Anda di halaman 1dari 23

 

MAKALAH
RISET OPERASI
Tentang 

PERMASALAHAN DALAM LINGKUP R ISET OPERASI DAN TEKNIK  YANG 


DIKEMBANGKAN DALAM APLIKASI R ISET OPERASI

Disusun Oleh :

Irianto Lela Ona

UNIVERSITAS VICTORY SORONG


2010
 

KATA PENGANTAR 

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan

 penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan

dengan baik.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang riset operasi, yang kami

sajikan berdasarkan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai

rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan

 penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “PERMASALAHAN DALAM LINGKUP RISET


OPERASI DAN TEKNIK YANG DIKEMBANGKAN DALAM APLIKASI RISET
OPERASI. Walaupun makalah ini mungkin kurang sempurna tapi juga memiliki detail yang
cukup jelas bagi pembaca.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun

makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima

kasih.

Sorong April 2012

Penyusun

- i-
 

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………. i

Daftar Isi …………………………………………………………..………… ii

BAB I Pendahuluan …………………………………………………….……. 1

A.Latar Belakang …………………………..…………………......


…… 1
B.Tujuan Penulisan ………………………………………….…..……...2
C.Metode Penulisan …………………………………………………….2
BAB II Pembahasan …………………………..…………………………...… 3

A. Contoh Permasalahan Dalam Lingkup Riset Operasi ……………… 3


1. Persoalan Biaya Pemasaran Berbagai Produk …………….….... 3
2. Perencanaan Produksi ………………………………………….. 3
3. Persoalan atau Masalah Pencampuran …………………………. 3
4. Persoalan Transportasi …………………………………………. 4
5. Persoalan Antrian dan Inventori ……………………………….. 4
6. Persoalan Net Work Planning atau PERT …………………….. 5
B. Teknik Yang Dikembangkan Dalam Aplikasi Riset Operasi ...…… 5
1. Linear Programming ……………………………………………. 5
2. Dynamic Programming …………………………………………6
3. Teori Antrian …………………………………………………… 7
4. Teori Inventory ………………………………………………… 9
5. Teori Permainan ( Game Theory ) ……………………………… 11
6. Simulasi ………………………………………………………… 11
7.  Net Work Planning …………………………………………….. 15

BAB III Penutup……………………………………..………………………. 7

Daftar Pustaka…………………………..……………………………………. 8
 

-ii-
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Riset Operasi (Operation Reseach) pertama kali digunakan pada tahun
1940 oleh Mc Closky dan Trefthen di suatu kota kecil Bowdsey Inggris. Riset
Operasional adalah suatu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan dari studi
operasi-operasi militer selama Perang Dunia II. Pada masa awal perang 1939,
 pemimpin militer Inggris memanggil sekelompok ahli-ahli sipil dari berbagai disiplin
dan mengkoordinasi mereka ke dalam suatu kelompok yang diserahi tugas mencari
cara-cara yang efisien untuk menggunakan alat yang baru ditemukan yang dinamakan
radar dalam suatu 4ating peringatan dini menghadapi serangan udara. Kelompok ahli
Inggris ini dan kelompok-kelompok lain berikutnya melakukan penelitian (research)
 pada operasi-operasi (operations) militer.

Setelah kesuksesan tim riset operasional ini, militer Inggris dan Amerika Serikat
melanjutkan mengaktifkan tim riset operasional. Sebagai hasilnya, tim riset operasional
semakin banyak yang disebut dengan “peneliti operasi militer” yang mengaplikasikan
 pendekatan riset operasional pada permasalahan pertahanan nasional. Beberapa teknik 
yang mereka kembangkan memasukkan ilmu politik, matematik, ekonomi, teori
 probabilitas dan statistik.
 
Setelah perang, keberhasilan kelompok-kelompok penelitian operasi-operasi
dibidang militer menarik perhatian para industriawan dalam dunia usaha yang
 berkembang semakin kompleks. Perkembangan dunia usaha ini sangat terlihat dengan
 jelas setelah revolusi industri. Industri semakin kompleks, sumber daya yang dimiliki
digunakan untuk berbagai kegiatan atau aktivitas, organisasi industri semakin besar,
dan semua itu sering menggunakan sumber daya yang terbatas. Keterbatasan sumber 
daya menyebabkan kepentingan masing-masing aktivitas atau bagian saling bentrok.
 
Melihat kesuksesan tim riset operasional pada militer, industri secara bertahap
mengaplikasi penggunaan riset operasional. Sejak tahun 1951, riset operasional
diaplikasikan di dunia industry dan bisnis di Inggris dan juga di Amerika Serikat. Sejak 
itu riset operasional memberikan dampak besar pada organisasi manajemen. Baik 
 jumlah maupun variasi aplikasinya bertumbuh sangat cepat.

Paling sedikit ada dua faktor lainnya yang turut berkontribusi dalam
 pengembangan riset operasional. Pertama adalah kemajuan mendasar yang dibuat di
awal dalam pengembangan teknik yang ada terhadap riset operasional. Setelah perang,
 banyak ilmuwan yang berpartisipasi dalam tim riset operasional atau yang
mendengarkan keberhasilan tim termotivasi untuk melanjutkan penelitian relevan
terhadap suatu bidang, yang menunjukkan pengembangan penting dari sudut seni yang
dihasilkan. Salah satu contoh paling penting adalah ditemukannya metode simpleks
untuk menyelesaikan permasalahan pemrograman linear oleh George Dantzig tahun
1947. Banyak teknik riset
 

-1-

B. Tujuan Penulisan

Kami membuat tulisan ini dengan tujuan untuk membantu teman teman sekalian
dalam hal pembelajaran Riset Operasional Persediaan agar kita semua dapat
mengetahui yang belum kita ketahui.

