Anda di halaman 1dari 103

Pengaruh Inovasi Produk Dan Kualitas Pelayanan Terhadap

Keputusan Pembelian Pada Batik Jambi Zhorif Di Kecamatan


Danau Teluk Jambi Kota Seberang

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Syarat-syarat


Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S.1)
Dalam Ilmu Ekonomi Syariah

Disusun Oleh :

Mizin Azrori
Nim: SES.141909

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
TAHUN 2018M/1439H

i
ii
iii
iv
UCAPAN TERIMA KASIH

Selesainya skripsi ini tentunya tidak terlepas dari campur tangan banyak

pihak, maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat dan hidayahnya serta kemudahan,

sehingga selesainya skripsi ini dengan sangat baik.

2. Dosen pembimbing sk ripsi saya Ibu Dr. Rofiqoh Ferawati, SE. ME.I selaku

dosen pembimbing 1 saya dan Bpk Hansen Rusliani, S. Th.I, M.Sh selaku

dosen pembimbing 2 saya. Yang selalu menyediakan waktu untuk saya dalam

berkonsultasi mengenai apapun yang terkait dengan skripsi saya.

3. Ayah dan Ibu saya tercinta yang selalu memberikan support kepada saya,

selalu memberikan semangat, dukungan moril maupun materil, serta kasih

sayang dan Do‟anya sampai saat ini.

4. Adik-adik saya yang tersayang: Lisa Wulandari, Dwi Sulis fiyawati, dan Akila

Cantika.

5. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan

Thaha Saifuddin Jambi, Bpk Dr. Subhan Rahman, MA Yang telah

memberikan kesempatan kepada saya untuk melaksanakan penelitian skripsi,

yang merupakan salah satu syarat dalam meraih gelar Sarjana Strata satu (S1)

pada Program Studi Ekonomi Syariah bidang Akuntansi Syariah.

6. Ketua Jurusan FEBI, Bpk Dr. Sucipto, MA. Yang telah memberikan banyak

pemahaman, penjelasan, serta sosialisasi mengenai pembuatan skripsi.

v
7. Dosen pembimbing akademik saya Bpk Dr. Nazori, Yang selalu menyediakan

waktu untuk saya dalam berkonsultasi mengenai apapun yang terkait dengan

akademik.

8. Kabag. TU Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Drs. Najmi, M.HI, yang telah

bersedia membantu saya memberikan informasi tentang jumlah mahasiswi

FEBI Tahun 2017/2018 untuk keperluan penelitian skripsi saya.

9. Teman dekat saya yang selalu ada dalam kondisi apapun. Serta teman-teman

seperjuangan, anak-anak Akuntansi D yang tidak bisa saya sebutkan namanya

satu persatu.

vi
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahirrabbil`alamin sebuah langkah telah usai, satu cita telah ku gapai,


Namun.itu bukan akhir dari perjalanan, melainkan awal dari sebuah perjuanganku.

Sujud syukur ku persembahkan untuk Mu tuhan Yang Maha Agung nan


Maha Tinggi nan Maha Adil nan Maha Penyayang, atas takdirMu telah Kau
jadikan aku manusia yang senantiasa berfikir, berilmu, beriman dan bersabar
dalam menjalani kehidupan ini. Semoga keberhasilan ini menjadi satu langkah
awal bagiku untuk meraih cita-cita besarku.

Lantunan al-fatihah beriring shalawat dalam silahku merintih,


menadahkan tangan do‟a dalam syukur yang tiada terkira, terimakasihku
untukMu. Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat
kukasihi dan kusayangi sebagai tanda bakti, hormat, cinta maupun sayang, dan
rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya keci ini kepada:

Ibuku yang bernama Siti Zainab dan ayah ku yang bernama M Yusuf
yang telah memberikan kasih sayang, do‟a yang selalu ayah dan ibu kirimkan
untukku di setiap sujud dalam sholat kalian, segala dukungan, dan cinta kasih
yang tiada terhingga yang tidak mungkin dapat kubalas hanya dengan selembar
kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini menjadi langkah
awal untuk membuat ibu dan ayah bahagia, karena ku sadar selama ini belum bisa
berbuat yang lebih. Untuk ibu dan ayah yang selalu membuatku termotivasi dan
selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu menasehatiku menjadi
lebih baik,

… Terima kasih Ibu .. Terima kasih Ayah ..

vii
Untuk Adik-adik kandungku Lisa Wulan Dari, Sulis Tiawati, Akila
Cantika, Adik ipar Afriki dan ponakanku Adib Hidayatullah yang lucu, tiada hal
yang paling indah melainkan berkumpul bersama kalian, terimakasih atas do‟a,
motivasi, dan bantuan materi maupun non materi kalian selama ini, hanya karya
kecil ini yang dapat kupersembahkan. Maaf belum bisa menjadi yang terbaik
tetapi aku selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik untuk kalian.

Untukmu calon Bidadari Surgaku, kupersembahkan karya kecil ini


untukmu, terimakasih atas kasih sayang, do‟a, perhatian, dan kesabaranmu yang
telah memberikanku semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini,
semoga engkau pilihan terbaik untukku dan masa depanku

“ Terima kasih “

Terimakasih kuucapkan kepada GAJE SQUAD (Sighit, Safar, Dino,


Hasyim, Julianto & Rahmat) Karena kalian sudah menjadi sahabat serta adikku
dikala suka dan cita, selalu bersama dalam meraih gelar S.Pd ini. Dan teman
seperjuanganku khususnya MPI 2014B yang sudah bersama-sama selama 4 tahun
ini kita lalui bersama. Semoga kita semua bisa meraih dan menggapai cita-cita
kita kelak.

Amiin

Skripsi ini kupersembahkan….

“ Salam kecup cintaku untuk kalian semua‟‟

viii
MOTTO

ِ ‫ّذين آمنُواْ الَ تَأْ ُكلُواْ أَموالَ ُكم ب ي نَ ُكم بِالْب‬


‫اط ِل إِالّ أَن تَ ُكو َن تِ َج َارًة‬ ِ
َ ْ َْ ْ َ ْ َ َ َ ‫يَا أَيّ َها ال‬
ٍ ‫َعن تَ َر‬
‫اض ّم ْن ُك ْم‬
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu
dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan
suka sama-suka di antara kamu. [QS. An-Nisaa‟: 29].

“Akal adalah timbangan yang cermat dan hasilnya pasti dapat dipercaya”

~Ibnu Khaldun~

ix
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Inovasi Produk dan
Kualitas Pelayanan secara parsial terhadap Keputusan Pembelian dan pengaruh
Inovas Produk dan Kualitas Pelayanan secara simultan terhadap Keputusa
Pembelian. Adapun jenis penelitian ini adalah kuantitatif-deskriptif. Penelitian ini
di lakukan di Batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota
Seberang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh consumen Batik Jambi
Zhorif dari bulan April-Juli 2018 yang berjumlah 105 orang. Sedangkan sampel
penelitian berjumlah 51 orang Konsumen dengan teknik sampling Purposive
Samplin.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Inovasi Produk dan
Kualitas Pelayanan berpengaruh secara signifikan baik parsial maupun simultan
terhadap Keputusan Pembelian.

Kata Kunci: Inovasi Produk, Kualitas Pelayanan dan Keputusan Pembelian

x
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT berkat rahmat dan
hidayah-Nya atas selesainya skripsi ini, dengan judul “Pengaruh Inovasi Produk
dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Jambi
Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang” untuk memenuhi
tugas akhir pada program studi Ekonomi Syariah konsentrasi Perbankan Syariah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha
Saifuddin Jambi. Untuk melaksanakan tugas tersebut saya sebagai penulis
menjalankannya dengan sungguh-sungguh, namun tidak terlepas dari berbagai
hambatan-hambatan dan rintangan, maka dari itu penulis menyadari masih banyak
terdapat kekurangan dan kesalahan-kesalahan baik dalam pelaksanaan nanti
maupun dalam pembuatan skripsi ini.

Selesainya skripsi ini juga tidak lepas dari adanya berbagai pihak yang
telah memberi petunjuk, bimbingan dan pengarahan sehingga skripsi ini selesai.
Maka dari itu penulis mengucapkan banyak terimakasih atas dukungan pihak yang
telah membantu baik dari segi moril maupun materil.

Keikhlasan hati semuanya semoga Allah SWT mencatatnya sebagai amal


shaleh, karena Dia-lah sebaik-baiknya pemberi balasan. Akhirnya dengan
mengharap ridha-Nya semoga skripsi ini bermanfaat meskipun dengan berbagai
keterbatasan yang terdapat didalamnya.

Jambi, Oktober 2018

xi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................ i

NOTA DINAS .................................................................................................... ii

UCAPAN TERIMAKASIH.............................................................................iii

PERSEMBAHAN…………………………………………………………….iv

MOTTO ............................................................................................................. v

ABSTRAK ........................................................................................................ vi

KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

DAFTAR ISI ...................................................................................................viii

DAFTAR TABEL............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................................xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................................. 6

C. Tujuan Penelitian…………….……………………………………..6

D. Kegunaan Penelitian………………………………………………..7

E. Batasan Masalah……………………………………………………7

F. Kerangka Teori……………………………………………………..8

xii
G. Tinjauan Pustaka………………………………………………...26

H. Kerangka Pemikiran……………………………………………..27

I. Hipotesis………………………………………………………....28

BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………………...30

B. Pendekatan Penelitian……………………………………………30

C. Jenis dan Sumber Data…………………………………………..30

D. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….31

E. Populasi dan Sampel……………………………………….…….33

F. Instrumen Penelitian………………………………………….…..35

G. Metode dan Teknik Analisis Data……………………………..….36

H. Sistematika Penulisan……………………………………………..38

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Batik Jambi Zhorif………………………………………….40

B. Visi dan Misi Batik Jambi Zhorif………………………………….42

C. Kelebihan Batik Jambi Zhorif……………………………..............42

D. Letak Geografis Batik Jambi Zhorif……………………………….43

E. Logo Batik Jambi Zhorif…………………………………………..43

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

A. Hasil Penelitian……………………………………………………44

B. Pembahasan………………………………………………………..55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan…………………………………………………………63

xiii
B. Saran………………………………………………………………..64

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURICULUM VITAE

xiv
DAFTRA TABEL

Tabel 1.1 Data Pembatik Jambi di Jambi…………………………………………4

Tabel 1.2 Kuisioner Jawaban Konsumen………………………………………...31

Tabel 1.3 Jumlah konsumen batik Zhorif pada Bulan April-Juli 2018…………..33

Tabel 1.4 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin………………....43

Tabel 1.5 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia…………………………...44

Tabel 1.6 Karakteristik Komsumen Berdasarkan Pendidikan…………………...44

Tabel 1.7 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan……………………..45

Tabel 1.8 Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan……………………46

Tabel 1.9 Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi Produk (X1)…………………….47

Tabel 1.10 Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (X2)……………....48

Tabel 1.11 Hasil Uji Validitas Variabel Impulse Buying Behavior (Y)…………48

Tabel 1.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Inovasi Produk (X1)………………...49

Tabel 1.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan (X2)……………50

Tabel 1.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)…………..50

Tabel 1.15 Hasil Uji Multikolinearitas…………………………………………..52

Tabel 1.16 Hasil Uji T…………………………………………………………...54

xv
Tabel 1.17 Hasil Uji F………………………………………………………….57

Tabel 1.18 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R Square)………………………58

xvi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran……………………………………………..28

Gambar 2.2 Logo Batik Jambi Zhorif………………………………………..42

Gambar 2.3 Hasil Uji Normalitas……………………………………………..51

Gambar 2.4 Scatterplot Hasil Uji Heterokedastisitas…………………………53

xvii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Globalisasi dan perkembangan dunia usaha mengakibatkan

berkembangnya berbagai profesi dan bidang pekerjaan. Tingkat persaingan

antara para tenaga kerjapun meningkat karena mereka dituntut untuk dapat

memenuhi kualifikasi dan kompetensi yang diharapkan di tiap-tiap bidang

pekerjaan yang mereka jalani. Hal ini berpengaruh secara langsung terhadap

kompetensi yang harus dimiliki oleh para tenaga kerja.1

„‟Dunia tanpa batas‟‟ demikian salah satu bunyi iklan dari sebuah

produk, itu menandakan bahwa kini kita sudah memasuki persaingan bebas

antar negara. Persaingan yang semikin sengit saat ini menjadikan konsumen

semakin penting bagi kelansungan hidup perusahaan/organisasi. Kini

konsumen dihadapkan pada banyak pilihan, dalam mempengaruhi konsumen,

selain melalui promosi yang gencar, perusahaan juga harus mampu

menunjukkan kualitas produk atau jasa yang ditawarkan. Saat ini konsumen

semakin kritis dan mengerti kebutuhan mereka.2

Di era perdagangan bebas dan persaingan global ini, memaksa setiap

perusahaan untuk siap menghadapi persaingan bisnis yang semakin ketat.

Persaingan yang semakin ketat dan konsumen yang semakin kritis dalam

1
Dyan Puspitasari Sunaryo Putri, “Akuntan Memenangkan Persaingan di Era MEA”,
(Program Pascasarjana Universitas Pamulang, 2016), hlm. 4.
2
Endar Sugiarto, „‟Psikologi Pelayanan dalam Industri Jasa’’, (Jakarta, PT Gramedia
Pustaka Utama, 2002), hlm. 162.

