Anda di halaman 1dari 8

ILMU NEGARA

Dosen Pengampu :
Dr. ARDILAFIZA, S.H.,M.Hum
PIPI SUSANTI, S.H.,M.H

Disusun oleh
SARAH ANANDA PUTRI

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS BENGKULU
Jl. WR. Supratman, Kandang Limun, Kec. Muara Bangka Hulu, Sumatera,
Bengkulu 38371
JAWABAN

1. Negara Kesatuan (Unitaris)


Negara Kesatuan adalah negara bersusunan tunggal, yakni kekuasaan untuk
mengatur seluruh daerahnya ada di tangan pemerintah pusat. Pemerintah
pusat memegang kedaulatan sepenuhnya, baik ke dalam maupun ke luar.
Hubungan antara pemerintah pusat dengan rakyat dan daerahnya dapat
dijalankan secara langsung. Dalam negara kesatuan hanya ada satu konstitusi,
satu kepala negara, satu dewan menteri (kabinet), dan satu parlemen.
Demikian pula dengan pemerintahan, yaitu pemerintah pusatlah yang
memegang wewenang tertinggi dalam segala aspek pemerintahan. Ciri utama
negara kesatuan adalah supremasi parlemen pusat dan tiadanya badan-
badan lain yang berdaulat.
Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:
Sentralisasi, dan Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus
oleh pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-
perintah dan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak
berwewenang membuat peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus
rumah tangganya sendiri.
Keuntungan sistem sentralisasi:
Kerugian sistem sentralisasi:
adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;
adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang
berwenang membuatnya; penghasilan daerah dapat digunakan untuk
kepentingan seluruh wilayah negara. bertumpuknya pekerjaan pemerintah
pusat, sehingga sering menghambat kelancaran jalannya pemerintahan;
peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/
kebutuhan daerah;
daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga
melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya
inisiatif dari rakyat; rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan
untuk memikirkan dan bertanggung jawab tentang daerahnya;
keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.
Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan
untuk mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk
menampung aspirasi rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun
demikian, pemerintah pusat tetap memegang kekuasaan tertinggi.
Keuntungan sistem desentralisasi: pembangunan daerah akan berkembang
sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri; peraturan dan kebijakan di daerah
sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu sendiri; tidak
bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat
berjalan lancar; partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap
daerahnya akan meningkat; penghematan biaya, karena sebagian ditanggung
sendiri oleh daerah. Sedangkan kerugian sistem desentralisasi adalah
ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

Negara Federal (Serikat)


Negara Federal adalah negara bersusunan jamak, terdiri atas
beberapa negara bagian yang masing-masing tidak berdaulat. Kendati
negara-negara bagian boleh memiliki konstitusi sendiri, kepala negara
sendiri, parlemen sendiri, dan kabinet sendiri, yang berdaulat dalam negara
serikat adalah gabungan negara-negara bagian yang disebut negara federal.
Setiap negara bagian bebas melakukan tindakan ke dalam, asal tak
bertentangan dengan konstitusi federal. Tindakan ke luar (hubungan dengan
negara lain) hanya dapat dilakukan oleh pemerintah federal.

Ciri-ciri negara serikat/ federal:

tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri


(kabinet) demi kepentingan negara bagian;
tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi negara serikat;
hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui
negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah
diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.
Penyelanggaraan kedaulatan ke luar dari negara-negara bagian diserahkan
sepenuhnya kepada Pemerintah Federal, sedangkan untuk kedaulatan ke
dalam dibatasi.
Soal-soal yang menyangkut negara dalam keseluruhannya diserahkan kepada
kekuasaan pemerintah federal.
bentuk ikatan keasatuan-kesatuan politik pada negara federal bersifat
terbatas. Sedangkan ciri umum negara serikat (federasi)
Dalam negara serikat, keputusan yang diambil oleh pemerintah negara
serikat dapat langsung mengikat warga negara bagian.
Dalam negara serikat, negara-negara bagian tidak boleh memisahkan diri
dari negara serikat itu.Dalam negara serikat, negara bagian hanya berdaulat
ke dalamDalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala
negara bagian (lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian
kekuasaan antara pemerintah federal dengan negara bagian ditentukan oleh
negara bagian, sehingga kegiatan pemerintah federal adalah hal ikhwal
kenegaraan selebihnya (residuary power).
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada
pemerintah federal meliputi:
hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum
internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan
diplomatik;
hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan
keamanan nasional, perang dan damai;
hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas
pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh
pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara
bagian; hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan
pemerintahan federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang
(moneter); hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian,
misalnya: masalah pos, telekomunikasi, statistik.
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan
yang lain adalah: cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan
pemerintah negara bagian;
badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat,
antara lain: negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu
kekuasaan pemerintah federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan
kepada pemerintah negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara
lain: Amerika Serikat, Australia, RIS (1949); negara serikat yang
konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah negara bagian,
sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal. Contoh: Kanada
dan India; negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah
agung federal dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan
Australia;
negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal
dalam menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan
pemerintah negara bagian. Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara federal dan negara kesatuan bersistem
desentralisasi:
1) Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar;
2) Sama-sama memiliki hak mengatur daerah sendiri (otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah
tangga sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak
aslinya, sedangkan pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah
pusat. Dalam buku How Democracies Die menjelaskan bagaimana demokrasi
mati secara perlahan di tangan pejabat terpilih atau presiden.
Bagi Levitsky dan Ziblatt, "kemunduran demokrasi hari ini dimulai dari kotak
suara." Empat indikator utama yang harus diperhatikan adalah:
- Penolakan (atau komitmen yang lemah terhadap) aturan main yang
demokratis;
- Penolakan legitimasi lawan politik;
- Toleransi atau dorongan kekerasan;
- Kesiapan untuk membatasi kebebasan sipil lawan, termasuk media.
Selain melalui kotak suara, dalam buku How Democracies Die, terdapat satu
bab yang membahas tentang "Fateful Alliances." Levitsky dan Ziblatt menulis
dalam bukunya bahwa terdapat cara lain yang digunakan untuk berkuasa,
selain melalui pemilu yakni bersekutu dengan politikus mapan.1

2. Dalam buku How Democracies Die, keduanya memperingatkan bahwa


demokrasi di Amerika Serikat dalam "masalah". Selain itu, politikus di
Amerika juga membuang norma lama yang telah menjaga keseimbangan
politik Amerika dan mencegah jenis konflik yang dapat mengarah pada
situasi negara yang represif.
Dalam wawancara khusus dengan Dave Daview dari NPR, Steven Levitsky
mengatakan demokrasi telah mati sejak 30 tahun yang lalu usai Perang
Dingin.
"Pemerintah terpilih menggunakan lembaga demokrasi untuk melemahkan
dan menghancurkan demokrasi. Kami berharap lembaga demokrasi Amerika
akan selamat dalam proses ini," kata Levitsky.Penggunaan kekuasaan dan
lembaga demokrasi untuk menghancurkan demokrasi bukanlah produk satu
atau dua hari, tetapi bertahun-tahun dan dilakukan secara bertahap.
"Itulah salah satu hal yang membuatnya sangat sulit, baik untuk pelajari
maupun sebagai warga negara untuk mengenali apa yang terjadi," kata
Daniel Ziblatt.
Ia mengatakan otoritas pemilu berkuasa secara demokratis. Mereka
seringkali memiliki legitimasi demokratis sebagai hasil dari pemilihan.Ada
semacam pemotongan bertahap di lembaga-lembaga demokrasi, semacam
memiringkan "lapangan bermain" untuk keuntungan petahana, sehingga

1 Baca Soehino, ilmu Negara, Yogyakarta: Liberty, 2000 Hal. 224


menjadi semakin sulit untuk menyingkirkan petahana melalui cara-cara
demokratis.
"Di akhir proses yang mungkin butuh waktu bertahun-tahun, mungkin butuh
satu dekade.... Di akhir proses itu, petahana memiliki kekuasaan yang kuat,"
kata Ziblatt.Ziblatt memberi contoh Turki dalam 10 tahun terakhir yang
mana Presiden Erdogan memperkuat posisinya dalam pemerintahan dan
melemahkan oposisi sehingga ia semakin sulit digulingkan.
"Jadi mungkin pemilu akan terus digelar, tetapi pemilu cenderung berpihak
pada petahan. Pemilu tak lagi adil," tegas Ziblatt.
Ia juga mengatakan bahwa melalui berbagai mekanisme, presiden mampu
tetap berkuasa dan menahan kritik, meski dukungan publik mungkin belum
sepenuhnya ada.