C. Metode Penulisan

Kami membuat tulisan ini dengan cara mengambil sumber dari beberapa buku
dan melalui internet. Kami mendapat beberapa kesulitan saat membuat tulisan ini,
seperti saat mencari bahan tentang pemecahan masalah. Akhirnya kami dapat
menyelesaikan tulisan ini tepat waktu. Semoga tulisan ini dapat bermanfaat.
 

-2-
BAB II
PEMBAHASAN

A. CONTOH PERMASALAHAN DIDALAM LINGKUP RISET


OPERASI

1. Persoalan Biaya Pemasaran Berbagai Produk 

Dalam hal ini RO sangat berguna untuk memecahkan persoalan pembelian


 bahan mentah, pen yimp anannya, produks inya da n penjua lannya.
Sehingga jumlah biaya ( pengeluaran secarakeseluruhan mulai dari
 pemb elian ba han mentah, memprose sn ya me njadi barang produk si
sertamenjualnya ) menjadi minimum.

2. Perencanaan Produksi

S eb a ga i c on t oh m i sa l ny a s eo ra n g p r od us en m em i li k i 2 b a ha n
mentah m asing – m asingt e r s e d i a 6 0 u n i t d a n 4 8 u n i t . A k a n
dibuat 2 macam produk dimana masing – masing
 p r o d u k membutuhkan 2 macam bahan mentah tersebut. Satu unit produk pertama
memerlukan 4 unit bahanmentah pertama dan 2 unit bahan mentah kedua. Satu unit
 produk kedua memerlukan 2 unit bahanmentah pertama dan 4 unit bahan
mentah kedua. Kalau dijual satu unit produk pertama harganyaRp. 8
 juta dan produ k kedua Rp . 6 juta. Seandainya produk per tama sebesar 
x1unit dan produk k e d u a x 2 u n i t , m a k a p e r so a l a n n ya i a l a h
 b e r a p a b e s a r n y a x 1 d a n x 2 se hingga hasil penjua lanmaksimum.

Perumusannya menjadi sebagai berikut :


Cari x1, x2
s.r.s : Z = 8 x1+ 6 x2 = Maksimum
d.p : 4 x1+ 2 x2≤ 60
2 x1+ 4 x2≤ 48
x1≥ 0 , x2≥ 0

Pemecahannya akan dijelaskan dalam bab yang membahas linear 6ating6ming.

3. Persoalan Atau Masalah Pencampuran

Persoalan pencampuran ( mixed problems ), terjadi dalam proses produksi


makanan ternak, perusahaan penyulingan minyak, perusahaan peleburan logam,
yang akan diuraikan di bawah ini :Seorang produsen makanan ternak akan
memproduksi makanan ternak tertentu yang harusmengandung vitamin dan

-3-
 

 protein dalam jumlah tertentu yang harus dipenuhi. Dalam persoalan inikita harus
menentukan berapa jumlah bahan baku masing – masing agar ternak dapat
memperolehvitamin dan proten yang diperlukan agar dapat gemuk, akan tetapi
 jumlah biaya untuk pembelian bahan – bahan baku harus minimum. Perusahaan
 penyulingan minyak menghadapi masalah yangsama seperti perusahaan makanan
ternak tersebut

4. Persoalan Transportasi

Cara pengaturan persoalan transportasi yaitu


m e n e n t u k a n b e r a p a j u m l a h b a r a n g y a n g diangkut dari tempat asal
yang mana ke tempat tujuan yang mana agar jumlah biaya transportasiminimum
dengan memperhatikan pembatasan (kendala) berikut :a)Jumlah barang yang
diangkut tidak boleh melebihi suplai dari setiap daerah asal. B)Jumlah permintaan
dari setiap daerah tujuan harus dipenuhi.c ) Ju ml a h p er mi n t a a n sa m a
dengan jumlah suplai

Dalam bab ini akan dipelajari masalah transportasi yang berupa masalah
 pengaturan pengangkutan barang dari beberapa tempat asal langsung ke beberapa tempat
tujuan, dengan tujuan meminimumkan biaya pengangkutan barang. Bentuk baku masalah
transportasi berupa peminimuman biaya dengan total banyaknya persediaan sama dengan
total banyaknya permintaan (bentuk seimbang).Masalah transportasi tersebut dapat
diformulasikan ke dalam model matematis berupa model pemrograman linear. Walaupun
demikian, masalah transportasi tidak diselesaikan dengan menggunakan metode
 pemrograman linear, tetapi menggunakan metode transportasi.

Metode transportasi terdiri dari dua tahap utama, yaitu (1) penentuan
 penyelesaian awal dan (2) perbaikan penyelesaian sampai diperoleh penyelesaian
optimum. Untuk melakukan tahap (1) digunakan metode North-West Corner, metode
Least Cost. Sedangkan untuk melakukan tahap (2) digunakan metode MODI. Di dalam
metode ini terdapat langkah pemeriksaan keoptimuman dan langkah pendistribusian nilai
modifikasi pada isi sel-sel dalam suatu lintasan tertutup untuk menghasilkan penyelesaian
 baru.