1
2

memilih produk, menuntut perusahaan untuk lebih inovatif dalam

menghasilkan suatu produk, dengan kata lain perusahaan harus mampu

menawarkan produk baru yang berbeda dan jauh lebih baik dengan produk

yang ditawarkan oleh pesaing.

Inovasi sangat penting untuk daya tahan bisnis, apapun bisnisnya.

Inovasi yang terus menerus diterapkan oleh produsen batik memegang

peranan penting untuk terus dapat bertahan dalam persaingan yang semakin

ketat ini dan terus meningkatkan kinerja pemasarannya. Inovasi dalam ragam

motif, corak, serta warna, merupakan salah satu inovasi yang paling penting

diterapkan dalam industri batik yang tergolong produk seni dan mengandung

unsur budaya lokal ini.3

Kualitas pelayanan yang baik adalah kualitas yang bisa membuat

konsumen merasa nyaman, bila konsumen merasa tidak nyaman, pelayanan

yang diberikan tidak sesuai keinginan konsumen, dan bahkan membuat

konsumen merasa kecewa maka berpengaruh pada keputusan pembelian.

Misal, meskipun produk yang dihasilkan baik, sesuai selera konsumen namun

pelayanan yang diberikan lambat, tidak ramah, lokasi jauh, hal ini menjadi

bahan pertimbangan bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.

Dengan demikian masalah pelayanan menjadi faktor yang juga penting dan

harus diperhatikan dengan baik.

Terdapat banyak pengaruh yang mendasari seseorang produk atau

merek tertentu. Dimana pelaku usaha setiap kategori bisnis dituntut untuk
3
Dhewanto, Wawan, dkk, „‟Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan Mikro‟‟,
(Bandung, CV. Alfabeta, 2015), hlm. 40.
3

memiliki kepekaan terhadap setiap perubahan yang terjadi dan menempatkan

orientasi kepada kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Inovasi produk

merupakan suatu proses-proses baik pembuatan produk baru, produk lama

yang diperbarui maupun pengembangan produk yang sudah ada, sedangkan

kualitas pelayanan adalah interaksi antara produsen dan konsumen yang

sangat berpengaruh terhadap keputusan pembelian.4

Saat ini demam batik sedang melanda dunia fashion Indonesia,

terlebih semenjak batik ditetapkan oleh UNESCO sebagai warisan budaya tak

benda pada tinggkat dunia yang dimiliki Indonesia pada 2 Oktober 2009.

Fenomena demam batik yang sedang melanda dunia fashion Indonesia saat

ini, tentu saja selain meningkatkan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap

batik, juga meningkatkan pendapatan dan pertumbuhan dari industri batik

yang ada di Indonesia.

Selama ini batik identik dengan pulau Jawa, seperti Yogya, Solo,

Pekalongan, Cirebon, Madura, Tuban dan Banyuwangi, akan tetapi, salah

satu provinsi yang juga mengembangkan kreatif kerajinan batik adalah

provinsi Jambi Batik Jambi juga tidak kalah menarik dengan batik pulau

Jawa. Beberapa motif batik Jambi yang terkenal antara lain motif kapal

sangat, burung kuau, durian pecah, merak ngeram dan tampok manggis.

Selain motif yang beragam, para pengrajin batik senantiasa mengembangkan

usahanya sesuai dengan perkembangan zaman dan permintaan konsumen.

4
Dwi Saputra dan Musthofa Hadi, “Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan
Terhadap Keputusan Pembelian pada Cv. Sumber Makmur Pakis-Malang”, (Politeknik Negeri
Malang, 2016). Hlm, 7.
4

Selaras dengan perkembangan dunia perbatikan, para pengusaha dan

pengrajin batik pesisiran mempunyai tantangan sekaligus peluang untuk terus

berkreasi mengembangkan motif-motif terbarukan untuk dapat

mengantisipasi dinamika pasar batik. Agar batik Pesisiran mampu bertahan

dan menjadi salah satu basis penguatan perekonomian kreatif. Namun tentu

saja persaingan dalam industry batik semakin ketat, seiring dengan terus

bertumbuhnya industri batik di Indonsia.Persaingan yang semakin ketat ini

memicu produsen produsen batik untuk melakukan terobosan-terobosan atau

inovasi, dengan tujuan meningkatkan kinerja pemasaran batik yang di

hasilkannya. Berdasarkan uraian di atas maka betapa pentingnya inovasi

produn dan pemberian kualitas pelayanan yang baik pada konsumen agar

\
5

konsumen melakukan pembelian pada produk yang ditawarkan.

Tabel 1.1

Data Pembatik Jambi di Jambi

Sumber: Disperidag Provinsi jambi

Berdasarkan data Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi

Jambi, jumlah perajin batik di daerah itu mencapai 224 orang, dengan jumlah

unit usaha 49. Para perajin ini tersebar di Kota Jambi 129 orang, Batanghari

(52), Sarolangun (15). Sedangkan di Kabupaten Merangin ada 10 orang, Tebo

(4), dan Bungo (14). Secara keseluruhan, nilai investasi industri batik di

No Kabupaten/Kota Pengrajin Batik Jambi


1 Kota Jambi 129 Orang
2 Batang Hari 52 Orang
3 Sarolangun 15 Orang
4 Merangin 10 Orang
5 Tebo 4 Orang
6 Bungo 14 Orang
Jumlah 224 Orang
Jambi mencapai Rp 588 miliar, kapasitas produksi mencapai 92.773 meter

per tahun.

Batik Zhorif adalah sebuah familiy business yang telah berdiri cukup

lama (1981) yang berlokasi di Jl. KH. M. Saleh Rt. 01 No. 52, Kecamatan

Danau Teluk Jambi Kota Seberang yang memproduksi batik khas Jambi.

Batik Zhorif dari tahun ketahun berusaha mengembangkan Inovasi-

inovasinya. Inovasi yang dilakukan pemilik batik akan sia-sia jika tidak
6

digemari konsumen, untuk itu pemilik atau produsen harus mempelajari

selera pasar dengan baik. Jika inovasi yang dilakukan sesuai selera konsumen

maka konsumen akan memutuskan melakukan pembelian bahkan poin

tambahannya adalah pemasaran secara langsung yakni ajakan dari konsumen

pada calon pembeli lainnya.

Berdasarkan penelitian awal yang peneliti lakukan di usaha Batik

Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Sebrang dalam

mempertahankan usaha batik yang dijalani selama lebih kurang 37 tahun

harus lebih ditingkatkan lagi mengingat persaingan usaha batik dari tahun

ketahun semakin meningkat, hal ini dibuktikan dengan penurunan omset

penjualan yang signifikan. Bahkan sampai pernah dalam dua bulan tidak

terjadi produksi akibat jumlah pembelian yang menurun drastis. Dalam

mempertahankan usaha batik perlu memahami Segmentasi pasar, kebutuhan

konsumen, memberikan layanan terbaik bagi konsumen dan inovasi-inovasi

baru sehingga usaha batik akan dapat dipertahankan.

Batik Jambi Zhorif memasarkan produk produk yang ditawarkan


kepada konsumen melalui promosi dari mulut ke mulut, mendatangi
konsumen secara lansung, serta menjual batik jambi sesuai dengan
pesanan dari konsumen. Batik Jambi Zhroif juga sering mengikuti
pameran-pameran batik Jambi di bergagai pameran, ciri khas batik
Jambi Zhorif terlihat pada motif-motif yang di tawarkan seperti Motif
Batang Hari, Angso Duo, Durian Pecah, Kapal Layar/Sanggat
Cepiring sedangkan motif-motif lain tergantung dengan ide-ide yang
muncul dengan sendirinya, namun dalam proses pembuatan batik
seringkali gagal disebabkan ide-ide yang timbul atau warna warna
yang diminta tidak bisa diulang kembali.

Motif- motif yang ditawarkan pada batik Jambi Zhorif ini terbuat dari
pewarna alami dan zat kimia. Pewarna alami ini bisa dibuat dengan
bahan seperti kulit kayu dan kulit jengkol, sedangkan zat kimia
7

terbuat dari pewarna buatan, yang diproses melalui metode cap atau
ukir dibuat pada kain seperti dasar katun, sutera dan semi sutera.
(wawancara 17 Oktober 2018)

Berdasarkan wawancara terkait masalah diatas perlu adanya

perbaikan dan membuat inovasi-inovsi baru terkait dengan pemecahan

masalah, oleh sebab itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang Pengaruh

Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian pada

Batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang dalam

bentuk judul skripsi.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan secara

Parsial Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Jambi Zhorif di

Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang?

2. Bagaimana Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan secara

Simultan Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Jambi Zhorif di

Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan

secara Parsial Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Jambi Zhorif di

Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang

2. Untuk mengetahui Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan

secara Simultan Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Jambi Zhorif

di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang


8

D. Kegunaan Penelitian

1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

keilmuan dalam mengetahui pengaruh inovasi produk dan kualiitas

pelayanan terhadap keputusan pembelian pada batik Jambi Zhorif di

Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Sebrang

2. Secara praktis dapat memberikan penambah wawasan, dan imformasi

perihal inovasi produk dan kualiitas pelayanan terhadap keputusan

pembelian pada batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota

Sebrang

3. Sebagai syarat menyelesaikan program sarjana Strata Satu (S1) di jurusan

Ekonomi Syari‟ah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Universitas Islam

Negeri (UIN) Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

E. Batasan Masalah

Agar permasalahan penelitian ini menjadi lebih spesifik, maka penulis

melakukan pembatasan masalah, dimana penelitian ini memfokuskan pada

pengaruh inovasi produk yang ditawarkan dan kualitas pelayanan terhadap

keputusan pembelian pada batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk

Jambi Kota Sebrang. Adapun responden dalam penelitian ini adalah seluruh

konsumen di batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota

Seberang.
9

F. Kerangka Teori

1. Pengertian Inovasi Produk

Menurut Business Dictionary inovasi produk bukan hanya

merupakan sebuah pengembangan produk, namun inovasi produk juga

dapat berupa pengenalan produk baru, mengonsep ulang dalam rangka

meningkatkan barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Glossary of statistical term, dalam situsnya mendefenisikan inovasi

produk sebagai sebuah pengenalan atas barang atau jasa yang baru.

Peningkatan karekteristik atau kegunaan produk tersebut juga dianggap

sebagai nilai tambah hasil dari inovasi produk yang dilakukan perusahaan.

Peningkatan tersebut juga termasuk pada peningkatan secara teknis,

peningkatan komponen barang, bahan baku, soffware dan kemudahan

pengunaannya, atau karakteristik fungsional yang lainnya.

Cambridge Dictionart mendefenisikan inovasi produk sebagai

sebuah proses perancangan produk baru atau membuat pembaharuan dari

produk yang sebelumnya sudah hadir. Berdasarkan defenisi dari beberapa

kamus bisnis diatas, sebuah kesimpulan dapat diambil bahwa sebuah

inovasi produk bukan hanya merupakan bentuk dari penciptaan produk

baru yang dihasilkan perusahaan, namun dapat diartikan pula sebagai

peningkatan mutu baik dari segi bahan baku, bentuk fisik ataupun

kemampuan barang yang sebelumnya sudah pernah dipasarkan.

Inovasi produk bukan hanya dapat dilakukan pada barang yang

tangible, namun juga dapat dilakukan pada barang yang intangible (berupa
10

service atau jasa), atau juga berupa dari kombinasi dari keduanya. Barang

yang tangible sangat berpengaruh bagi para pengunannya. Sebagai contoh

produk tangible yang inovatif dan sudah banyak membantu hidup banyak

orang adalah bidang teknologi, seperti komputer, telepon genggam,

internet dan lain sebagainya. Barang-barang yang intagible namun sebagai

inovatif juga melengkapi barang-barang tangible tersebut, seperti

contohnya soffware yang dibutuhkan komputer untuk menjalankan fungsi

barang tersebut.

Seorang peneliti dari Amerika Serikat, Jose Briones menyimpulkan

bahwa inovasi pada produk bukan hanya sekedar menemukan hal atau

produk yang baru, namun hal baru tersebut harus berpotongan dengan

added value atau nilai tambah dalam barang. Jadi bila terciptanya produk

baru atau penemuan baru yang tidak menawarkan nilai tambah di

dalamnya, maka produk tersebut hanya dapat digolongkan sebagai produk

baru, dan belum bisa disebut sebagai inovasi produk.5

Banyak hal yang berkaitan dengan inovsi produk, seperti misalnya

proses pencapaian, ide yang muncul dan atribut dari inovasi produk.

Penulis buku “principles of marketing”, yaitu Kotler dan Armstrong

menyebutkan bahwa terdapat 3 atribut yang menempel pada inovasi

produk. Kualitas produk, fitur produk, yang terahir yaitu gaya dan desain

produk menjadi atribut-atribut yang dimaksud.

