Anda di halaman 1dari 9

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 7 (1), 2015, 29-38

Published every January - June and July - December

JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET)


ISSN : 2541-0342 (Online). ISSN : 2086-2563 (Print). http://ejournal.upi.edu/index.php/aset

Pengaruh Inflasi, Bunga dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham (Studi
Pada : Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Tercatat BEI)
Bambang Susanto
Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sangga Buana YPKP, Bandung, Indonesia.

Abstract. This research to find out the correlation between Inflation rate, Exchange Rate and Interst Rate to Stock
Price of Property and Real Astate Sector listed on Indonesia Stock Exchange. The result of the research is F
calculate 2,167 while F table 1,53125, it can be concluded that all independent variables in this research influence
the dependen variable simultantly. As for the partial test obtained the result that Inflation did not significantly affect
the stock price of property sector and real astate in the year of observation. While the variable of interest rate and
exchange rate have significant effect.

Keywords. Inflation; interest rate; exchange rate; stock price.

Abstrak. Investor perlu mengetahui kemampuan perusahaan dan prospek perusahaan Penelitian ini dilakukan
untuk mengetahui hubungan antara tingkat Inflasi, Nilai Tukar dan Tingkar Bunga terhadap Harga Saham sektor
Properti dan Real Astate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hubungan yang dicari dalam penelitian ini adalah
hubungan yang bersifat parsial (Uji t) maupun simultan (Uji F)antara Tingkat Inflasi, Nilai Tukar, Tingkat bunga
terhadap harga saham. . Hasil penelitian diperoleh F hitung sebesar 2,167 sedangkan F tabel sebesar 1,53125 ,maka
dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel Independen dalam penelitian ini secara bersama-sama mempengaruhi
variabel Dependen. Sedangkan untuk uji parsial diperoleh hasil bahwa Inflasi tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap harga saham sektor properti dan real astate pada tahun pengamatan. Sedangkan variabel Tingkat bunga
dan Nilai Tukar berpengaruh signifikan.

Kata Kunci. Inflasi; tingkat bunga; nilai tukar; harga saham.

Corresponding author. Jl. PHH Mustofa (Suci) No 68. Kota Bandung. Provinsi Jawa Barat. Email:
bambangsusanto18@gmail.com
How to cite this article. Susanto. (2015). Pengaruh Inflasi, Bunga dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham (Studi
Pada : Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Tercatat Bei). Jurnal Aset (Akuntansi Riset). Program Studi
Akuntansi Fakultas Pendidikan Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia, 7 (1), 29–38. Retrieved from
http://ejournal.upi.edu/index.php/aset
History of article. Received: Januari 2015, Revision: Maret 2015, Published: Juni 2015

29 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


BAMBANG SUSANTO/ Pengaruh Inflasi, Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham (Studi Pada :
Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Tercatat BEI)