Terdapat kasus khusus yang jarang terjadi, yaitu keadaan kemerosotan. Keadaan
ini terjadi bilamana banyaknya peubah basis lebih kecil dari m+n–1, dengan m dan n
masing-masing menyatakan banyaknya tempat asal dan banyaknya tempat tujuan.
Untuk bentuk model transportasi yang tidak seimbang, kita dapat membawanya ke dalam
 bentuk seimbang dengan menambahkan tempat asal rekaan ataupun tempat tujuan rekaan
sesuai Sumber
dengan bentuk ketakseimbangannya. Bagan berikut adalah  Tujuan
salah satu model
(Pabrik)
transportasi. (Gudang)

Semaran
Cirebo
g
n
-4-

Cilacap  Jakarta

Bandung Purwokert
o
 

5. Persoalan Antrian dan Inventori

(a) Teori antrian (queuing or waiting line theory) mulai


di kemb ang kan ole h ahl i mat ema ti ka dari Denmark yang bernama A.K.
Erlang, khususnya dalam lalu lintas telepon. Persoalan – p e r s o a l a n y a n g
d a p at d i s e l e sa i k a n d e n g a n t e or i a n t r i a n m e l i p u ti a n t a r a
l a i n b a g a i m an a p e r u s ah a a n d a p a t m e n e nt u k a n w a k t u d a n
f a s i l i t a s y an g s eb a i k – b a i k n y a a g a r d a p a t melayani
langganan dengan efisien dan efektif. Di dalam hal ini tentu saja
diperhitungkanantara biaya ekstra yang harus dikeluarkan perusahaan untuk 
menambah pelayanan (service) baru dan tingkat kepuasan konsumen yang tidak 
harus lama antri untuk memperoleh giliranmenerima pelayanan.
(b) P e r s o a la n i n v e n t or i p a d a d a s a r n y a m a s a l a h p e n y ed i a a n
 b a r a n g d a l a m j u m l a h d a n w a k t u yang tepat sesuai dengan
 permintaan. Dalam praktek sering kali terjadi menyimpan barangdalam jumlah
yang besar (biaya mahal) tetapi permintaan tidak kunjung 8ating.
Sebaliknyadisediakan barang dalam jumlah yang sedikit (biaya murah), tetapi
 permintaan sering datangsehingga tidak dapat dilayani, menimbulkan
ketidakpuasan/kekecewaan.

6. Persoalan Net Work Planning atau PERT

Merupakan metode untuk penjadwalan (scheduling) dan


 p e n g a n g g a r a n ( 8 a r i a b l e 8 ) ber baga i sum ber (resources), antara lain
waktu, tenaga dan biaya guna mencapai suatu pekerjaan(job), misalnya
 proyek dapat selesai pada waktu yang telah ditentukan sesuai dengan jadwal.

-5-
B. TEKNIK YANG DIKEMBANGKAN DALAM APLIKASI RISET
OPERASI
 

1. Linier Programming

Linear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk 


membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalam
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan.
Tujuan perusahaan pada umumnya adalah memaksimalisasi keuntungan, namun
karena terbatasnya sumber daya, maka dapat juga perusahaan meminimalkan biaya.
Linear Programming memiliki empat 9aria khusus yang melekat, yaitu :
1.  penyelesaian masalah mengarah pada pencapaian tujuan maksimisasi atau
minimisasi
2. kendala yang ada membatasi tingkat pencapaian tujuan
3. ada beberapa 9ariable9ve penyelesaian
4. hubungan matematis bersifat linear 

Secara teknis, ada lima syarat tambahan dari permasalahan linear programming
yang harus diperhatikan yang merupakan asumsi dasar, yaitu:
1. certainty (kepastian). Maksudnya adalah fungsi tujuan dan fungsi kendala
sudah diketahui dengan pasti dan tidak berubah selama periode analisa.
2.  proportionality (proporsionalitas). Yaitu adanya proporsionalitas dalam
fungsi tujuan dan fungsi kendala.
3. additivity (penambahan). Artinya aktivitas total sama dengan penjumlahan
aktivitas individu.
4. divisibility (9ari dibagi-bagi). Maksudnya solusi tidak harus merupakan
 bilangan integer (bilangan bulat), tetapi 9ari juga berupa pecahan.
 Non-negative variable (9ariable tidak 9ariable). Artinya bahwa semua nilai jawaban
atau 9ariable tidak 9ariable. Dalam menyelesaikan permasalahan dengan
menggunakan Linear Programming, ada dua pendekatan yang 9ari digunakan, yaitu
metode grafik dan metode simpleks. Metode grafik hanya 9ari digunakan untuk 
menyelesaikan permasalahan dimana 9ariable keputusan sama dengan dua.
Sedangkan metode simpleks 9ari digunakan untuk menyelesaikan permasalahan
dimana 9ariable keputusan dua atau lebih.

2. Dynamic Programing

Richard Bellman (1940) menyatakan bahwa  Dynamic Programming digunakan


untuk menggambarkan proses pemecahan masalah dimana akan dicari keputusan
terbaik dari keputusan-keputusan yang ada.  Dynamic Programming adalah sebuah
metode yang termasuk dalam teori optimasi. Dynamic Programming adalah strategi
untuk membangun masalah optimal bertingkat, yaitu masalah yang dapat
digambarkan dalam bentuk serangkaian tahapan ( stage) yang saling mempengaruhi.

-6-
Umumnya tiap tahapan mempunyai 4 (empat) variabel yang mempunyai
 pengaruh, baik langsung maupun tidak langsung terhadap tahapan lainnya dari
sistem. Adapun empat variabel tersebut adalah sebagai berikut :
 

1.  Input untuk tahapan n, Xn, yang tergantung dari keputusan yang dibuat pada
tahapan terdahulu atau tergantung dari input  asal yang tetap pada sistem,
dalam tugas akhir ini Xn = beban generator.
2. Set  keputusan pada tahap n, Dn yang menentukan kondisi atau syarat
operasi dari tahapan, dalam tugas akhir ini Dn = Cn (konsumsi bahan bakar 
 pada generator ke n).
3. Output dari tahapan n, Xn-1 yang biasa tergantung dari input pada tahapan n
dan keputusan Dn Output  berupa beban yang akan dipikul masing-masing
generator.
4. Hasil dari tahapan n yang merupakan keseluruhan biaya operasi generator.
Dalam  Dynamic Programming  tidak ada rumusan (formulasi) matematis
standar. Dynamic Programming 

lebih merupakan suatu tipe pendekatan umum untuk pemecahan masalah, dan
 persamaan-persamaan khusus yang akan digunakan harus dikembangkan sesuai
dengan setiap situasi individual.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode Dynamic Programming 


adalah sebagai berikut :

