memiliki peranan yang amat penting terhadap
pertumbuhan dan perkembangan PDBK. Melalui
aktivitas penjas adaptif, diharapkan mereka mampu memperbaiki fungsi hidup,
terutama dalam melayani kepentingan dirinya sendiri (self care). Disamping itu,
selain perbaikan pada aspek fisik berpengaruh pula pada aspek mental, sosial
dan emosionalnya.
a. Pengertian Pendidikan Jasmani Adaptif
Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu sistem penyampaian layanan
yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk mengetahui, menemukan dan
memecahkan masalah dalam ranah psikomotor. Masalah psikomotor
sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan sensomotorik, keterbatasan
dalam kemampuan belajar. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa
peranan pendidikan jasmani bagi PDBK sangat besar dan mampu
mengembangkan mengkoreksi kelainan dan keterbatasan tersebut. Di
samping hal-hal tersebut, penjas adaptif bagi PDBK dapat berfungsi sebagai
sarana normalisasi dan rehabilitasi. Pendidikan jasmani adaptif adalah sama
halnya dengan pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan (PJOK) pada
umumnya. Pendidikan jasmani merupakan salah satu aspek dari seluruh
proses pendidikan secara keseluruhan.
5
b. Tujuan Pendidikan Jasmani Adaptif
Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk:
1). Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
2). Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai
keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam
aneka aktivitas jasmani.
3). Memperoleh dan mempertahankan derajat kebugaran jasmani yang
optimal untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien.
4). Mengembangkan nilai-nilai kepribadian melalui partisipasi dalam
aktivitas jasmani baik secara kelompok maupun perorangan.
5). Berpartisipasi datam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi efektif
dalam hubungan antar orang.
6). Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani,
termasuk permainan olahraga.
7). Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mampu menolong
dirinya sendiri (self care) sekaligus sebagai upaya korektif terhadap
berbagai kelemahan dan kelainan peserta didik.
c. Prinsip- Pendidikan Jasmani Adaptif
a. Peserta didik berkebutuhan khusus memerlukan kegiatan pendidikan
jasmani adaptif dengan batas kemampuan mereka, untuk memenuhi
kebutuhan fisik, mental, sosial dan emosional.
b. Setiap upaya yang dilakukan harus dipastikan bahwa program pendidikan
jasmani adaptif sesuai dengan kebutuhan dan kapasitas peserta didik
berkebutuhan khusus.
c. Peralatan, fasilitas, aturan dan instruksi dari program pendidikan jasmani
adaptif harus dimodifikasi sesuai dengan kebutuhan.
d. Program pendidikan jasmani adaptif harus sehat secara fisik dan
psikologis.
e. Kegiatan pendidikan jasmani yang disesuaikan harus diputuskan setelah
koordinasi yang erat dengan staf medis.
6
2. Ciri Unik Pendidikan Jasmani Adaptif
Pendidikan jasmani adaptif merupakan suatu bagian tak terpisahkan dari
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan (PJOK). Melalui program
pendidikan jasmani adaptif dapat dikembangkan kepribadian individu secara
utuh. Namun demikian, dibandingkan dengan mata pelajaran lain, sumbangan
nyata yang sangat unik dari program pendidikan jasmani adatah
"mengembangkan kebugaran jasmani dan kesehatan peserta didik,
terkuasainya keterampilan fisik, dan dapat meningkatkan pemahaman peserta
didik terhadap prinsip-prinsip gerak beserta penerapannya."
1) Pengembangain Kebugaran Jasmani
Kebugaran jasmani merupakan aspek penting dari domain psikomotorik,
yang bertumpu pada perkembangan kemampuan biologis organ tubuh.
Konsentrasinya lebih banyak pada persoalan peningkatan efisien fungsi faal
tubuh dengan segala aspeknya sebagai sebuah sistem (misalnya sistem
peredaran darah, sistem pemapasan, sistem metabolisrne).
Dalam pengertian yang lebih resmi, sering dibedakan konsep kebugaran
jasmani ini dengan konsep kebugaran motorik. Keduanya dibedakan dalam
hal kebugaran jasmani menunjuk pada aspek kualitas tubuh dan organ-
organnya, seperti kekuatan (otot), daya tahan (jantung-paru), kelentukan
(otot dan persendian); sedangkan kebugaran motorik menekankan aspek
penampilan yang melibatkan kuatitas gerak sendiri seperti kecepatan.
kelincahan, koordinasi, power, keseimbangan. Namun dalam naskah ini,
penggunaan konsep kebugaran jasmani tersebut menunjuk pada
keseluruhan aspek di atas.