5
Dhewanto, Wawan, dkk. “Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan Mikro”.
(Bandung, CV. Alfabeta, 2015), hlm.105.
11

a. Fitur produk

Varian produk dapat dianggap sebagai sebuah sarana atau alat yang

kompotitif dan pembeda antara produk yang diciptakan oleh sebuah

perusahaan dengan produk pesaingnya. Fitur dari sebuah produk agar

dapat bersaing untuk memenangkan perhatian konsumen, yang

dimaksud dengan fitur dari sebuah produk ialah suatu yang unik,

istimewa dan kekhasan yang dimiliki produk tersebut sebagai nilai jual

tambahan. Karakteristik yang melekat dengan sempurna pada sebuah

produk merupakan hasil dari pengembangan dan penyempurnaan secara

terus menerus.

b. Desain dan rancangan produk

Desain produk merupakan cara yang lain untuk mendapatkan nilai

tambah produk di mata penggunanya. Desain adalah cara untuk konsep

yang mampu mewakili dan mengambarkan sebuah produk. Desain tidak

hanya memiliki kontribusi terhadap penampilan namun juga pada

kegunaan produk. Sebuah produk di desain dengan tujuan agar dapat

menarik perhatian konsumen, dapat pula sebagai strategi untuk

memotong biaya produksi, desain juga dapat memberikan keunggulan

bersaing. Kotler dan Armstrong mengartikan desain atau perancangan

produk sebagai sebuah keistimewaan yang dapat mempengaruhi bukan

hanya penampilan namun juga fungsi produk dari segi kebutuhan

konsumen.
12

c. Kualitas

Kualitas produk merupakan subuah tingkatan dari produk yang

mampu melakukan fungsi-fungsinya semaksimal mungkin. Fungsi yang

dimaksud di antaranya adalah daya tahan produk, kehandalan dan

ketelitian dari produk yang dihsilkan. Daya than mencerminkan umur

ekonomis dari produk yang dihasilkan oleh sebuah perusahaan.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ide dalam Inovasi Produk

Umumnya ide yang muncul saat ini bukanlah sebuah ide yang

baru. Ide-ide tersebut berasal dari hasil daur ulang, atau merupakan sebuah

kombinasi ide-ide lama yang sebelumnya sudah ada, namun belum dapat

diaplikasikan. Hal tersebut bisa disebabkan oleh berbagai hal, misalnya

waktu yang tidak tepat, teknologi yang belum bisa diterima dan lain

sebagainya. Artinya tidak banyak inovasi produk yang berasal dari ide

spontan atau bisa disebut eureka moments.6

Namun sebuah ide yang menarik dan inovatif, baik berasal dari ide

baru maupun daur ulang, dapat dirangsang dengan bantuan. Beberapa

aspek yang dapat mempengaruhi ide ialah:

a. Kepemimpinan

Kepemimpinan merupakan sebuah kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk mempengaruhi suatu kelompok. Kepemimpinan

merupakan salah satu faktor yang penting untuk menuju kepada

tercapainya tujuan organisasi yang ditentukan sebelumnya.

6
Dhewanto, Wawan, dkk. “Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan Mikro”. (Bandung, CV.
Alfabeta, 2015), hlm. 112.
13

b. Dinamika Lingkungan

Dinamika lingkungan dijabarkan sebagai sebuah perubahan dan

ketidakstabilan lingkungan yang sulit diramalkan. Kesuksesan sebuah

industri bergantung bagaimana hubungan industry tersebut dengan

lingkunganya. Lingkungan bisnis selalu berubah dan dinamis, hal

tersebut didasari oleh banyak faktor.7

3. Inovasi Produk pada Usaha Kecil dan Mikro

Tantangan dalam menghadapi pasar global sudah berada di

hadapan mata. Bukan hanya menjadi hal yang harus dipertimbangkan oleh

perusahaan-perusahaan besar, namun para pelaku usaha kecil dan mikro

pun harus memikirkan siasat yang tepat agar usaha agar usaha yang

mereka bangun tidak dapat kalah bersaing dengan bisnis dari negara lain.

Para pelaku usaha kecil dan mikro perlu menciptakan inovasi agar

tidak kalah bersaing dengan produk serupa. Inovasi produk yang berhasil

dan sukses ialah produk yang dapat menghasilkan sebuah konfigurasi yang

berbedah dari hanya sekedar perubahan biaya dan mamfaat. Dalam pasar

persaingan bebas yang sempurna, hasil dari produk yang dikembangkan

lebih baik memiliki HKI (Hak Kekayaan Intelektual), karena bila tidak

maka akan memberikan dampak negative bagi perusahaan inovator.

7
Ibid, hlm 112.
14

4. Manfaat Inovasi

Nilai inovasi yang selanjutnya dari Bab ini adalah manfaat yang

bisa diperoleh jika sudah melkukan inovasi, apapun jenisnya, apakah itu

inovasi produk, proses, pemasaran, atau bahkan organisasi. Usaha kecil

mikro perlu untuk mengetahui mamfaat inovasi ini sehingga alasan dalam

mengunakannya bisa lebih kuat lagi. Tidak jarang usaha kecil dan mikro

terjebak dengan kondisi maupun keterbatasan yang ada, dipelukan

kreatifitas sehingga bisa memanfaatkan potensi yang dimiliki saat ini.

Selain beberapa manfaat yang sudah dijelaskan sebelumnya,

ternyata inovsi juga bermanfaat bagi pertumbuhan ekonomi yang di

tunjang oleh sektor usaha kecil dan mikro, seperti berikut:

a. Terjadinya peningkatan investasi (adanya peralatan, mesin, pabrik,

dan bentuk investasi lainnya yang lebih banyak).

b. Terjadinya peningkatan kualitas tenaga kerja (dibandingkan

kuantitasnya).

c. Mendorong pemerintah dan institusi lainya dalam menyediakan

Infrastruktur yang menunjang usaha.

d. Penggunaan sumber daya yang tersedia lebih efektif.

e. Meningkatkan kinerja maupun keuntungan finansial suatu usaha yang

pada ahirnya berimbas kepada kenaikan pendapatan negara.

f. Mendorong lahirnya inovasi-inovasi lainnya yang skalanya lebih besar

(teknik baru, teknologi baru, pengetahuan baru) sehingga dampaknya

pun lebih besar.


15

5. Kegagalan dalam Inovasi Produk

Setiap perusahaan tentu saja ingin bertahan di dalam bisnis salah

satu hal yang harus dicapai oleh sebuah perusahaan dalam rangka

mendapatkan kesuksesan jangka panjang adalah inovasi, pada perusahaan

manufaktur, inovasi produk merupakan hal yang mutlak dan dibutuhkan.

Karen salah satu ciri perusahaan yang sukses adalah perusahaan yang

selalu mengembangkan produk yang dihasilkannya. Perusahaan-

perusahaan yang mengenalkan produk yang inovatif memiliki

kemungkinan berkembang yang lebih baik.8

John T. Gourville dalam tulisannya “The Curse of Innovation: Why

Innovative New Product Fail”, menjelaskan bahwa kegagalan dalam

inovasi produk berawal dari fakta sederana, dimana produk baru yang

tingkat inovasinya tinggi dapat menyebabkan kegagalan kemungkinan

datang dari dua sisi. Undervaluing dari sisi konsumen secara sistematis,

dan overvaluing dari sisi perusahaan atas inovasi yang dihasilkan

dibandingkan hasil analisis objektif atas inovasi tersebut.

Mengetahui sejumlah faktor yang dapat mencegah terjadinya

sebuah inovasi diharapkan dapat membantu para pelaku usaha kecil dan

mikro. Sehingga ketika terdapat kemungkinan munculnya faktor-faktor

tersebut pelaku usaha kecil dan mikro diharapkan dapat menghindari dan

membantu untuk menciptakan budaya yang inovatif. Sebuah artikel

8
Dhewanto, Wawan, dkk. “Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan Mikro”. (Bandung, CV.
Alfabeta, 2015), hlm. 116.
16

berjudul “Introduction to Innovation” dalam majalah Forbes dan situs

Small Business Tool Kit menyebutkan beberapa faktor yang dapat

mempengaruhi kegagalan dalam inovasi diantaranya adalah:

a. Menghalangi ide kreatif

Hambatan paling umum dalam menciptakan inovasi ialah ketika

kita dengan sadar ataupun tidak menghalangi orang lain untuk berpikir

kreatif, tidak mengapresiasi atau menganggap ide kreatif yang

diusulkan merupakan sebuah ide yang aneh dapat menyebabkan

terhalangnya ide kreatif yang selanjutnya, sehingga inovasi, khusunya

inovasi produk akan sulit untuk tercipta. Ketika ide kreatif datang

sebaiknya ide tersebut diberikan kesempatan. Sebuah hal yang unik dan

beberapa tidak selalu menjadikan hal tersebut menjadi buruk.

b. Sibuk dengan rutinitas

Seseorang yang terlalu fokus dengan rutinitasnya akan lebih sulit

untuk menghasilakan ide-ide kreatif. Mereka biasanya merasa tidak

memiliki waktu yang cukup untuk memikirkan hal-hal yang lain di luar

rutinitasnya. Adapun ketika mendapatkan ide, orang-orang tersebut

akan cenderung untuk tidak melakukannya, karena menganggap ide

tersebut terlalu beresiko untuk dikerjakan.

c. Biaya yang mahal

Biaya sering kali menjadi hambatan bagi ide kreatif yang

diciptakan oleh seseorang. Banyak ide kreatif yang dipandang terlalu

mahal untuk terlaksana, khusunya bagi para pelaku usaha kecil dan
17

mikro. Namun tidak lebih baik bila pelaku tersebut langsung menolak

ide yang bisa jadi menghasilkan. Oleh karena itu diperlukan penilaian

terhadap inovasi produk yang diajukan, dengan melihat potensi

keuntungan yang mungkin tercipta.

d. Tidak memiliki arah dalam berinovasi

Menentukan arah dalam berinovasi adalah hal yang penting bagi

sebuah organisasi apalagi pada usaha kecil dan mikro, disamping dapat

membantu fokus organisasi dan orang-orang yang berbeda di dalamnya,

inovasi yang terarah juga dapat membantu menekan biaya yang

dikeluarkan oleh organisasi.

e. Tidak mampu mengkomersialkan ide dalam bentuk produk

Halangan yang paling besar dalam sebuah perusahaan adalah

ketika inovasi yang dihasilkan tidak dapat diterapkan atau

dikomersialkan ketika sebuah perusahaan, baik perusahaan kecil

maupun besar, telah menghabiskan banyak waktu, biaya, dan sumber

daya untuk mengembangkan ide, namun mereka gagal dalam langkah

terahir. Artinya perusahaan tidak mampu mengkomunikasikan produk

ciptaannya dengan baik, dan tidak akan timbul minat pasar terhadap

produk yang mereka ciptakan.

f. Konsumen tidak puas dengan hasil inovasi produk

Kesan pertama merupakan hal yang sangat krusial dan penting

sehingga dalam memperkenalkan produk yang inovatif setiap

perusahaan perlu memastikan untuk memberikan kesan yang baik bagi


18

konsumenya. Umumnya kualitas dan harga menjadi pertimbangan yang

penting bagi konsumen, karena kualitas dan harga merupakan du faktor

yang seiring.

g. Konsumen menemukan produk yang lebih baik

Dalam kondisi pasar yang terbuka, konsumen dapat meninggalkan

pengusaha kapanpun mereka ingikan. Artinya persaingan di pasar

sangat tinggi, begitu banyak penawaran yang dilakukan kepada

konsumen sehingga yang menguasai dan mengemudikan pasar adalah

konsumen. Sehingga penawaran yang menarik selain harga dan kualitas

barang dapat menjadi faktor pendorong konsumen untuk mengunakan

produk yang ditawarkan. Sepertinya penawaran diskon harga, bonus

produk lainya, atau bahkan penawaran layangan purna jual atau after

sale service.9

6. Pengertian Kualitas Pelayanan

Layanan pelanggan meliputi berbagai aktivitas di seluruh area

bisnis yang berusaha mengkombinasikan mulai dari pemesanan,

pemrosesan, hingga pemberian hasil jasa melalui komunikasi untuk

mempererat kerjasama dengan pelanggan. Menurut Tjiptono kualitas

adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa,

manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.

Kualitas merupakan perpaduan antara sifat dan karakteristik yang

9
Dhewanto, Wawan, dkk. “Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan Mikro”.
(Bandung, CV. Alfabeta, 2015), hlm. 116.
19

menentukan sejauh mana keluaran dapat memenuhi persyaratan kebutuhan

pelanggan 10

Kualitas layanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan

berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap

kualitas layanan. Untuk pelayanan, menurut Kotler pelayanan adalah

setiap tindakan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak yang

lain, yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan

tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu. Kualitas pelayanan adalah

tingkatk eunggulan yang diharapkan dan pengendalian atas tingkat

keunggulan tersebut untuk memenuhi keinginan pelanggan.

Faktor utama yang mempengaruhi kualitas layanan. Pertama,

persepsi pelanggan atas layanan yang nyata mereka terima (Perceived

service). Kualitas harus dimulai kebutuhan konsumen dan berakhir pada

persepsi pelanggan. Hal ini berarti bahwa citra kualitas yang baik

bukanlah berdasarkan sudut pandang atau persepsi pihak penyedia jasa,

melainkan berdasarkan sudut pandang atau persepsi pelanggan. Kedua,

layanan yang sesunguhnya diharapkan/diinginkan (expected service).