PENDAHULUAN Penjualan harga saham secara besar-besaran


dapat menjatuhkan harga saham.
Harga saham merupakan cerminan dari
Perubahan nilai tukar dollar AS
nilai perusahaan bagi para investor. Dimana
terhadap rupiah dapat menjadi salah satu
investor akan membuat keputusan dalam
analisis investor untuk melihat keadaaan
membeli suatu saham kemudian menjualnya
ekonomi suatu Negara. Sebab jika nilai tukar
kembali. Harga saham yang cukup tinggi akan
suatu negara tersebut sedang membaik, hal
memberikan return bagi para investor berupa
tersebut menjadi daya tarik untuk investor
capital gain. Salah satu alat analisis untuk
dalam membeli saham pada bursa yang sedang
meramalkan perubahan harga saham adalah
berlangsung karena jika nilai tukar suatu
analisis variabel makro dengan melihat
Negara sedang melemah investor tidak mau
perubahan inflasi, suku bunga dan nilai tukar
mengambil resiko yang tinggi dalam
mata uang yang dapat membantu investor
menginvestasikan dananya. Jika laju inflasi
dalam membuat keputusan investasi yang tepat
yang tinggi, suku bunga yang tinggi serta
dan menguntungkan.
rupiah yang melemah akan berdampak pada
Kinerja saham sektor properti dan
investasi di pasar modal khususnya sektor
konstruksi sampai dengan Desember 2014
properti dan real estate.
tumbuh sangat cemerlang, tumbuh 73,11%
Berdasarkan latar belakang diatas , maka
atau tertinggi di bursa efek Indonesia (BEI).
rumusan masalah yang dapat diidentifikaskan
Saham agribisinis secara tahunan (yoy)
adalah bagaimana pengaruh inflasi, suku
memang masih minus 3,92%, sektor
bunga BI Rate, nilai tukar dollar AS secara
pertambangan menguat 2,85%, saham sektor
simultan maupun parsial terhadap harga
barang konsumsi positif menguat 8,19%, dan
saham sektor properti periode Januari 2013 –
saham sektor insfrastruktur plus 8,64%. Saham
Desember 2014 di Bursa Efek Indonesia.
sektor properti, keuangan, perdagangan dan
jasa menjadi tiga saham dengan kenaikan
tertinggi yaitu 32,5%, 18,05%, 12,98%..
KAJIAN LITERATUR
Perubahan inflasi yang terjadi menjadi
salah satu faktor bagi para investor dalam Dalam melakukan investasi di pasar modal
mengambil keputusan untuk membeli suatu investor memerlukan informasi dalam
saham. Inflasi yang tinggi menimbulkan mengambil keputusan . Investor memerlukan
persepsi masyarakat dimana harga-harga suatu alat analisis untuk menentukan apakah
mengalami kenaikan. Dalam berinvestasi saham tersebut tepat untuk dibeli. Analisis
investor cenderung menghindari resiko yang ekonomi merupakan salah satu analisis yang
besar bila terjadi inflasi yang tinggi, dimana dapat dilakukan investor dalam mengambil
keadaan ekonomi dalam suatu Negara sedang keputusan investasinya. Investor yang dapat
tidak stabil, karena investor akan berhati-hati mengestimasi datangnya perubahan faktor
dalam berinvestasi. makro ekonomi akan mampu bertindak
Suku bunga BI Rate sebagai suku terlebih dahulu dalam membuat keputusan jual
bunga acuan menjadikan sinyal perubahan beli saham, dan akan memperoleh keuntungan
suku bunga perbankan seperti suku bunga lebih besar daripada investor yang terlambat
deposito dan kredit. Dengan melihat naik dalam mengambil keputusan jual beli saham.
turunnya suku bunga BI Rate, menjadikan hal
tersebut sebagai acuan bagi para investor untuk Inflasi
memperkirakan naik turunnya suku bunga
Inflasi merupakan perhatian utama bagi
perbankan. Kenaikan atau penurunan suku
investor. Secara luas, investor akan takut
bunga BI rate tersebut menjadi sinyal naik atau
terhadap inflasi yang signifikan terutama jika
turunnya suku bunga deposito dan kredit
tidak dapat diramalkan. Dengan tingginya
perbankan. Jika suku bunga deposito
inflasi, maka harga saham cenderung akan
meningkat investor cenderung akan menjual
turun karena adanya dorongan harga-harga
sahamnya dan beralih investasi pada deposito.

