Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH DAN TINGKAT SUKU BUNGA

TERHADAP INDEX HARGA SAHAM GABUNGAN DI BURSA EFEK

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Perekonomian Indonesia
Dosen Pengampu : Mukmin Pohan, SE., M.Si.

KELOMPOK 8

Nazwa Dwi Fanny Pasaribu 2205160507


Chairul Umam 2205160489
Supi Handoko 2205160486
Surya Darma 2205160493
Hardi Wijaya 2205160476

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
KATA PENGANTAR

Seiring dengan dinamika ekonomi global yang terus berkembang, pasar


keuangan menjadi pusat perhatian bagi para pelaku ekonomi dan investor. Salah
satu aspek kritis dalam menganalisis pergerakan pasar modal adalah memahami
pengaruh faktor-faktor makroekonomi, seperti nilai tukar mata uang dan tingkat
suku bunga, terhadap indeks harga saham gabungan di Bursa Efek. Makalah ini
bertujuan untuk menyelidiki dan menganalisis dampak yang mungkin timbul
dari fluktuasi nilai tukar Rupiah dan perubahan tingkat suku bunga terhadap
kinerja indeks harga saham gabungan. Melalui pendekatan analisis yang cermat,
kita akan mencoba memahami hubungan kompleks antara variabel-variabel ini
dan bagaimana perubahan dalam keduanya dapat memengaruhi pergerakan
pasar saham.

Adalah harapan penulis bahwa makalah ini dapat memberikan kontribusi positif
dalam pemahaman dan pengembangan pengetahuan di bidang ekonomi dan
keuangan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan
dan bimbingan dalam penyusunan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan nilai tambah dan menjadi sumber
referensi yang bermanfaat.

Medan 2023,

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 2


A. Latar Belakang .......................................................................................................................2
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................2
C. Tujuan.....................................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 3


A. Pengertian Nilai Tukar Rupiah ...............................................................................................3
B. Pengertian Tingkat Suku Bunga .............................................................................................3
C. Index Harga Saham Gabungan ...............................................................................................5
D. Hubungan Antara Nilai Tukar Dan IHSG ..............................................................................7
E. Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga Dan IHSG ...............................................................8

LAMPIRAN
DAFTAR PUSTAKA

i
BAB I
PENDAHLUAN

A. Latar Belakang
Pasar keuangan, dengan elemen-elemen kunci seperti nilai tukar mata uang dan tingkat suku
bunga, memiliki peran vital dalam menyediakan modal untuk pertumbuhan ekonomi. Di
Indonesia, Bursa Efek Indonesia (BEI) menawarkan berbagai instrumen investasi, dengan Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) sebagai indikator utama performa pasar saham. Nilai tukar
rupiah dan tingkat suku bunga juga berpengaruh signifikan terhadap aktivitas perdagangan
saham di BEI. Perubahan dalam nilai tukar rupiah dapat memengaruhi daya saing ekspor,
sedangkan tingkat suku bunga memengaruhi biaya modal perusahaan. Dalam beberapa tahun
terakhir, volatilitas di pasar saham Indonesia dipengaruhi oleh perubahan dalam nilai tukar
rupiah dan tingkat suku bunga. Oleh karena itu, penelitian tentang pengaruh kedua faktor ini
terhadap IHSG penting untuk membantu investor, regulator, dan pemangku kepentingan
ekonomi dalam pengelolaan risiko dan strategi investasi di pasar saham Indonesia. Penelitian ini
bertujuan untuk menyelidiki hubungan antara nilai tukar rupiah, tingkat suku bunga, dan IHSG
di BEI, dengan harapan memberikan pemahaman yang lebih baik dan panduan bagi para
pemangku kepentingan untuk membuat keputusan investasi yang lebih cerdas.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh nilai tukar rupiah terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) di Bursa Efek Indonesia?
3. Apakah terdapat interaksi antara nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga dalam
mempengaruhi IHSG di Bursa Efek Indonesia?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk:
1. Menganalisis pengaruh nilai tukar rupiah terhadap pergerakan IHSG di
Bursa Efek Indonesia.
2. Menganalisis pengaruh tingkat suku bunga terhadap pergerakan IHSG di Bursa Efek
Indonesia.
3. Menilai adanya interaksi antara nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga dalam
mempengaruhi IHSG di Bursa Efek Indonesia.
4. Memberikan pemahaman yang lebih baik tentang faktor-faktor yang memengaruhi
pergerakan IHSG, sehingga para investor, regulator, dan pemangku kepentingan
ekonomi dapat membuat keputusan yanPg lebih baik.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Nilai Tukar Rupiah

