Anda di halaman 1dari 9

Uji Organoleptik

1. Uji bertujuan mendapatkan penilaian dari


konsumen tentang suatu produk
2. Konsumen diwakili oleh sejumlah panelis
(mis. 30 orang ; 15 laki2 dan 15 Perempuan
3. Panelis dalam uji ini diminta mengungkapkan
tanggapan pribadinya tentang kesukaan atau
ketidaksukaan dengan menggunakan angket
organoleptik
1. Panelis berjumlah 30 orang Persyaratan :
terdiri atas 15 orang laki-laki a. Usia 19-24 tahun
dan 15 orang perempuan b. Kondisi fisiologis yang baik (tidak
sakit, tidak lapar ataupun
2. Panelis diminta mengisikan kekenyangan, tidak kelelahan,
angket penilaian skala tidak waktu bangun tidur, dan
hedonik atau kesukaan tidak merokok sebelumnya)
dengan kriteria. 1. Sangat c. Faktor genetis baik (tidak
tidak suka mempunyai penyakit peka
terhadap rasa)
2. Tidak suka
d. Kondisi psikologis baik (mood,
3. Suka kondisi terlalu senang atau sensitif
4. Sangat suka dapat mempengaruhi kepekaan
seseorang)
Contoh Lembar Angket Organoleptik
1. Nama panelis :
2. Jenis Kelamin :
3. Umur :
4. Pekerjaan :
5. Asal daerah :

Intruksi: Dihadapan saudara/i disajikan sebuah nata Saudara/i diminta untuk


memberi penilaian terhadap produk tersebut sesuai dengan tingkat kesukaan
saudara/saudari, dengan ketentuan : 4 (Sangat suka) 3 (Suka) 2 (Tidak suka)
1 (Sangat tidak suka)
Data yang diperoleh melalui uji organoleptik dihitung secara statistik
menggunakan analisis model Friedman-Conover.
Langkah pertama dalam penelitian ini adalah dengan memberikan nilai
pangkat pada masing-masing angka hasil penilaian panelis. Pemberian pangkat
dilakukan baris demi baris panelis. Data diurutkan dari yang paling rendah
hingga yang paling tinggi, kemudian diberikan pangkat mulai dari yang
terendah yaitu angka 1, 2, 3,…. Dan seterusnya hingga ke angka data paling
tinggi sebanyak perlakuan yang ada. Apabila terdapat dua atau lebih data yang
memiliki angka yang sama, maka pangkatnya dijumlahkan kemudian dibagi
dengan banyaknya angka yang sama tersebut.
Rasa
Panelis P0 P1 P2 P3
X (1) P P2 X (2) P P2 X (3) P P2 X(4) P P2
1 2 1.5 2.25 2 1.5 2.25 3 3.5 12.25 3 3.5 12.25
2 2 1.5 2.25 2 1.5 2.25 3 3 9 4 4 16
3 3 2.5 6.25 4 4 16 2 1 1 3 2.5 6.25
4 4 4 16 2 2.5 6.25 2 2.5 6.25 1 1 1
5 3 3 9 2 2 4 4 4 16 1 1 1
6 4 4 16 3 2 4 3 2 4 3 2 4
7 4 2.5 6.25 4 2.5 6.25 4 2.5 6.25 4 2.5 6.25
8 3 1.5 2.25 3 1.5 2.25 4 3.5 12.25 4 3.5 12.25
9 1 1 1 3 2.5 6.25 3 2.5 6.25 4 4 16
10 3 1.5 2.25 4 3.5 12.25 4 3.5 12.25 3 1.5 2.25

X : Nilai yang diberikan oleh panelis (urutan)


P : Nilai pangkat (P)
Contoh : data dari panelis 1 : nilai sama 2 terdapat pada urutan 1 dan urutan 2
yaitu pada Po dan P1, maka nilai pangkat Po dan P1 adalah (1+2)/2 =1,5 , nilai
pangkat untuk P2 dan P3 adalah (3+4)/2 = 3,5
Data dari panelis 2 untuk sampel P3 adalah 4 dan tidak ada yang sama maka nilai
pangkat nya untuk sampel P3 adalah (4+0)/1 =4
Setelah semua skor diberi pangkat, kemudian pangkat dari
masing-masing perlakuan (kolom) dijumlahkan dan dihitung
menurut rumus Fredman-Conover :

[ ]
2
𝑛𝑘(𝑘 +1) Keterangan :
(𝑛 − 1) 𝐵 −
4 T : nilai kritik
𝑇=
𝐴− 𝐵 k : jumlah perlakuan
A : jumlah kuadrat total
N : jumlah panelis
B : jumlah kuadrat perlakuan
Nilai jumlah kuadrat total (A) dapat dihitung
dengan menggunakan rumus :

di = pangkat
(Sudjono, 1985)
Sedangkan jumlah kuadrat (B) dihitung dengan
menggunkan rumus :

pi = jumlah pangkat setiap perlakuan


Jika nilai T lebih kecil atau sama dengan nilai F tabel berarti tidak ada pengaruh
dari perlakuan yang diuji. Jika nilai T lebih besar dari F tabel, berarti paling
sedikit ada sepasang perlakuan yang berbeda nyata.

Untuk mngetahui perlakuan mana yang berbeda setelah memperoleh


kesimpulan, maka digunakan rumus sebagai berikut :

Jika selisih jumlah kuadrat antara dua perlakuan lebih besar dari nilai
R berarti kedua perlakuan tersebut berbeda nyata. Jika selisih jumlah
pangkat antara dua perlakuan lebih kecil atau sama dengan nilai R
berarti kedua perlakuan tersebut berbeda tidak nyata.

Anda mungkin juga menyukai