2) Pengembangan keterampilan gerak
Pengembangan keterampilan gerak merujuk pada proses penguasaan suatu
keterampilan atau tugas gerak yang melibatkan proses mempersepsi
rangsangan dari luar, kemudian rangsangan itu diolah dan diprogramkan
sampai terjadinya respons berupa tindakan yang sesuai dengan rangsangan
itu. Penekanan proses pembelajaranya lebih banyak ditujukan pada proses
perangsang yang bervariasi, sehingga setiap kali anak selalu mengerahkan
7
kemampuannya dalam mengolah informasi, ketika akan menghasilkan
gerak. Dengan cara itu, kepekaan sistem saraf anak semakin dikembangkan.
3) Peningkatan pemahaman terhadap prinsip gerak
Aspek kognitif dalam pendidikan jasmani, tidak saja menyangkut
penguasaan pengetahuan faktual semata, tetapi meliputi pemahaman
terhadap gejala gerak dan prinsipnya, termasuk yang berkaitan dengan
landasan ilmiah pendidikan jasmani dan olahraga serta manfaat pengisian
waktu luang.
4) Penanaman kebiasaan hidup aktif
Pendidikan jasmani yang diberikan dalam suasana yang menyenangkan dan
sekaligus memberikan pemahaman kepada anak akan pentingnya aktivitas
fisik dan olahraga yang dilaksanakan secara teratur, secara langsung akan
berpengaruh positif terhadap keseharian anak untuk hidup aktif di luar
lingkungan sekolah terutama aktif dalam melakukan aktivitas fisik dan
olahraga.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani Adaptif
Ruang lingkup Pendidikan jasmani adaptif lebih ditekankan pada
pengembangan kemampuan gerak dasar pada umumnya dan secara khusus,
bagi anak kelas 5 dan 6 pada jenis hambatan tertentu, dikembangkan
keterampilan-keterampilan khusus kecabangan olahraga.
1) Pengembangan Kemampuan Dasar Anak
Peserta didik pada kelas-ketas rendah (kelas 1, 2, dan 3) perlu diperkenalkan
pada kemampuan mengelota tubuhnya, agar menjadi dasar yang memadai
bagi pengembangan di masa-masa berikutnya. Kemampuan mengetola
tubuh ini meliputi dua tahap, yaitu:
a) Pengenalan terhadap tubuh dan anggota tubuh
Peserta didik perlu mengenal berbagai nama bagian tubuh serta berbagai
kemungkinan geraknya, dari mulai bagian tubuh yang utama seperti kepala,
lengan dan kaki, sampai bagian tubuh lainnya seperti dada, pipi, hidung, dan
mulut.
b) Gerakan-gerakan yang berhubungan dengan tubuh
Pada pengenalan ini sebaiknya pemahaman peserta didik diarahkan pada
pengenalan kemungkinan gerak dari setiap bagian tubuh serta kombinasi
8
gerakannya dengan anggota tubuh lainnya. Misalnya, bagaimana lengan
dapat digerakkan; membengkok, memutar dan melingkar, tantangan anak
untuk menggerakkan salah satu lengan ke depan, sedangkan lengan yang
lain ke belakang. Dapat pula dicoba menggerakan salah satu lengan
bersamaan dengan menggerakkan salah satu tungkai.
2) Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Dominan
Keterampilan gerak dasar dominan mencakup gerak lokomotor, non
lokomotor, dan gerak manipulatif.
a) Lokomotor
Gerak lokomotor adalah, gerakan yang dilakukan dengan cara memindahkan
tubuh dari satu titik ke titik lainnya, baik mendatar atau tegak. Contoh gerak
lokomotor adalah, jalan, lari, melompat, mendarat, dan melompat dengan
tumpuan satu kaki (hopping), melompat-lompat ke atas dengan tumpuan dua
kaki (skipping).
b) Non Lokomotor
Non lokomotor adalah, gerakan dengan kondisi badan menetap pada satu
posisi. Namun, bergerak pada sumbu mendatar atau tegak. Keseimbangan
dinamis tergolong jenis keterampilan gerak non lokomotor. Dalam keadaan
demikian, seseorang berupaya untuk mempertahankan keseimbangan agar
titik berat badannya tetap jatuh pada bidang tumpu.