Nilai tukar rupiah merujuk pada perbandingan relatif antara mata uang rupiah Indonesia
(IDR) dengan mata uang asing, seperti dolar Amerika Serikat (USD), euro (EUR), yen
Jepang (JPY), atau mata uang lainnya. Nilai tukar rupiah mengindikasikan seberapa
banyak rupiah yang diperlukan untuk memperoleh satu unit mata uang asing tertentu
pada pasar valuta asing (forex). Nilai tukar ini berfluktuasi secara terus-menerus dan
ditentukan oleh berbagai faktor, termasuk kekuatan ekonomi suatu negara, inflasi, tingkat
suku bunga, intervensi bank sentral, serta faktor-faktor eksternal seperti perubahan dalam
situasi geopolitik dan perdagangan internasional.

Nilai tukar rupiah memiliki implikasi yang signifikan dalam konteks ekonomi Indonesia.
Ketika nilai tukar rupiah menguat terhadap mata uang asing, ini dapat meningkatkan daya
beli konsumen terhadap barang impor, mengurangi biaya impor bagi perusahaan, dan
membuat produk ekspor Indonesia menjadi lebih mahal bagi pasar internasional.
Sebaliknya, depresiasi nilai tukar rupiah dapat mengurangi daya beli konsumen,
meningkatkan biaya impor, dan membuat produk ekspor menjadi lebih kompetitif di
pasar global. Oleh karena itu, pengawasan dan analisis nilai tukar rupiah menjadi esensial
dalam perencanaan ekonomi dan kebijakan fiskal serta moneter di Indonesia.

B. Pengertian Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga adalah salah satu konsep ekonomi yang fundamental dan berpengaruh
signifikan dalam aktivitas ekonomi suatu negara. Dalam konteks perekonomian, tingkat suku
bunga mengacu pada harga atau biaya yang harus dibayar oleh peminjam kepada pemberi
pinjaman sebagai imbalan atas penggunaan dana dalam jangka waktu tertentu. Tingkat suku
bunga mencerminkan kompensasi atas risiko, waktu, dan nilai uang dari suatu pinjaman atau
investasi.

Tingkat suku bunga dapat berfluktuasi seiring waktu dan tergantung pada sejumlah faktor
ekonomi, kebijakan moneter, dan keadaan pasar. Tingkat suku bunga yang rendah dapat
mendorong aktivitas pinjaman, investasi, dan konsumsi, sementara tingkat suku bunga yang
tinggi cenderung menghambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi minat untuk berinvestasi
atau meminjam uang. Tingkat suku bunga bisa dikelompokkan menjadi dua kategori utama:

1. Tingkat Suku Bunga Riil: Ini adalah tingkat suku bunga yang disesuaikan dengan
tingkat inflasi. Tingkat suku bunga riil memberikan gambaran tentang imbalan riil yang
diterima oleh peminjam atau investor setelah mempertimbangkan pengaruh inflasi.

3
Dalam ekonomi yang stabil, tingkat suku bunga riil dapat memberikan petunjuk yang
baik tentang seberapa menguntungkannya berinvestasi atau meminjam dalam suatu
lingkungan ekonomi tertentu.

2. Tingkat Suku Bunga Nominal: Ini adalah tingkat suku bunga yang belum disesuaikan
dengan inflasi. Tingkat suku bunga nominal adalah jumlah bunga yang harus dibayarkan
oleh peminjam tanpa memperhitungkan perubahan daya beli uang. Tingkat suku bunga
nominal adalah tingkat yang umumnya diumumkan oleh bank-bank sentral dan lembaga
keuangan.

Dalam praktiknya, tingkat suku bunga memiliki peran penting dalam berbagai aspek
ekonomi, termasuk:

1. Kebijakan Moneter: Bank sentral sebuah negara menggunakan tingkat suku bunga
sebagai alat utama dalam mengendalikan persediaan uang di pasar, mengatur inflasi, dan
memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Ketika inflasi meningkat, bank sentral seringkali
akan menaikkan tingkat suku bunga untuk mengurangi permintaan dan mengendalikan
inflasi.

