Anda di halaman 1dari 21

SKENARIO KASUS TERKAIT PENGURANGAN RESIKO PASIEN JATUH DAN

RESIKO INFEKSI

Oleh : KELOMPOK 6

1. Amanda Cahya 201211757


2. Syalshabillah Khairani 201211761
3. Dela Arnelia 201211760
4. Windi Osmiati 201211755
5. Aurely Radisti 201211766
6. Wahyu Vernando 201211759
7. A.R.Aqly Arafri 201211753
8. Syakinah Harpani 201211754
9. Mesi Nofianti 201211756
Kelas : 2 A

Dosen Pengampu

Ns. Zulham Efendi, M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

MERCUBAKTIJAYA PADANG

2021
Daftar isi

Daftar isi.............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
LATAR BELAKANG....................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A.Pengertian resiko jatuh............................................................................................6
B.Penyebab dari resiko jatuh......................................................................................6
C.Pencegahan dan mengurangi resiko jatuh..............................................................6
D. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan...................................7
E. Rantai Penularan Infeksi........................................................................................9
F. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi................................................................11
G. Pengurangan Risiko Infeksi.................................................................................12
H. Pencegahan dengan Perbaiki Ketahanan Tubuh................................................12
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................13
A.KESIMPULAN........................................................................................................13
B.SARAN...................................................................................................................13
Daftar Pustaka.................................................................................................................13
Naskah dialog pengurangan resiko jatuh........................................................................15
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung selama proses pembuatan makalah ini. Dengan pembuatan makalah ini
maka kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui Tentang ”Skenario pengurangan
resiko pasien jatuh dan pengurangan infeksi”. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kami sangat mengharapkan kritik
dan masukan yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 17 November 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Keselamatan pasien dan pencegahan cedera adalah hal penting dalam asuhan
pasien yang berkualitas (Jones, 2014). Keselamatan pasien diakui sebagai suatu
prioritas dalam pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman sehingga dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (KKP-RS, 2008).
Salah satu kejadian tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan cedera pada
pasien adalah pasien jatuh. Jatuh pada pasien merupakan hal yang kompleks dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor kontribusi seperti: penyakit fisik, kesehatan mental, obat
dan usia, serta sebagai faktor lingkungan. Jatuh pada usia tua umumnya terjadi akibat
beberapa faktor yang saling berinteraksi. Faktor-faktor yang paling signifikan pada
pasien rumah sakit adalah: berjalan limbung, bingung, mengompol atau harus sering ke
toilet, riwayat jatuh sebelumnya, dan mendapat obat penenang atau obat tidur (Frances
& Scobie, 2007). Setiap pasien dari segala usia atau kemampuan fisik dapat berisiko
untuk jatuh karena perubahan fisiologis akibat kondisi medis, obat-obatan, operasi,
prosedur, atau tes diagnostik yang dapat mengakibatkan mereka menjadi lemah atau
bingung (The Joint Commission, 2015).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan resiko jatuh ?


2. Apa penyebab dari jatuh ?
3. Apa pencegahan dan mengurangi resiko jatuh?
4. Dapat menjelaskan pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan?
5. Dapat menjelaskan Rantai Penularan Infeksi?
6. Dapat menjelaskan Pengurangan Risiko Infeksi?
7. Dapat menjelaskan Pencegahan dengan Perbaiki Ketahanan Tubuh?

1.3 TUJUAN MAKALAH

1. Dapat Memahami maksud dari resiko jatuh.


2. Dapat Mengetahui penyebab dari jatuh
3. Dapat Memahami pencegahan dan mengurangi resiko jatuh
4. Untuk mengetahui pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan
5. Untuk mengetahui Rantai Penularan Infeksi
6. Untuk mengetahui Pengurangan Risiko Infeksi

1.4 MANFAAT MAKALAH

Manfaat utama penulis membuat makalah ini yaitu untuk membantu pembaca
khususnya mahasiswa perguruan tinggi dalam pengetahuan. Manfaat lainnya yaitu
Menambah wawasan pengetahuan tentang rpengurangan resiko jatuh.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian resiko jatuh

Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya
disebabkan oleh faktor lingkungan dan/ atau faktor fisiologis dapat berakibat cidera.
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke
lantai, dengan atau tanpa menciderai dirinya.