Dalam konteks kualitas dan kepuasan, telah tercapai konsensus bahwa

harapan pelanggan memiliki peranan yang besar sebagai faktor

perbandingan evaluasi kualitas.11

10
Lupiyoadi, Rambat, “Manajemen Pemasaran Jasa: Berbasis Kompetensi”. (Jakarta,
Salemba Empat, 2014), hlm. 52.
11
Tjiptono, Fandy, Andi, “Strategi Pemasaran”. (Yogyakarta, 2006), hlm. 20.
20

7. Indikator Kualitas Pelayanan

Menurut Parasuraman kualitas pelayanan memiliki delapan

dimensi pengukuran yang terdiri dari aspek-aspek berikut:

a. Berwujud (tangible),

yaitu kemampuan perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya

kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana dan

prasarana fisik perusahaan yang dapat diandalkan keadaan lingkungan

sekitarnya merupakan bukti nyata dari playanan yang diberikan oleh

pemberi jasa. Hal ini meliputi fasilitas fisik (contoh: gedung, gudang,

dan lain-lain).

b. Reliabilitas,

yaitu kemampuan perusahaan untuk memberikan pelayanan sesuai

dengan yang dijanjikan secara akuirat dan terpercaya. Kinerja harus

sesuai dengan harapan pelanggan yang berarti ketepatan waktu,

pelayanan yang sama untuk semua pelanggan tanpa kesalahan, sikap

yang simpatik, dan dengan akurasi yang tinggi.

c. Ketanggapan (Responsiveeness),

yaitu suatu kebijakan untuk membantu dan memberikan pelayanan

yang cepat (responsive) dan tepat kepada pelanggan menunggu

menciptakan persepsi yang negatif dalam kualitas pelayanan.

d. Jaminan dan kepastian (assurance),

yaitu pengetahuan, kesopan santunan, dan kemampuan para

pegawai perusahaan untuk menumbuhkan rasa percaya para pelanggan


21

kepada perusahaan. Hal ini meliputi komponen antara lain komunikasi

(communication), keamanan (security), kompetensi (competence) dan

sopan santun (courtesy).

e. Empaty (empathy),

yaitu memberikan perhatian yang tulus dan bersifat individual atau

pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya

memahami keinginan mereka. Hal ini mengharapkan bahwa suatu

perusahaan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang pelanggan,

memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta memiliki waktu

pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.

8. Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Sunyoto orientasi pemasaran yang di berikan

penekananannya pada pilihan pembelia konsumen. Konsumen dihadapkan

pada pilihan membeli atau tidak membeli. Seringkali pilihan tidak

membeli justru menjadi keputusan pembelian oleh konsumen. Keputusan

pembelian merupakan kegiatan individu yang secara langsung terlibat

dalam pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian terhadap

produk yang ditawarkan oleh penjual. Proses keputusan konsumen

bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian

tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk


22

yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan

untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan.12

a. Faktor yang mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Sunyoto keputusan pembelian dari pembelisangat di

pengaruhi oleh faktor kebudayaan, kelas sosial, pengaruh pribadi faktor

keluarga, dan faktor situasi.

1) Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan pengaruh paling luas dan

dalampada perilaku konsumen. Perusahaan harus mengetahui

peranan yang dimainkan oleh budaya, subbudaya dan kelas sosial

pembeli. Budaya adalah penyebab paling mendasar dari keinginan

dan perilaku seseorang. Budaya merupakan kumpulan nilai-nilai

dasar, persepsi, keinginan dan perilaku yang dipelajari oleh

seoranganggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting

lainnya. Setiap kebudayaan terdiri dari sub budaya-sub budaya

yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang

lebih spesifik untuk para anggotanya. Sub-budaya dapat dibedakan

menjadi empat jenis: kelompok nasionalisme, kelompok

keagamaan, kelompok ras, area geografis. Banyak subbudaya

membentuksegmen pasar penting dan pemasar sering kali

merancang produkdan program pemasaran yang disesuaikan

dengan kebutuhan konsumen. Kelas-kelas sosial adalah masyarakat


12
Ma‟ruf, Hendri, “Pemasaran Ritel”. (Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, 2006),
hlm. 170.
23

yang relatifpermanen dan bertahan lama dalam suatu masyarakat,

yang tersusun secara hierarki dan keanggotaannya mempunyai

nilai, minat dan perilaku yang serupa. Kelas sosial bukan

ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi

diukur dari kombinasipendapatan, pekerjaan, pendidikan, kekayaan

dan variable lain.

2) Faktor Kelas Sosial

Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor sosial,

seperti kelompok kecil, keluarga serta peranan dan status sosial

konsumen.Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok

kecil. Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung. Definisi

kelompok adalah dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk

mencapai sasaran individu atau bersama. Keluarga dapat

pempengaruhi perilaku

Pembelian keluarga adalah organisasi pembelian konsumen

yang paling penting dalam masyarakat. Keputusan pembelian

keluarga, tergantung pada produk, iklan dan situasi. Seseorang

umumnya berpartisipasi dalam kelompok selama hidupnya-

keluarga, klub, organisasi. Posisi seseorang dalam setiap kelompok

dapat di identifikasikan dalam peran dan status. Setiap peran

membawa status yang mencerminkan penghargaan yang di berikan

oleh masyarakat.
24

3) Faktor pengaruh Pribadi

Keputusan pembelian juga dipengaruhi oleh karakteristik

pribadi seperti umur dan tahapan daur hidup, pekerjaan, situasi

ekonomi, gaya hidup, serta kepribadian dan konsep diri pembeli.

Konsumsi seseorang juga dibentuk oleh tahapan siklus hidup

keluarga. Beberapa penelitian terakhir telah mengidentifikasi

tahapan-tahapan dalam siklus hidup psikologis. Orang-orang

dewasa biasanya mengalami perubahan atau transformasi tertentu

pada sa‟at mereka menjalani hidupnya.

Pekerjaan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya.

Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok

pekerja yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan

jasa tertentu. Situasi ekonomi seseorang akan mempengaruhi

pemilihan produk. Situasi ekonomi seseorang terdiri dari

pendapatan yang dapat dibelanjakan (tingkatnya, stabilitasnya, dan

polanya), tabungan dan hartanya (termasuk presentase yang mudah

dijadikan uang). Gaya hidup seseorang adalah pola hidup didunia

yang di ekspresikan oleh kegiatan, minat dan pendapat seseorang.

Gaya hidup menggambarkan “seseorang secara

keseluruhan” yang berinteraksi dengan lingkungan. Gaya hidup

juga mencerminkan sesuatu dibalik kelas sosial seseorang.

Kepribadian adalah karakteristik psikologis yang berada dari setiap

orang yang memandang responnya terhadap lingkungan yang


25

relatif konsisten. Kepribadian dapat merupakan suatu variabel yang

sangat berguna dalam menganalisa perilaku konsumen. Jenis-jenis

kepribadian dapat di klasifikasikan dan memiliki korelasi yang

kuat antara jenis-jenis kepribadian tersebut dengan berbagai pilihan

produk atau merek.

4) Faktor Keluarga

Keluarga sebagai unit masyarakat yang terkecil yang

perilakunya sangat mempengaruhi dan menentukan dalam

pengambilan keputusan membeli.13

5) Faktor situasi

Situasi konsumen juga melibatkan orang dan benda

(produk, iklan) sehingga kita perlu membedakan pengaruh yang

disebabkan konsumen dan objek dengan pengaruh yang unik

terhadap situasi itu sendiri. Sama halnya dengan pendapat di atas,

menyatakan bahwa perilaku konsumen dalam memutuskan

pembelian dipengaruhi oleh empat faktor yaitu budaya (budaya,

sub-budaya dan kelas sosial), sosial (kelompok acuan, keluarga,

serta peran dan status), pribadi (usia, tahap siklus hidup, pekerjaan,

keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian, dan konsep diri), serta

13
Sunyoto, Danang, “Perilaku Konsumen dan Pemasaran”. (Jakarta, CAPS, 2015), hlm.
132.
26

psikologis (motivasi, persepsi, pembelajaran, keyakinan dan

sikap).14

9. Indikator Keputusan Pembelian

Dalam penelitian ini menggunakan empat indikator untuk

menentukan keputusan pembelian yang diambil dari yaitu:

a. Kemantapan pada sebuah produk dalam melakukan pembelian,

konsumen akan memilih salah satu dari beberapa alternatif yang ada.

Pilihan tersebut didasarkan pada kualitas, mutu, harga yang terjangkau,

dan faktor-faktor lain yang dapat memantapkan keinginan konsumen

untuk membeli produk apakah produk tersebut benar-benar ingin

digunakan atau dibutuhkan.

b. Kebiasaan dalam membeli produk kebiasaan konsumen dalam

membeli produk juga berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Konsumen merasa produk tersebut sudah terlalu melekat di benak

mereka karena mereka sudah merasakan manfaat dari produk tersebut.

Oleh karena itu, konsumen akan merasa tidak nyaman jika mencoba

produk baru dan harus menyesuaikan diri lagi. Mereka cenderung

memilih produk yang sudah biasa digunakan.

c. Memberikan rekomendasi kepada orang lain dalam melakukan

pembelian, jika konsumen mendapatkan manfaat yang sesuai dengan

14
Kotler Philip dan Keller Kevin Lane, Alih bahasa Benjamin Molan, “Manajemen
Pemasaran”. (Jakarta, PT. Indeks, 2009), hlm. 72.
27

sebuah produk, mereka pasti akan merekomendasikan produk tersebut

dengan orang lain. Mereka ingin orang lain juga merasakan bahwa

produk tersebut sangat bagus dan lebih baik dari produk lain.

d. Melakukan pembelian ulang kepuasan konsumen dalam menggunakan

sebuah produk akan menyebabkan konsumen melakukan pembelian

ulang produk tersebut. Mereka merasa produk tersebut sudah cocok

dan sesuai dengan apa yang mereka inginkan dan harapkan.15

Ada tiga aktivitas yang berlangsung dalam proses keputusan

pembelian oleh konsumen yaitu:

1) Rutinitas konsumen dalam melakukan pembelian.

2) Kualitas yang diperoleh dari suatu keputusan pembelian.

3) Komitmen atau loyalitas konsumen untuk tidak akan mengganti

keputusan.

G. Pengaruh Inovasi dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan

Pembelian

Untuk melakukan pembelian, konsumen tidak terlepas dari

karakteristik produk baik mengenai penampilan, gaya, mutu dan harga dari

produk tersebut. Penetapan harga oleh penjual akan berpengaruh terhadap

perilaku pembelian konsumen, sebab harga yang dapat dijangkau oleh

konsumen akan cenderung membuat konsumen melakukan pembelian

terhadap produk tersebut.

15
Kotler Philip dan Keller Kevin Lane, Alih bahasa Benjamin Molan, “Manajemen
Pemasaran”. (Jakarta: PT. Indeks, 2009), 75.
28

Kemajuan teknologi secara global mengakibatkan aktivitas inovasi

pada produk turut mengalami perkembangan yang cukup signifikan.

Berdasarkan revolusi tersebut, banyak produk yang beredar di pasaran

yang mencoba untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan yang ada.

Inovasi produk merupakan sesuatu yang dipersepsi konsumen sebagai hal

yang baru.Sebagai produk baru, produk inovasi diharapkan bisa memenuhi

harapan konsumen. Harapan konsumen yang dimaksudkan antara lain

mewakili harga, gaya hidup, dan motivasinya 16.

G. Tinjauan Pustaka

Ginanjar Suendro (2010), Pinta Gustiana Masda (2013) dan

Prasetyo (2016) menyatakan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur

produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian, dimana atribut produk meliputi merek,

kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.

Adapun penelitian sebelumnya yang mendukung adalah

menunjukkan bahwa inovasi merupakan bagian dari kerangka kerja yang

menghubungkan aspek budaya perusahaan dengan kemampuan berinovasi

serta meningkatkan kinerja perusahaan melalui keputusan membeli

konsumen. Demikian juga penelitian menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan inovasi produk terhadap keputusan membeli,

semakin tinggi inovasi produk maka semakin tinggi keputusan membeli.

16
Bagus Dwi Prasetyo, “Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap
Keputusan Pembelian pada Batik Zhorif”, (Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi,
2016), hlm. 37.
29

Selain inovasi, keputusan pembelian dipengaruhi oleh kualitas

pelayanan. Kulitas pelayanan sangat krusial dalam mempertahankan

pelanggan dalam waktu yang lama (Aryani dan Rosinta, 2010). Pelayanan

yang tidak maksimal akan menimbulkan ketidak puasan konsumen tidak

hanya pelannggan tetapi juga berdampak kepada orang lain karena dia

akan bercerita pada orang lain.

Dari uraian di atas maka antara inovasi produk dan kualitas

pelayanan akan mempengaruhi keputusan pembelian yang dilakukan

konsumen. Batik dengan berbagai inovasi menarik dapat menjadi pilihan

para konsumen. Dengan inovasi produk dan didukung pelayanan yang

memuaskan, cepat dan memenuhi keinginan konsumen maka konsumen

merasa lebih dihargai dan nyaman untuk melakukan pembelian bahkan

menjadi pelanggan dari perusahaan tersebut.

