RESIKO INFEKSI
Oleh : KELOMPOK 6
Dosen Pengampu
MERCUBAKTIJAYA PADANG
2021
Daftar isi
Daftar isi.............................................................................................................................2
KATA PENGANTAR..........................................................................................................3
BAB I..................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................4
LATAR BELAKANG....................................................................................................4
BAB II.................................................................................................................................6
PEMBAHASAN...............................................................................................................6
A.Pengertian resiko jatuh............................................................................................6
B.Penyebab dari resiko jatuh......................................................................................6
C.Pencegahan dan mengurangi resiko jatuh..............................................................6
D. Pengurangan Risiko Infeksi Terkait Pelayanan Kesehatan...................................7
E. Rantai Penularan Infeksi........................................................................................9
F. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi................................................................11
G. Pengurangan Risiko Infeksi.................................................................................12
H. Pencegahan dengan Perbaiki Ketahanan Tubuh................................................12
BAB III..............................................................................................................................13
PENUTUP....................................................................................................................13
A.KESIMPULAN........................................................................................................13
B.SARAN...................................................................................................................13
Daftar Pustaka.................................................................................................................13
Naskah dialog pengurangan resiko jatuh........................................................................15
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas pertolongan-
Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada teman-teman yang telah berkontribusi baik secara langsung maupun tidak
langsung selama proses pembuatan makalah ini. Dengan pembuatan makalah ini
maka kita sebagai mahasiswa dapat mengetahui Tentang ”Skenario pengurangan
resiko pasien jatuh dan pengurangan infeksi”. Kami menyadari bahwa penulisan
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga kami sangat mengharapkan kritik
dan masukan yang membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Keselamatan pasien dan pencegahan cedera adalah hal penting dalam asuhan
pasien yang berkualitas (Jones, 2014). Keselamatan pasien diakui sebagai suatu
prioritas dalam pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman sehingga dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. (KKP-RS, 2008).
Salah satu kejadian tidak diharapkan yang dapat mengakibatkan cedera pada
pasien adalah pasien jatuh. Jatuh pada pasien merupakan hal yang kompleks dan
dipengaruhi oleh faktor-faktor kontribusi seperti: penyakit fisik, kesehatan mental, obat
dan usia, serta sebagai faktor lingkungan. Jatuh pada usia tua umumnya terjadi akibat
beberapa faktor yang saling berinteraksi. Faktor-faktor yang paling signifikan pada
pasien rumah sakit adalah: berjalan limbung, bingung, mengompol atau harus sering ke
toilet, riwayat jatuh sebelumnya, dan mendapat obat penenang atau obat tidur (Frances
& Scobie, 2007). Setiap pasien dari segala usia atau kemampuan fisik dapat berisiko
untuk jatuh karena perubahan fisiologis akibat kondisi medis, obat-obatan, operasi,
prosedur, atau tes diagnostik yang dapat mengakibatkan mereka menjadi lemah atau
bingung (The Joint Commission, 2015).
Manfaat utama penulis membuat makalah ini yaitu untuk membantu pembaca
khususnya mahasiswa perguruan tinggi dalam pengetahuan. Manfaat lainnya yaitu
Menambah wawasan pengetahuan tentang rpengurangan resiko jatuh.
BAB II
PEMBAHASAN
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya
disebabkan oleh faktor lingkungan dan/ atau faktor fisiologis dapat berakibat cidera.
Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atau tanpa
disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke
lantai, dengan atau tanpa menciderai dirinya.
a) Faktor fisiologis
Kondisi insiden jatuh atau terjatuh merupakan suatu hal yang umum yang terjadi
pada lansia, orang sakit, anak anak, atau orang cedera yang sedang lemah.
b) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dpat menyebabkan resiko jatuh; antara lain : lantai licin;
cairan di lantai; tidak terpasang keset anti slip; tidak adanya rel pengaman dan
rel pegangan; dll.
Risiko jatuh adalah pasien yang berisiko untuk jatuh yang umumnya disebabkan
oleh faktor lingkungan dan/ atau faktor fisiologis dapat berakibat cidera. Insiden jatuh
tentu akan merugikan pasien atau klien terutama secara fisik, disi lain hal ini juga
menyakut kualitas pelayan dari sebuah rumah sakit. Sehingga tenaga kesehatan, staff
medis harus sangat memperhatikan kondisi pasien dengan melaksanakan assesmen
resiko jatuh dengan menggunakan instrument yang tepat.