B.Penyebab dari resiko jatuh

Ada dua penyebab dari reiko jatuh yaitu:

a) Faktor fisiologis
Kondisi insiden jatuh atau terjatuh merupakan suatu hal yang umum yang terjadi
pada lansia, orang sakit, anak anak, atau orang cedera yang sedang lemah.
b) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dpat menyebabkan resiko jatuh; antara lain : lantai licin;
cairan di lantai; tidak terpasang keset anti slip; tidak adanya rel pengaman dan
rel pegangan; dll.

Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan
oleh faktor lingkungan dan/ atau faktor fisiologis dapat berakibat cidera. Insiden jatuh
tentu akan merugikan pasien atau klien terutama secara fisik, disi lain hal ini juga
menyakut kualitas pelayan dari sebuah rumah sakit. Sehingga tenaga kesehatan, staff
medis harus sangat memperhatikan kondisi pasien dengan melaksanakan assesmen
resiko jatuh dengan menggunakan instrument yang tepat.

C.Pencegahan dan mengurangi resiko jatuh


Dalam konteks ini rumah sakit melakukan evaluasi risiko pasien terhadap jatuh
dan segera bertindak untuk mengurangi risiko terjatuh dan mengurangi risiko cidera
akibat jatuh. Rumah sakit meSyakinahpkan program mengurangi risiko terjatuh
berdasarkan kebijakan dan atau prosedur yang tepat. Program ini memantau baik
konsekuensi yang diinginkan maupun tidak diinginkan dari tindakan yang diambil untuk
mengurangi jatuh.

Ada dua aktifitas yang di lakukan pada pasien resiko jatuh yaitu :

a) Aktifitas Umum yang dilaksanakan :

1. Menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen
ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap berisiko.

b) Aktifitas Khusus yang dilaksanakan :

1. Mengidentifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi jatuh dengan menggunakan


“Asesmen Risiko Jatuh”.
2. Melakukan evaluasi risiko pasien terhadap jatuh dan asesmen ulang pada
semua pasien(setiap hari / Bila ada perubahan )
3. Melakukan asesmen yang berkesinambungan terhadap pasien yang berisiko
jatuh dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”
4. MeSyakinahpkan standar pencegahan dan penanganan risiko jatuh secara
komprehensif, dan
5. Mengurangi risiko cidera akibat jatuh.

D. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan

Pencegahan dan pengendalian infeksi merupakan tantangan praktisi


dalam kebanyakan tatanan pelayanan kesehatan, dan peningkatan biaya untuk
mengatasi infeksi yang berhubungan dengan pelayanan kesehatan merupakan
keprihatinan besar bagi pasien maupun para profesional pelayanan kesehatan.
Infeksi umumnya dijumpai dalam semua bentuk pelayanan kesehatan termasuk
infeksi saluran kemih- terkait kateter, infeksi aliran darah blood stream infections
dan pneumonia sering kali dihubungkan dengan ventilasi mekanis. Pokok dari
eliminasi infeksi ini maupun infeksi lain adalah cuci tangan hand hygiene yang
tepat. Pedoman hand hygiene yang berlaku secara internasional bisa diperoleh
dari WHO, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat US
CDC berbagai organisasi nasional dan intemasional. Rumah sakit mempunyai
proses kolaboratif untuk mengembangkan kebijakan danatau prosedur yang
menyesuaikan atau mengadopsi pedoman hand hygiene yang diterima secara
umum untuk implementasi pedoman itu di rumah sakit.
Tantangan terbesar yang dihadapi dalam memberikan pelayanan
kesehatan adalah pencegahan dan pengendalian infeksi. Mahalnya biaya yang
diperlukan dalam mengatasi infeksi yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan menjadi masalah tersendiri bagi pasien maupun stakeholder yang
berkecimpung dalam dunia kesehatan. Berbagai macam infeksi seperti infeksi
saluran kemih, infeksi pada aliran darah (blood stream infections) dan
pneumonia yang berkaitan dengan ventilasi mekanis juga sering ditemukan
dalam pemberian pelayanan kesehatan. Sumber dari timbulnya infeksi
disebabkan karena kurangnya kesadaran atau pemahaman perawat dalam
mencuci tangan (hand hygiene) yang tepat. Bahkan mengingat pentingnya
mencuci tangan maka mencuci tangan memakai sabun atau cairan anti septik,
dan di ruang operasi sebelum dilakukan tindakan pembedahan perawat untuk
menurunkan angka infeksi perawat harus melakukan cuci tangan steril
(Permenkes, 2017). Dilakukan dengan enam langka yang menjadi standar oleh
WHO yaitu:
1. Pada saat sebelum dan setelah menyentuh pasien
2. Sebelum dan setelah melakukan tindakan aseptik
3. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
4. Sebelum dan setelah melakukan tindakan invasiv
5. Setelah menyentuh area sekitar pasien/lingkungan dan
6. Memakai alat pelindung diri (APD) seperti sarung tangan, masker, tutup
kepala, kacamata pelindung, apron/jas dan sepatu pelindung yang digunakan
untuk melindungi petugas dari risiko pajanan darah, cairan tubuh ekskreta, dan
selaput lendir pasien

Hand hygiene
Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunkana
sabun/antiseptic dibwah air mengalir atau dengan menggunakan handrub
berbasis alcohol
⮚ Hygienic handrub
⮚ Hygienic handwash
⮚ Surgical hand antiseptis

Tujuan kebersihan tangan


Untuk menghilangkan kotoran dari kulit secara meani dan mengurangi jumlah
mikroorganisme sementara
5 moment membersihkan tangan
1. Sebelum berkontak dengan pasien
2. Sebelum tindakan aseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

E. Rantai Penularan Infeksi

Pengetahuan tentang rantai penularan infeksi sangat penting karena apabila


satu mata rantai dihilangkan atau dirusak, maka infeksi dapat dicegah atau dihentikan.
Komponen yang diperlukan sehingga terjadi penularan adalah:

1. Agen infeksi (infectious agent) adalah Mikroorganisme yang dapat menyebabkan


infeksi. Pada manusia dapat berupa bakteri , virus, ricketsia, jamur dan parasit.
Dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu: patogenitas, virulensi, dan jumlah (dosis, atau load)
2. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh, berkembang biak
dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling umumadalah manusia,
binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-bahan organik lainnya. Pada

manusia: permukaan kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina 3. Port of
exit ( Pintu keluar) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir. Pintu
keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin,
kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.

4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari
reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu : a. Kontak
(contact transmission):

1) Direct/Langsung: kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara fisik pada
saat pemeriksaan fisik, memandikan pasen

2) Indirect/Tidak langsung (paling sering !!!): kontak melalui objek (benda/alat)


perantara: melalui instrumen, jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci

b. Droplet : partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak sebar pendek,
tdk bertahan lama di udara, “deposit” pada mukosa konjungtiva, hidung, mulut contoh :
Difteria, Pertussis, Mycoplasma, Haemophillus influenza type b (Hib), Virus Influenza,
mumps, rubella

c. Airborne : partikel kecil ukuran < 5 μm, bertahan lama di udara, jarak penyebaran
jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus campak, Varisela
(cacar air), spora jamur

d. Melalui Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan kehidupan


kuman penyebab sampai masuk (tertelan atau terokulasi) pada pejamu yang rentan.
Contoh: air, darah, serum, plasma, tinja, makanan.

e. Melalui Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat
menularkan kuman penyebab cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun
kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu,
binatang pengerat

5. Port of entry (Pintu masuk) adalah Tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu
(yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui: saluran pernafasan, saluran pencernaan,
saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh (luka).