• Gerakan guling ke depan, dapat dikatagorikan ke dalam keterampilan
gerak non-lokomotor atau gerak stabil. Hal ini disebabkan karena tujuan
utamanya adalah untuk tetap menjaga keseimbangan selama tugas itu
dilakukan.
• Gerak dasar seperti memutar, menjangkau, membungkuk, dan
mengulurkan tubuh merupakan kemampuan gerak yang memerlukan
stabilitas posisi tubuh. Termasuk juga gerakan mengangkat beban,
mendorong dan menarik.
c) ManipuIatif
Manipulatif adalah, gerakan yang mengandalkan kemampuan anggota tubuh
seperti tangan, kaki, kepala, lutut, paha maupun dada untuk memanipulasi
objek luar seperti bota atau benda lainnya. Gerak seperti menangkap,
melernpar, memukul, memukul dengan alat, atau menendang, menggiring
9
dan memantulkan bola adalah contoh-contoh yang perlu dikembangkan
melalui penjas.
b. Strategi Adaptasi
Prinsip-prinsip adaptasi merupakan kunci untuk menyiapkan pembelajaran
penjas adaptif. Prinsip-prinsip ini adalah alat pembelajaran individual untuk
memberikan layanan pembelajaran penjas adaptif kepada PDBK yang sesuai
dengan kebutuhan dan potensinya, serta untuk mendorong partisipasi aktif
yang setara bagi semua.
10
Ingtlah! bahwa menemukan solusi yang efektif jarang dicapai pada upaya
pertama, namun melalui pengamatan, mendengarkan, dan kreativitas secara
berulang-ulang yang pada akhirnya dapat menemukan adaptasi yang paling
cocok untuk semua orang.
11
c. Merencanakan Pembelajaran
Perencanaan proses pembelajaran penjas adaptif membutuhkan persiapan.
Namun, perencanaan pembelajaran harus fleksibel dan perlu penyesuaian
dengan PDBK.
Persiapan
Sebelum PDBK tiba dilapangan, Anda harus menyiapkan semua peralatan
yang dibutuhkan dan mengatur situasi permainan yang disajikan. Peserta akan
lebih antusias jika lingkungan yang dipersiapkan menarik. Juga harus
dipastikan bahwa peralatan dan lingkungan tidak menimbulkan risiko
keselamatan bagi PDBK. Jadi, sampai di dini Anda telah siap untuk sesi
pembelajaran dan memfokuskan perhatian pada PDBK yang mulai
berdatangan di lapangan untuk menerima materi pembelajaran.
Menyambut peserta
Ucapkan, Selamat Pagi!
Ungkapan salam ini sangat penting, karena merupakan kesempatan pertama
untuk berkomunikasi yang efektif antara Guru dengan PDBK. Jika peserta tidak
menyapa secara spontan, pastikan bahwa semua orang menyapa orang lain!
Jika PDBK tidak semuanya tiba pada waktu yang bersamaan, ini akan memberi
kesempatan untuk mengobrol dengan PDBK yang datang lebih awal, untuk
mengenal mereka lebih baik, dan memberi mereka sedikit tantangan. Ketika
proses pembelajaran akan dimulai, kumpulkan semua PDBK di sekitar Anda.
Mulailah dengan menyapa peserta secara keseluruhan dan kemudian tanyakan
pada peserta apa yang mereka ingat tentang sesi pembelajaran terakhir.
12
Menyambut peserta penting karena membantu Guru mengenal mereka lebih
baik dan memberikan gambaran tentang bagaimana pembelajaran sebelumnya
telah dirasakan dan apa yang paling diingat PDBK. Ini adalah kesempatan
untuk menciptakan perasaan PDBK dan mendorong keterlibatan semua orang
dalam kegiatan tersebut.
Pemanasan
Pemanasan merupakan kunci dalam sesi pembelajaran penjas adaptif,
dilakukan secara rutinitas untuk menetapkan tolok ukur yang dapat
menciptakan suasana kondusif, dan energik.
Jangan panik! Tetap percaya diri dan positif, persiapan sesi pembelajaran yang
cermat dan kemampuan beradaptasi akan memungkinkan Anda untuk
mengatasinya.