Ada dua aktifitas yang di lakukan pada pasien resiko jatuh yaitu :
1. Menerapkan proses asesmen awal risiko pasien jatuh dan melakukan asesmen
ulang terhadap pasien bila diindikasikan terjadi perubahan kondisi atau
pengobatan.
2. Langkah-langkah diterapkan untuk mengurangi risiko jatuh bagi mereka yang
pada hasil asesmen dianggap berisiko.
Hand hygiene
Suatu prosedur tindakan membersihkan tangan dengan menggunkana
sabun/antiseptic dibwah air mengalir atau dengan menggunakan handrub
berbasis alcohol
⮚ Hygienic handrub
⮚ Hygienic handwash
⮚ Surgical hand antiseptis
manusia: permukaan kulit, selaput lendir saluran nafas atas, usus dan vagina 3. Port of
exit ( Pintu keluar) adalah jalan darimana agen infeksi meninggalkan reservoir. Pintu
keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin,
kulit dan membrana mukosa, transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
4. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen infeksi dari
reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara penularan yaitu : a. Kontak
(contact transmission):
1) Direct/Langsung: kontak badan ke badan transfer kuman penyebab secara fisik pada
saat pemeriksaan fisik, memandikan pasen
b. Droplet : partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak sebar pendek,
tdk bertahan lama di udara, “deposit” pada mukosa konjungtiva, hidung, mulut contoh :
Difteria, Pertussis, Mycoplasma, Haemophillus influenza type b (Hib), Virus Influenza,
mumps, rubella
c. Airborne : partikel kecil ukuran < 5 μm, bertahan lama di udara, jarak penyebaran
jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium tuberculosis, virus campak, Varisela
(cacar air), spora jamur
e. Melalui Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat
menularkan kuman penyebab cara menggigit pejamu yang rentan atau menimbun
kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh: nyamuk, lalat, pinjal/kutu,
binatang pengerat
5. Port of entry (Pintu masuk) adalah Tempat dimana agen infeksi memasuki pejamu
(yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui: saluran pernafasan, saluran pencernaan,
saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit yang tidak utuh (luka).
6. Pejamu rentan (suseptibel) adalah orang yang tidak memiliki daya tahan tubuh yang
cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau penyakit. Faktor yang
mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi, penyakit kronis, luka bakar yang
luas, trauma atau pembedahan, pengobatan imunosupresan. Sedangkan faktor lain
yang mungkin berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status
ekonomi, gaya hidup, pekerjaan dan herediter.
1. Peningkatan daya tahan penjamu, dapat pemberian imunisasi aktif (contoh vaksinasi
hepatitis B), atau pemberian imunisasi pasif (imunoglobulin). Promosi kesehatan
secara umum termasuk nutrisi yang adekuat akan meningkatkan daya tahan tubuh.
2. Inaktivasi agen penyebab infeksi, dapat dilakukan metode fisik maupun kimiawi.
Contoh metode fisik adalah pemanasan (pasteurisasi atau sterilisasi) dan memasak
makanan seperlunya. Metode kimiawi termasuk klorinasi air, disinfeksi.
3. Memutus mata rantai penularan. Merupakan hal yang paling mudah untuk mencegah
penularan penyakit infeksi, tetapi hasilnya bergantung kepeda ketaatan petugas dalam
melaksanakan prosedur yang telah ditetapkan.
Tindakan pencegahan ini telah disusun dalam suatu “Isolation Precautions”
(Kewaspadaan Isolasi) yang terdiri dari 2 pilar/tingkatan, yaitu “Standard Precautions”
(Kewaspadaan Standar) dan “Transmission based Precautions” (Kewaspadaan
berdasarkan cara penularan)
Di dalam tubuh manusia, selain ada bakteri yang patogen oportunis, ada pula
bakteri yang secara mutualistik yang ikut membantu dalam proses fisiologis tubuh, dan
membantu ketahanan tubuh melawan invasi jasad renik patogen serta menjaga
keseimbangan di antara populasi jasad renik komensal pada umumnya, misalnya
seperti apa yang terjadi di dalam saluran cerna manusia.