30 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 7 (1), 2015, 29-38

barang meningkat sehingga daya beli investor Suku Bunga BI Rate


pun akan menurun, sebaliknya jika inflasi
Menurut Widiatmojo (2007), suku
rendah, harga saham akan meningkat karena
bunga BI Rate adalah suku bunga untuk
daya beli investor yang tinggi sehingga
menaggapi perubahan inflasi dan nilai tukar
permintaan terhadap saham pun meningkat dan
rupiah sebagai acuan untuk suku bunga
mendorong pergerakan harga saham untuk
perbankan seperti suku bunga tabungan dan
naik. Hal tersebut sejalan dengan yang
deposito. Bank Sentral atau Bank indonesia
dijelaskan oleh Tandelilin (2010), peningkatan
memliki otoritas dalam mengubah suku bunga
inflasi secara relatif merupakan sinyal negatif
secara umum. Biasanya bank Indonesia akan
bagi pemodal di pasar modal.
mengubah suku bunga BI rate atau SBI
(Sertifikat Bank Indonesia) untuk
Indikator Inflasi
menanggapiperubahan inflasi. Jika inflasi
Menurut Sukirno (2006), untuk tinggi atau nilai tukar rupiah merosot, baisanya
mengukur tingkat inflasi, indeks harga yang Bank Indonesia akan menaikkan BI rate dan
selalu digunakan adalah indeks harga SBI. Peningkatan suku bunga BI rate atau SBI
konsumen, atau lebih dikenal dengan istilah: harus dilakukan BI, agar masyarakat tetap
consumer Price Index (CPI) yaitu indeks harga bersedia menabung di bank. Demikian pula
dari barang-barang yang selalu digunakan para ketika nilai tukar rupiah merosot terhadap mata
konsumen. Menghitung tingkat inflasi IHK uang kuat, seperti dollar AS, maka BI harus
dapat dilakukan perhitungan sebagai berikut : menaikkan suku bunga BI rate atau SBI, agar
diikuti oleh industri perbankan. Jika tidak
𝐼𝐻𝐾𝑛−𝐼𝐻𝐾𝑜 dilakukan, maka masyarakat akan mencairkan
Inflasi = X 100%
𝐼𝐻𝐾𝑜
tabungannya untuk ditukarkan dengan dollar
Dimana: AS. Perubahan suku bunga bank itu akan
IHKn = Indeks Harga Konsumen saat ini berdampak pada instrumen investasi keuangan
IHKo = Indeks Harga Konsumen periode lalu lainnya, seperti saham dan obligasi.

Suku Bunga Nilai Tukar Dollar AS


Pengertian suku bunga menurut kasmir Menguatnya nilai mata uang suatu
(2008) menjelaskan bahwa bunga bank dapat Negara terhadap Negara lain dapat
diartikan sebagai balas jasa yang diberikan menandakan bahwa keadaan ekonomi Negara
oleh bank yang berdasarkan prinsip tersebut sedang baik. Madura (2007)
konvensional kepada nasabah yang membeli menjelaskan bahwa nilai tukar atau kurs
atau menjual produknya. Bungan juga dapat mengukur nilai suatu valuta dari perspektif
diartikan sebagai harga yang harus dibayar valuta lain. Sedangkan dalam Mankiw (2006) ,
kepada nasabah (yang memiliki simpanan) nilai tukar adalah nilai yang digunakan
dengan yang harus dibayar kepada bank seseorang saat menukar mata uang suatu
(nasabah yang memperoleh pinjaman). Negara dengan mata uang Negara lain.
Sedangkan menurut Case dan Fair (2007), Menurut Sukirno (2006), nilai tukar
tingkat bunga adalah pembayaran bunga yang atau kurs adalah perbandingan nilai mata uang
dinyatakan dalam persentase pinjaman. suatu negara dengan mata uang negara lainnya.
Sedangkan bunga adalah pembayaran yang Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan
dilakukan dari penggunaan uang. Dari definisi sebagai jumlah uang domestik yang
suku bunga dari beberapa ahli diatas maka dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang
dapat diketahui bahwa suku bunga adalah dibutuhkan, untuk memperoleh satu unit mata
suatu angka dalam bentuk presentase untuk uang asing. Sedangkan kurs Bank Indonesia
membayar sejumlah uang yang dipinjam.. adalah kurs acuan transaksi rupiah terhadap
mata uang asing lainnya. Dari beberapa
definisi mengenai nilai tukar diatas maka dapat

