Anda di halaman 1dari 3

TEKS DRAMA RAWA PENING

TEKS DRAMA RAWA PENING

Pada zaman dahulu di desa Ngasem hidup seorang gadis bernama Endang Sawitri.
Penduduk desa tak seorang pun yang tahu kalau Endang Sawitri punya seorang suami,
namun ia hamil. Tak lama kemudian ia melahirkan dan sangat mengejutkan penduduk
karena yang dilahirkan bukan seorang bayi melainkan seekor Naga. Anehnya Naga itu
bisa berbicara seperti halnya manusia. Naga itu diberi nama Baru Klinting.
Di usia remaja Baru Klinting bertanya kepada ibunya

Baru Klinting: “Bu apakah Aku ini mempunyai seorang ayah seperti halnya anak-anak
lain”
Endang Sawitri: “Iya anakku kau mempunyai seorang Ayah seperti halnya anak-anak
yang                           lain”
Baru klinting: “Lalu siapakah nama beliau Ibu”
Endang Sawitri: “Ayahmu seorang raja yang saat ini sedang bertapa di gua lereng
gunung Telomaya. Kamu sudah waktunya mencari dan menemui bapakmu. Saya
ijinkan kamu ke sana dan bawalah klintingan ini sebagai bukti peninggalan ayahmu
dulu. Dengan senang hati Baru Klinting berangkat ke pertapaan Ki Hajar Salokantara
sang ayahnya”.
Baru Klinting: (Tanpa berfikir panjang Baru klinting pun langsung pergi ke gua
Telomaya)
Dan sesampainya di gua telomaya Ia pun menyembah sujud
Baru klinting: Sendiko, Apakah ini benar pertapaan dari Ki Hajar Salokantara
Ki Hajar Salokantara: Iya benar ada apa gerangan kau kesini
Baru klinting: Kalau kau Ki Hajar Salokantara berarti kau adalah ayahku yang selama
ini aku cari-cari selama ini,kata ibu ketika Aku sudah mengetahui ayah, aku harus
melihatkan bukti sebuah klintingan ini
Ki Hajar Salokantara: Jika kau memang anakku kau harus mengelilingi gunung
Telomaya
Baru Klinting: Baiklah Ayah aku akan mengelilingi Gunung itu (Dan akhirnya pun dia
Dapat mengelilingi gunung  Temolaya)
Ki Hajar Salokantara: Setelah kau mengelilingi Gunung itu, bertapalah kau di lereng
gunung itu
            Suatu hari Desa Phatok ingin mengadakan pesta besar dan hendak ingin mencari
hewan besar di dalam hutan akan tetapi tak seorang pun mendapatkan hewan
besar,Akan tetapi saat para penduduk sedang frustasi Para penduduk melihat seekor
naga raksasa yang sedang bertapa di dalam gua Telomaya.
Warga 1: Wah mungkin hari ini kita semua tidak akan bisa mendapatkan hewan hutan
yang besar,tapi aku melihat Seekor naga besar yang lagi bertapa.
Warga 2: ayo kita potong-potong tubuhnya.
Sesampainya di desa para penduduk warga pun langsung mengadakan pesta
besar-besaran,dan taklma kemudian Ada seorang anak kecil yang berbadan busuk yang
ikut merayakan pesta itu namun waraga pun mengusirnya
Waraga: hey kau anak busuk pergi dari disini,kalau kau tak pergi nanti akan aku pukul
kau
Baru Klinting: Baiklah aku akan pergi dari pesta ini. (dengan hati yang kecewa)
Lalu baru klinting pergi dan menghampiri rumah seorang nenek janda tua
Baru klinting: Nenek apakah aku boleh meminta makanannya, Nek!
Nenek: Boleh-boleh-boleh nak Silahkan masuk,anak manis
Nenek: Nama kamu siapa nak
Baru Klinting: Nama Saya baru Klinting Nek!
Baru klinting: Nek saat nenek nanti mendengar suara gemuruh ,nenek siapkan Lesung
ya? Aku pamit dulu
Nenek: Iya Anak manis
Baru Klinting pun kembali kepesta warga desa itu,namun apa daya para warga pun
mengusir kembali Baru Klinting
Warga: Hey anak busuk kenapa kau kembali lagi kesini,ku tendang kau
Baru klintig: Baiklah aku akan pergi dari pesta ini,Akan tetapi ada yang bisakah
mencabut lidi ini.
Warga: bocah gemblung,sini biar aku yang mencabutnya, waw lidi ini sangat berat
untuk diabut
Semua warga yang mencabut tak ada yang bisa mencabut lidi tersebut,lalu Baru
Klinting pun mencabutnya

Baru klinting: Baiklah,karena tak ada yang seorang pun yang dapat mencabut lidi ini
Akhirnya dari cabutan lidi tersebut muncul mata air yang semakin lama semakin
deras, Penduduk tersebut Tewas semuanya kecuali nenek janda yang baik hati
itu,karena beliau menggunakan lesung sebagai perahu
Karena air yang muncul dari cucuran mata air itu berwarna bening maka,Danau
tersebut kini di beri nama “RAWA PENING” yang berada didesa

Anda mungkin juga menyukai