1. Metode  Dynamic Programming  digunakan ketika masalah dapat dipecah


menjadi sub masalah berulang yang lebih kecil.
2. Metode  Dynamic Programming  digunakan ketika solusi dapat diselesaikan
secara rekursif.
3. Metode  Dynamic Programming  memerlukan sebuah tabel pengingat untuk 
menyimpan hasil perhitungan dari sub masalah yang akan digunakan untuk 
 perhitungan solusi optimal secara keseluruhan.
4. Dengan adanya tabel pengingat, kita dapat mengimplementasikan algoritma
secara rekursif .  Dynamic Programming  dapat diaplikasikan apabila
 peningkatkan biaya linear dan diskrit. Dalam menyelesaikan persoalan dengan

 Dynamic Programming , kita dapat menggunakan 2 pendekatan yaitu:


a. Maju ( forward atau up-down) : bergerak mulai dari tahap 1, terus maju ke
tahap 2, 3, .., n. Urutan variabel keputusan adalah x1, x2, ..., xn
b. Mundur(backward  atau bottom-up) : bergerak mulai dari tahap n, terus
mundur ke tahap n-1, n-2, .., 2, 1. Urutan variabel keputusan adalah xn, xn-
1, x2, x1. Secara umum ada 4 langkah yang dilakukan dalam
mengembangkan algoritma Dynamic Programming :
1. Karakteristikkan struktur solusi optimal.
2. Definisikan secara rekursif nilai solusi optimal.
3. Hitung nilai solusi optimal secara maju atau mundur.
4. Konstruksi solusi optimal.

-7-
 Dynamic Programming telah banyak diterapkan dalam masalah-masalah bisnis
dan industri. Seperti masalah-masalah  scheduling   produksi, pengendalian
 persediaan, analisa network , proyek-proyek penelitian dan pengembangan, dan
 

 penjadwalan operasi unit pembangkit semuanya dapat dipecahkan dengan


menggunakan programasi dinamis. Masalah-masalah ini dipecahkan dengan
menggunakan prosedur-prosedur penyelesaian programasi dinamis yang berbeda-
 beda tergantung pada sifat masalah optimisasinya.

3. Teori Antrian

Antrian terdapat pada kondisi apabila obyek-obyek menuju suatu area untuk 
dilayani, namun kemudian menghadapi keterlambatan disebabkan oleh mekanisme
 pelayanan mengalami kesibukan.
Antrian timbul karena :
Adanya ketidakseimbangan antara yang dilayani dengan pelayanannya.

Antrian adalah gambaran kondisi kinerja suatu sistem


produksi/pelayanan yang ditandai dengan adanya suatu panjang antrian
dan waktu tunggu tertentu.  Antrian terjadi karena adanya unsur
random (memoriless) dalam sistem kedatangan dan pelayanan.
Permasalahan dalam antrian adalah mendesain layout sebuah fasilitas,
keputusan tentang pemilihan staf/jumlah staf, program queue dalam
sistem komputer, masalah pelayanan fisik, dll. Teori antrian biasanya
sangat berguna untuk membuat jadwal, desain pekerjaan, tingkat
intensitas kerja, dll.

Contoh antrian :
• Antrian pada pelayanan kasir supermarket
• Antrianmembeli bahan bakar 
• Antrian pada lampu merah (orang menyebrang maupun kendaraan)
• Antrian pesawat akan mendarat di suatu bandara
• Antrian pelayanan dokter, dan lain-lain.

Proses pada Antrian


1. Proses stochastic atau Proses Discrete-State atau Continuous State
Proses discrete state memiliki bilangan nilai yang terbatas atau dapat
dihitung. Sebagai contoh jumlah job dalam sistem n(t ) hanya dapat
menggunakan nilai 0, 1,..n. Waktu tunggu di lain pihak dapat mengambil
semua nilai pada garis hitung nyata. Maka proses ini merupakan proses yang
 berkelanjutan. Proses discrete-state stochastic sering pula disebut rantai
stochastic.

-8-

2. Proses Markov
 

Jika state pada masa yang akan datang dari proses itu tidak tergantung
 pada masa yang telah lalu dan hanya tergantung pada masa sekarang saja,
 proses ini disebut Proses Markov. Pengetahuan  state  proses pada masa
sekarang ini harus memadai. Proses discrete state Markov disebut rantai
Markov. Untuk memprediksi proses Markov selanjutnya yang ada di masa
datang diperlukan pengetahuan  state yang sedang berlangsung saat ini.
Tidak dibutuhkan pengetahuan berapa lama proses terjadi di masa sekarang
ini. Hal ini memungkinkan jika waktu  state menggunakan distrtibusi
eksponensial (memoryless). Ini akan membatasi aplikabilitas proses
Markov.

3. Proses Birth-death
Area diskrit proses Markov dimana transisi jadi terlarang bagi  state lain
di sekelilingnya, disebut proses birth death. Untuk proses ini
memungkinkan untuk merepresentasikan state dengan suatu integer dimana
 proses pada  state n dapat berubah hanya ke  state n+1 atau n-1. Sebagai
contoh adalah jumlah job dalam antrian. Kedatangan job dalam antrian
(birth) menyebabkan  state  berubah menjadi +1 (plus satu), dan
keberangkatan dari antrian karena telah
sampai waktunya mendapatkan layanan (death) menyebabkan state berubah
menjadi -1 (minus satu).