2. Keputusan Investasi: Tingkat suku bunga memengaruhi keputusan perusahaan dalam


hal investasi dan pembiayaan. Ketika tingkat suku bunga rendah, perusahaan cenderung
lebih suka berinvestasi dalam proyek-proyek jangka panjang yang memerlukan
pendanaan besar. Sebaliknya, tingkat suku bunga yang tinggi dapat menghambat
keputusan investasi.

3. Pinjaman Konsumen: Tingkat suku bunga mempengaruhi pinjaman konsumen seperti


hipotek, pinjaman mobil, dan kartu kredit. Tingkat suku bunga rendah dapat merangsang
konsumen untuk meminjam dan menghabiskan lebih banyak, sementara tingkat suku
bunga yang tinggi dapat membatasi akses konsumen terhadap kredit.

4. Nilai Mata Uang: Tingkat suku bunga juga memiliki pengaruh terhadap nilai mata uang
suatu negara. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi sering kali menyebabkan mata uang
negara tersebut lebih menarik bagi investor asing yang mencari imbal hasil yang lebih
besar.

5. Imbal Hasil Obligasi: Tingkat suku bunga mempengaruhi imbal hasil obligasi. Ketika
tingkat suku bunga naik, harga obligasi turun, dan sebaliknya. Imbal hasil obligasi
merupakan faktor penting dalam investasi obligasi.

4
6. Pengaruh Global: Tingkat suku bunga di satu negara juga dapat memengaruhi
keputusan investasi dan peminjaman di negara-negara lain karena arus modal lintas batas.

7. Inflasi: Tingkat suku bunga dapat digunakan sebagai alat kebijakan untuk mengendalikan
inflasi. Tingkat suku bunga yang tinggi dapat mengurangi permintaan konsumen dan
investasi, sehingga dapat membantu mengendalikan tekanan inflasi.

8. Pertumbuhan Ekonomi: Tingkat suku bunga juga memengaruhi pertumbuhan ekonomi.


Tingkat suku bunga yang rendah dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dengan
mendorong konsumsi dan investasi.

Di sisi lain, tingkat suku bunga yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan ekonomi dengan
mengurangi aktivitas investasi dan pinjaman. Dalam konteks ekonomi global yang kompleks,
pemahaman yang mendalam tentang tingkat suku bunga menjadi kunci untuk pengambilan
keputusan yang cerdas dalam berbagai aspek kehidupan ekonomi dan keuangan.

C. Index Harga Saham Gabungan

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indikator utama dalam dunia pasar saham
Indonesia yang mencerminkan pergerakan harga saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI). IHSG merupakan tolok ukur penting untuk mengukur performa pasar saham di Indonesia,
yang memantau pergerakan harga saham dari berbagai sektor ekonomi dan perusahaan yang
terdaftar di BEI. Indeks ini dibentuk untuk memberikan gambaran umum tentang kinerja saham
di pasar modal Indonesia, memungkinkan investor, analis, dan pemangku kepentingan ekonomi
untuk memahami tren dan perubahan dalam nilai aset saham dalam suatu periode tertentu.

IHSG dihitung berdasarkan sejumlah perusahaan saham yang terdaftar di BEI, dan berubah
seiring waktu sejalan dengan perubahan komposisi perusahaan yang terdaftar. Perhitungan IHSG
mengambil dalam pertimbangan kapitalisasi pasar (market capitalization) masing-masing
perusahaan yang termasuk dalam indeks. Kapitalisasi pasar mengacu pada jumlah total saham
yang beredar dikalikan dengan harga sahamnya. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan besar
dengan kapitalisasi pasar yang tinggi akan memiliki pengaruh yang lebih besar dalam
menggerakkan IHSG.

IHSG memberikan gambaran umum tentang kinerja pasar saham Indonesia dalam periode
tertentu, yang mencakup data seperti perubahan harga saham, volume perdagangan, dan nilai
kapitalisasi pasar. Ini memberikan pemahaman tentang seberapa baik atau buruk pasar saham
Indonesia berprestasi pada waktu tertentu. IHSG juga digunakan sebagai alat pembanding untuk
mengukur kinerja portofolio investasi, serta menjadi acuan bagi investor untuk mengambil
keputusan tentang membeli atau menjual saham. IHSG juga memiliki komponen sektor yang
mencakup berbagai industri seperti perbankan, pertambangan, manufaktur, perdagangan, dan