Saran Untuk Memaksimalkan Partisipasi
Untuk memaksimalkan tingkat partisipasi PDBK dalam semua kegiatan, jangan
ragu untuk:
• meningkatkan jumlah latihan olahraga;
• meningkatkan jumlah target;
• gunakan semua bidang yang tersedia;
13
Untuk memastikan partisipasi yang adil, Anda dapat:
• menyediakan berbagai jenis latihan;
• mengatur target sebanyak mungkin pada ketinggian dan jarak yang berbeda;
• diversifikasi peran;
• pastikan setiap pemain mencoba semua aspek aktivitas dengan secara
teratur menggerakkan semua orang ke latihan berikutnya;
• menugaskan seseorang untuk membantu;
14
Pendinginan dan umpan balik
15
Penilaian dilakukan di berbagai tingkatan
Penilaian awal adalah untuk mengukur kapasitas dan keterampilan awal PDBK,
memprioritaskan keterampilan yang akan dikembangkan dan menentukan cara
terbaik untuk membimbingnya. Guru dapat melakukan penilaian lebih lanjut
untuk melihat bagaimana peserta berkembang, sejauh mana tujuan telah
dicapai dan apakah perlu dilakukan penyesuaian.
Namun, berhati-hatilah. Ini bukan berarti ujian akademik, fisik, atau kebugaran!
Ini adalah untuk mengatur situasi yang merangsang dan menyenangkan
sehingga Guru dapat mengamati setiap peserta, melibatkan mereka dalam
suatu kegiatan sambil mengumpulkan informasi tentang karakteristik spesifik
mereka. Untuk tujuan ini, Guru menentukan kriteria penilaian pribadi bersama
dengan setiap peserta. Karena penjas adaptif melibatkan pendekatan holistik
terhadap PDBK, Penjas Adaptif harus mempertimbangkan semua aspek PDBK,
termasuk fisik (misalnya mobilitas, bantuan), psikologis (mis. Harga diri,
ketakutan), kognitif (mis. Pemahaman, ingatan) dan relasional (mis.
Komunikasi, kemampuan bersosialisasi).
Penilaian kelompok
Penilaian kelompok berfokus pada iklim sosial dan emosional yang diciptakan
oleh kelompok, dan memantau dinamika kelompok untuk bersama (mis.
partisipasi, interaksi). Kriteria untuk penilaian kelompok ini didasarkan pada
pertukaran antara peserta dan kohesi kelompok. Mereka harus didefinisikan
berkenaan dengan pertukaran antarpribadi antara peserta, kualitas pertukaran
ini (mis. saling mendukung, atau pertukaran yang bermusuhan), dan semangat
solidaritas dalam kelompok.
16
Untuk tujuan ini, selama umpan balik di akhir sesi pembelajaran, Guru harus
terlebih dahulu meminta umpan balik verbal dari para peserta untuk mengukur
perasaan mereka. Pada tahap selanjutnya, mereka harus menghasilkan
laporan tertulis tentang bagaimana kegiatan berlangsung dan pada masing-
masing peserta.
Evaluasi diri
Penilaian diri adalah tindakan menilai diri sendiri dari ketiga penilaian yang
disajikan di atas. Guru harus memeriksa peran yang mereka mainkan selama
sesi pembelajaran, bagaimana mereka mengelola aspek positif dan negatif
yang muncul, dan sikap serta pendekatan mereka. Ini adalah peluang penting
untuk melakukan penyesuaian sebaik mungkin pada metode yang digunakan.
Untuk tujuan ini, Guru harus meninjau semua poin yang tercakup dalam
panduan ini (mis. sikap dan adaptasi kegiatan mereka), tanggung jawab mereka
atas masalah yang muncul, dan respons yang diberikan, serta solusi untuk
hambatan yang dihadapi. Misalnya, anak-anak yang tidak termotivasi mungkin
takut, tidak mengerti, tidak bisa melihat bagaimana cara bergabung, dan
sebagainya. Guru harus bertanya pada diri sendiri: "Jika mereka takut, apa yang
bisa saya lakukan untuk meyakinkan mereka dan menanamkan kepercayaan
diri?", "Jika mereka tidak mengerti, bagaimana saya bisa menjelaskan
situasinya secara berbeda, menyederhanakannya, menyesuaikan instruksi?",
“Jika mereka tidak dapat menemukan cara untuk bergabung, apa yang bisa
saya kelola secara berbeda? Bagaimana saya bisa melibatkan peserta lain
untuk memperbaiki situasi ini? "
Saran Praktis
Penting untuk menyimpan bagan observasi dan penilaian berdasarkan pada
tujuan yang ditetapkan. Seiring dengan waktu dan pengalaman, Anda dapat
menggunakan informasi ini untuk secara bertahap meningkatkan lembar
aktivitas pembelajaran Anda dan mengembangkannya lebih lanjut. Jangan lupa
bahwa penilaian adalah yang pertama dan terutama merupakan sarana untuk
maju.