31 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


BAMBANG SUSANTO/ Pengaruh Inflasi, Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham (Studi Pada :
Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Tercatat BEI)

diketahui bahwa nilai tukar adalah kesepakatan digunakan adalah metode deskriptif
nilai /tingkat harga dari suatu mata uang verifikatif, Menurut Nazir (2003:55) Metode
dengan mata uang Negara lain. deskriptif adalah metode penelitian untuk
membuat gambaran mengenai situasi atau
Harga Saham kejadian, sehingga metode ini berkehendak
mengadakan akumulasi data dasar belaka,
Seorang investor yang ingin
sedangkan menurut Mashuri metode
berinvestasi di pasar modal yang berupa
verifikatif adalah memeriksa benar tidaknya
saham, harus mengetahui terlebih dahulu harga
apabila dijelaskan untuk menguji suatu cara
saham untuk menentukan pembelian saham
dengan atau tanpa perbaikan yang telah
pada suatu perusahaan. Selembar saham
dilaksanakan di tempat lain dengan mengatasi
mempunyai nilai atau harga, suatu harga
masalah yang serupa dengan kehidupan
tersebut dapat dibedakan menjadi beberapa
(Nazir,2008:45).
jenis. Dalam praktiknya terdapat beberapa
Data penelitian merupakan data
saham yang diperdagangkan dibedakan
sekunder berupa berupa data inflasi IHK, suku
menurut cara peralihan dan manfaat yang
bunga BI rate, nilai tukar dollar AS terhadap
diperoleh bagi pemegang saham. Menurut
rupiah yang diperoleh dari website Bank
Rusdin (2005), nilai saham terbagi atas tiga
Indonesia serta data harga saham sektor
jenis yaitu:
properti dan real estate yang diperoleh dari
1. Nilai Nominal (Nilai Pari)
website Bursa Efek Indonesia.
Merupakan nilai yang tercantum di dalam
sertifikat saham yang bersangkutan, di
Dalam penentuan sampel digunakan
indonesia saham yang duterbitkan harus
cara purposive sampling, Sugiyono (2010)
memiliki nilai nominal dan untuk satu
.Pemilihan sampel atas dasar kesesuaian antara
jenis saham yang sama pada suatu
karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan
perusahaan harus memiliki satu jenis nilai
tertentu. Adapun karakteristik dan kriteria
nominal.
yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
2. Nilai Dasar
1. Perusahaan sektor Properti dan Real Estate
Pada prinsip harga dasar saham ditentukan
tersebut masih terdaftar di Bursa Efek
dalam harga perdagangan saat saham
Indonesia pada Januari 2013 sampai
tersebut diterbitkan, harga dasar ini akan
dengan Desember 2014.
berubah sejalan dengandilakukannya
2. Data harga saham perusahaan sektor
berbagai tindakan emiten yang
Properti dan Real Estate tersedia di Bursa
berhubungan dengan saham, antara lain:
Efek Indonesia pada Januari 2013 sampai
right Issue, Stock Split, Warran, dll.
dengan Desember 2014.
3. Nilai Pasar
3. Tersedianya laporan keuangan perusahaan
Merupakan harga suatu saham pada pasar yang
sektor Properti dan Real Estate di Bursa
sedang berlangsung, jika bursa sudah tutup
Efek Indonesia pada tahun 2013 sampai
maka harga sahamtersebut adalah harga
dengan Desember 2014.
penutupannya
Perusahaan yang menjadi populasi tersaji pada
dibawah ini
METODOLOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan
adalah metode survey dan jenis metode yang
Tabel Daftar Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate
No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan
1 ASRI (Alam Sutera Realty Tbk) 17. JRPT (Jaya Real Property Tbk)
2 BCIP (Bumi Citra Permai Tbk) 18. KIJA (Kawasan Industri Jabeka Tbk)
3. BIPP (Bhuwanatala Indah Permai Tbk) 19. KPIG (Global Land Development Tbk)
4. BKDP (Bukit Darmo Property Tbk) 20. LAMI (Lamicitra Nusantara Tbk)
5. BKSL (Sentul City Tbk) 21. LCGP (Laguna Cipta Griya Tbk)