H. Kerangka Berfikir

Kerangka teoritis adalah model konseptual yang berkaitan dengan

bagaimana seseorang menyusun teori atau menghubungkan secara logis

beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka teoritis

membahas saling ketergantungan antara variabel yang dianggap perlu untuk

melengkapi dinamika situasi yang sedang diteliti, dalam penelitian ini,

inovasi produk dan kualitas pelayanan pada batik Jambi Zhorif sangat

berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Inovasi produk dan kualitas pelayanan menjadi faktor utama dalam

menarik konsumen dilihat dari beberapa pandangan yang mana Zhorif akan
30

terus berusaha dalam membuat inovasi-inovasi baru dan meningkatkan

kualitas pelayanan dengan cara membuat berbagai jenis motif batik yang

sesuai dengan permintaan konsumen. Berdasarkan pemikiran diatas maka

dalam penelitian ini dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:

Inovasi Produk Gambar 1.1

(X1)

Keputusan
Pembelian (Y)

Kualitas
Pelayanan(X2)

Berpengaruh secara simultan

Berpengaruh secara parsial


31

I. Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada

tidaknya pengaruh positif antara Variabel X dengan Variabel Y, maka

pengujian yang dilakukan adalah:

1. H1 : Secara parsial, inovasi produk dan kualitas pelayanan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada batik

Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang

H2 : Secara simultan, inovasi produk dan kualitas pelayanan memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian pada batik

Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang.


32

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan secara langsung kepada pemilik usaha batik

Jambi Zhorif dan konsumen batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk

Jambi Kota Seberang.

B. Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini dilihat dari metodenya adalah penelitian kuantitatif.

Penelitian kuantitatif menekankan pada fenomena-fenomena objektif dan

dikaji secara kuantitatif. Maksimalisasi efektivitas desain penelitian

kuantitatif menurut sugiono dilakukan dengan menggunakan angka-angka,

pengolahan statistik, struktur dan percobaan terkontrol.17

C. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

primer merupakan data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama

di lokasi penelitian atau objek penelitian, yakni Zhorif dan konsumen

yang akan memberikan data tentang inovasi-inovasi dan pelayanan yang

dibuat dalam meningkatkan kualitas pembelian.

17
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif”. (Yogyakarta, Alfabeta, 2011), hlm. 26.

32
33

2. Data Sekunder

Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari

sumber kedua atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Data

sekunder dalam penelitian ini pengelolaan diperoleh dengan menggunakan

studi literatur yang dilakukan terhadap banyak buku dan diperoleh

berdasarkan catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian, serta

dari sumber internet, jurnal dan lain-lain.18

D. Tehnik Pengumpulan Data

Sesuai dengan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini, maka

penulis menggunakan metode studi lapangan dan studi pustaka untuk

memperoleh data yang diperlukan. Instrumen pengumpulan data yang

digunakan adalah:

1. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu dilakukan dua

pihak yaitu pewancara dan yang diwawancarai yang memberi jawaban atas

pertanyaan itu. wawancara bisa secara terstruktur dan tidak terstruktur.

Tehnik wawancara merupakan tehnik pengumpulan data dengan

menggunakan instrument yaitu pedoman wawancara. Untuk memperoleh

18
Burhan Bungin, “Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi, Ekonomi dan
Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya”. (Jakarta, Kencana Prenadamedia Group,
2014), hlm. 132.
34

data yang memadai peneliti dapat menggunakan beberapa tehnik

wawancara yang sesuai dengan situasi dan kondisi.19

2. Kuisioner atau angket

Kuisioner adalah suatu alat pengumpulan informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara

tertulis pula oleh responden.20 Kuisioner yang dipakai disini adalah model

tertutup karena jawaban telah disediakan dan pengukurannya

menggunakan skala likert, yaitu skala yang berisi lima tingkat preferensi

jawaban dengan pilihan jawaban dengan tabel sebagai berikut.21

Tabel 1.2

Kuisioner Jawaban Konsume

Simbol Alternatif Jawaban Skor

SS Sangat Setuju 5

S Setuju 4

KS Kurang Setuju 3

TS Tidak Setuju 2

STS Sangat Tidak Setuju 1

Kuisioner dalam penelitian ini akan diberikan kepada para konsumen

batik Jambi zhorif di Jambi kota sebrang terkait dengan Pengaruh inovasi

19
Iskandar, Metode Penelitian Kualitatif “. (Jakarta, Gaung Persada, 2009), hlm. 129
20
Margono, “Metodologi penelitian pendidikan”. (Jakarta‟ Rineka Cipta, 2010), hlm.
167.
21
Karlina, “Teknik Penyusunan Skala Likert”. (Jakarta, Fatwa Publishing, 2013), hlm. 18
35

produk dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada batik

Jambi Zhorif.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang telah lalu. Dokumen

dapat berupa tulisan, gambar. Studi dokumen merupakan pelengkap dari

penggunaan metode wawancara dalam penelitian kuantitatif. Dokumentasi

digunakan untuk mengungkapkan data sejarah berdirinya usaha batik

Jambi zhorif.22

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu

ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Menurut Hadari Nawawi

sebagai mana dikutip oleh Margono populasi adalah keseluruhan objek

penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-

tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber

data yang memiliki karekteristik tertentu dalam suatu penelitian.23populasi

pada penelitian ini adalah keseluruhan konsumen yang membeli pada

usaha batik Jambi Zhorif sebanyak 105 orang, dihitung dari jumlah unit

pembelian (Data Bulan April 2018- Juli 2018).

22
Sugiyono, “Metode penelitian kuantitatif kualitatif”. (Bandung, Alfabeta, 2014), hlm.
240.
23
Margono, “Metodologi penelitian pendidikan”. (Jakarta, Rineka Cipta, 2010), hlm.
118
36

Tabel 1.3

Jumlah konsumen batik Zhorif pada Bulan April-Juli 2018

Bulan pembelian Jumlah pembelian

April 30 orang

Mei 30 orang

Juni 25 orang

Juli 20 orang

Jumlah Total 105 orang

Sumber: batik Jambi zhorif

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi atau elemen-elemen

yang ada didalam populasi. Berdasarkan pada teknik tersebut, maka

seluruh konsumen pada batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk

Jambi Kota Sebrang dijadikan sampel dalam penelitian ini. 24 Adapun

sampel pada penelitian ini adalah 51 orang konsumen batik Zhorif.

Untuk menentukan besaran sampel, peneliti menggunakan rumus

Slovin. Oleh karena waktu, tenaga, dana kemungkinan adanya hambatan-

hambatan, maka penulis mengambil sampel dengan besaran 10 %. 25

Jumlah sampel yang diambil dengan menggunakan rumus Slovin adalah

sebagai berikut:

24
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif”. (Yogyakarta, Alfabeta, 2011), hlm. 7.
25
Sugiyono, “Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif”. (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm.
80-82.
37

n= 2

Dimana:

n = Sampel

N = Jumlah Populasi

e = error (kesalahan yang diterima)

Dengan menggunakan margin of error sebesar 10%, maka jumlah sampel

yang dapat diambil adalah sebagai berikut:

= 51,21 dibulatkan menjadi 51.

Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka jumlah sampel yang akan

digunakan dalam penelitian ini sebanyak 51 responden.

F. Instrumen penelitian

1. Uji Validitas

Untuk memastikan bahwa kuisioner yang digunakan dalam penelitian

mampu mengukur variabel penelitian dengan baik agar mendapatkan hasil

yang sesuai.
38

2. Uji Reliabilitas

Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang

terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. 26

Pengujian realibilitas dalam penelitian ini menggunakan cornbach`s alpha,

dimana jika a > 0,6 menunjukkan instrument tersebut reliable.27

G. Metode dan Teknik Analisis data

1. Metode analisis data

Pada penelitian ini, alat analisis yang digunakan oleh penulis yaitu

dengan menggunakan uji Asumsi Klasik dan logit binner.

a. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

logit binner, variabel pengganggu atas residual memiliki distribusi

normal.

2. Uji Multikolonieritas

Bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi

ditemukan ada korelasi antara variabel bebas.

26
Imam Ghazali, “Aplikasi Analisis Multivariate Program IBM SPSS 21”. (Semarang,
Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2013), hlm. 47.
27
Nur Asnawi dan Masyhuri, “Metodolgi Riset Manajemen Pemasaran”. (Malang, UIN
Maliki press, 2011), Hlm. 171.
39

3. Uji Heterokedastisitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya.

b. Uji hipotesis

1. Uji Parsial (Uji T)

Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-

masing variable independen terhadap variable dependen. Ha yang

diuji adalah suatu parameter yang tidak sama dengan nol dan Ho

adalah suatu parameter yang sama dengan nol. Cara melakukannya

adalah degan membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis

menurut tabel, apabila t hitung > t tabel maka Ha diterima.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variable-variable

independen secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap

variable dependen. Hipotesis alternatof (Ha) tidak semua parameter

simultan sama dengan nol dan hipotesis nol (Ho) yang di uji adalah

apakah semua parameter dalam model sama dengan nol.

3. Koefisien Determinasi (R2)

R2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model

dalam menerangkan variasi variable dependen. Dalam penelitian ini

perhitungan R2 untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variable

independen dalam menjelaskan variable dependen.


40

2. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

logit binner. Bentuk model logit binner adalah sebagai berikut28 :

+e

X1 : Inovasi produk

X2 : Kualitas pelayanan

Y : keputusan pembelian

e : eror

Demi ketepatan dan mendapatkan kemudahan hasil penelitian,

maka untuk logit binner ini menggunakan program statistik SPSS

yang dapat menjelaskan model logit binner dan uji signifikansinya

sehingga hipotesis dapat disimpulkan.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan ini digunakan untuk memudahkan penulis dalam

penyusunan dan pemahaman tentang skripsi, agar nantinya penelitian ini

dapat berjalan sesuai dengan setting yang telah penulis tentukan sebelumnya.

Maka dari itu terlebih dahulu ditentukan susunan dan sistematika penulisan

skripsi sebagai berikut:

28
Bambang Juanda, “Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan”. (Bogor, IPB press,
2009), hlm. 175.
41

BAB I : Pendahuluan, Bab ini berisi mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, batasan masalah,

kerangka teori, dan tinjauan pustaka.

BAB II : Metode penelitian, pada Bab ini berisi mengenai tempat dan waktu

penelitian, pendekatan penelitian, jenis dan sumber data, dan

instrumen pengumpulan data sistematika penulisan dan jadwal

penelitian.

BAB III : Gambar Umum Tempat Penelitian, Bab ini berisi mengenai sejarah

berdiri Batik Jambi Zhorif.

BAB IV : Analisis Dan Pembahasan, Bab ini berisi pengaruh Inovasi Produk

dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada

Batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota

Sebrang

BAB V : Penutup, Bab ini bagian akhir dari skripsi berisi tentang

kesimpulan dan saran.


42

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Profil Batik Jambi Zhorif

Batik Jambi Zhorif merupakan suatu usaha batik Jambi asli yang

dibangun seorang pengrajin yang bernama Atiah Muhammad yang telah

dirintis sejak tahun 1981 dan berlokasi jalan KH Ibrahim RT 02 Kelurahan

Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Beliau seorang

perempuan yang lahir di sebrang kota Jambi telah berhasil membangun

usaha batiknya hingga sekarang. Beliau juga memperkenalkan hasil

kerajinan batik jambi kepada orang nomor 1 di Indonesia yaitu Presiden

Republik Indonesia Susilo Bambang Yudoyono dengan usaha batik nya

beliau juga berhasil menyekolahkan anak-anaknya hingga ke perguruan

tinggi.

Batik Jambi adalah salah satu warisan Nusantara. Keindahan dari

Batik Jambi selalu terpancar dari goresan-goresan motif yang melekat pada

kain dasar Katun, Semi Sutra, Sutra, dan ATBM, di tambah lagi dengan

pewarnaan alam yang memberi pancaran warna yang membuat Batik Jambi

semakin Indah.

Keunikan seni batik Jambi Zhorif terletak pada kesederhanaan

bentuk motif dan pewarnaan yang khas, yaitu bentuk motif yang tidak

berangkai (ceplok-ceplok) dan berdiri sendiri-sendiri. Pemberian nama pada

motif batik Jambi Zhorif, diberikan pada setiap satu bentuk motif, seperti

motif Batanghari, motif Angso Duo, motif Durian Pecah, motif Kapal

42
43

Layar/Sanggat, motif Cepiring dan sebagainya. Jadi bukan diberikan pada

suatu rangkaian bentuk dari berbagai unsur atau elemen yang telah di desain

sedemikian rupa yang telah menjadi satu kesatuan yang utuh kemudian baru

diberi nama.

Pewarnaan batik Jambi Zhorif memiliki dua cara pewarnaan yaitu

alami dan kimia. Pewarnaan alami bisa menggunakan bahan dari kayu

tinggi, kulit jengkol, kulit mangga, al-pokat dan lain-lain sebagainya.

Sedangkan pewarnaan kimia digunakan dengan menggunakan cairan kimia.

Penjualan batik Jambi Zhorif bisa melalui online atau langsung

ketempat penjualan. Biasanya harga batik itu sendiri berbeda-beda,

misalnya harga satu potong baju dengan model kombinasi batik Rp 200

ribu, sedangkan yang full batik Rp 250 ribu. Batik Jambi Zhorif ini telah

mengikuti berbagai macam kontes yang ada di Jambi, dan selalu

memenangkan kontes tersebut. Sehingga batik Jambi zhorif ini begitu

disukai masyarakat Jambi, maupun yang berada diluar Jambi.

Tidak jadi rahasia lagi bahwa batik Jambi Zhorif ini telah dikenal

sampai kemancanegara seperti Australia dan Negara-negara di sekitar

Indonesia. Bagi petinggi daerah Jambi hampir semua pernah memakai batik

di toko Zhorif ini seperti Gubernur Jambi, H Hasan Basri Agus, Walikota

Jambi, H Syarif Fasha, dan petinggi-petinggi lainnya. Batik yang kerap

mereka pakai biasanya batik model tulisan.