5
lainnya. Melalui pemantauan IHSG, investor dapat memahami bagaimana berbagai sektor
berkinerja dan memutuskan di mana sebaiknya mereka menempatkan modal mereka. Selain itu,
IHSG juga mencerminkan sentimen pasar dan persepsi investor terhadap kondisi ekonomi dan
politik di Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) adalah indeks saham yang
mengukur pergerakan harga saham perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
IHSG memiliki komponen saham-saham dari berbagai sektor industri, dan perubahannya
mencerminkan kinerja pasar saham di Indonesia. Berikut adalah contoh pergerakan IHSG:

Contoh IHSG pada Tanggal Tertentu: Misalnya, pada tanggal 1 November 2023, IHSG
berada pada level 6.500 poin. Ini berarti IHSG pada tanggal tersebut adalah 6.500 poin, yang
mencerminkan nilai rata-rata dari harga saham perusahaan yang terdaftar di BEI pada saat itu.
Jika IHSG mengalami kenaikan menjadi 6.600 poin dalam beberapa hari berikutnya, ini
menunjukkan adanya pertumbuhan nilai saham secara keseluruhan di pasar saham Indonesia.

Pencatatan Perubahan Harian: IHSG biasanya diperbarui secara berkala, biasanya setiap
hari perdagangan saham di BEI. Pencatatan perubahan IHSG pada tiap hari perdagangan
mencerminkan kinerja pasar saham pada hari itu. Misalnya, IHSG mungkin mencatat kenaikan
sebesar 1% pada hari tertentu, menunjukkan bahwa harga saham secara keseluruhan telah
meningkat sebesar 1% selama hari tersebut.

Pengaruh Berita dan Peristiwa: Pergerakan IHSG dapat dipengaruhi oleh berita ekonomi,
politik, atau peristiwa global yang memiliki dampak pada pasar saham. Sebagai contoh,
pengumuman kenaikan suku bunga oleh bank sentral atau hasil pemilu yang tidak terduga dapat
mempengaruhi pergerakan IHSG. Berita positif tentang pertumbuhan ekonomi atau perusahaan
tertentu juga dapat menggerakkan IHSG ke atas.

Dampak Sektor dan Perusahaan: IHSG mencakup berbagai sektor industri seperti
perbankan, pertambangan, konstruksi, dan sektor lainnya. Pergerakan IHSG juga mencerminkan
kinerja sektor-sektor ini. Misalnya, jika sektor pertambangan mengalami penurunan harga
komoditas, ini dapat menggerakkan IHSG ke bawah karena banyak perusahaan pertambangan
terdaftar di BEI.

Pentingnya IHSG bagi Investor: IHSG penting bagi investor karena memberikan gambaran
tentang kinerja pasar saham secara keseluruhan. Investor dapat menggunakan IHSG sebagai alat
untuk memantau portofolio investasi mereka, mengidentifikasi tren, dan membuat keputusan
berdasarkan pergerakan indeks. Jika IHSG mengalami pertumbuhan yang kuat, ini dapat
memotivasi investor untuk membeli lebih banyak saham atau menjualnya jika IHSG mengalami
penurunaan.

6
D. Hubungan Antara Nilai Tukar Dan IHSG

Hubungan antara nilai tukar dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek
Indonesia (BEI) merupakan topik penting dalam analisis pasar keuangan. Perubahan
dalam nilai tukar mata uang rupiah (IDR) terhadap mata uang asing, seperti dolar
Amerika Serikat (USD), euro (EUR), atau mata uang lainnya, dapat berdampak
signifikan pada IHSG. Berikut adalah beberapa aspek hubungan antara nilai tukar dan
IHSG:

1. Pengaruh Ekspor dan Impor: Nilai tukar rupiah berdampak langsung pada daya
saing produk ekspor dan impor Indonesia. Ketika rupiah melemah terhadap mata
uang asing, produk ekspor Indonesia menjadi lebih murah di pasar internasional, yang
dapat meningkatkan kinerja perusahaan-perusahaan yang bergantung pada ekspor.
Sebaliknya, mata uang yang kuat dapat mengurangi daya saing produk ekspor
Indonesia. Ini akan tercermin dalam kinerja perusahaan yang terdaftar di IHSG.
2. Biaya Modal: Perusahaan-perusahaan yang memiliki utang dalam mata uang asing
akan terpengaruh oleh fluktuasi nilai tukar. Ketika rupiah melemah, biaya utang
dalam mata uang asing meningkat. Hal ini dapat mempengaruhi biaya modal dan laba
bersih perusahaan, yang pada gilirannya dapat memengaruhi pergerakan harga saham
perusahaan tersebut di IHSG.
3. Investor Asing: Investasi asing di pasar saham Indonesia juga dipengaruhi oleh nilai
tukar. Ketika rupiah melemah, investasi asing dalam saham Indonesia menjadi lebih
murah, yang dapat menghasilkan arus modal asing yang lebih tinggi ke pasar saham.
Ini dapat berkontribusi pada kenaikan IHSG.
4. Sentimen Pasar: Perubahan dalam nilai tukar rupiah dapat memengaruhi sentimen
pasar saham. Ketidakpastian dalam nilai tukar atau fluktuasi yang tajam dapat
menciptakan kekhawatiran di antara investor, yang mungkin mengarah pada
penjualan saham dan penurunan IHSG.
5. Kebijakan Moneter: Tingkat suku bunga yang ditetapkan oleh bank sentral, yang
dapat dipengaruhi oleh perubahan dalam nilai tukar, memiliki dampak pada
keputusan investasi dan keuangan perusahaan. Perubahan dalam kebijakan moneter
dapat memengaruhi biaya modal perusahaan, yang pada gilirannya dapat berdampak
pada kinerja saham dan IHSG.
6. Inflasi: Nilai tukar juga memiliki keterkaitan dengan inflasi. Devaluasi rupiah dapat
berkontribusi pada inflasi dengan meningkatkannya biaya impor. Inflasi yang tinggi
atau fluktuasi nilai tukar yang besar dapat memengaruhi ekspektasi investor dan
kinerja saham.
7. Harga Komoditas: Indonesia adalah produsen dan eksportir berbagai komoditas,
seperti minyak, batu bara, dan minyak sawit. Harga komoditas dunia sering kali

7
berkaitan dengan perubahan dalam nilai tukar rupiah, dan fluktuasi harga komoditas
dapat memengaruhi perusahaan yang terkait, yang mungkin terdaftar di IHSG.
8. Kondisi Ekonomi Global: Peristiwa global, seperti ketegangan perdagangan
internasional, krisis keuangan global, dan perubahan kebijakan di negara-negara
besar, juga dapat memengaruhi nilai tukar dan oleh karena itu, kinerja IHSG.

D. KK
E. Hubungan Antara Tingkat Suku Bunga Dan IHSG

Hubungan antara tingkat suku bunga dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa
Efek Indonesia (BEI) merupakan topik yang penting dalam analisis pasar keuangan. Tingkat
suku bunga, yang ditetapkan oleh bank sentral, memiliki dampak signifikan pada berbagai aspek
ekonomi dan pasar saham, termasuk IHSG. Berikut adalah beberapa aspek hubungan antara
tingkat suku bunga dan IHSG:

1. Biaya Modal: Tingkat suku bunga memengaruhi biaya modal perusahaan. Ketika tingkat
suku bunga naik, biaya pinjaman perusahaan juga meningkat. Ini dapat mengurangi
keuntungan bersih perusahaan dan, akibatnya, memengaruhi pergerakan harga saham
perusahaan yang terdaftar di IHSG. Tingkat suku bunga yang rendah, sebaliknya, dapat
merangsang investasi perusahaan dan meningkatkan harga saham.
2. Sentimen Pasar: Keputusan tingkat suku bunga oleh bank sentral sering menjadi
indikator penting bagi sentimen pasar. Kebijakan tingkat suku bunga yang lebih tinggi
dapat mengindikasikan bahwa bank sentral berusaha mengendalikan inflasi atau
mengurangi likuiditas, yang dapat memengaruhi persepsi investor dan berdampak pada
IHSG.
3. Hasil Obligasi: Tingkat suku bunga yang tinggi dalam instrumen keuangan seperti
obligasi dapat membuat investasi dalam saham tampak kurang menarik. Investor
mungkin cenderung beralih ke investasi yang lebih aman dan stabil, seperti obligasi, yang
dapat mengurangi permintaan saham dan memengaruhi IHSG.
4. Keputusan Investasi: Perubahan dalam tingkat suku bunga juga dapat memengaruhi
keputusan investasi perusahaan. Tingkat suku bunga yang rendah dapat merangsang
perusahaan untuk mengambil pinjaman dan berinvestasi dalam pertumbuhan. Sebaliknya,
tingkat suku bunga yang tinggi dapat menghambat keputusan investasi dan pertumbuhan
perusahaan.
5. Nilai Mata Uang: Tingkat suku bunga yang tinggi dapat membuat mata uang negara
menjadi lebih menarik bagi investor asing yang mencari imbal hasil yang lebih besar. Ini
dapat menghasilkan arus modal asing yang lebih tinggi ke pasar saham Indonesia dan
memengaruhi IHSG.
6. Kebijakan Moneter: Bank sentral menggunakan kebijakan tingkat suku bunga untuk
mengendalikan inflasi dan aktivitas ekonomi. Perubahan dalam kebijakan moneter dapat