6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang
cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit. Faktor yang
mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang
luas, trauma atau pembedahan, pengobatan imunosupresan. Sedangkan faktor lain
yang mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status
ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan herediter.

F. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi

Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas


penjamu, agen infeksi (pathogenesis, virulensi dan dosis) serta cara penularan.
Identifikasi factor resiko pada penjamu dan pengendalian terhadap infeksi tertentu
dapat mengurangi insiden terjadinya infeksi (HAIs), baik pada pasien ataupun pada
petugas kesehatan.

Strategi pencegahan dan pengendalian infeksi terdiri dari:

1. Peningkatan daya tahan penjamu, dapat pemberian imunisasi aktif (contoh vaksinasi
hepatitis B), atau pemberian imunisasi pasif (imunoglobulin). Promosi kesehatan
secara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh.

2. Inaktivasi agen penyebab infeksi, dapat dilakukan metode fisik maupun kimiawi.
Contoh metode fisik adalah pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi) dan memasak
makanan seperlunya. Metode kimiawi termasuk klorinasi air, disinfeksi.

3. Memutus mata rantai penularan. Merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya bergantung kepeda ketaatan petugas dalam
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
Tindakan pencegahan ini telah disusun dalam suatu “Isolation Precautions”
(Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari 2 pilar/tingkatan, yaitu “Standard Precautions”
(Kewaspadaan Standar) dan “Transmission based Precautions” (Kewaspadaan
berdasarkan cara penularan)

4. Tindakan pencegahan paska pajanan (“Post Exposure Prophylaxis”/PEP) terhadap


petugas kesehatan. Berkaitan pencegahan agen infeksi yang ditularkan melalui darah
atau cairan tubuh lainnya, yang sering terjadi karena luka tusuk jarum bekas pakai atau
pajanan lainnya. Penyakit yang perlu mendapatkan perhatian adalah hepatitis B,
Hepatitis C, dan HIV.

G. Pengurangan Risiko Infeksi

Pelayanan kesehatan yang nyaman dapat diimplementasikan melalui


keselamatan pasien, karena fokus pelayanan tidak saja pada kepuasan pasien tetapi
lebih penting lagi adalah keselamatan pasien. Keselamatan pasien di Indonesia
diimplementasikan oleh seluruh fasilitas pelayanan kesehatan, sesuai kebijakan
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia tertuang salah satunya yaitu sasaran
keselamatan pasien yaitu ketepatan identifikasi, peningkatan komunikasi yang efektif,
peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai, kepastian tepat-lokasi tepat-
prosedur tepat- pasien operasi, pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan
kesehatan dan pengurangan resiko jatuh pasien (PERMENKES No 11, 2017).

H. Pencegahan dengan Perbaiki Ketahanan Tubuh

Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula
bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan
membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga
keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada umumnya, misalnya
seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manusia.

Pengetahuan tentang mekanisme ketahanan tubuh orang sehat yang dapat


mengendalikan jasad renik oportunis perlu diidentifikasi secara tuntas, sehingga dapat
dipakai dalam mempertahankan ketahanan tubuh tersebut pada penderita penyakit
berat.
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Budaya keselamatan pasien merupakan hal yang mendasar di dalam pelaksanaan


keselamatan di rumah sakit. Rumah sakit harus menjamin penerapan keselamatan
pasien pada pelayanan kesehatan yang di berikan nya kepada pasien (fleming &
wentzel, 2008). Upaya dalam pelaksanaan keselamatan pasien diawali dengan
penerapan budaya keselamatan pasien (KKP-RS,2008)

Keselamatan pasien merupakan suatu sistem dimana rumah sakit memberikan


asuhan kepada pasien secara aman serta mencegah terjadinya cidera akibat kesalahan
karena melaksanakan suatu tindakan atau tidak melaksanakan suatu tindakan yang
seharusnya diambil. Sistem tersebut meliputi pengenalan resiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko pasien, pelaporan dan analisis
insiden, kemampuan belajar dari insiden, tindak lanjut dan implementasi solusi untuk
meminimalkan resiko.