32 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 7 (1), 2015, 29-38

No. Nama Perusahaan No. Nama Perusahaan


6. BSDE (Bumi CitrSerpong Damai Tbk) 22. LPCK (Lippo Cikarang Tbk)
7. CTRA (Ciputra Development Tbk) 23. LPKR (Lippo Karawaci Tbk)
8. CTRP (Ciputra Property Tbk) 24. MDLN (Modernland Reality Ltd. Tbk)
9. CTRS (Ciputra Surya Tbk) 25. MKPI (Metropolitan Kentjana Tbk)
10. DART (Duta Anggada Reality Tbk) 26. OMRE (Indonesia Prima Property Tbk)
11. DILD (Intiland Development Tbk) 27. PWON (Pakuwon Jati Tbk)
12. DUTI (Duta Pertiwi Tbk) 28. RBMS (Ristia Bintang Tbk)
13. ELTY (Bakrieland Development Tbk) 29. RDTX (Roda Vivatex Tbk)
14. GMTD (Goa Makassar Tourism 30. SCBD (Danayasa Arthatama Tbk)
Development Tbk)
15. GPRA (Perdana Gapuraprima Tbk) 31. SMDM (Suryamas Dutamakmur Tbk)
16. JIHD (Jakarta International Hotels and 32. SMRA (Summarecon Agung Tbk)
Development Tbk)
Sumber: Bursa Efek Indonesia

Model analisis data dilakukan secara multikolinearitas, uji autokorelasi, uji


kuantitatif dengan menggunakan analisis heteroskedastisitas, uji normalitas.
regresi berganda, korelasi dan determinasi
.Tujuannya adalah untuk menetapkan apakah
HASIL DAN PEMBAHASAN
variabel-variabel independen mempunyai
pengaruh terhadap variabel dependen. Analisis Regresi
Pengujian asumsi klasik dilakukan untuk Untuk mengetahui hubungan
memberikan kepastian bahwa persamaan fungsional antara variabel X (Inflasi, BI Rate
regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dan Nilai Tukar Dollar) dan variabel Y (Harga
dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Uji Saham Sektor Properti) digunakan analisis
asumsi klasik yang digunakan abtara lain: uji regresi linear berganda.
Coefficientsa
Model Standar
dized
Unstandardized Coeffici 95,0% Confidence
Coefficients ents Interval for B Correlations Collinearity Statistics
Std. Lower Upper Zero- Parti Toler
B Error Beta t Sig. Bound Bound order al Part ance VIF

1 (Constant) 1434,3 710,60 2,01 ,181 - 4491,81


09 8 8 1623,19 0
2

inflasi -5,920 17,080 -,214 ,347 ,762 -79,409 67,569 -,616 - - ,309 3,235
,238 ,119
sukubunga - 63,721 -1,386 12,8 ,329 - 192,576 -,336 - - ,100 9,960
81,594 0 355,763 ,671 ,439

nilaitukardollar -,075 ,043 -1,406 17,3 ,226 -,260 ,111 -,119 - - ,178 5,603
1 ,774 ,594

Persamaan analisis regresi linier berganda Persamaan garis linier berganda di atas
mempunyai arti sebagai berikut :
Y= 1434,309 - 5,920X1 –
a. Jika infalsi (X1) , suku bunga (X2) dan nilai
81,594X2 – 0,075X3 tukar dollar (X3)= Rp. 0, maka besarnya

33 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


BAMBANG SUSANTO/ Pengaruh Inflasi, Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham (Studi Pada :
Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Tercatat BEI)

harga saham (Y) sebesar nilai konstanta (X2) sebesar = Rp. 1 akan mengurangi
yaitu Rp.1434,309 harga saham sebesar nilai Rp. 81,594
b. Jika infalsi (X1) = 1 , suku bunga (X2) = 0 d. Jika infalsi (X1) = 0 , suku bunga (X2) = 0
dan nilai tukar dollar (X3) = 0, maka setiap dan nilai tukar dollar (X3) = 1, maka setiap
penambahan inflasi (X1) sebesar = Rp. 1 penambahan nilai tukar dollar (X3) sebesar
akan mengurangi harga saham sebesar = Rp. 1 akan mengurangi harga saham
nilai Rp. 5,920 sebesar nilai Rp. 0,075
c. Jika infalsi (X1) = 0 , suku bunga (X2)
= 1 dan nilai tukar dollar (X3) = 0,
maka setiap penambahan suku bunga
Koefisien korelasi, koefisien determinasi