4. Proses Poisson
Jika waktu interarrival IID dan distribusi eksponensial tercapai, jumlah
kedatangan dari n  berlangsung dalam interval (t , t + x) berarti memiliki
distribusi Poisson, dan oleh karena itu proses kedatangan diarahkan pada
 proses Poisson atau aliran Poisson. Aliran Poisson sangat populer dalam
teori antrian karena kedatangan biasanya memoryless sebagai waktu
interarrival terdistribusi secara eksponensial. Sebagai tambahan aliran
Poisson memiliki properti :

1. Menggabungkan k aliran Poisson dengan mean rate λ i hasil dalam aliran
Poisson dengan mean rate λ diberikan dengan :

2. Jika aliran Poisson di-split ke dalam k sub-aliran maka probabilitas job


yang bergabung pada i sub-aliran adalah  pi, Setiap sub-aliran juga
Poisson dengan mean rate piλ.
3. Jika kedatangan pada suatu server tunggal dengan waktu layanan yang
eksponensial adalah Poisson dengan mean rate λ, Keberangkatan yang
terjadi juga Poisson dengan rate yang sama λ. Menyediakan rate
kedatangan λ lebih kecil dibandingkan rate pelayanan μ.
4. Jika kedatangan pada fasilitas layanan dengan m  pusat layanan adalah
Possion dengan mean rate λ, Keberangkatan juga merupakan aliran
Poisson dengan rate yang sama λ, Menyediakan rate kedatangan λ lebih
kecil dari rate total layanan . Ini adalah asumsi pada server, untuk 
memiliki distribusi eksponensial waktu layanan.
-9-
4. Teori Inventory atau Persediaan
 

Persediaan adalah bahan atau barang yang disimpan yang akan digunakan untuk 
memenuhi tujuan tertentu, misalnya untuk proses produksi atau perakitan, untuk 
dijual kembali, dan untuk suku cadang dari suatu peralatan atau mesin. Persediaan
dapat berupa bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses, barang jadi,
ataupun suku cadang (Herjanto, 1999, hal: 219). Setiap perusahaan perlu
mengadakan persediaan untuk menjamin kelangsungan hidup usahanya. Untuk 
mengadakan persediaan, dibutuhkan sejumlah uang yang diinvestasikan dalam
 persediaan tersebut. Oleh karena itu, setiap perusahaan haruslah dapat
mempertahankan suatu jumlah persediaan optimum yang dapat menjamin
kebutuhan bagi kelancaran kegiatan perusahaan dalam jumlah dan mutu yang tepat
dengan biaya yang serendah-rendahnya. Untuk mengatur tersedianya suatu tingkat
 persediaan yang optimum, maka diperlukan suatu sistem pengawasan persediaan.

Tujuan dari pengawasan persediaan ini adalah (Assauri, 1998):


a. Menjaga jangan sampai kehabisan persediaan yang mengakibatkan terhentinya
kegiatan produksi.
 b. Menjaga agar pembentukan persediaan tidak terlalu besar atau berlebih,
sehingga biaya yang timbul oleh persediaan tidak terlalu besar.
c. Menjaga agar pembelian secara kecil-kecilan dapat dihindari karena
mengakibatkan meningkatnya biaya pemesanan.

Pada Dasarnya, masalah persediaan dikelola oleh perusahaan sendiri tanpa


melibatkan faktor luar. Manajemen persediaan seperti ini adalah manajemen
 persediaan konvensional. Pengelolaan persediaan konvensional hanya memandang
dari satu aspek saja, yaitu pemasok atau pembeli. Hal ini tidak menguntungkan bagi
kedua belah pihak karena kebijakan yang optimal bagi pemasok belum tentu
optimal bagi pembeli.
Dewasa ini, persaingan bisnis tidak lagi terjadi antar perusahaan tetapi
melibatkan beberapa jaringan  supply chain. Supply chain (rantai pengadaan)
merupakan jaringan antar perusahaan yang secara bersama-sama bekerja untuk 
menghasilkan dan mengantarkan suatu produk ke konsumen akhir. Mengelola aliran
 produk yang tepat adalah salah satu tujuan dari supply chain.

Konsep supply chain merupakan konsep baru dalam mengelola masalah


 persediaan. Tuntutan pelanggan yang terus berkembang dan jumlah retailer yang
semakin banyak menyebabkan perlunya koordinasi yang baik antara pemasok dan
 pembeli. Oleh karena itu, pengelolaan persediaan dengan cara konvensional
dianggap tidak efektif untuk menghadapi persaingan yang ada.

Persediaan di sepanjang  supply chain memiliki implikasi yang besar 


terhadap kinerja finansial suatu perusahaan. Jumlah uang yang tertanam dalam
 bentuk persediaan biasanya sangat besar sehingga persediaan adalah salah satu aset
terpenting yang dimiliki supply chain (Pujawan, 2005, hal: 99).

-10-
Fungsi Persediaan
 

Berdasarkan fungsinya, persediaan dapat dikelompokkan dalam 4 jenis, yaitu


(Herjanto, 1999):

a.  Fluctuation Stock 
Merupakan persediaan untuk menjaga terjadinya fluktuasi permintaan yang
tidak dapat diperkirakan sebelumnya, dan untuk mengatasi jika terjadi
kesalahan/ penyimpangan dari perkiraan penjualan, waktu produksi, atau waktu
 pengiriman barang.
b. Anticipation Stock 
Merupakan persediaan yang dibutuhkan untuk menghadapi permintaan yang
diramalkan, misalnya pada saat jumlah permintaan besar, tetapi kapasitas
 produksi tidak mampu memenuhi permintaan tersebut. Jumlah permintaan yang
 besar ini diakibatkan oleh sifat musiman dari suatu produk. Persediaan ini juga
menjaga kemungkinan sukarnya diperoleh bahan baku, agar proses produksi
tidak berhenti.
c. Lot Size Inventory
Merupakan persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada
kebutuhan saat itu. Persediaan jenis ini dilakukan untuk mendapatkan potongan
harga (discount ) karena pembelian barang dalam jumlah besar. Persediaan jenis
ini juga dapat menghemat biaya pengangkutan karena memperkecil frekuensi
 pengiriman barang dan biaya per unit pengangkutannya lebih murah.
d. Pipeline/ Transit Inventory
Merupakan persediaan yang sedang dalam proses pengiriman dari tempat asal
ke tempat di mana barang itu akan digunakan. Persediaan ini timbul karena
 jarak dari tempat asal ke tempat tujuan cukup jauh dan bias memakan waktu
 beberapa hari atau beberapa minggu.