B.SARAN

Semua mahasiswa diharapkan agar dapat memahami dan mendalami materi


pengurangan resiko jatuh dan pengurangan infeksi, kami menyarankan ke semua
Pelayan Kesehatan khususnya perawat untuk lebih dapat memahami, beserta semua
prinsip, indikasi dan kontraindikasinya agar mampu menjadi pertimbangan dalam
penerapannya di dunia kesehatan.
Daftar Pustaka

Artikel KM https://krakataumedika.com/info-media/artikel/mengurangi-risiko-cedera-
pasien-akibat-terjatuh

https://www.scribd.com/document/524126731/MAKALAH-KS-KEL-10-Pengurangan-
Resiko-Infeksi-Terkait-Pelayanan-Kesehatan
Naskah dialog pengurangan resiko jatuh

Peran dan anggota:

 Amanda Cahya : Perawat 1


 Syalshabillah Khairani : Keluarga Kakek
 Dela Arnelia : perawat 2
 Windi Osmiati : Cleaning service
 Aurely Radisti : Perawat 3
 Wahyu Vernando : Pasien 1 (Kakek)
 A.R.Aqly Arafri : Dokter
 Syakinah Harpani : Keluarga (Ibu Pasien 2)
 Mesi Nofianti : Pasien 2

DIALOG:
Prolog:
Assalamualaikum Wr. Wb. Kami dari kelompok 6, akan menampilkan roleplay
tentang keselematan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
Pada suatu pagi, di Ruang Melati Rumah Sakit Sudirman, terdapat 2 pasien
bersebelahan. Perawat dela dan juga perawat amanda akan melakukan tindakan
identifikasi resiko jatuh untuk mencegah resiko jatuh pada tuan wahyu.
Perawat Dela dan perawat Amanda sudah menyiapkan diri, sudah mengatasi
rasa ketakutan diri, sudah membatasi pengunjung dan menyiapkan lingkungan bersih
dari asap rokok dan sekarang siap bertemu dengan pasien.

Perawat Dela : Selamat pagi kek...

Wahyu : iya, Selamat pagi sus.

Perawat Dela : Apakah benar ini dengan Kakek Wahyu?

Wahyu : Benar sus..


Perawat Dela : Perkenalkan Kek, saya perawat Dela dan ini perawat Amanda
yang akan melakukan tindakan identifikasi resiko jatuh untuk mencegah kemungkinan
adanya resiko jatuh pada kakek pada siang ini.

Wahyu : iya sus..

Perawat Dela : Bagaimana keadaan Kakek sekarang?

Wahyu : Sudah lumayan membaik sus.

Perawat Dela : Semalam tidurnya nyenyak tidak kek?

Wahyu : Alhamduliah nyenyak sus..

Perawat Dela : Baik kalau begitu kek. Sebelum saya mulai apa ada yang ingin
ditanyakan?

Wahyu : tidak sus.

Perawat Amanda : Buk, nanti kalau ada apa-apa, Tinggal pencet belnya ya. Belnya
didekat kakek.

Syalsa : iya sus...

*Perawat Mengunci roda tidur dan memposisikan tempat tidur pada posisi lebih
rendah. Perawat menaikkan pagar pengaman tempat tidur.

Perawat Amanda : Bu nanti lampunya harus tetap nyala ya pada malam hari.

Syalsa : iya sus

Setelah itu perawat memberi tanda warna kuning pasien pada tempat tidur.

EVALUASI

Perawat Amanda : Bagaimana kek? Apakah setelah ini kakek merasa lebih nyaman?

Wahyu : iya sus, sudah merasa lebih nyaman.