17
E. Aktivitas Pembelajaran
Setelah menyimak penjelasan secara garis besar yang terkait dengan
pengembangan pendidikan jasmani adaptif bagi peserta didik berkebutuhan
kgusus, Anda diminta untuk melakukan langkah-langkah kegiatan pembelajaran
secara mandiri sebagai berikut:
19
LK-1.3 Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif
20
LK-1.4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Pendidikan Jasmani Adaptif
TUJUAN PEMBELAJARAN
IDENTITAS SEKOLAH
LANGKAH KEGIATAN
PENDAHULUAN
Satuan Pendidikan 1.
..LB …………… 2.
3.
INTI
Jenis Kekhususan
1.
……………………… 2.
3.
4.
Mata Pelajaran
5. dst
Pendidikan Jasmani
Adaptif PENUTUP
1.
Kelas/Semester 2.
3.
…/ ………
REFLEKSI
Alokasi Waktu
… JP @ … menit PENILAIAN
1. … (Keterampilan)
Pembelajaran ke: 2. … (Keterampilan)
… dan … 3. … (Pengetahuan)
4. Obervasi: …, …, … (Sikap)
Mengetahui Guru,
Kepala Sekolah,
…………………………… …………………………..
NIP. NIP.
21
F. Rangkuman
22
4. Program pendidikan jasmani adaptif harus sehat secara fisik dan psikologis.
5. Kegiatan pendidikan jasmani yang disesuaikan harus diputuskan setelah
koordinasi yang erat dengan staf medis.
23
G. Tes Formatif
1. Uraikan, apakah yang dimaksud dengan pendidikan jasmani adaptif. …
A. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah
psikomotor.
B. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah non
lokomotor.
C. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah
lokomotor.
D. sistem penyampaian layanan yang bersifat menyeluruh dan dirancang untuk
mengetahui, menemukan dan memecahkan masalah dalam ranah motorik.
2. Berikut ini bukan merupakan tujuan dari pendidikan jasmani adaptif adalah, …
A. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan
aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial.
B. Memperoleh dan mempertahankan derajat prestasi olahraga yang optimal
untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efisien.
C. Berpartisipasi datam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan
keterampilan sosial yang memungkinkan peserta didik berfungsi efektif
dalam hubungan antar orang.
D. Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk
permainan olahraga.
24
4. Ciri uni yang terkandung dalam pendidikan jasmani adaptif adalah, …
A. Meningkatkan kekuatan otot
B. Meningkatkan daya tahan
C. Meningkatkan prestasi olahraga
D. Pengembangan keterampilan gerak
5. Berikut ini merupakan uraian yang tidak teramsuk ke dalam ruang lingkup
pendidikan jasmani adaptif adalah, …
A. Pengembangan mental spiritual Anak
B. Pengembangan Kemampuan Dasar Anak
C. Pengembangan Keterampilan Gerak Dasar Dominan
D. Pengembangan Teknik Dasar Keolahragaan
Setelah mengerjakan tes formatif 1, Cocokkan jawaban Anda sesuai dengan kunci
jawaban tes formatif 1, yang terdapat di bagian akhir modul ini. Hitunglah jumlah jawaban
yang benar, kemudian gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
Anda terhadap materi kegiatan belajar 1.
Rumus:
Jumlah jawaban yang benar
Tingkat penguasaan = x 100
5
Jika tingkat penguasaan Anda minimal 80%, maka anda dinyatakan berhasil dengan baik,
dan anda dapat melanjutkan untuk mempelajari kegiatan pembelajaran 2 pada Modul PKB
PPD. Sebaliknya, bila tingkat penguasaan Anda kurang dari 80%, silakan pelajari kembali
uraian yang terdapat dalam sub unit sebelumnya, khususnya pada bagian yang belum
Anda kuasai dengan baik, yaitu pada jawaban Anda yang salah.