Jenis- Jenis Persediaan


Persediaan dapat dikelompokkan menurut jenis dan posisi barang tersebut di dalam
urutan pengerjaan produk, yaitu (Assauri, 1998):

a. Persediaan Bahan Baku ( Raw Material Stock )


Merupakan persediaan dari barang-barang yang dibutuhkan untuk proses
 produksi. Barang ini bisa diperoleh dari sumber-sumber alam, atau dibeli dari
 supplier yang menghasilkan barang tersebut.
 b. Persediaan Bagian Produk ( Purchased Parts)
Merupakan persediaan barang-barang yang terdiri dari parts yang diterima dari
 perusahaan lain, yang secara langsung diassembling dengan parts lain tanpa
melalui proses produksi.
c. Persediaan Bahan-Bahan Pembantu (Supplies Stock )
Merupakan persediaan barang-barang yang diperlukan dalam proses produksi
untuk membantu kelancaran produksi, tetapi tidak merupakan bagian dari
 barang jadi.

-11-
d. Persediaan Barang Setengan Jadi (Work in Process)
 

Merupakan barang-barang yang belum berupa barang jadi, akan tetapi masih
diproses lebih lanjut sehingga menjadi barang jadi.
e. Persediaan Barang Jadi ( Finished Good )
Merupakan barang-barang yang selesai diproses atau diolah dalam pabrik dan
siap untuk disalurkan kepada distributor, pengecer, atau langsung dijual ke
 pelanggan.

5. Teori Permainan ( Game Theory )

Teori permainan merupakan suatu model matematika yang digunakan dalam


situasi konflik atau persaingan antara berbagai kepentingan yang saling berhadapan
sebagai pesaing. Dalam permaian peserta adalah pesaing. Keuntungan bagi yang
satu merupakan kerugian bagi yang lain. Model-model permainan dapat dibedakan
 berdasarkan jumlah pemain, jumlah keuntungan atau kerugian, dan jumlah startegi
yang digunakan dalam permainan. Bila jumlah pemain ada dua, permainan disebut
sebagai permainan dua pemain. Bila keuntungan atau kerugian sama dengan nol,
disebut permainan jumlah nol.

A. SOLUSI OPTIMAL TWO PERSON ZERO SUM GAMES

Ada dua macam two person zero sum games, pertama jenis permainan
startegi murni (pure strategy game) dimana setiap pemain hanya menjalankan
strategi tunggal, dan kedua permainan strategi campuran (mixed strategy game)
dimana kedua pemain menjalankan strategi yang berbeda-beda.

1. PURE STRATEGY GAME


Criteria maksimin untuk keuntungan, dimana pemain akan memilih
strategi yang memaksimumkan keuntungan dari kemungkinan pay off yang
minimum. Sedangkan, criteria minimax untuk kerugian, dimana pemain
 berusaha meminimumkan kerugian dari kerugian yang diperkirakan maksimum.
Dalam permaian strategi murni, pemain baris mengidentifikasi strategi
optimalnya melalui criteria maksimin, sedang pemain kolom menggunakan
criteria minimax. Pada kasus nilai maksimin sama dengan minimax maka
dikatakan titik keseimbangan telah dicapai yang biasa disebut titik pelana
(saddle point). Bila tidak dicapai keadaan seperti itu, maka strategi murni tidak 
dapat diterapkan dan digunakan strategi campuran.
Berikut merupakan contoh matriks pay off permaianan dua pemain jumlah nol
(two person zero sum games ) permainan strategi murni.

-12-
 

2. MIXED STRATEGY GAME


Sebagai suatu contoh perhatikan kasus berikut:

Perusahaan B Minimum
Undian Hadiah Diskon Kupon Baris
Undian 3 1 -2 3.5 -2
PerusahaanHadiah -7 6 4 10 -7
A Diskon 1 0 -5 3 -5
Kupon 4 8 -1 4 -1
Maksimum Kolom 4 8 4 10

Terapkan startegi dominan, strategi undian dan diskon pada perusahaan


A didominasi oleh strategi kupon, sehingga strategi undian dan diskon pada
 perusahaan A dapat dihilangkan dan tersisa strategi hadiah dan kupon.
Sementara itu strategi hadiah dan kupon pada perusahaan B didominasi oleh
strategi diskon, sehingga strategi hadiah dan kupon pada perusahaan B dapan
dihilangkan dan tersisa strategi undian dan diskon. Sehingga matriks pay off 
menjadi:
-13-
 