Perawat Amanda : iya sudah kek. Jika kakek membutuhkan apa-apa, kakek tinggal
pencet bel yang ada di dekat Kakek. Sebelum saya dan perawat dela meninggalkan
ruangan apakah ada yang ingin Kakek atau ibu tanyakan?
Wahyu : tidak sus..

Perawat Amanda : Kalau begitu kami permisi ya kek, buk...

Syalsha + Wahyu : iya sus..

Diruangan lainnya yaitu ruangan lainnya ada Dokter yang memeriksa pasien dan
memberikan advise kepada perawat untuk memberikan injeksi. Dokter mencuci tangan
dan menggunakan APD sebelum melakukan visite ke ruangan pasien.

Aqly : selamat pagi bu Mesi

Mesi : selamat pagi dok

Aqly : saya dokter yang jaga pada pagi hari ini, perkenalkan
nama saya A.R Aqly Arafri, ibu kok sendirian, keluarganya kemana?

Mesi : oh iya dok, keluarga saya masih di luar cari sarapan.

Aqly : Oh iya. bu, nanti sore saya akan menyuruh perawat untuk
menyampaikan ke keluarga ibu, kalau ibu akan melaksanakan operasi.

Mesi : Oh iya dok, terimakasih.

Aqly : Baik bu, saya kembali dulu.

*Sore harinya... perawat 1 yang diperintahkan dokter, kembali menghubungi keluarga


pasien

Perawat Aurel : Permisi.... selamat sore semuanya

Syakinah : iya sus .. selamat sore kembali sus

Aurel : Apakah benar ini keluarga bu Mesi ?

Syakinah : Iya sus, ada yang bisa saya bantu

Aurel : Sebelumnya saya perawat Aurely, saya ditugaskan dokter


untuk menginformasikan tindakan yang akan dilakukan untuk ibu Mesi.

Syakinah : Informasi apa ya sus, saya ibunya Mesi


Aurel : Baik bu , anak ibu atas nama ibu Mesi setelah dilakukan USG dan
pengecekkan ditemukan adanya perforasi pada appendiknya dan disarankan untuk
operasi. Ibu tidak usah mikir yang macam-macam, perbanyak berdoa dan nanti kami
akan mengirformasikan lagi kalau mau operasi. Jangan lupa anak nya diberi semangat
dan tenangkan ya bu, agar Mesi tidak tegang menghadapi operasi nanti.

Syakinah : Baik sus, terimakasih atas informasi dan sarannya sus

Aurel : Baik buk, silahkan ibu bicarakan bersama keluarga


mengani tindakan operasi yang akan dilakukan kepada bu Mesi

Syakinah : Baik sus

Disisi lain, perawat melakukan operan / timbang terima antara perawat shift pagi ke
shift malam

Dela : selamat pagi mbak, mari kita lakukan operan

Aurel : baik, jumlah pasien kita sampai saat ini 2 orang. Untuk 2
pasien ini, atas nama kakek Wahyu dan bu Mesi. Untuk kakek Wahyu berusia 75 tahun
dengan identifikasi tindakan resiko jatuh, kemudian untuk pasien yang kedua atas nama
ibu Syakinah, usia 30 tahun, dengan diagnose medis apendiksitis dengan keluhan
nyeri, hasil USG menunjukkan adanya perforasi, rencana operasi hari ini pukul 14.00.
setelah operasi, rencana pindah ke bedah. Untuk pemeriksaan TTV, tekanan darah
terakhir jam 06.00 yaitu 120/70 mmHg, pernafasannya 18 ×/ menit, nadinya 84 ×/
menit, dan suhunya 37°C. Semua obat oral sudah masuk. Apakah ada diklarifikasi dik?

Dela : Pasien atas nama bu Mesi apa sudah dipuasakan Mbak?

Aurel : Iya dik, pasien sudah dipuasakan mualai jam 06.00 tadi. Jangan lupa
cek tanda operasi dan informed consent ke keluarganya. Jangan lupa memberikan
antibiotik sebelum dibawa ke ruang operasi.

