Anda di halaman 1dari 8

Refleksi Diri

Refleksi diri adalah sebuah proses melihat kembali pengalaman yang telah dijalani untuk
dapat menarik pelajaran bagi diri sendiri dan dilanjutkan dengan penyusunan sebuah action plan
untuk mengurangi kesenjangan (gap) yang masih ada antara harapan dan kenyataan. Refleksi diri
sangat dibutuhkan bagi mahasiswa, terutama mahasiswa kedokteran. Refleksi diri merupakan
bagian terpenting dan salah satu keunggulan dari self regulated learning. Refleksi diri harus
dikuasai oleh mahasiswa dalam proses belajar sehingga mampu mencapai hasil yang lebih
optimal. Pada tahap refleksi observasi mahasiswa diminta untuk mengamati kembali
pengalaman dari aktivitas belajar mereka yang telah dijalani. Selanjutnya mahasiswa
merefleksikan pengalamannya dan dari hasil refleksi ini mereka akan menarik pelajaran sebagai
sebuah pemahaman baru yang akan diterapkan pada pengalaman berikutnya.

A. Menyadari Keterbatasan

AT = area terbuka, sifat atau karakteristik yang saya maupun orang lain tahu
ASB = area saya buta, sifat atau karakteristik saya yang tidak saya ketahui namun diketahui
orang lain
AMB = area mereka buta, sifat atau karakteristik saya yang hanya diketahui oleh saya dan tidak
diketahui orang lain
DG = dunia gelap, sifat atau karakteristik saya yang belum diketahui orang lain dan saya sendiri
Tabel di atas merupakan Johari Window yang berguna untuk mempelajari diri sendiri.
Selanjutnya ada beberapa hal yang perlu dipahami untuk dapat mengenal dan mempelajari
keterbatasan diri, yaitu:
a. Sensitive line – garis kepekaan
b. Personal values and moral maturity – nilai personal dan kematangan moral
c. Learning style – gaya belajar
d. Orientation toward change – orientasi untuk perubahan
e. Interpersonal style – gaya interpersonal

1.   Sensitive line – garis kepekaan


Merupakan titik di mana seseorang menjadi defensif atau protektif ketika menjumpai informasi
tentang mereka terutama pada saat hal-hal yang “tidak disadari dilakukan/dikatakan. Peningkatan
pemahaman diri terjadi ketika:

a. Informasi dapat diverifikasi (dideskripsikan dengan perilaku dan kata-kata yang dilakukan
atau dikatakan), diramalkan dan dimonitor
b. Belajar untuk lebih terbuka, sehingga orang lain dan diri menjadi lebih paham tentang perilaku
yang dijalankan.

2.         Value - nilai
Nilai merupakan standar fundamental keinginan yang dipilih individu antara alternatif, asumsi
dan realitas alami.
a. Belajar lebih awal, dan senantiasa mengembangkan diri 
b. Pilihan terhadap dorongan dan perilaku
c. Berbeda didasarkan lingkungan dan budaya, dannilai budaya tersebut:
●    Luas, orientasi umum yang mewarnai kelompok besar
●    Identifikasi cara yang menunjukkan setiap negara berbeda satu dengan yang lain
●    Nilai budaya meramalkan nilai individu.

3.   Kematangan
Terdapat 3 tingkatan kematangan dengan enam langkah pengembangan, yaitu:
a. Tingkat pemusatan diri (Self-centered) – (1) kepatuhan dan hukuman (2) orientasi egois
b. Tingkat konformitas – (3) orang baik, (4) mengerjakan tugas (“doing duty”)
c. Tingkatan Prinsip – (5) Legalistik kontraktual, (6) Kesadaran pada prinsip orientas

4.    Gaya belajar


Dua dimensi kunci dalam belajar adalah 
a) Perbuatan pada saat menerima informasi dan
b) Cara untuk evaluasi dan menerima informasi. Individu dalam menerima, menginterpretasi dan
merespon informasi memerlukan cara tertentu, yaitu:
a. Pengalaman nyata – belajar melalui pelibatan aktif
b. Konsepsualisasi – membangun teori berdasar logik, ide dan konsep
c. Experimentasi – mengubah situasi dan mempengaruhi orang lain untuk mengetahui yang
sedang terjadi.

