EKSPRESI GEN
Ekspresi gen adalah proses ketika informasi dari satu gen diubah menjadi
bagian struktural atau fungsional suatu sel atau tubuh. Ekspresi gen menentukan
karakter. Asam deoksiriribonukleat merupakan bahan genetik yang memiliki
informasi (keterangan) genetik. Sehubungan dengan hal itu maka ADN adalah
gen. Hampir pada semua organisme, gen itu terdapat dalam inti sel. Gen-gen tidak
berdiri sendiri dalam menjalankan fungsinya. Fenotip terakhir yang nampak pada
organisme adalah hasil kegiatan semua gen dan interaksinya dengan lingkungan.
Tiap gen mempunyai pengaruh pada populasi apabila individunya memiliki gen
tersebut. Akhirnya tiap gen mempunya pengaruh potensial pada fenotip biosfer.
Semua organisme prokariota maupun eukariota harus meregulasi gen-gen mana
yang akan diekspresikan pada saat tertentu. Organisme uniseluler maupun sel-sel
multiseluler harus terus-menerus mengekspresikan (on) dan mematikan (off) gen-
gen sebagai tanggapan terhadap sinyal–sinyal dari lingkungan eksternal dan
internal. Regulasi ekspresi gen juga esensial untuk spesialisasi sel pada organisme
multiseluler, yang tersusun atas berbagai tipe sel yang berbeda, masing-masing
dengan fungsi tersendiri. Untuk melaksanakan perannya, setiap tipe sel harus
mempertahankan program ekspresi gen tertentu sedangkan gen-gen yang lain
tidak diekspresikan.
Perbedaan antara sel dalam suatu organisme multiseluler hampir seluruhnya
berasal dari perbedaan ekspresi gen, dan bukan disebabkan oleh perbedaan genom
sel (terdapat beberapa pengecualian, seperti sel yang memproduksi antibodi).
Selanjutnya perbedaan itu terjadi selama perkembangan, karena adanya
mekanisme pengaturan meng-on-kan dan meng-off-kan gen-gen spesifik.
C. Sintesa protein
Protein mempunyai peran penting dalam organisasi struktural dan fungsional
dari sel. Protein struktural menghasilkan beberapa komponen sel dan beberapa
bagian di luar sel seperti kutikula, serabut, dsb. Protein fungsional (misalnya
enzim dan hormon) mengawasi hampir semua kegiatan metabolisme, biosintesa,
pertumbuhan dan perkembangan dari sel. Namun demikian, sebuah sel tidak
mungkin membuat protein yang dibutuhkan oleh individu yang bersel banyak.
Berbagai macam protein dibuat oleh berbagai tipe sel.
Proses pembuatan protein menyangkut salah satu dari Dogma Pusat dari
Biologi Molekuler (Dogma Central of Biology Molecular), yang menyatakan
bahwa: informasi genetik itu beralih dari asam nukleat ke protein. Tahap
pertama dari dogma itu dikenal sebagai proses Transkripsi tidak menimbulkan
perubahan dalam kode, karena ADN dan ARNd adalah komplementer. Tahap
kedua yang dikenal sebagai proses Translasi, menimbulkan perubahan dalam
kode, yaitu dari urutan nukleotida ke urutan asam amino. Kejadian itu dapat
digambarkan dengan skematis seperti pada Gambar 5.1.
ADN ARN
ARN PROTEI
N
Gambar 5.2 Informasi genetik beralih secara memutar
Akan tetapi Baltimore (1970) dan Mizushima dan Temin (1970)
melaporkan adanya enzim ADN polimerase bergantung ARN (disebut juga
transkriptase sebaliknya) yang pada beberapa virus dapat mensintesa ADN dari
ARN hasil cetakan berpita tunggal. Berdasarkan penemuan itu Spiegelman dkk.,
(1970) berpendapat bahwa kini ada kemungkinan dibentuk molekul hibrid
ARN/ADN. Penemuan yang amat menarik perhatian di bidang biologi molekuler
itu menghasilkan konsep baru, yaitu Dogma pusat sebaliknya atau Dogma
Central Reverse. Dogma ini berpendapat bahwa: Beralihnya informasi genetika
itu tidak perlu mengikuti urutan dari ADN ke ARN kemudian ke protein,
akan tetapi dapat juga terjadi dari ARN ke ADN. Dengan demikian “Dogma
Pusat Sebaliknya” itu dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut
(Gambar 5.3)
Gambar 5.4. Arah pindah informasi genetik berdasarkan dogma pusat dari
Biologi Molekuler: (1) ADN ke ADN selama perpindahan dari satu sel ke sel lain
atau dari satu generasi ke generasi berikutnya; (2) ADN–ARN–protein selama
ekspresi gen. Kemudian timbul “dogma pusat sebaliknya”
d. Terbentuknya poliribosom
Pada makhluk hidup tingkat tinggi biasanya pita tunggal ARNd melalui
beberapa ribosom dan merangkainya menjadi poliribosom atau polisom.
Suatu segmen dari double helix ADN membuka dan satu pita ADN tunggal
(disebut pita sens) mencetak ARNd. Proses ini dipengaruhi oleh enzim ARN
polimerase. Susunan nukleotida ARNd menjadi komplementer dengan susunan
nukleotida pita sens ADN.
ARNd yang telah selesai dicetak (artinya selesai menerima informasi genetik
dari ADN) akan meninggalkan ADN, keluar dari inti sel melalui pori-pori dari
membran inti dan menempelkan diri pada ribosom yang terdapat di dalam
sitoplasma.
2. Translasi
Pada proses translasi dapat dibedakan empat peristiwa penting, yaitu:
a. Menempelkan ARNd pada ribosom 30S dan pembentukan Poliribosom
Pada prokariot, ribosom tersebar dalam sitoplasma, sedangkan pada
eukariot ribosom sering kali berkumpul pada retikulum endoplasma. Dalam
sel bakteri E. coli, ribosom mempunyai ukuran 70S (S = unit Svedberg,
ialah ukuran berdasarkan perbandingan sedimentasi) yang terdiri dari dua
bagian. Bagian yang kecil disebut subunit 30S, sedangkan yang besar
Gambar. 5.12. Contoh cara ARNp (dalam hal ini ARNpSis) mengikat asam amino
(dalam hal ini sistein).