Perusahaan B
Undian Diskon
Q 1-Q
Hadiah P -7 4
Perusahaan A
Kupon 1 - P 4 -1

Misalkan P adalah kemungkinan perusahaan A menggunakan strategi “hadiah”


dan (1 – P) adalah kemungkinan perusahaan A menggunakan strategi “kupon”.
Terdapat dua kemingkinan:
1. Jika perusahaan B menggunakan strategi “undian”, maka harapan menang
untuk perusahaan A adalah:
-7P + 4(1 – P) = -7P + 4 – 4P = 4 – 11P
2. Jika perusahaan B menggunakan strategi “diskon”, maka harapan menang
untuk perusahaan A adalah:
4P + -1(1 – P) = 4P -1 + P = 5P – 1
Karena mixed strategy beranggapan bahwa apapun yang dipilih perusahaan B
 berakibat sama bagi perusahaan A, maka:
4 – 11P = 5P – 1;
-11P – 5P = -1 – 4
-16P = -5
P = 5/16 = 0.3125
Solusi mixed strategy ini akan menghasilkan harapan menang bagi perusahaan
A atau harapan kalah bagi perusahaan B. Ini berarti perusahaan A seharusnya
mempergunakan strategi “hadiah” sebesar 5/16 dan sisanya strategi kupon
sebesar 11/16. Kemudian harapan menang untuk perusahaan A adalah:
= -7 (5/16) + 4(11/16) = -35/16 + 44/16
= 4 (5/16) – 1(11/16) = 20/16 – 11/16
= 9/16 = 0.5625
Artinya, jika games dilakukan berulang kali, maka rata-rata pertumbuhan
 pangsa pasar perusahaan A atau rata-rata penurunan pangsa pasar perusahaan B
adalah sebesar 56.25%. Namun, jika games hanya terjadi sekali solusinya
adalah pure strategy tunggal bagi setiap perusahaan dan salah satu perusahaan
itu akan dirugikan.

6. Simulasi

Simulasi adalah suatu cara untuk menduplikasi/menggambarkan ciri, tampilan,


dan karakteristik dari suatu sistem nyata. Dalam mata kuliah ini kita mempelajari
 bagaimana untuk mensimulasi suatu sistem bisnis atau manajemen dengan
membangun suatu model matematis yang diusahakan untuk mewakili kenyataan
dari sistem sedekat mungkin.
Ide awal dari simulasi adalah untuk meniru situasi dunia nyata secara
matematis, kemudian mempelajari sifat dan karakter operasionalnya, dan akhirnya
membuat kesimpulan dan membuat keputusan berdasar hasil dari simulasi. Dengan
cara ini, sistem di dunia nyata tidak disentuh /dirubah sampai keuntungan dan
kerugian dari apa yang menjadi kebijakan utama suatu keputusan di uji cobakan
dalam sistem model.
-14-
Untuk menggunakan simulasi, hal ‐hal yang perlu dilakukan adalah:
 

1. Menentukan permasalahan
2. Mengajukan variabel yang berhubungan dengan permasalahan
3. Membangun model numeris
4. Menentukan rangkaian kemungkinan aksi untuk percobaan
5. Menjalankan eksperimen
6. Mempertimbangkan hasil eksperimen (memodifikasi model atau merubah input)
7. Memutuskan langkah yang akan diambil

Keuntungan dan Kerugian Simulasi


Keuntungan Simulasi
1. Relative apa adanya dan fleksibel
2. Dapat digunakan untuk mengangalisa situasi dunia nyata yang besar dan
kompleks yang tidak dapat dipecahkan oleh model analisa kuantitatif 
konvensional.
3. Kadangkala simulasi adalah satu‐satunya metode yang memungkinkan.
Peneliti kadangkala karena berbagai sebab tidak bisa mengobservasi langsung
objek penelitiannya, maka perlu dilakukan simulasi.
4. Model simulasi dibuat untuk problem manajemen dan membutuhkan input dari
manajemen. Analis yang mengerjakan model harus berhubungan secara
ekstensif dengan manajer, ini berarti pengguna biasanya turut serta dalam proses
 pemodelan, dan mempunyai peran dalam pembuatannya, sehingga tidak takut /
ragu untuk menggunakannya
5. Simulasi memungkinkan adanya pertanyaan “bagaimana jika / kalau?” (what if 
question)
6. Simulasi tidak mengganggu sistem dunia nyata
7. Dengan simulasi dapat dipelajari efek interaktif dari suatu komponen atau
variabel individual untuk menentukan mana yang penting.
8. Simulasi memungkinkan penghematan waktu
9. Simulasi dapat mengikutsertakan komplikasi dunia nyata yang model kuantitatif 
 pada umumnya tidak bisa. Pemakaian “ceteris paribus” bisa dikurangi.

Kerugian Simulasi
1. Model simulasi yang baik mungkin akan sangat mahal. Biasanya merupakan
 proses yang panjang dan rumit
2. Simulasi tidak menghasilkan solusi optimal dari permasalahan seperti teknik 
analisa kuantitatif yang lain.
3. Harus dijalankan semua kondisi dan hambatan untuk mendapatkan solusi yang
ingin diuji. Model simulasi tidak menghasilkan jawaban dengan sendirinya

-15-
4. Tiap model simulasi adalah unik. Solusi dan kesimpulannya tidak dapat
digunakan untuk permasalahan lain.
 

Model Ekonomi Makro

7. Net Work Planning

1. Sejarah dan Pengertian Network Planning

Pada perencanaan suatu proyek terdapat proses pengambilan keputusan dan


 proses penetapan tujuan. Untuk dapat melaksanakan proses ini perlu adanya
informasi yang tepat dan kemampuan pengambilan keputusan yang tinggi. Proses
 pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan serta proses penyelenggaraan
merupakan sistem operasi pada perencanaan proyek.

Bila perencanaan proyek merupakan sebuah total sistem, maka penyelenggaraan


 proyek tersebut terdiri dari dua sub sistem, yaitu sub sistem operasi dan sub sistem
informasi. Sub sistim operasi menjawab pertanyaan “bagaimana cara melaksanakan
kegiatan” sedang sub sistem informasi menjawab pertanyaan “kegiatan apa saja
yang sudah, sedang dan akan dilaksanakan”.  Network planning  merupakan sub
sistem informasinya.