44

B. Visi Dan Misi Batik Jambi Zhorif

1. Visi

“Menjadi pusat litbang terapan yang berwawasan lingkungan dan

berbasis sumber daya lokal serta penyedia layanan teknis kerajinan dan

batik yang terkemuka”.

2. Misi

Dalam rangka mencapai visi beberapa hal yang akan dilakukan oleh

Batik Zhorif, yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan kualitas litbang bahan baku, proses dan desain

produk yang ramah lingkungan dan berbasis sumber daya lokal

2) Mengembangkan standar kerajinan dan batik serta penerapannya

3) Mewujudkan pelayanan yang efisien, efektif, berkualitas dan sesuai

kebutuhan pelanggan

4) Mengembangkan kapasitas kelembagaan dan sumber daya manusia

yang profesional.

C. Kelebihan Batik Jambi Zhorif

Kelebihan batik Jambi Zhorif terletak pada kesederhanaan bentuk

motif dan pewarnaan yang khas, yaitu bentuk motif yang tidak berangkai

(ceplok-ceplok) dan berdiri sendiri-sendiri. Pemberian nama pada motif

batik Jambi Zhorif, diberikan pada setiap satu bentuk motif, seperti:
45

1. Motif Batanghari

2. Motif Angso Duo

3. Motif Durian Pecah

4. Motif Kapal Layar/Sanggat

5. Motif Cepiring dan sebagainya.

D. Letak Geografis Batik Jambi Zhorif

Jln KH Ibrahim RT 02 Kelurahan Ulu Gedong Kecamatan Danau

Teluk Kota Jambi.

E. Logo Batik Jambi Zhorif

Gambar 2.2
46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Hasil Penelitian

A. Gambaran Umum Responden

Analisis ini di lakukan untuk mengatahui jumlah berdasarkan tingkat

persentase karakteristik responden yang menjadi sampel dalam populasi. Metode

pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada 50

responden yang merupakan konsumen pada batik Jambi Zhorif di Kecamatan

Danau Teluk Jambi Kota Sebrang. Adapun pengambilan data ini berdasarkan

jenis kelamin, usia, pendidikan Formal terakhir, dan pendapatan.

B. Karakteristik Responden

1) Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 1.4

Karakteristik Konsumen Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Responden karakteristik

Laki – Laki 23 45.09%

Perempuan 28 54.90%

Jumlah 51 100%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Data Primer)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa berdasarkan karakteristik jenis

kelamin terdapat 45.09% konsumen laki-laki dan 54.90 % konsumen perempuan.

46
47

Usia merupakan suatu pertimbangan yang dapat dilihat oleh seseorang untuk

memilih sesuatu keputusan dan menjadi tolak ukur kematangan emosional.

2) Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia

Tabel 1.5

Karakteristik Konsumen Berdasarkan Usia

Usia Responden Presentase (%)

15 - 25 Tahun 15 29.41%

26 - 35 Tahun 22 43.13%

36 - 45 Tahun 11 21.56%

46 - 55 Tahun 3 5.88%

Jumlah 51 100%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Data Primer)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa berdasarkan karakteristik umur

terdapat 29.41% konsumen yang berusia 15-20 tahun, 43.13% berusia 26-35

tahun, 21.56% berusia 36-45 tahun, dan 5.88% berusia 46-55 tahun. Dapat dilihat

bahwa presentase terbesar yaitu 43.13% dari konsumen yang berusia 26-35 tahun.
48

3) Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendidikan

Tabel 1.6

Karakteristik Komsumen Berdasarkan Pendidikan

Jenjang Pendidikan Terakhir Responden karakteristik

SLTA/Sederajat 26 50.98%

Akademi (D/1, D/II, D/III) 8 15.68%

Sarjana (SI/Sederajat) 12 23.52%

S2 4 7.84%

S3 1 1.96%

Jumlah 51 100%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Data Primer)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa berdasarkan karakteristik

jenjang pendidikan terakhir, terdapat 50.98% konsumen tamatan SLTA/Sederajat,

15.68% Akademi (D/I, D/II, D/III), Sarjana (SI/Sederajat), 7.84% S2, dan 1.96%

S3. Dapat dilihat bahwa presentase terbesar yaitu 50.98% dari konsumen yang

memiliki jenjang pendidikan (SLTA/Sederajat).


49

4) Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 1.7

Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pekerjaan

Jenis Pekerjaan Responden karakteristik

Ibu Rumah Tangga 13 25.49%

Pelajar/Mahasiwa 10 19.60%

Karyawan (Swasta/Negeri) 9 17.64%

Wirausaha 2 3.92%

Lainnya 17 33.33%

Jumlah 51 100%

Sumber : Hasil Penelitan Lapangan (Data Primer)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa berdasarkan jenis pekerjaan

terdapat 25.49% Ibu Rumah Tangga, 19.60% Pelajar/Mahasiswa, 17.64%

Karyawan (Swasta/Negeri), 3.92% Wirausaha, dan 33.33% lainnya. Dapat dilihat

bahwa presentase terbesar yaitu 33.33% dari kalangan Lainnya.


50

5) Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan

Tabel 1.8

Karakteristik Konsumen Berdasarkan Pendapatan

Pendapatan Responden karakteristik

Dibawah Rp. 1. 000.000 7 13.72%

Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000 16 31.37%

Rp. 2.000.000 - Rp. 3.000.000 24 47.05%

Diatas Rp. 3.000.000 4 7.84%

Jumlah 51 100%

Sumber : Hasil Penelitian Lapangan (Data Primer)

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa berdasarkan karakteristik

pendapatan terdapat 13.72% konsumen yang memiliki pendapatan dibawah Rp.

1.000.000, 47.05% memiliki pendapatan Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000, 31.37%

memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000, dan 7.84% memilki

pendapatan diatas Rp. 3.000.000. dapat dilihat bahwa presentase terbesar yaitu

konsumen ya ng memiliki pendapatan Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000

Perbulannya.

C. Uji Coba Statistik

1. Uji Validitas Instrumen

Uji Validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu

kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan/pernyataan pada suatu

kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner

tersebut. Pengujian untuk menentukan valid atau tidaknya dengan


51

membandingkan nilai Rhitung dengan nilai Rtabel. Rhitung > Rtabel : jika Rhitung lebih

besar dari Rtabel maka butir pertanyaan/pernyataan tersebut dikatakan valid.

a. Inovasi Produk (X1)

Tabel 1.9

Hasil Uji Validitas Variabel Inovasi Produk (X1)

Item Pernyataan RHitung RTabel Keterangan


1 0,636 0,2759 Valid
2 0,677 0,2759 Valid
3 0,649 0,2759 Valid
4 0,433 0,2759 Valid
5 0,559 0,2759 Valid
6 0,473 0,2759 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Dari tabel hasil uji validitas untuk variabel Inovasi Produk (X1) terhadap

Keputusan Pembelian (Y), maka dapat dikatakan bahwa indikator atau pernyataan

yang diajukan sudah valid, karena setiap pernyataan menghasilkan koefisien

Rhitung yang lebih besar dari Rtabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

indikator atau pertanyaan yang diajukan sudah valid dan dapat dilakukan analisis

lebih lanjut.29

29
Duwi Priyatno, “Spss 22 Pengolah Data Terpraktis”, (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2014), hlm 55
52

b. Kualitas Pelayanan (X2)

Tabel 1.10

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

Item Pernyataan RHitung RTabel Keterangan


1 0,437 0,2759 Valid
2 0,489 0,2759 Valid
3 0,433 0,2759 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 1.0 dari enam pernyataan,

semuanya menghasilkan koefisien Rhitung yang lebih besar dari Rtabel, Dengan

demikian, instrument penelitian yang berjumlah 3 pernyataan untuk variabel

Kualitas Pelayanan (X2) dinyatakan valid.30

Tabel 1.11

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Item Pernyataan RHitung RTabel Keterangan


1 0,534 0,2759 Valid
2 0,739 0,2759 Valid
3 0,830 0,2759 Valid
4 0,812 0,2759 Valid
5 0,427 0,2759 Valid
6 0,642 0,2759 Valid
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel 1.11 setiap pernyataan

menghasilkan koefisien Rhitung yang lebih besar dari Rtabel. Dengan kata lain,

30
Ibid, hlm 55
53

instrument penelitian yang berjumlah 6 pernyataan untuk varibel Keputusan

Pembelian (Y) dinilai semua butir pernyataan adalah Valid.31

1. Uji Reliabilitas Variabel

Reliabel adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan

indikator dari variabel atau konstruk. Butir pertanyaan dikatakan reliable atau

handal apabila jawaban seseorang terhadap pertanyaan/pernyataan adalah

konsisten. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai

Cronbach Alpa > 0,60.

a. Inovasi Produk (X1)

Tabel 1.12

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Inovasi Produk (X1)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.896 6
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach‟s Alpha sebesar 0,896. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semua

pernyataan dari variabel Inovasi Produk (X1) teruji reliabilitasnya karena angka

Cronbach‟s Alpha > 0,6 sehingga dinyatakan reliable.32

31
Ibid, hlm 55
32
Duwi Priyatno, “Spss 22 Pengolah Data Terpraktis”, (Yogyakarta: CV. Andi Offset,
2014), hlm 66
54

b. Kualitas Pelayanan (X2)

Tabel 1.13

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.871 3
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach‟s Alpha sebesar 0,871. Hal ini dapat dinyatakan bahwa semua

pernyataan dari variabel Kualitas Pelayanan (X2) teruji reliabilitasnya karena

angka Cronbach‟s Alpha > 0,6 sehingga dinyatakan reliable.

c. Keputusan Pembelian (Y)

Tabel 1.14

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.939 6
Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Hasil pengujian terhadap reliabilitas kuesioner menghasilkan angka

Cronbach‟s Alpha sebesar 0,939. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

semua pernyataan dari variabel Keputusan Pembelian (Y) teruji reliabilitasnya

karena angka Cronbach‟s Alpha > 0,6 sehingga dinyatakan reliable.


55

D. Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui apakah variabel dependen, independen

atau keduanya berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Mendeteksi

apakah data berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan mengga

mbarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar di sekitar

garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.33

Gambar 2.3

Hasil Uji Normalitas

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

33
Husein Umar, “ Metode Penelitian..... hlm 181
56

Dilihat dari grafik uji Normalitas diatas tampak bahwa data menyebar di

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut. Maka model

regresi memenuhi asumsi Normalitas.

2. Uji Multikolinearitas
Tabel 1.15
Hasil Uji Multikolinearitas
a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 Inovasi_Produk .543 1.840

Kualitas_Pelayanan .543 1.840

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Berdasarkan output diatas dapat diketahui bahwa nilai tolerance kedua

variabel adalah 0,543 dan lebih dari 0,10. Sementara itu, nilai VIF kedua variabel

adalah 1,840 dan kurang dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi

multikolineritas antar variabel bebas.34

Multikolinieritas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam

model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna

(koefisisen korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi korelasi sempurna atau mendekati sempurna diantara variabel

bebasnya. Konsekuensi adanya multikolinieritas adalah koefisien korelasi tidak

tertentu dan kesalahan menjadi sangat besar. Metode pengujian multikolinieritas

34
Duwi Priyatno, “Spss 22 Pengolah..... hlm 105
57

yaitu dengan melihat nilai tolerance dan inflation factor (VIF) pada model

regresi.35

3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas ilakukan dengan tujuan untuk menentukan apakah

model regresi terjadi ketidaksamaan variansi dan resdual satu pengamatan ke

pengamatan lainnya. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

heterokedastisistas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan grafik scatterplot

antara nilai prediksi variabel terikat dengan residual. Jika titik-titik pada grafik

tidak menunjukkan pola yang jelas dan menyebar di atas dan di bawah angka 0

pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas. 36

35
Duwi Priyatno, “Spss 22 Pengolah..... hlm 99
36
Ibid, hlm 179
58

Gambar 2.4

Hasil Uji Heterokedastisitas

Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Dari data output diatas, dapat diketahui bahwa titik-titik tidak

membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0

pada sumbu Y. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas

dalam model regresi.37 Heterokedastisitas adalah varian residual yang tidak sama

pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik seharusnya

tidak terjadi heterokedastisitas.38

37
Ibid, hlm 167
38
Ibid, hlm 187
59

E. Uji Hipotesis

1. Uji Parsial (Uji T)

Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variable

independen terhadap variable dependen. Ha yang diuji adalah suatu parameter

yang tidak sama dengan nol dan Ho adalah suatu parameter yang sama dengan

nol. Cara melakukannya adalah degan membandingkan nilai statistik t dengan

titik kritis menurut tabel, apabila thitung > ttabel maka Ha diterima.

Tabel 1.16

Hasil Uji T

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -.303 3.042 -.100 .921

Inovasi_Produk .574 .144 .444 3.987 .000

Kualitas_Pelayanan .373 .163 .255 2.292 .024

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


Berikut akan dijelaskan pengujian masing-masing variabel secara parsial:

a. Variabel Inovasi Produk (X1)

Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel Inovasi Produk

(X1) terhadap Keputusan Pembelian (Y) didapatkan bahwa nilai thitung 3,987 >

ttabel 1,676 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan demikian berarti variabel

Inovasi Produk (X1) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap

Keputusan Pembelian (Y).