5. Kebutuhan Interpersonal
a. Kebutuhan untuk bekerja dengan orang lain dengan tujuan menyelesaikan pekerjaan.
b. Kebutuhan untuk bekerja dengan orang lain untuk mengurangi kecemasan
c. Kebutuhan untuk bekerja dengan orang lain untuk mendefinisikan diri
d. Gaya penentu untuk bekerja dengan orang lain

6. Mengembangkan kesadaran diri


Untuk mengembangkan dan mengaplikasikan kesadaran diri mahasiswa perlu untuk berlatih di
luar pembelajaran terjadwal dengan:
a. Mengetahui dan mengasah garis kepekaan
b. Melakukan identifikasi nilai diri dan mengembangkan diri berdasar nilai tersebut
c. Mencari cara untuk mengembangkan dan memperluas diri
d. Melakukan identifikasi ketidakmampuan interpersonal 
e. Melibatkan diri keterbukaan
B. Model Refleksi
Terdapat beberapa model refleksi. Gibbs (1988) mengusulkan sebuah siklus reflektif yang dapat
digunakan untuk memandu proses refleksi.

Dapat diringkas sebagai berikut :


1. Mendeskripsikan salah satu pengalaman belajar yang signifikan. (apa yang telah terjadi,
mengapa hal itu telah terjadi)
2. Melakukan refleksi yang dalam terhadap pengalaman tersebut.
 Perasaan yang terlibat
 Kesulitan yang dialami
 Manfaat yang diperoleh
 Dampak pengalaman tersebut
3. Mengidentifikasi isu/kekurangan/hambatan/gangguan yang merupakan kebutuhan belajar
3. Proses yang akan dan sudah dijalani untuk mencapai kebutuhan belajar tersebut

Cara mengembangkan refleksi menurut Zimmerman (2001) dalam (Sandars J, 2009)


dapat ringkas sebagai berikut, (1) Mahasiswa membutuhkan motivasi untuk refleksi. Baik itu
motivasi internal maupun motivasi eksternal. Sehingga, mahasiswa memiliki tujuan yang jelas
dengan apa yang sedang ia lakukan. (2) Kemampuan kognitif untuk refleksi. Kemampuan itu
meliputi self monitoring (mengontrol pikiran dan emosi), feedback from others (respons orang
lain terhadap kejadian yang telah terjadi), critical incidents and significant event analysis
(kemampuan respon yang tanggap dan kritis terhadap kejadian yang secara tiba-tiba muncul). (3)
Mengidentifikasi rencana dan portofolio mahasiswa. Hal ini berarti, mengidentifikasikan
learning needs (kebutuhan belajar) mereka, lalu mengembangan atau mencari cara untuk
menyelesaikan learning needs mereka.

Proses Refleksi Diri


1. Returning to experience
Memikirkan tentang pengalaman yang baru saja dialami, bila perlu menuliskan atau
bercerita pada orang lain
2. Attending to feelings◊ 
Menghilangkan perasaan negatif seperti menyesal dan kecewa akibat pengalaman yang
dipikirkan. Tumbuhkanlah perasaan positif dengan merasa baik, mampu dan akan sukses
merubah pengalaman untuk masa depan. Dengan positif thinking ini, kita akan bertahan dalam
situasi yang sulit dan membuat kita lebih kritis mengevaluasi pengalaman kita
2. Re-evaluating experience◊ 
Tahap ini terdiri dari 4 proses, yaitu :
a. Asosiasi ◊ Mengkaitkan data baru dengan pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya
b. Integrasi ◊ Hubungan antar data
c. Validasi ◊ Menentukan otentitas dan kebenaran ide / pemikiran
d. Appropiation ◊ Menanamkan ide / pemikiran baru dalam pikiran

Tiga tahapan utama refleksi diri:


- Melakukan
- Mengintrospeksi
- Merencanakan

Rayment et al. juga mengembangkan sebuah panduan untuk mendukung refleksi diri yang
dinamakan IDEA. Panduan itu terdiri atas 4 komponen sebagai berikut: (Ronokusumo
Sjamsuhidajat dkk, 2012).
1. I- Identifikasi kejadian/situasi yang telah menimbulkan perasaaan/pikiran kurang
nyaman.
2. D- Deskripsi situasi/kejadian tersebut.
o Apa yang terjadi?

o Siapa yang terlibat?


o Apa yang diharapkan pada saat itu?