-16-
Konsep network  ini mula-mula disusun oleh perusahaan jasa konsultan
manajemen Boaz, Allen dan Hamilton (1957) yang berada dibawah naungan
 perusahaan pesawat terbang Lockheed. Kebutuhan penyusunan network  ini
 

dirasakan perlu karena adanya koordinasi dan pengurutan kegitan-kegiatan pabrik 


yang kompleks, yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal
ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan kegiatan dapat dilakukan secara
sistimatis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.

Adanya network  ini menjadikan sistem manajemen dapat menyusun


 perencanaan penyelesaian proyek dengan waktu dan biaya yang paling efisien. Di
samping itu network  juga dapat dipergunakan sebagai alat pengawasan yang cukup
 baik untuk menyelesaikan proyek tersebut. Diagram network  merupakan kerangka
 penyelesaian proyek secara keseluruhan, ataupun masing-masing pekerjaan yang
menjadi bagian daripada penyelesaian proyek secara keseluruhan.
 
Pada prinsipnya network  dipergunakan untuk perencaan penyelesaian berbagai
macam pekerjaan terutama pekerjaan yang terdiri atas berbagai unit pekerjaan yang
semakin sulit dan rumit.
Menurut Sofwan Badri (1997 : 13) dalam bukunya “Dasar-Dasar  Network 
 Planning” adalah sebagai berikut : “ Network planning  pada prinsipnya adalah
hubungan ketergantungan antara bagian-bagian pekerjaan (variabel) yang
digambarkan / divisualisasikan dalam diagram network ”. Dengan demikian
diketahui bagian-bagian pekerjaan mana yang harus didahulukan, bila perlu
dilembur (tambah biaya), pekerjaan mana yang menunggu selesainya pekerjaan
yang lain, pekerjaan mana yang tidak perlu tergesa-gesa sehingga alat dan tenaga
dapat digeser ke tempat lain demi efesiensi.
Sedangkan menurut Soetomo Kajatmo (1977: 26) adalah :
“ Network planning merupakan sebuah alat manajemen yang memungkinkan dapat
lebih luas dan lengkapnya perencanaan dan pengawasan suatu proyek”. Adapun
definisi proyek itu sendiri adalah suatu rangkaian kegiatan-kegiatan (aktivitas) yang
mempunyai saat permulaan dan yang harus dilaksanakan serta diselesaikan untuk 
mendapatkan tujuan tertentu.
Pengertian lainnya yang dikemukakan oleh Tubagus Haedar Ali (1995: 38) yaitu:
“ Network planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelenggaraan
 proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada
dalam network diagram proyek yang bersangkutan.

2. Manfaat Network Planning


 Network planning  merupakan teknik perencanaan yang dapat
mengevaluasi interaksi antara kegiatan-kegiatan. Manfaat yang dapat dirasakan
dari pemakaian analisis network adalah sebagai berikut :
a. Dapat mengenali (identifikasi) jalur kritis (critical path) dalam hal ini adalah
 jalur elemen yaitu kegiatan yang kritis dalam skala waktu penyelesaian proyek 
secara keseluruhan.

 b. Dapat diketahui dengan pasti kesukaran yang akan timbul jauh sebelum
terjadinya sehingga dapat diambil tindakan yang presentatif.

-17-

c. Mempunyai kemampuan mengadakan perubahan-perubahan sumber daya dan


memperhatikan efek terhadap waktu selesainya proyek.
 

d. Sebagai alat komunikatif yang efektif.

e. Memungkinkan tercapainya penyelenggaraan proyek yang lebih ekenomis


dipandang dari sudut biaya langsung dan penggunaan sumber daya yang
optimum.

f. Dapat dipergunakan untuk memperkirakan efek-efek dari hasil yang dicapai


suatu kegiatan terhadap keseluruhan rencana.

3. Bentuk Network Planning


 Network  adalah grafik dari suatu rencana produk yang menunjukkan
interelasi dari berbagai aktivitas.  Network  juga sering disebut diagram panah,
apabila hasil-hasil perkiraan dan perhitungan waktu telah dibubuhkan pada
network  maka ini dapat dipakai sebagai jadwal proyek ( project schedulle).
Untuk membentuk gambar dari rencana network  tersebut perlu digunakan
simbol-simbol, antar lain :
a. :  Arrow / anak panah yang menyatakan aktivitas / kegiatan yaitu
suatu kegiatan atau pekerjaan dimana penyelesaiannya membutuhkan
durasi (jangka waktu tertentu) dan resources (tenaga, alat, material
dan biaya).
Kepala anak panah menjadi pedoman arah tiap kegiatan, dimana
 panjang dan kemiringan tidak berpengaruh.

 b. :  Node / event , yang merupakan lingkaran bulat yang artinya saat
 peristiwa atau kejadian yaitu pertemuan dari permulaan dan akhir 
kegiatan

c. :  Dummy /anak panah terputus-putus yang menyatakan kegiatan


semu yaitu aktivitas yang tidak membutuhkan durasi dan resources.
d. :  Double arrow / dobel anak panah yang menunjukkan kegiatan di
lintasan kritis (critical path)

-18-
BAB III
PENUTUP
 

-19-
DAFTAR PUSTAKA
 

Hamdy A. Taha, Operation Research. An Introduction, MacMillan, 1992

Sri mulyono, Riset Operasi, LPEM, UI, 2002

Hiller, F.S. 1990. Pengantar Riset Operasi : .Jakarta : Erlangga.

Hamdi A Taha.1993 Riset Operasi,Edisi Ke lima,Binarupa Aksara

A Taha, Hamdy, 1996, Riset Operasi Jilid 1, Jakarta : Binarupa Aksara.

-20-

Anda mungkin juga menyukai