25
KEGIATAN PEMBELAJARAN 2 ADAPTASI DAN MODIFIKASI PENDIDIKAN
JASMANI BAGI PESERTA DIDIK BERKEBUTUHAN KHUSUS
A. Tujuan
Setelah mempelajari kegiatan pembelajaran dua, diharapkan mampu untuk
menerapkan strategi pembelajaran pendidikan jasmani adaptif bagi peserta didik
berkebutuhan khusus, yaitu dengan merencanakan program, melaksanakan, dan
mengevaluasi pembelajaran pendidikan jasmani adaptif.
B. Kompetensi Dasar
Kegiatan pembelajaran ini sesuai dengan Permendiknas No. 32 tahun 2008
tentang Standar Kompetensi dan Kualifikasi Guru Pendidikan Khusus pada
Mapel PJOK, yaitu kompetensi Nomor 20.3, dengan uraian sebagai berikut:
C. Pencapaian Kompetensi
1. Peserta diklat mampu merencanakan program pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif
2. Peserta diklat mampu melaksanakan program pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif
3. Peserta diklat mampu mengevaluasi program pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif
27
Pada saat Pembelajaran Jarak Jauh, perencanaan pembelajaran harus bisa
lebih menggali potensi keluarga yang akan mendampingi peserta didik di
rumah, sangat penting untuk melakukan asesmen keluarga, sehingga kita
dapat menyusun perencanaan pembelajaran yang tidak hanya sesuai
kebutuhan anak tapi juga mengakomodir potensi yang dimiliki keluarga.
28
Gambar 1: Contoh RPP PJJ (Utharina, 2020)
29
2. Strategi Adaptasi dan Modifikasi dalam Melaksanakan Pendidikan
Jasmani bagi Pesera Didik Berkebutuhan Khusus
Berikut ini beberapa adaptasi dan Modifikasi yang dapat dijadikan alternatif
dalam pembelajaran Pendidikan Jasmani bagi peserta didik berkebutuhan
khusus (Halim, PENGENALAN SUKAN PARA (Olah Raga), 2019):
a. Fun Games
1) Tujuan dan Manfaaat Fun Games
Secara umum tujuan pembelajaran Fun Games untuk PDBK adalah agar
peserta didik berpartisipasi secara aktif, kreatif, dan menyenangkan dalam
kegiatan pembelajaran melalui berbagai permainan. Dengan demikian,
PDBK dapat mengembangkan kemampuan dirinya sesuai dengan
kebutuhan potensi dirinya, baik perkembangan jasmani, mental, emosional,
maupun sosial yang sesuai dengan berbagai bentuk Fun Games yang
dimainkannya.
Manfaat dari Fun Games menurut Zawi (2019) yaitu untuk melatih
karakter dan skill peserta didik seperti kejujuran dalam bermain, sportivitas,
saling menghormati dan menghargai, serta mengembangkan keterampilan
sosial. Adapun manfaat yang berhubungan program pembelajaran
pendidikan jasmani adalah; (1) merangsang pertumbuhan dan
perkembangan jasmani, (2) mempengaruhi perkembangan keterampilan
gerak, (3) membantu mengembangkan efisiensi koordinasi syaraf otot
(neuro muskuler), (4) membantu pengembangan kesegaran jasmani seperti
kekuatan tubuh, daya tahan, kelentukan, daya tahan kardio vaskuler, yang
30
berguna bagi kehidupan sehari-hari, (5) membantu mengembangkan
emosionalnya, (6) membantu pengembangan sosial agar dapat berinteraksi
dengan lingkungan sosialnya, (7) membantu pengembangan intelektualnya.