PENUTUP
A.KESIMPULAN
B.SARAN
Artikel KM https://krakataumedika.com/info-media/artikel/mengurangi-risiko-cedera-
pasien-akibat-terjatuh
https://www.scribd.com/document/524126731/MAKALAH-KS-KEL-10-Pengurangan-
Resiko-Infeksi-Terkait-Pelayanan-Kesehatan
Naskah dialog pengurangan resiko jatuh
DIALOG:
Prolog:
Assalamualaikum Wr. Wb. Kami dari kelompok 6, akan menampilkan roleplay
tentang keselematan dan kesehatan kerja di rumah sakit.
Pada suatu pagi, di Ruang Melati Rumah Sakit Sudirman, terdapat 2 pasien
bersebelahan. Perawat dela dan juga perawat amanda akan melakukan tindakan
identifikasi resiko jatuh untuk mencegah resiko jatuh pada tuan wahyu.
Perawat Dela dan perawat Amanda sudah menyiapkan diri, sudah mengatasi
rasa ketakutan diri, sudah membatasi pengunjung dan menyiapkan lingkungan bersih
dari asap rokok dan sekarang siap bertemu dengan pasien.
Perawat Dela : Baik kalau begitu kek. Sebelum saya mulai apa ada yang ingin
ditanyakan?
Perawat Amanda : Buk, nanti kalau ada apa-apa, Tinggal pencet belnya ya. Belnya
didekat kakek.
*Perawat Mengunci roda tidur dan memposisikan tempat tidur pada posisi lebih
rendah. Perawat menaikkan pagar pengaman tempat tidur.
Perawat Amanda : Bu nanti lampunya harus tetap nyala ya pada malam hari.
Setelah itu perawat memberi tanda warna kuning pasien pada tempat tidur.
EVALUASI
Perawat Amanda : Bagaimana kek? Apakah setelah ini kakek merasa lebih nyaman?
Perawat Amanda : iya sudah kek. Jika kakek membutuhkan apa-apa, kakek tinggal
pencet bel yang ada di dekat Kakek. Sebelum saya dan perawat dela meninggalkan
ruangan apakah ada yang ingin Kakek atau ibu tanyakan?
Wahyu : tidak sus..
Diruangan lainnya yaitu ruangan lainnya ada Dokter yang memeriksa pasien dan
memberikan advise kepada perawat untuk memberikan injeksi. Dokter mencuci tangan
dan menggunakan APD sebelum melakukan visite ke ruangan pasien.
Aqly : saya dokter yang jaga pada pagi hari ini, perkenalkan
nama saya A.R Aqly Arafri, ibu kok sendirian, keluarganya kemana?
Aqly : Oh iya. bu, nanti sore saya akan menyuruh perawat untuk
menyampaikan ke keluarga ibu, kalau ibu akan melaksanakan operasi.
Disisi lain, perawat melakukan operan / timbang terima antara perawat shift pagi ke
shift malam
Aurel : baik, jumlah pasien kita sampai saat ini 2 orang. Untuk 2
pasien ini, atas nama kakek Wahyu dan bu Mesi. Untuk kakek Wahyu berusia 75 tahun
dengan identifikasi tindakan resiko jatuh, kemudian untuk pasien yang kedua atas nama
ibu Syakinah, usia 30 tahun, dengan diagnose medis apendiksitis dengan keluhan
nyeri, hasil USG menunjukkan adanya perforasi, rencana operasi hari ini pukul 14.00.
setelah operasi, rencana pindah ke bedah. Untuk pemeriksaan TTV, tekanan darah
terakhir jam 06.00 yaitu 120/70 mmHg, pernafasannya 18 ×/ menit, nadinya 84 ×/
menit, dan suhunya 37°C. Semua obat oral sudah masuk. Apakah ada diklarifikasi dik?
Aurel : Iya dik, pasien sudah dipuasakan mualai jam 06.00 tadi. Jangan lupa
cek tanda operasi dan informed consent ke keluarganya. Jangan lupa memberikan
antibiotik sebelum dibawa ke ruang operasi.
Aqly : Oh iya dek barusan saya visit ke pasien. Untuk pasien atas nama bu
Mesi nanti siang operasi, tapi nunggu konfirmasi dari ruang OK dulu ya dek, Jangan
lupa penandaan di tempat operasinya.
Dela : Baik dok, jangan lupa dokter juga menulis di laporan terintegrasi.
Dela : Baik bu saya sudah selesai melakukan tindakannya, saran saya ibu
jangan bergerak dulu ibu.saya pamit dulu ya bu
*perawat membuang APD di tempat sampah warna kuning dan mencuci tangan*
Wassalamualaikum Wr Wb.