Anda di halaman 1dari 4

STRUKTUR ANALISIS ARTIKEL

I. Calon Disertasi
a. Judul : Pengembangan Asesmen Otentik Berbasis Objek Nyata Khas
Palembang dan Pengaruhnya terhadap Metakognisi, Sikap, dan
Psikomotor Mahasiswa pada Perkuliahan Fisiologi Manusia
b. Oleh : Masagus Mhd. Tibrani

II. Identitas Artikel I, …., ……


a. Judul : 1. Helping Gifted Students Develop Metacognitive Awareness
2. …..
3. ……
b. Penulis : 1. Gregory Schraw dan Theresa Graham
2. …..
3. …..
c. Jurnal : 1. Roeper Review Vol. 20 No. 1. 1997, published online: 2010
2. ……
3……

III. Isi Artikel I


a. Topik Artikel

b. Informasi-informasi Penting yang akan Dimanfaatkan (Jelaskan juga


pemanfaatannya)
Berikut merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan dan letak
pemanfaatannya;
No. Informasi yang dapat dimanfaatkan Pemanfaatannya
1 Metakognisi merupakan komponen Informasi ini
penting pada pembelajaran efektif memperkuat mengapa
karena secara individu mampu metakognisi diperlukan
memonitor dan meregulasi kinerja dalam pembelajaran.
kognitif mereka (Schraw dan Graham, Informasi ini
1997). mendukung latar
belakang bagian

1
metakgonisi Bab I
disertasi dan Kajian
Pustaka (Bab II)
2 Sejumlah penelitian melaporkan secara Informasi ini
signifikan perbaikan dalam menunjukkan
pembelajaran ketika keterampilan pentingnya metakognisi
mengendalikan dan pemahaman sehingga mendukung
bagaimana menggunakan keterampilan latar belakang bagian
ini dilakukan dalam pengajaran di kelas. metakognisi di Bab I
Penelitian ini penting karena dan Kajian pustaka
menyarankan bahwa ketika siswa yang (Bab II)
masih muda menggunakan keterampilan
metakognitif melalui pengajaran pada
dirinya sendiri dan dibantu oleh yang
lain, perbaikan pengetahuan dan
pengendalian metakognitif terlihat
memperbaiki pembelajarannya (Schraw
dan Graham, 1997).
3 Pengetahuan kognitif berkembang Informasi ini
secara bertahap sebagai fungsi waktu menunjukkan bahwa
terhadap tugas, sedangkan pengendalian pengetahuan kognitif
metakognitif lebih terkait dengan level dapat berkembang dari
kemampuan (Schraw dan Graham, tugas yang diberikan.
1997). Hal ini akan menunjang
keterkaitannya dengan
asesmen otentik. Oleh
sebab itu, informasi ini
akan diletakkan pada
latar belakang Bab I
4 Meskipun kedua jalur menjelaskan Informasi ini
metakognisi sebagai konsekuensi menunjukkan bahwa
kemampuan, instruksi, atau metakognisi dapat
pengetahuan, mereka tidak menghalangi dipengaruhi oleh
kemungkinan model yang kompleks pembelajaran yang
dijalankan bersamaan dan hubungannya diberikan (instruksi,
dipandang sebagai timbal balik serta kemampuan dan
berpotensi beririsan (transactional). pengetahuan siswa. Hal
Bukti yang ada menyatakan bahwa ini menunjukkan
metakognisi juga mempengaruhi peranan metakognisi
variabel seperti pengetahuan dasar dan dan factor yang
pemecahan masalah (Schraw dan mempengaruhinya.
Graham, 1997). Informasi ini akan

2
mendukung latar
belakang bagian
metakognisi pada Bab
I dan kajian pustaka
pada Bab II
5 Metakognisi menyelaraskan perbedaan Informasi ini
dalam pengetahuan dan kemampuan, menjelaskan bahwa
Hal ini penting untuk mengembangkan metakognisi bisa
keterampilan metakognitif bagi semua diperoleh oleh semua
anak. Siswa berbakat (tergolong peserta didik, baik
berkemampuan tinggi) dan siswa siswa yang
bertalenta (tergolong siswa berkemampuan rendah
berpengetahuan tinggi) bisa maupun tinggi yang
memperoleh manfaat dari pengajaran difasilitasi oleh strategi
(instruksi) yang berbeda (Clark, 1988). tertentu. Informasi ini
dapat mendukung
pentingnya metakognisi
di Latar Belakang
Bagian metakognisi
pada Bab I dan Kajian
Pustaka pada Bab II.
6 Satu decade penelitian dengan jelas Informasi ini bahwa
mengindikasikan bahwa setiap format pengembangan
instruksional memperbaiki strategi, metakognisi dapat
pengetahuan yang terkait tugas, dan dilakukan dengan
metakognisi. Penenmuan ini menggunakan tiga cara
mengungkapkan bahwa para guru pengajaran yang
seharusnya mengembangkan terintegrasi, yaitu
pengetahuan metakognitif dan strategi pengajaran langsung,
pengendalian melalui pengajaran peer siswa, dan jurnal
langsung, menciptakan interaksi siswa serta refleksi diri,
dengan temannya yang berpengalaman, dimana disini dilibatkan
dan mengembangkan refleksi melalui bagian dari asesmen
diskusi kelompok kecil, jurnal, dan otentik. Jadi, informasi
refleksi diri. Ketiga pendekatan ini ini dapat mendukung
mengembangkan aspek yang berbeda latar belakang yang
pada pengetahuan dan pengendalian menjelaskan kaitan
metakognitif, dan seharusnya digunakan asesmen otentik
dengan jalan yang terintegrasi. dengan metakognisi
(Bouffard-Bouchard et al., 1993; Moss, pada Bab I dan Kajian
1992) Pustaka pada Bab II

c. Pertanyaan/hal-hal yang belum jelas terkait kepentingan pemanfaatan


Adapun pertanyaan/hal-hal yang belum jelas terkait pemanfaatan adalah
sebagai berikut;

3
1. Dalam jurnal dijelaskan bahwa terdapat strategi pembelajaran yang
diintegrasikan dalam upaya meningkatkan kesadaran metakognitif
siswa berbakat. Bagaimana bila hal serupa diterapkan pada siswa yang
tanpa bakat? Apakah dapat meningkatkan kesadaran metakognitifnya?
2. Metakognisi diperlukan oleh semua siswa, dan untuk
mengembangkannya telah direkomendasi berbagai cara, mulai dari
implementasi pembelajaran hingga pembelajaran keterampilan yang
dapat mendukung. Namun hanya disebutkan bahwa sifat kegiatan
problem solving yang dapat mengembangkan metakognisi, Bagaimana
dengan kegiatan yang memicu keterampilan berpikir tingkat tinggi
lainnya?

d. Bibliografi
1. Schraw Gregory dan Graham Theresa. 1997. Helping Gifted Students
Develop Metacognitive Awareness. Roeper Review, Vol. 20 No. 1. P:
4-8. Published online: 20 Jan 2010.
2. …
3. …

Anda mungkin juga menyukai