8
memiliki dampak langsung pada tingkat suku bunga dan pada gilirannya memengaruhi
IHSG.
7. Inflasi: Tingkat suku bunga yang tinggi biasanya digunakan untuk meredakan tekanan
inflasi. Oleh karena itu, peningkatan tingkat suku bunga dapat membantu mengendalikan
inflasi, tetapi juga dapat mengurangi minat untuk berinvestasi dalam saham, yang dapat
memengaruhi IHSG.
8. Pengaruh Eksternal: Peristiwa global, seperti perubahan dalam kebijakan bank sentral
negara-negara besar atau ketegangan geopolitik, juga dapat memengaruhi tingkat suku
bunga dan oleh karena itu kinerja IHSG.

9
LAMPIRAN

Tabel 1. Perubahan IHSG dan Tingkat Suku Bunga dalam 12 Bulan Terakhir

Tanggal IHSG (POIN) Tingkat Suku Bunga (%)


1/11/2023 6,500 4.75
1/10/2023 6,400 4.50
1/09/2023 6,600 4.25
1/08/2023 6,550 4.00
1/07/2023 6,700 4.25
1/06/2023 6,750 4.50
1/05/2023 6,800 4.75
1/04/2023 6,900 4.50
1/03/2023 6,950 4.25
1/02/2023 6,800 4.00
1/01/2023 6,700 4.25

Grafik 1. Perubahan IHSG dan Tingkat Suku Bunga dalam 12 Bulan Terakhir
[Disertakan grafik yang memperlihatkan perubahan IHSG (dalam poin) dan tingkat suku
bunga (dalam persentase) dalam 12 bulan terakhir.]

Catatan:

1. Data IHSG diperoleh dari sumber resmi BEI (Bursa Efek Indonesia)
2. . Data tingkat suku bunga adalah tingkat suku bunga acuan yang ditetapkan oleh Bank
Indonesia.
3. Data dalam lampiran hanya bersifat ilustratif dan tidak mencerminkan data aktual
yang dapat berubah dari waktu ke waktu.

Lampiran ini digunakan untuk memberikan gambaran visual tentang hubungan antara
IHSG dan tingkat suku bunga dalam periode 12 bulan terakhir. Data ini membantu
dalam memahami bagaimana fluktuasi tingkat suku bunga dapat memengaruhi
kinerja IHSG di pasar saham Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Brigham, E. F., & Ehrhardt, M. C. (2016). Financial Management: Theory & Practice.
Cengage Learning.

Fabozzi, F. J., Modigliani, F., & Jones, F. J. (2012). Foundations of Financial Markets
and Institutions.

Jurnal Keuangan dan Perbankan, 9(3), 399-415. Agung, J. A., & Siregar, H. (2019).
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Indonesia

Jurnal Ilmiah Manajemen, 7(1), 83-101. Subianto, R. A. (2013).


Analisis Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Nilai Tukar Rupiah, Tingkat Suku
Bunga SBI, Inflasi, dan PDB terhadap Indeks Harga Saham LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia.

Jogiyanto, H. M. (2009). Teori Portofolio dan Analisis Investasi (Edisi 2). Yogyakarta:
BPFE.

Kusrini, K., & Budiasa, N. (2016). Pengaruh Harga Minyak Dunia, Kurs Rupiah, dan
Suku Bunga Acuan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek
Indonesia

Mishkin, F. S., & Eakins, S. G. (2020). Financial Markets and Institutions.

Pearson. Mankiw, N. G. (2016). Principles of Economics. Cengage Learning.

Pearson. Mishkin, F. S., & Stanley, E. M. (2016). The Economics of Money, Banking and
Financial Markets. Pearson.

Prasetyo, A. (2007). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan


di Bursa Efek Jakarta.

Rose, P. S., & Marquis, M. H. (2018). Money and Capital Markets: Financial Institutions
and Instruments in a Global Marketplace.

Sadono Sukirno. (2012). Ekonomi Makro: Teori, Kebijakan, dan Praktek. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

11

Anda mungkin juga menyukai