Dela : Baik Mbak.

Aurel : Oke dik, saya pamit dulu.

Dela : Iya Mbak, hati-hati di jalan.


Setelah dokter memeriksa pasien, dokter menuju ke nurse station untuk
menginformasikan hasil dan tindakan yang akan dilakukan selanjutnya.

Aqly : Eh, dek Dela ya yang sift pagi?

Dela : Iya dok.

Aqly : Oh iya dek barusan saya visit ke pasien. Untuk pasien atas nama bu
Mesi nanti siang operasi, tapi nunggu konfirmasi dari ruang OK dulu ya dek, Jangan
lupa penandaan di tempat operasinya.

Dela : Baik dok, jangan lupa dokter juga menulis di laporan terintegrasi.

Aqly : Oh iya dek, hampir lupa. Terimakasih sudah diingatkan dek

Sebelum memberikan injeksi ke pasien, perawat mencuci tangan memakai


handscoon mengambil obat dengan hati-hati pada LASA mengoplos obat jarum dan
bekas ampul dibuang di safet box dan bungkus spuit dibuang di tempat sampah warna
hitam, handscoon dibuang di tempat sampah warna kuning, perawat mencuci tangan
dengan 6 langkah.

*perawat menuju ruangan pasien setelah dilakukan tindakan operasi*

Dela : selamat siang bu Mesi

Mesi : selamat siang sus

Dela : baik bu, bagaimana keadaannya bu setelah di operasi?

Mesi : Agak sedikit terasa sakit sus

Dela : Iya bu, kemungkinan itu karna biusnya sudah habis bu

Mesi : Baik sus, kapan saya bisa pulang kerumah sus?

Dela : Kata dokter kemungkinan 2 hari lagi bu

Mesi : Baik sus


Dela : Saya akan memasukkan obat ke selang infus ya bu, ini agak sedikit sakit
mohon ditahan sebentar ya bu Mesi.

Mesi : Baik sus

Dela : Baik bu saya sudah selesai melakukan tindakannya, saran saya ibu
jangan bergerak dulu ibu.saya pamit dulu ya bu

Mesi & Syakinah : Terimakasih ya sus

Dela : Iya sama-sama bu.

*perawat membuang APD di tempat sampah warna kuning dan mencuci tangan*

*Tak lama kemudian datang OB untuk membersihkan kamar pasien

Windi : Permisi bu.....

Syakinah : Iya mbak...

Windi : Saya Windia Osmiati yang merupakan petugas kebersihan yang


bertugas kali ini, saya izin membersihkan sisa sisa sampah dan kotoran yang ada
disekitar pasien.

Syakinah : Ooo iya, silakan mba..

Windia : Baik bu,

*Tak lama kemudian OB sudah selesai membersihkan kamar pasien

Windi : Baiklah buk, saya telah selesai membersihkan kamarnya,


semoga ibu cepat sembuh dan bisa berkumpul kembali di rumah bersama keluarga.
Saya permisi dulu pakk buk.

Syakinah : Iya mba, Terima kasih atas doanya ya mba.


Penutup

Baiklah, demikian roleplay dari kelompok kami. Dapat disimpulkan bahwa


keselamatan dan kesehatan kerja sangat diperlukan dimanapun kita bekerja, tak
terkecuali di Rumah Sakit. Keselamatan dan Kesehatan kerja tidak hanya
tanggungjawab dari petugas kesehatan saja, akan tetapi juga melibatkan semua
pekerja di rumah sakit dan juga pasien berserta keluarganya. K3 diperlukan untuk
melindungi keselamatn dan kesehatan baik petugas kesehatan ataupun pasien beserta
keluarganya untuk mewujudkan lingkungan yang terhindar dari resiko pasien jatuh dan
resiko infeksi infeksi. Terimakasih

Wassalamualaikum Wr Wb.

Anda mungkin juga menyukai