 E- Evaluasi situasi/kejadian tersebut.


o Apa perasaan dan pikiran yang terlibat pada saat itu?

o Apa yang dirasakan dan dipikirkan setelahnya?


o Mengapa perasaan dan pikiran tersebut muncul?

o Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian ini?

 A- Analisis isu pembelajaran yang muncul


o Apakah yang sudah saya pelajari dari kejadian tersebut?

o Apakah yang belum saya ketahui?


o Apakah yang harus saya lakukan selanjutnya?

o Rencana tindak lanjut seperti apa yang sesuai?

Rangkaian pertanyaan refleksi terdiri dari:


1. Identifikasi masalah yang akan direfleksikan sesuai konteks
a. Gambaran pengalaman
b. Faktor apa yang terutama mempengaruhi pengalaman tersebut?
c. Apa latar belakang pengalaman tersebut?
2. Refleksi
a. Apa yang telah dilakukan untuk mengatasi masalah?
b. Mengapa tindakan tersebut dilakukan ?
c. Konsekuensi apa dari tindakan tersebut untuk diri sendiri, mahasiswa, orang-orang
sekitar?
d. Bagaimana perasaan yang terlibat saat kejadian?
e. Bagaimana perasaan mahasiswa tentang masalah tersebut?
f. Bagaimana anda mengetahui perasaan mahasiswa tersebut?
g. Faktor apa yang mempengaruhi keputusan dan tindakan?
h. Pengetahuan apa yang mempengaruhi keputusan dan tindakan?
3. Alternatif tindakan
a. Apakah anda dapat mengatasi masalah lebih baik lagi ?
b. Apa alternatif tindakan yang lain?
c. Apa konsekuensi tindakan alternatif tersebut?
4. Pembelajaran
a. Bagaimana perasaan anda tentang pengalaman tersebut?
b. Bagaimana cara anda menjadikan pengalaman tersebut sebagai pembelajaran masa yang
akan datang?
c. Apa yang telah dipelajari dari pengalaman tersebut?
d. Bagaimana pengalaman  tersebut merubahcara anda dalam praktek?

Dimensi Refleksi

Dimension Comprehensive observations on en event aiming for accuracy and breadth; these
1 observations are made through specific frameworks (e.g past experiences as a school
student, BEd studies, or work on Practical session).

Dimension Comprehensive descriptions of what has been observed or experienced


2

Dimension Making meaning of what has been described.


3

Dimension Adding depth and breadth to the meanings by asking questions about, and relating
4 meanings to, a spectrum of personal and professional issues.

Bain et al. (1999) menyarankan bahwa ada 5 tingkat refleksi, yaitu:


1. Reporting: Mahasiswa mendeskripsikan, menceritakan dengan tambahan berupa
observasi atau penambahan wawasan.
2. Responding: Sumber data dapat digunakan sebagai transformasi atau konsep.
Memberikan penilaian terhadap observasi dan perasaan yang terdapat pada diri sendiri.
3. Relating: Suatu aspek dari data mempunyai arti tersendiri apabila dihubungkan dengan
pengalaman. Mengerti hubungan antara pembelajaran dengan pengalaman. Memberikan
penjelasa mengapa sesuatu dapat terjadi. Mengidentifikasi kemampuan, progress, dan
kesalahan selama belajar. Mengidentifikasi dan merencanakan sesuatu yang diperlukan
dan perubahan juga diperlukan untuk pembelajaran sekarang dan yang akan datang.
4. Reasoning: Mengintegrasikan data untuk memperkuat hubungan teori konsep,
pengalaman pribadi, memberikan transformasi dan pemahaman konsep. Melihat konsep
kenapa sesuatu terjadi selama pembelajaran. Mahasiswa mengeksplorasi kemampuannya
atau meenganalisa konsep dan menghubungkan antara teori dan praktiknya dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Reconstructing: Mahasiswa memikirkan sesuatu yang abstrak dan umum untuk
mengaplikasikannya (pembelajaran). Mahasiswa menggambarkan penyelesaian masalah
melalui refleksi, pengalaman yang mereka rasakan, beberapa prinsip dasar yang mereka
pegang, membuat suatu cara dari konsep teori sendiri atau mengambil pelajaran dari isu
dan berita. Mahasiswa memperoleh hasil secara signifikan dari pembelajaran mereka dan
dari rencana yang telah disusun atau dibuat untuk perkembangan belajar dengan dasar
refleksi diri mereka sendiri.

Anda mungkin juga menyukai