Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MIKROTEKNIK TUMBUHAN

MENELAAH ARTIKEL

PEMBUATAN PREPARAT JARINGAN TUMBUHAN

Disusun Oleh

Kelompok 17 Palembang

Maharani Putri Chania 06091381924042


Dewi Sriyani 06091381924059

Dosen Pengampu : Dr. Ermayanti, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2021
Artikel Bahasa Indonesia
Judul: Pemanfaatan Filtrat Bunga Flamboyan (Delonix regia (Hook.) Raf.)
sebagai Pewarna Alternatif dalam Pengamatan Preparat Jaringan
Tumbuhan(Jannah et al., 2019)
1.  Jaringan apa yang mereka amati 
Jawaban:
Proses Pewarnaan Preparat Jaringan Tanaman Berupa Sayatan Batang
Tanaman Beluntas (Pluchea Indica) bagian jaringan yang teramati adalah
epidermis, korteks, kambium, xylem, floem serta empulur. Dan pada Akar
Tanaman Jagung (Zea Mays) jaringan yang teramati pada preparat sayatan akar
tanaman jagung adalah epidermis, korteks, endodermis, floem, xylem dan
empulur

2. Bagaimana  metode yang mereka gunakan untuk mengamati struktur jaringan?


Jawaban:
Metode yang digunakan yaitu

1. Pembuatan Filtrat (Menggunakan 2 cara yaitu kering dan basah)

Bunga flamboyan (basah) ditimbang 10 gram kemudian dihaluskan


dengan menggunakan mortal. Gerusan yang didapatkan diperas untuk didapatkan
filtratnya sebagai ekstrak bunga flamboyan basah (100%). Dari filtrat 100%
dibuat variasi konsentrasi ekstrak bunga flamboyan basah yaitu 80%, 60%, 40%,
dan 20% dengan pengemceran menggunakan pelarut alkohol 95%.

Bunga Flamboyan terlebih dahulu dikeringkan. Keringan bunga


flamboyan digerus hingga halus dan ditambahkan Alkohol 95% dengan rasio 1:1
sebagai ekstrak bunga flamboyan kering 100%.

2. Pembuatan Preparat dan,

Sayatan jaringan tumbuhan yang digunakan adalah batang tanaman


beluntas (Pluchea indica) dan akar tanaman jagung (Zea mays). Penggunaan
kedua jaringan tumbuhan ini didasarkan pada lebih banyaknya bagian-bagian
yang terdapat pada jaringan yang dimaksud sehingga memaksimalkan
penggunaan pewarna alternatif saat pengamatan jaringan tumbuhan. Sayatan
jaringan tumbuhan yang dibuat ditempatkan pada kaca preparat dan diberikan
perlakuan, baik dengan pewarnaan dengan konsentrasi yang berbeda-beda
maupun tanpa pewarnaan.

3. Pengamatan menggunakan Mikroskop.

Preparat jaringan tumbuhan diamati dengan menggunakan mikroskop


cahaya dengan perbesaran 25x. Pengamatan sayatan jaringan didokumentasikan
dan perlakuan untuk masing masing variasi konsentrasi diulang 3 kali.

3. Bagimana hasilnya
Jawaban:
Pengenceran cairan safranin pada konsentrasi ≤ 60% memberikan warna
sayatan akar tanaman jagung yang lebih cerah dan dapat dengan jelas terbedakan
bagian-bagian sayatan tanaman. Sedangkan pengenceran cairan safranin pada
konsentrasi ≤ 40% memberikan sayatan batang beluntas yang dapat terbedakan
dengan cukup jelas bagian-bagian jaringan tanaman.

Penggunaan filtrat bunga flamboyan basah ≤ 100% menjadikan


tampakan bagian-bagian sayatan jaringan tumbuhan akar tanaman jagung yang
terlihat jelas

4. Apa kelemahan yang ditemukan dalam artikel tersebut.

Jawaban:
Kelemahan yang ditemukan dalam artikel tersebut adalah artikel tersebut
tidak menjelaskan kekurangan dari metode yang digunakan.

Tetapi dalam Penelitian ini kelemahan yang di dapat oleh peneliti adalah bagian
bunga Flamboyan kering karena memiliki warna yang kurang terang
Artikel Bahasa Inggris
Judul : Application of Interference Microscopy to the Study of Fungal
Penetration of Epidermal Cells(Mayama & Pappelis, 1977).
1.  Jaringan apa yang mereka amati 
Jawaban:
Penetrasi jamur sel Epidermis pada Umbi Bawang(Allium cepa L) Yang
digunakan Bawang merah dan Putih

2. Bagaimana  metode yang mereka gunakan untuk mengamati struktur jaringan?


Jawaban:
. Potongan kulit dari terluar dari sisik bohlam turgid putih yang dikupas)
diapungkan di atas air atau larutan kinetin (10" M); dan, potongan persegi sisik
bawang merah dan putih ditempatkan dalam inkubator cawan petri. bawang
diperoleh secara lokal dan sumber hari pada 25 C) dan diinkubasi dalam gelap
pada 25 C selama 24 jam.

3. Bagimana hasilnya
Jawaban:
pada epidermis bawang putih yang rentan dengan pembentukan dan
pada epidermis bawang merah yang resisten dengan "massa reaksi" (4-6). Semua
sel.

1) Pinggiran utama disebarkan untuk menciptakan latar belakang warna


yang seragam. muncul sebagai area gelap di sekitar situs penetrasi.

2) Pinggiran primer dan sekunder runtuh dan diamati saat melewati sel
dan lingkaran cahaya. Panah menunjukkan di mana pinggiran tampak dibiaskan
saat melewati lingkaran cahaya.

3) Metilen biru digunakan untuk mewarnai spora dan tabung kuman pada
permukaan luar dinding sel dan safranin digunakan untuk mewarnai permukaan
dalam dinding sel dan ujung hifa yang telah menembus dinding sel. Halo terlihat
di sekitar lokasi penetrasi. Pada Gambar 4-6 sel yang sama disajikan di setiap
foto.
4) Pinggiran utama disebarkan untuk menciptakan latar belakang warna
yang seragam. Massa reaksi muncul sebagai area yang lebih terang di sekitar
lokasi penetrasi.

5) Pinggiran primer dan sekunder runtuh dan diamati saat melewati sel
dan massa reaksi. Panah menunjukkan di mana pinggiran tampak dibiaskan saat
melewati massa reaksi.

6) Massa reaksi dapat diwarnai dengan pyronin

4. Apa kelemahan yang ditemukan dalam artikel tersebut.

Jawaban:
Kelemahan pada Artikel adalah saat Pembacaan yang jika diterjemahkan berbeda
bahasa dan Kelemahanya juga Tidak di cantumkan kelemahan dari Peneliti.
Data Referensi
Jannah, N., Mahmud, N. R. A., & Karo, N. A. K. (2019). Jurnal biosains dan
edukasi pemanfaatan filtrat bunga flamboyan (Delonix regia (Hook.)Raf.)
sebagai pewarna alternatif dalam pengamatan preparat jaringan tumbuhan.
Jurnal Biosains Dan Edukasi, 1(1), 5–9.

Mayama, S., & Pappelis, A. . (1977). Application of Interference Microscopy to


the Study of Fungal Penetration of Epidermal Cells. Technique, 1300–1302.

Anda mungkin juga menyukai