2) Jenis-jenis Fun Games yang dapat diberikan pada PDBK (Halim, 2019)
a) Foam Ball
(1) Tujuan
(a) PDBK menguasai dan meningkatkan kemahiran asas berbagai
aktivitas olahraga
(b) Mencipta aktivitas pergerakan lokomotor dan pergerakan
manipulasi alat dengan menggunakan foamball
(c) Melatih kekuatan senam dengan menggunakan foamball
(2) Kelebihan Permaianan
(a) Permainan lebih lembut dan aman dimaikan bagi PDBK
(b) Pergerakan bola sesuai dengan pemain pemula PDBK
(c) Bola yang digunakan khusus tidak perlu pengisiana angin
(3) Kegunaan dan Aplikasi Permainan
(a) Aktivitas memanaskan badan PDBK
(b) Dapat diterapkan dalam permaianan bola kecil
(c) Dapat diterapkan dalam melatih hobi PDBK
(d) Dapat diterapkan dalam segala jenis olahraga
(4) Tip Keselamatan
(a) Sediakan tempat yang luas dan aman selama aktivitas
berlangsung
(b) Kenali kemampuan, tahapan, dan kekuatan PDBK
(c) Mematuhi aturan guru atau pelatih
31
b) Multy-Play Ball
(1) Tujuan
(a) PDBK menguasai dan meningkatkan kemahiran asas berbagai
aktivitas olahraga.
(b) Mencipta aktivitas pergerakan lokomotor dan pergerakan
manipulasi alat dengan menggunakan Multy-Play Ball
(c) Mengeksplor berbagai gerakan dan menambah kegembiraan
PDBK
(2) Kelebihan Permaianan
(a) Material terbuat dari bahan yang lembut
(b) Pergerakan bola tidak terlalu jauh dari pemain
(c) Menggunakan 5 (lima) warna (merah, biru, hijau, putih, hitam)
untuk berbagai jenis permainan
(3) Tip Keselamatan
(a) Sediakan tempat yang luas dan aman selama aktivitas
berlangsung
(b) Kenali kemampuan, tahapan, dan kekuatan setiap pemain
(c) Mematuhi arahan dari guru atau pendamping.
32
(c) Meningkatkan kemampuan koordinasi mata-tangan dan mata-
kaki
(2) Kelebihan Permainan
(a) Pemain terlatih dalam keterampilan menendang
(b) Pemain terlatih dalam keterampilan lemparan/pukulan
(c) Kulit bola permukaan kasar lebih mudah dipegang
(3) Tip Keselamatan
(a) Sediakan tempat yang luas dan aman selama aktivitas
berlangsung
(b) Kenali kemampuan, tahapan, dan kekuatan setiap pemain
(c) Mematuhi arahan dari guru atau pendamping.
Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru pendidikan khusus
dalam pembelajaran pendidikan jasmani adaptif adalah Teaching Games for
Understanding (TGfU). TGfU merupakan suatu model pembelajaran pendidikan
jasmani adaptif untuk memperkenalkan bagaimana peserta didik mengerti
olahraga atau permainan melalui bentuk konsep dasar bermain. Selain itu,
model pembelajaran TGfU tidak memfokuskan pembelajaran pada pendekatan
teknik bermain olahraga sehingga proses pembelajaran akan lebih dinamis dan
sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik berkebutuhan khusus.
33
permainan, mengembangakan kreativitas, kecepatan pengambilan keputusan
dalam permainan dan menekankan berbagai macam variasi bermain.
1. Permainan
2. Apresiasi bermain
3. Kesadaran taktikal
4. Pembuatan keputusan yang akurat
5. Eksekusi keterampilan
6. Penampilan
34
Ciri khas serta klasifikasi TGfU dalam pengelolaan permainan menurut Mitchell,
Oslin, dan Griffin (2003:7-8) dalam Tompang (2019), sebagai berikut:
Permainan target
35
Permainan net/ dinding
Permainan serangan
37
4) Untuk masukan bagi pendidik guna merancang kegiatan belajar
sehingga para peserta didik dapat mencapai kompetensi dalam
suasana yang kondusif dan menyenangkan.
5) Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah
tentang efektivitas pendidikan sehingga partisipasi orang tua dan
komite sekolah dapat ditingkatkan.
Berikut ini beberapa contoh bentuk evaluasi yang dapat dipilih dan dikembangkan
lagi sesuai dengan kebutuhan sekolah masing-masing, sebagai berikut:
38
E. Aktivitas Pembelajaran
Anda baru saja mempelajari kegiatan pembelajaran 2, yaitu: adaptasi dan
modifikasi pendidikan jasmani (penjas adaptif) bagi peserta didik berkebutuhan
khusus. Selanjutnya lakukanlah aktivitas pembelajaran berikut ini dalam rangka
memperdalam pemahaman terhadap materi yang telah dipelajari.