Model Summary
Mode Std. Error Change Statistics
l R Adjusted R of the R Square F
R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Sig. F Change
d
i
m
e
n
1 ,875a ,765 ,412 21,24015 ,765 2,167 3 2 ,331
s
i
o
n
0

a. Predictors: (Constant), nilaitukardollar, inflasi, sukubunga

Berdasarkan tabel interpretasi dapat Pengujian untuk variabel X2


diketahui bahwa hasil perhitungan koefisien Terlihat bahwa nilai t hitung 12,80 > t tabel
korelasi sebesar 0,875 mempunyai arti bahwa 2,776 ini berarti bahwa suku bunga
terdapat hubungan yang sangat kuat antara berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
inflasi, suku bunga dan nilai tukar dollar Pengujian untuk variabel X3
dengan harga saham.
Terlihat bahwa nilai t hitung 17,31 > t tabel
Dari nilai diatas diperoleh koefisien
2,776 ini bahwa nilai tukar dollar berpengaruh
determinasi sebesar 0.765 dengan indeks
signifikan terhadap harga saham.
determinasi sebesar 76,5%. Nilai ini berarti
Uji F (uji simultan)
bahwa sebesar 76,5% variabilitas mengenai
Setelah dilakukan uji asumsi klasik,
harga saham dapat ditpengaruhi oleh variabel
pada bagian ini akan dilakukan pengujian
inflasi, suku bunga dan nilai tukar dollar
secara simultan menggunakan uji F. Uji F
sedangkan sisanya 23,5% dipengaruhi oleh
dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya
variabel lain di luar variabel tersebut.
pengaruh antara inflasi, suku bunga BI rate dan
nilai tukar dollar AS terhadap harga saham
Uji T (parsial) perusahaan sektor properti dan real estate
Pengujian untuk variabel X1 secara bersama-sama (simultan).
Terlihat bahwa nilai t hitung 0,347 < t tabel
2,776 ini berarti bahwa inflasi tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.

34 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 7 (1), 2015, 29-38

ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2933,489 3 977,830 2,167 ,331a
Residual 902,288 2 451,144

Total 3835,777 5

a. Predictors: (Constant), nilaitukardollar, inflasi, sukubunga


b. Dependent Variable: hargasaham

Dari tabel diatas diperoleh F hitung harga saham.Hasil tersebut sejalan dengan
sebesar 2,167 sedangkan F tabel sebesar hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
1,53125 maka F hitung > F tabel ,maka dapat Permana (2009) yang hasilnya “Inflasi tidak
disimpulkan bahwa seluruh variabel yaitu berpengaruh secara signifikan terhadap harga
Inflasi, Suku Bunga BI rate dan Nilai Tukar saham”.Hal tersebut berarti tidak menguatkan
Dollar AS secara bersama-sama teori yang diungkapkan oleh Tandelilin (2010),
mempengaruhi variabel Harga Saham peningkatan inflasi secara relatif merupakan
Perusahaan Sektor Properti dan Real Estate sinyal negatif bagi pemodal di pasar modal.
secara signifikan. Hal ini berarti, jika inflasi naik maka akan
menurunkan harga saham dan sebaliknya jika
inflasi menurun akan menaikkan harga saham.
Pembahasan Analisis Verifikatif untuk
Kondisi inflasi yang terjadi pada periode yang
menjelaskan signifikan
diteliti masih berada di angka yang tidak terlalu
Hasil penelitian yang dilakukan dengan
tinggi sehingga investor pun tetap berinvestasi
menggunakan uji F-statistik menunjukkan
dan membeli saham perusahaan sektor properti
bahwa inflasi, suku bunga BI rate dan Nilai
dan real estate. Sehingga walaupun inflasi
Tukar Dollar AS secara bersama-sama
mengalami kenaikan, harga saham perusahaan
mempengaruhi harga saham perusahaan sektor
sektor properti dan real estate tetap
properti dan real estate secara signifikan.
memberikan nilai yang tinggi sehingga return
Sedangkan besaran koefisien determinasi (R2)
yang didapatkan pun menarik bagi para
sebesar 0,765, Hal ini menunjukkan bahwa
investor.
inflasi, suku bunga BI rate dan nilai tukar
Berdasarkan hasil perhitungan uji t-
dollar AS mampu mempengaruhi variabel
statistik secara parsial diperoleh bahwa suku
harga saham Perusahaan Sektor Properti dan
bunga BI rate berpengaruh signifikan terhadap
Real Estate sebesar 76,5%. sedangkan sisanya
harga saham. Pengaruh suku bunga BI rate
sebesar 23,5% dijelaskan faktor-faktor lain.Hal
terhadap harga saham sebesar 12.8 > 2,776
ini berarti masih terdapat faktor-faktor lain
,yang artinya suku bunga BI rate memiliki
diluar variabel inflasi, suku bunga BI rate dan
pengaruh yang negatif terhadap harga saham.
nilai tukar dollar AS. Faktor ekonomi makro
Hal ini sejalan dengan penelitian terdahulu
lain yang bisa saja berpengruh terhadap harga
yang dilakukan oleh Raharjo (2011) terdapat
saham diantaranya Produk Domestik Bruto,
pengaruh yang signifikan antara suku bunga
Anggaran defisit, Investasi swasta, neraca
dan harga saham. Dengan teori pengaruh suku
perdagangan dan pembayaran.Ada pula faktor
bunga dengan harga saham seperti yang
fundamental perusahaan yang bisa dilihat dari
dikemukakan oleh Tandelilin (2010), tingkat
Return On Investment (ROI), dan Earning Per
bunga yang tinggi merupakan sinyal negatif
Share (EPS) serta faktor lainnya yang
terhadap harga saham. Dimana jika suku bunga
mempunyai pengaruh terhadap harga saham.
mengalami kenaikan maka harga saham akan
Sedangkan hasil perhitungan uji t-
turun dan sebaliknya jika suku bunga turun
statistik secara parsial diperoleh bahwa inflasi
maka harga saham akan meningkat. Suku
tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