60

b. Variabel Kualitas Pelayanan (X2)

Berdasarkan hasil pengujian dengan SPSS 20 antara variabel Kualitas

Pelayanan (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) diperoleh nilai thitung 2,292 >

ttabel 1,676 dengan tingkat signifikansi 0,011. Hal ini berarti variabel Kualitas

Pelayanan (X2) memberikan pengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan

Pembelian (Y).

Dari tabel Coefficients di atas dapat dibuat persamaan regresi linear

berganda sebagai berikut:

Y = -0,303 + 0,574X1 + 0,373X2

Berikut penjelasan dari persamaan regresi linear berganda di atas:

1. Konstanta sebesar -0,303 : artinya jika Inovasi Produk (X1) dan Kualitas

Pelayanan (X2) nilainya 0, maka Keputusan Pembelian bernilai - 0,303.

2. Koefisien regresi variabel Inovasi Produk (X1) sebesar 0,574; artinya

semakin banyak atau baik inovsi produk batik Jambi semakin konsumen

memutuskan membeli produk batik Jambi tersebut, maka Keputusan

Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,574. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Inovasi Produk

dengan Keputusan Pembelian, semakin naik nilai Inovasi Produk maka

semakin meningkat nilai Keputusan Pembelian.

3. Koefisien regresi variabel Kualitas Pelayanan (X2) sebesar 0,373; artinya

semaik bagus atau baik kualitas pelayanan batik Jambi Zhroif semakin

konsumen tertarik untuk memutuskan membeli batik Jambi tersebut, maka


61

Keputusan Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,373.

Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Kualitas

Pelayanan dengan Keputusan Pembelian, semakin naik nilai Kualitas

Pelayanan maka semakin meningkat nilai Keputasan Pembelian.

2. Uji Simultan (Uji F)

Uji f dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel

independen (Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan) secara simultan atau

bersama-sama terhadap variabel dependen (Keputusan Pembelian). Pengujian ini

dilakukan dengan membandingkan fhitung dengan ftabel atau dapat juga

menggunakan pengamatan nilai signifikan F pada tingkat ᾳ yang digunakan yaitu

5% . Hasil perhitungan Uji f dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.17

Hasil Uji F

b
ANOVA

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 1873.293 2 936.646 30.830 .000

Residual 2643.163 87 30.381

Total 4516.456 89

a. Predictors: (Constant), Kualitas_Pelayanan, Inovasi_Produk

b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Pada uji F didapatkan nilai Fhitung sebesar 30.830 > Ftabel 2,79 dengan

taraf signifikasi 0.000 (sig ἀ <0,05), dapat disimpulkan bahwa variabel

independen antara lain Inovasi Produk (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) secara
62

simultan dan signifikan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Keputusan

Pembelian (Y).

3. Koefisien Determinasi (R2)

R2 bertujuan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam

menerangkan variasi variable dependen. Dalam penelitian ini perhitungan R 2

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan variable independen dalam

menjelaskan variable dependen.

Tabel 1.18

Hasil Uji Koefisien Determinasi ( R Square)

b
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .644 .415 .401 5.512

a. Predictors: (Constant), Inovasi_Produk, Kualitas_Pelayanan

b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


Sumber: Hasil Olah Data SPSS 20

Dari hasil analisis pengolahan data antara varibel (Inovasi Produk dan

Kualitas Pelayanan) terhadap Keputusan Pembelian dalam pembelian batik

menunjukkan bahwa besarnya nilai R = 0,644. Artinya, korelasi varibel (Inovasi

Produk dan Kualitas Pelayanan) terhadap Keputusan Pembelian dalam pembelian

batik mempunyai hubungan yang sangat erat dan positif sebab nilai koefisien

korelasi mendekati +1.

Pada tabel juga menunjukkan nilai koefisien determinasi (R Square)

sebesar 0.415 atau 41,5% hal ini berarti seluruh variabel bebas yakni Inovasi
63

Produk (X1) dan Kualitas Pelayanan (X2) mempunyai kontribusi secara bersama-

sama sebesar 41,5% terhadap variabel terikat (Y) yaitu Keputusan Pembelian,

sedangkan sisanya sebesar 58,5% dipengaruhi oleh varibel-varibel lain diluar

penelitian ini. Dengan demikian, hubungan kedua variabel independen dikatakan

cukup berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian.

Koefisien determinasi yang dipertimbangkan (Adjusted R Square)

sebesar 0,401 atau 40,1% dimana hubungan yang dapat dijelaskan oleh kedua

variabel bebas yaitu Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan

Pembelian sebesar 40,1%. Sedangkan sisanya sebesar 59,9% dipengaruhi atau

dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel bebas yang digunakan dalam

penelitian ini.

2. Pembahasan Penelitian

1. Pengaruh Inovasi Produk Dan Kualitas Pelayanan Secara Parsial

Terhadap Keputsan Pembelian pada Batik Jambi Zhorif di

Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang.

a. Inovasi Produk

Berdasarkan hasil uji t sebelumnya, diperoleh nilai thitung untuk variabel

Inovasi Produk sebesar 3,987 (lihat tabel 1.16) dan nilai ttabel sebesar 1,676

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Karena thitung > ttabel (4,105 > 1,676) dan

nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,000< 0,05) maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel Inovasi
64

Produk terhadap Keputusan Pembelian pada batik Jambi Zhrorif di Kecamatan

Danau Teluk Jambi Kota Seberang.

Kemudian pada nilai koefisien regresi variabel Inovasi Produk (X1)

bernilai positif sebesar 0,574 (lihat tabel 1.16), artinya jika variabel independen

lain (Kualitas Pelayanan) nilainya tetap dan Keputusan Pembelian mengalami

kenaikan 1%, maka Keputusan Pemebelian (Y) akan mengalami peningkatan

sebesar 0,574. Koefisien bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara

Inovasi Produk dengan Keputusan Pembelian, semakin naik nilai Inovasi Produk

maka semakin meningkat nilai Keputusan Pembelian. Dari uraian di atas, maka

dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial

antara variabel Inovasi Produk terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Jambi

Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang.

b. Kualitas Pelayanan

Berdasarkan hasil uji t sebelumnya, diperoleh nilai thitung untuk variabel

Kualitas Pelayanan sebesar 2,292 (lihat tabel 1.16) dan nilai ttabel sebesar 1,676

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,011. Karena t hitung > ttabel (2,292 1,676) dan

nilai signifikansi kurang dari 0,05 (0,024 < 0,05) maka H0 ditolak dan H1

diterima, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel

Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Jambi Zhorif di

Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang.

Kemudian pada nilai koefisien regresi variabel Kualitas Pelayanan (X2)

sebesar 0,373 (lihat tabel 1.16), artinya jika variabel independen lain (Inovasi

Produk) nilainya tetap dan Kualitas Pelayanan mengalami kenaikan 1%, maka
65

Keputasn Pembelian (Y) akan mengalami peningkatan sebesar 0,373. Koefisien

bernilai positif artinya terjadi hubungan positif antara Kualitas Pelayanan dengan

Keputusan Pembelian, semakin naik nilai Kualitas Pelayanan maka semakin

meningkat nilai Keputusan Pembelian. Dari uraian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan secara parsial antara

variabel Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian pada pembelian batik

Jmabi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jmabi Kota Seberang.

2. Pengaruh Inovasi Produk Dan Kualitas Pelayanan Secara

Simultan Terhadap Kualitas Pelayanan pada Batik Jambi Zhorif

di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Sebrang

Berdasarkan hasil uji F (simultan) sebelumya, diketahui nilai Fhitung

sebesar 30,830 (lihat tabel 1.17) dan nilai Ftabel sebesar 2,79 dengan taraf

signifikansi sebesar 0,000. Karena Fhitung > Ftabel (30,830 > 2,79) dan nilai

signifikansi < 0,05 (0,000 < 0,05) maka H0 ditolak dan H2 diterima, artinya

variabel Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan secara simultan atau bersama-

sama berpengaruh signifikan terhadap Keputusan Pembelian pada pembelian

batik Jambi Zhorif di Kecamatan Danau Teluk Jambi Kota Seberang.

Adanya pengaruh variabel Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan secara

bersama-sama terhadap Keputusan Pembelian juga dapat dilihat pada koefisien

korelasi berganda (R) sebesar 0,644 atau 64,4% (lihat tabel 1.18) yang berarti

hubungan variabel Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan secara bersama-sama

terhadap Keputusan Pembelian termasuk kuat dan positif karena lebih dari 50%.

Sedangkan nilai koefisien determinasi (R Square atau R2) sebesar 0,401 atau
66

40,1% (lihat tabel 1.18) yang berarti sumbangan kedua variabel bebas yaitu

Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan terhadap variabel terikat yakni Keputusan

Pembelian secara bersama-sama (simultan) sebesar 40,1%. Sedangkan sisanya

sebesar 59,9% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel bebas

yang digunakan dalam penelitian ini.

Penelitian ini relevan dengan penelitian terdahulu Bangun Dwi Prasetyo

(2016) yang menyatakan bahwa Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan secara

simultan atau bersama-sama berpengaruh Signifikan Tterhadap Keputusan

Pembelian masyarakat high income Se-Indonesia.


67

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan

sebelumnya, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan dari keseluruhan hasil

penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil pengujian parsial (uji t) antara variabel Inovasi Produk (X1)

dan Kualitas Pelayanan (X2) terhadap Keputusan Pembelian (Y) didapatkan

bahwa variabel Inovasi Produk (X1) memberikan pengaruh positif dan

signifikan terhadap Keputusan Pembelian (Y).

2. Berdasarkan hasil uji F dapat disimpulkan bahwa variabel Inovasi Produk (X1)

dan Kualitas Pelayanan (X2) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

variabel Keputusan Pembelian (Y).

B. Saran

Berdasarkan uraian data, temuan studi dilapangan dan kesimpulan, maka


peneliti memberikan saran kepada pihak terkait yaitu, sebagai berikut:
1. Kepada pemilik usaha batik Zhorif agar terus meningkatkan inovasi-
inovasi baru yang sesuai dengan permintaan pasar, dengan cara melakuan
perubahan perubahan baik itu dari kualitas warna, corak, bentuk, motif-
motif terbaru sehingga dapat menarik konsumen dalam membeli batik
jambi Zhorif.
2. Kepada pemilik usaha batik Zhorif agar terus meningkatkan kualitas
pelayanan karena berhasil tidaknya penjualan juga dipengaruhi oleh
pelayanan yang baik. Pelayanan juga dapat dilakukan bukan hanya

68
68

mendatangi konsumen tetapi juga penjual ikut aktif dalam pameran-


pameran dan rajin mempromosikan produk yang ditawarkana melalui
media sosial.
3. Kepada pemilik usaha batik Zhorif agar dapat menerapkan manajemen
baik itu manajement laporan keuangan maupun manajemen pemasaran.
4. Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat dijadikan bahan referensi
terkait dengan penelitian mengenai Inovasi Produk dan Kualitas Pelayanan
terhadap Keputusan Pembelian dengan objek, pendekatan, dan setting
penelitian yang berbeda.
69

DAFTAR PUSTAKA

Burhan Bungin, 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi,

Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana

Prenadamedia Group.

Bambang Juanda, 2009. Ekonometrika Pemodelan dan Pendugaan, Bogor,

IPB press.

Burhan Bungin, 2014. Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi,


Ekonomi dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, Jakarta, Kencana
Prenadamedia Group.
Bagus Dwi Prasetyo, 2016. Pengaruh Inovasi Produk dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian pada Batik Zhorif, Program Studi
Pendidikan Ekonomi Universitas Jambi.

Dwi Saputra dan Musthofa Hadi, 2016, Pengaruh Inovasi Produk dan
Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian pada Cv. Sumber Makmur
Pakis-Malang, Politeknik Negeri Malang.

Dyan Puspitasari Sunaryo Putri, 2016. Akuntan Memenangkan Persaingan

di Era MEA. Program Pascasarjana Universitas Pamulang.

Dhewanto, Wawan, dkk, 2015. Manajemen Inovasi untuk Usaha Kecil dan

Mikro, Bandung, CV. Alfabeta.

Duwi Priyatno, 2014. Spss 22 Pengolah Data Terpraktis, Yogyakarta, CV.


Andi Offset.

Hasan, Ali, 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta, Gaung Persada.

Imam Ghazali, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Program IBM SPSS 2.


Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Iskandar, 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta, Gaung Persada.

69
70

Karlina, 2013. Teknik Penyusunan Skala Likert. Jakarta, Fatwa Publishing.

Kotler Philip dan Keller Kevin Lane. 2009. Alih bahasa Benjamin Molan.

Manajemen Pemasaran. Jakarta, PT. Indeks.

Karlina, 2013. Teknik Penyusunan Skala Likert. Jakarta, Fatwa Publishing.

Lupiyoadi, Rambat. 2014. Manajemen Pemasaran Jasa Berbasis

Kompetensi. Jakarta, Salemba Empat.

Margono, 2010. Metodologi penelitian pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta.

Ma‟ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta, PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Nur Asnawi dan Masyhuri, 2011. Metodolgi Riset Manajemen Pemasaran.

Malang, UIN Maliki press.

Soegoto, Eddy, Soeryanto. 2009. Enterpreneurship Menjadi Pebisnis

Ulung. Jakarta, Gramedia.

Kotler Philip dan Keller Kevin Lane. 2009. Alih bahasa Benjamin Molan.

Manajemen Pemasaran. Jakarta, PT. Indeks.

Sunyoto, Danang. 2015. Perilaku Konsumen dan Pemasaran. Jakarta,

CAPS.

Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta, Alfabeta.


71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Validitas

Inovasi Produk (X1)

Correlations

indikator1 indikator2 indikator3 indikator4 indikator5 indikator6 inovasi_produk


* ** * **
Pearson Correlation 1 .285 .508 .065 .293 -.009 .636

indikator1 Sig. (1-tailed) .021 .000 .324 .018 .475 .000

N 51 51 51 51 51 51 51
* ** ** **
Pearson Correlation .285 1 .411 .165 .114 .400 .677
indikator2 Sig. (1-tailed) .021 .001 .124 .213 .002 .000
N 51 51 51 51 51 51 51
** ** * **
Pearson Correlation .508 .411 1 .032 .251 .054 .649
indikator3 Sig. (1-tailed) .000 .001 .412 .038 .352 .000
N 51 51 51 51 51 51 51
**
Pearson Correlation .065 .165 .032 1 .132 .032 .443
indikator4 Sig. (1-tailed) .324 .124 .412 .178 .413 .001
N 51 51 51 51 51 51 51
* * **
Pearson Correlation .293 .114 .251 .132 1 .191 .559
indikator5 Sig. (1-tailed) .018 .213 .038 .178 .090 .000
N 51 51 51 51 51 51 51
** **
Pearson Correlation -.009 .400 .054 .032 .191 1 .473
indikator6 Sig. (1-tailed) .475 .002 .352 .413 .090 .000
N 51 51 51 51 51 51 51
** ** ** ** ** **
Pearson Correlation .636 .677 .649 .443 .559 .473 1

inovasi_produk Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .001 .000 .000

N 51 51 51 51 51 51 51
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
72

Kualitas Pelayanan (X2)

Correlations

indikator1 indikator2 indikator3 kualitas_pelaya


nan
**
Pearson Correlation 1 -.194 -.188 .434

indikator1 Sig. (2-tailed) .173 .186 .001

N 51 51 51 51
**
Pearson Correlation -.194 1 -.198 .489
indikator2 Sig. (2-tailed) .173 .165 .000
N 51 51 51 51
**
Pearson Correlation -.188 -.198 1 .433
indikator3 Sig. (2-tailed) .186 .165 .002
N 51 51 51 51
** ** **
Pearson Correlation .434 .489 .433 1

kualitas_pelayanan Sig. (2-tailed) .001 .000 .002

N 51 51 51 51

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Keputusan Pembelian (Y)

Correlations

indikator1 indikator2 indikator3 iindikator4 indikator5 indikator6 keputusan_pemb


**
Pearson Correlation 1 .490 .179 .171 .174 .133

indikator1 Sig. (1-tailed) .000 .105 .115 .110 .176

N 51 51 51 51 51 51
** ** ** * *
Pearson Correlation .490 1 .477 .366 .317 .285
indikator2 Sig. (1-tailed) .000 .000 .004 .012 .021
N 51 51 51 51 51 51
** ** **
Pearson Correlation .179 .477 1 .859 .155 .593
indikator3 Sig. (1-tailed) .105 .000 .000 .139 .000
N 51 51 51 51 51 51
** ** **
Pearson Correlation .171 .366 .859 1 .190 .633
iindikator4 Sig. (1-tailed) .115 .004 .000 .091 .000
N 51 51 51 51 51 51
73

*
Pearson Correlation .174 .317 .155 .190 1 -.094
indikator5 Sig. (1-tailed) .110 .012 .139 .091 .257
N 51 51 51 51 51 51
* ** **
Pearson Correlation .133 .285 .593 .633 -.094 1
indikator6 Sig. (1-tailed) .176 .021 .000 .000 .257
N 51 51 51 51 51 51
** ** ** ** ** **
Pearson Correlation .534 .739 .830 .812 .424 .642
keputusan_pe
Sig. (1-tailed) .000 .000 .000 .000 .001 .000
mbelian
N 51 51 51 51 51 51

**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).


*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).

Lampiran 2 Uji Reabilitas


Inovasi Produk
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.896 6

Kualitas Pelayanan

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.871 3

Keputusan Pembelian

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.939 6
74

Lampiran 3 Tabulasi Data Kuesioner

Inovasi Produk (X1)


(X1) Inovasi Produk
No X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 Total Rata-Rata
1 4 4 4 4 4 4 24 4.00
2 3 3 3 5 3 4 21 3.50
3 3 4 4 4 4 5 24 4.00
4 3 4 4 5 3 3 22 3.67
5 5 4 4 3 4 4 24 4.00
6 3 3 3 3 3 5 20 3.33
7 4 5 4 4 4 3 24 4.00
8 3 4 4 4 5 5 25 4.17
9 4 3 4 3 4 3 21 3.50
10 3 4 3 4 4 5 23 3.83
11 5 4 5 4 4 3 25 4.17
12 4 4 4 3 3 4 22 3.67
13 3 4 4 5 3 4 23 3.83
14 3 4 3 3 3 4 20 3.33
15 4 3 4 5 4 3 23 3.83
16 3 4 5 3 3 4 22 3.67
17 4 4 4 4 4 5 25 4.17
18 4 4 4 5 4 4 25 4.17
19 4 5 5 5 4 3 26 4.33
20 4 5 5 4 3 5 26 4.33
21 4 4 4 4 4 4 24 4.00
22 5 4 3 5 4 4 25 4.17
23 5 3 4 3 3 4 22 3.67
24 4 4 5 5 4 4 26 4.33
25 5 4 5 4 4 4 26 4.33
26 5 4 4 4 4 4 25 4.17
27 5 5 5 4 4 5 28 4.67
28 3 3 3 4 4 4 21 3.50
29 4 5 4 3 5 5 26 4.33
30 4 4 4 3 4 4 23 3.83
31 5 4 5 4 4 5 27 0.50
32 5 4 5 5 5 4 28 4.67
33 5 4 5 4 4 4 26 4.33
34 5 5 5 5 5 5 30 5.00
75

35 5 5 5 5 4 5 29 4.83
36 4 4 4 3 4 4 23 3.83
37 4 4 4 5 5 5 27 4.50
38 5 3 5 3 4 3 23 3.83
39 4 3 4 3 4 3 21 3.50
40 5 5 5 3 4 5 27 4.50
41 4 4 4 5 3 5 25 4.17
42 5 4 4 4 4 4 25 4.17
43 5 4 5 4 4 4 26 4.33
44 4 5 4 4 2 4 23 3.83
45 5 4 4 5 4 4 26 4.33
46 4 5 5 3 4 5 26 4.33
47 4 4 3 4 4 4 23 3.83
48 5 5 4 5 4 5 28 4.67
49 3 3 4 4 4 4 22 3.67
50 4 4 5 4 5 5 27 4.50
51 4 4 4 4 4 4 24 4.00
76

Kualitas Pelayanan (X2)

(X2) Kualitas Pelayanan


X2.1 X2.2 X2.3 Total Rata-Rata
3 4 3 10 3.33
4 5 4 13 4.33
4 4 3 11 3.67
5 3 5 13 4.33
3 5 3 11 3.67
5 4 4 13 4.33
5 5 3 13 4.33
3 3 4 10 3.33
4 5 3 12 4.00
3 3 4 10 3.33
5 4 3 12 4.00
3 5 4 12 4.00
4 3 3 10 3.33
5 3 4 12 4.00
3 4 5 12 4.00
3 5 4 12 4.00
4 5 3 12 4.00
4 3 5 12 4.00
5 4 4 13 4.33
4 5 3 12 4.00
5 3 4 12 4.00
4 5 3 12 4.00
3 4 5 12 4.00
4 5 4 13 4.33
5 3 3 11 3.67
3 5 4 12 4.00
4 2 5 11 3.67
3 5 3 11 3.67
5 4 5 14 4.67
4 3 4 11 3.67
5 3 3 11 3.67
3 4 4 11 3.67
4 5 5 14 4.67
5 3 3 11 3.67
3 4 4 11 3.67
4 3 5 12 4.00
77

5 5 3 13 4.33
3 3 4 10 3.33
4 4 5 13 4.33
5 3 3 11 3.67
3 5 3 11 3.67
5 4 2 11 3.67
3 3 4 10 3.33
4 5 5 14 4.67
5 4 3 12 4.00
3 3 4 10 3.33
4 5 5 14 4.67
5 4 3 12 4.00
3 5 4 12 4.00
4 3 5 12 4.00
3 4 3 10 3.33

Keputusan Pembelian (Y)

(Y) Keputusan Pembelian


Y1 Y2 Y3 Y4 Y5 Y6 Total Rata-Rata
4 4 4 4 4 4 24 4.00
5 3 3 3 3 5 22 3.67
4 4 3 4 4 4 23 3.83
4 3 3 4 5 3 22 3.67
4 4 5 4 4 3 24 4.00
4 3 3 3 3 4 20 3.33
4 4 4 4 4 4 24 4.00
2 3 3 4 5 4 21 3.50
3 4 5 5 5 5 27 4.50
4 4 3 3 4 4 22 3.67
4 4 5 5 3 4 25 4.17
4 3 4 4 4 5 24 4.00
4 3 3 4 3 5 22 3.67
3 3 3 3 4 3 19 3.17
5 4 4 4 4 4 25 4.17
3 3 3 3 4 4 20 3.33
4 4 4 4 5 5 26 4.33
4 4 4 4 3 5 24 4.00
5 4 4 5 5 5 28 4.67
78

5 3 4 5 5 3 25 4.17
4 4 4 4 4 4 24 4.00
4 4 5 4 5 4 26 4.33
3 2 2 3 3 3 16 2.67
4 4 4 4 4 4 24 4.00
4 4 5 5 4 5 27 4.50
4 4 5 5 4 5 27 4.50
4 4 5 5 4 5 27 4.50
4 4 3 3 5 3 22 3.67
4 5 4 4 5 4 26 4.33
4 4 4 4 4 4 24 4.00
4 4 5 5 4 5 27 4.50
4 5 5 5 4 5 28 4.67
4 4 5 5 4 5 27 4.50
5 5 5 5 5 5 30 5.00
5 4 5 5 5 5 29 4.83
4 4 4 4 3 4 23 3.83
5 5 4 4 5 4 27 4.50
3 4 5 5 4 5 26 4.33
3 2 4 4 4 4 21 3.50
3 4 5 5 4 5 26 4.33
3 2 4 4 4 4 21 3.50
5 4 5 5 4 5 28 4.67
3 4 5 5 4 5 26 4.33
3 2 4 4 4 4 21 3.50
5 4 5 5 5 5 29 4.83
5 4 4 4 4 4 25 4.17
4 4 4 4 3 4 23 3.83
4 4 5 5 4 5 27 4.50
4 4 3 3 5 3 22 3.67
5 5 4 4 5 4 27 4.50
4 4 4 4 5 4 25 4.17
79

Lampiran 3 Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas

2. Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 Inovasi_Produk .543 1.840

Kualitas_Pelayanan .543 1.840

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


80

3. Uji Hetereskedastisitas

Lampiran 4 Daftar Pernyataan

1. Uji Parsial T

a
Coefficients

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta T Sig.

1 (Constant) -.303 3.042 -.100 .921

Inovasi_Produk .574 .144 .444 3.987 .000

Kualitas_Pelayanan .373 .163 .255 2.292 .024

a. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


81

2. Uji Simultanl F

b
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


a
1 Regression 1873.293 2 936.646 30.830 .000

Residual 2643.163 87 30.381

Total 4516.456 89

a. Predictors: (Constant), Kualitas_Pelayanan, Inovasi_Produk

b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian

3. Koefisien Determinasi R

b
Model Summary

Std. Error of the


Model R R Square Adjusted R Square Estimate
a
1 .644 .415 .401 5.512

a. Predictors: (Constant), Inovasi_Produk, Kualitas_Pelayanan

b. Dependent Variable: Keputusan_Pembelian


82

Lampiran 5 Daftar Pernyataan

1. Inovasi Produk (X1)

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Usaha batik Jambi Zhorif merupakan
usaha batik yang kualitas batiknya
dipercaya masyarakat sejak lama
2 Batik Jambi Zhorif memiliki warna dan
desain yang beragam pilihan
3 Usaha batik Jambi Zhorif mempunyai ciri
khas tersendiri pada bagian motif
4 Usaha batik Jambi Zhorif mempunyai
bentuk yang menarik
5 Batik Jambi Zhorif mempunyai kualitas
(tahan lama, tidak luntur, murah dan enak
dipakai)
6 Harga yang ditawarkan sesuai dengan
kualitas produk yang ditawarkan

2. Kualitas Pelayanan (X2)

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Usaha batik Jambi Zhorif pelayanannya
memuaskan
2 Sopan dan ramah dalam melayani
konsumen
3 Pelayanan yang diberikan sesuai dengan
kebutuhan konsumen
83

3. Keputusan Pembelian (Y)

No Pernyataan SS S N TS STS
1 Saya melakukan penilaian terhadap
produk sejenis sebelum membeli batik
2 Saya mencari informasi lebih lanjut
mengenai batik dari teman, keluarga atau
media cetak dan pengalaman
3 Saya membeli batik karena telah
membandingkannya dengan merek
pesaing
4 Saya membeli batik karena identitas,
keunggulan, kekuatan, dan keunikan
produknya
5 Saya merasa puas setelah membeli
produk batik
6 Saya akan melakukan pembelian produk
kembali
84
85
86

Anda mungkin juga menyukai