Petunjuk:
1. Rancanglah suatu rencana pembelajaran pada pembelajaran PJOK dan
lakukan adaptasi atau modifikasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik
yang ada di kelas Anda.
2. Pilihlah salah satu Kompetensi Dasar (KD) yang akan diajarkan, susunlah
RPP dengan lengkap dari komponen awal hingga evaluasi (yang paling
penting gambarkan Tujuan, strategi/metode, Aktivitas pembelajaran,
dan bagaimana melakukan evaluasi dengan jelas).
3. Anda dipersilahkan untuk mendiskusikan terlebih dahulu jawaban dari
permasalahan-permasalahan tersebut dengan kolega sesama peserta
diklat atau kolega di sekolah tempat Anda bertugas. Selamat berdiskusi.
F. Rangkuman
Pembelajaran PJOK bagi peserta didik berkebutuhan khusus harus benar-benar
dilakukan secara cermat. Perencanaan pembelajaran merupakan landasan
utama yang dilakukan untuk keberhasilan proses pembelajaran. Untuk
Pembelajaran dalam masa PJJ ini penting untuk melakukan asesmen keluarga,
39
dalam rangka menggali kemampuan dan kebutuhan yang mampu dilakukan oleh
keluarga dalam mendampingi anak belajar di rumah. Proses evaluasi juga penting
dilakukan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan proses pembelajaran dan
untuk perbaikan proses pembelajaran berikutnya.
G. Tes Formatif
Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda anggap benar!
2. Jika bola atau benda yang lain sejenis baik dilempar atau dipukul dengan terarah
dan mendapatkan skor, serta mengandalkan akurasi dan konsentarasi yang
tinggi, merupakan model TGfU kategori permainan, …
A. Net/Wall games
B. Invasion games
C. Target games
D. Striking/ fielding games
A B C D
40
Gambar manakah yang termasuk permainan Foam Ball?
A. (A)
B. (B)
C. (C)
D. (D)
4. Dalam suatu permainan, jika peserta didik telah diberi informasi dan pemahaman
tentang peraturan, maka selanjutnya diberikan tahapan untuk dapat memberikan
pertimbangkan permaianan, tahapan yang dimaksud adalah, …
A. Bentuk permainan
B. Apresiasi permainan
C. Kesadaran taktis
D. Membuat keputusan
KUNCI JAWABAN
KP. 1 KP. 2
1. A 1.
2. B 2. C
3. C 3.
4. D 4. C
5. A 5.
41
PENUTUP
Perluasan wawasan dan pengetahuan peserta berkenaan dengan substansi materi ini penting
dilakukan, baik melalui kajian buku, jurnal, maupun penerbitan lain yang relevan. Disamping
itu, penggunaan sarana perpustakaan, media internet, serta sumber belajar lainnya
merupakan wahana yang efektif bagi upaya perluasan tersebut. Demikian pula dengan
berbagai kasus yang muncul dalam penyelenggaraan pendidikan khusus, baik berdasarkan
hasil pengamatan maupun dialog dengan praktisi pendidikan khusus, akan semakin
memperkaya wawasan dan pengetahuan para peserta diklat.
Pada akhirnya, keberhasilan peserta dalam mempelajari modul ini tergantung pada tinggi
rendahnya motivasi dan komitmen peserta dalam mempelajari dan mempraktekan materi yang
disajikan. Modul ini hanyalah merupakan salah satu bentuk stimulasi bagi peserta untuk
mempelajari lebih lanjut substansi materi yang disajikan serta penguasaan kompetensi
lainnya.
SELAMAT BERKARYA!
42
DAFTAR BACAAN
Hani, R. R. (2020). Kiat-kiat Modifikasi RPP selama masa Pandemi COVID-1 (2).
GTK Dikmen Diksus TV (Webinar 1 Juli 2020). Jakarta: Kampus Cikal,
Sekolah Lawan Korona.
Tompang, K. (2019). Train Psychomotor skills for children with Disabilities through
TGFU concept. Benefit of physical literacy. Shortcourse Psychomotor for
Special Need Children. Malaka, Malaysia: Sameo SEN.
43
PPPPTK TK dan PLB
dan Komitmen Peningkatan Kompetensi GTK TK dan PLB