35 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


BAMBANG SUSANTO/ Pengaruh Inflasi, Bunga Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham (Studi Pada :
Perusahaan Sektor Properti Dan Real Estate Tercatat BEI)

bunga BI rate menjadi patokan bagi investor meningkat artinya terdapat pengaruh yang
untuk mengestimasi apakah nantinya suku positif sebaliknya nilai dollar AS yang
bunga bank seperti suku bunga deposito atau meningkat akan membuat harga saham
suku bunga kredit akan naik atau turun. menjadi turun dalam hal ini berarti nilai tukar
Berdasarkan hasil uji t-statistik rupiah melemah dan membuat harga saham
menunjukkan nilai tukar dollar AS menurun, dimana pengaruh yang terjadi sesuai
berpengaruh terhadap harga saham dengan dengan teori yang ada.
nilai t-statistik sebesar 17,31 lebih besar Kondisi rupiah yang menguat menjadi
daripada t-tabel pada tingkat signifikansi 5% pertimbangan para investor dalam membeli
sebesar 2,667. saham, apabila nilai rupiah melemah investor
Menurut teori yang diungkapkan oleh cenderung akan menjual saham atau tidak
Tandelilin (2010), nilai tukar merupakan sinyal membeli saham karena menghindari resiko
positif, artinya jika nilai tukar terapresiasi yang ada, dan bagi investor atau orang yang
maka harga saham akan meningkat begitu juga memiliki uang dalam jumlah dollar maka
sebaliknya jika nilai tukar mengalami mereka akan menjual dollarnya karena harga
depresiasi maka harga saham akan mengalami dollar yang sedang menguat sehingga harga
penurunan. Menguat dan melemahnya nilai saham pun mengalami penurunan.
tukar suatu Negara menandakan keadaan Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar
ekonomi Negara tersebut. Jika nilai mata uang AS juga berdampak terhadap meningkatnya
sedang menguat menandakan keadaan biaya impor bahan baku dan peralatan yang
ekonomi Negara tersebut sedang baik, dimana dibutuhkan perusahaan sehingga
akan banyak investor yang menanamkan mengakibatkan meningkatnya biaya
modalnya di Negara tersebut juga produksi, atau dengan kata lain melemahnya
menanamkan modalnya di pasar modal. Pada nilai tukar rupiah terhadap dollar AS
hasil penelitian diperoleh hasil yang negatif memiliki pengaruh negatif terhadap ekonomi
antara nilai tukar dollar AS dalam bentuk nasional yang pada akhirnya menurunkan
rupiah terhadap harga saham, artinya nilai kinerja saham di pasar saham dan harga saham
dollar AS yang menurun akan menaikkan pun menurun.
harga saham dalam hal ini berarti nilai rupiah
menguat dan menyebabkan harga saham
adanya kausalitas berlawanan atau negatif
SIMPULAN dengan harga saham. Artinya apabila suku
Terdapat pengaruh yang signifikan dari inflasi, bunga BI rate meningkat maka harga saham