Misalnya, tindakan keras terhadap media dan menggunakan lembaga yang


dapat digunakan oleh seorang petahana untuk mempertahankan
kekuasaannya.Seperti yang dikatakan Daniel Ziblatt, sangat sering akhir-
akhir ini, konstitusional demokrasi tetap ada, tetapi substansi yang
sebenarnya dihilangkan," kata Levitsky menyambung pernyataan Ziblatt.
Selain Turki, keduanya juga sepakat bahwa demokrasi juga tak lagi berjalan
baik di Rusia.
"Rusia tidak pernah benar-benar demokrasi. Jika itu adalah demokrasi, itu
adalah salah satu yang sangat singkat. Tapi ya, Rusia memiliki ciri-ciri
demokrasi. Mereka masih mengadakan pemilihan. Mereka punya Parlemen.
Namun dalam praktiknya, ini adalah otokrasi langsung," kritik
Levitsky.Amerika Serikat dikenal memiliki konstitusi yang dihormati secara
luas. Ada seperangkat aturan yang harus dipatuhi, tetapi Levitsky dan Ziblatt
menegaskan bahwa seperangkat aturan saja tidak cukup untuk memastikan
bahwa institusi demokrasi menjadi kuat.
"Aturan itu sendiri, terutama dalam Konstitusi yang sangat sederhana dan
pendek seperti yang berlaku di Amerika Serikat, tidak akan pernah bisa -
tidak pernah bisa sepenuhnya memandu perilaku. Jadi perilaku kita perlu
dipandu oleh aturan informal, oleh norma," kata Levitsky.
"Dan kami fokus pada dua di antaranya secara khusus - apa yang kami sebut
saling toleransi, yang benar-benar fundamental dalam demokrasi mana
pun."Mereka memberi contoh sederhana yakni menerima kekalahan saat
pemilu. Bahwa meski Anda tidak sepakat atau setuju dalam beberapa hal,
Anda harus tetap mengakui bahwa dialah pemenang pemilu.
"Pada akhirnya, mengakui secara terbuka, mengatakan kepada pengikutnya
bahwa pihak lain sama-sama patriotik, dan dapat memerintah secara sah,"
sambung Levitsky.
Selain toleransi, Steve mengatakan unsur penting yakni kesabaran. Meski hal
ini sedikit berlawanan dengan intuisi, katanya, tetapi kesabaran itu
penting."Presiden bisa mengemas Mahkamah Agung. Jika presiden memiliki
mayoritas di Kongres dan presiden tidak menyukai susunan Mahkamah
Agung, dia dapat mengesahkan undang-undang yang memperluas pengadilan
menjadi 11 atau 13 dan diisi dengan sekutunya," kata Levitsky.
Jika Kongres menghalangi agenda Presiden, dia dapat menggunakan
serangkaian perintah eksekutif untuk melemahkan keputusan Kongres.
"Apa yang diperlukan agar lembaga-lembaga tersebut berfungsi dengan baik
adalah menahan diri. Ini tidak tertulis dalam Konstitusi," kata Levitsky.
Pembicaraan soal penanganan virus corona di China tak terlepas dari
pembicaraan soal teknologi canggih. Menurut saya china lebih efektif dan
efesian dalam penanganan virus corona. Robot diperbantukan mengantar
makanan di rumah sakit, adanya kamera yang bisa mengenali wajah dan
mengukur suhu tubuh, atau drone yang memaksa karantina dan penutupan
wilayah. China memiliki sistem pengawasan canggih yang bisa melacak
warga negara mereka, baik secara daring maupun luring. Dan sistem ini
terbukti sangat efektif selagi pandemi. Jaringan pengawasan terhadap warga
ini telah beberapa dekade dibangun oleh Partai Komunis China. Selama ini
mereka selalu dikritik di seluruh dunia karena hal itu. Namun ketika dunia
sedang dicengkram oleh Covid-19, beberapa negara mencoba melihat model
China sebagai jawaban.2

2 Http://repository.unpas.ac.id/15682/4/BAB%20II.pdf

Anda mungkin juga menyukai