suku bunga BI rate dan nilai tukar dollar AS perusahaan sektor properti dan real estate akan
secara simultan terhadap harga saham turun, Begitu pula sebaliknya .
perusahaan sektor properti dan real estate di Terdapat pengaruh yang signifikan
Bursa Efek Indonesia periode Januari 2013 – secara parsial nilai tukar terhadap harga
Desember 2014, dimana : saham perusahaan sektor properti dan real
Tidak terdapat pengaruh yang estate di Bursa Efek Indonesia periode Januari
signifikan secara parsial variabel inflasi 2013 – Desember 2014. Dari hasil pengujian
terhadap harga saham perusahaan sektor diperoleh bahwa secara parsial, variabel nilai
properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia tukar dollar AS terhadap rupiah menunjukan
periode Januari 2013 – Desember 2014. adanya kausalitas berlawanan atau negatif
Terdapat pengaruh yang signifikan
secara parsial suku bunga BI rate terhadap DAFTAR PUSTAKA
harga saham perusahaan sektor properti dan
real estate di Bursa Efek Indonesia periode Case, Karl E. dan Ray. C Fair. 2007. Prinsip-
Januari 2013 – Desember 2014. Dari hasil Prinsip Ekonomi, Edisi
pengujian diperoleh bahwa secara parsial, Kedelapan. Jilid 1. Jakarta:
variabel suku bunga BI rate menunjukan Erlangga

36 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015


JURNAL ASET (AKUNTANSI RISET), 7 (1), 2015, 29-38

Diantoro, Y. 2010. investasi dan


pengolahannya. PT.Gramedia Pustaka.
Jakarta.
Gujarati, Damodar. 2006. Dasar-Dasar
Ekonometrika.Jakarta: Erlangga.
Jeff Madura 2007.Keuangan Perusahaan
Internasional (Buku 1) (Edisi 8) Salemba
Empat
Jogiyanto, H.M. (2010). Teori Portofolio dan
Analisis Investasi. Edisi
Ketujuh. BPFE. Yogyakarta
Kasmir. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan
Lainnya. Edisi Revisi 2008.
Jakarta: PT. RAJA
GRAFINDO PERSADA.
Kewal (2012) journal ekonomia Vol 8 no 1 E-
ISSN : 2460 -1552
Mankiw, Gregory, 2003, Teori Makro
Ekonomi, Alih bahasa Imam
Nurmawan, Edisi Kelima,
Jakarta Erlangga.
Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Jakarta:
Ghalia Indonesia
Rusdin.2005. Pasar Modal. Bandung
Sunaryah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar
Modal, Edisi 4, UPP AMK YKPN,.
Samsul (2006), Pasar modal dan manajemen
Portofolio, Surabaya ; Erlangga
Sukirno, 2006. Makroekonomi: Teori
Pengantar, Penerbit PT. Raja
Grafindo Persada, Jakarta.
Salim (2010) Cara gampang bermain Saham.
Visi Media. Jakarta
Sugiyono. (2010), Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D,. Alfabeta,
Bandung
Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan
Investasi Teori dan Aplikasi.
Edisi pertama. Yogyakarta
Kanisius
Widoatmodjo (2007) cara cepat memulai
investasi saham, Jakarta
PT.Elex media Komputindo

37 | Jurnal Aset (Akuntansi Riset) Vol.7 | No.1 | 2015

Anda mungkin juga menyukai