9 - Penulisan Ilmiah
9 - Penulisan Ilmiah
LIPI
PENULISAN ILMIAH
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu untuk:
1. Memahami konsep penulisan KTI dengan benar
2. Menjelaskan kriteria KTI yang berkualitas dan berintegritas dengan benar
“tulisan hasil litbang dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran
sistematis yang dituangkan oleh perseorangan atau kelompok yang memenuhi
kaidah ilmiah.”
Dengan kata lain, KTI adalah inti dari kegiatan penelitian yang ditujukan
untuk menyebarluaskan hasil penelitian yang melibatkan hipotesis, data, dan
kesimpulan. Rangkaian metode ilmiah diawali dengan sebuah pengamatan
yang menimbulkan pertanyaan yang dapat berupa “apa”, “kenapa” atau
“bagaimana” akan suatu fenomena alam atau sosial di sekitar kita (Gambar 2).
Sebagai kajian ilmiah, tentu pertanyaan tersebut harus ditinjau dengan studi
literatur yang komprehensif untuk mengidentifikasi scientific gap yang ada
dan mendesain penelitian yang hasilnya akan membawa kebaharuan. Setiap
penelitian dibangun dengan hipotesis yang dituangkan ke dalam research
questions. Sehingga, proses pengumpulan data yang dilakukan akan menjawab
seluruh research questions guna memperoleh kesimpulan. Tidak ada kegagalan
dalam proses ilmiah, karena kesimpulan yang dihasilkan baik mendukung
hipotesis awal atau sebaliknya merupakan informasi baru yang perlu di-
sampaikan kecuali apabila terjadi kesalahan metodologi atau pendekatan
(approach). KTI yang telah dipublikasikan selanjutnya dapat dimanfaatkan
sebagai bahan kajian literatur oleh penelitian-penelitian berikutnya, baik yang
dilakukan oleh peneliti itu sendiri maupun peneliti lainnya.
Kualitas data hasil penelitian sebagai intisari dari sebuah KTI menjadi
faktor krusial dalam proses mitra bestari. Seluruh data penelitian yang disajikan
harus bersifat valid dan reliable. Atau dalam istilah teknisnya, memiliki tingkat
akurasi (validitas) dan presisi (reliabilitas) yang tinggi. Akurasi adalah tingkat
kedekatan pengukuran terhadap nilai sebenarnya, sedangkan presisi adalah
sejauh mana pengulangan pengukuran dalam kondisi yang tidak berubah
mendapatkan hasil yang sama (Gambar 3). Salah satu implikasi penting
dari sebuah KTI adalah penelitian yang telah dilakukan dapat diulang
kembali oleh peneliti lain agar topik penelitian tersebut dapat terus
berkembang. Oleh karena itu, data dengan akurasi dan presisi yang tinggi
yang didapatkan melalui metodologi penelitian yang benar akan memudahkan
peneliti lain untuk menghasilkan data yang sama atau mendekati sama.
Gambar 3. Ilustrasi tingkat akurasi dan presisi dari data penelitian. Data
dengan akurasi dan presisi yang tinggi adalah standar ideal dari sebuah hasil
penelitian.
Sebagai bentuk diseminasi hasil penelitian, KTI yang berkualitas juga
memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Sebuah KTI yang ditulis dengan
cermat akan mudah dipahami oleh pembacanya, baik oleh peneliti dengan
latar belakang kepakaran yang sama, peneliti dengan latar belakang kepakaran
yang berbeda, maupun masyarakat awam yang tertarik dengan ide yang
dimunculkan di dalam tulisan tersebut. Tingkat keterbacaan yang tinggi dapat
tercapai apabila tulisan tersebut memiliki struktur penyampaian ide yang
runut, pemilihan kata (diksi) yang mudah dipahami serta ketatabahasaan
yang benar. Misalnya, salah satu strategi untuk menyampaikan ide dengan
runut dalam sebuah tulisan adalah dengan membuat kerangka penulisan
(outline) yang kemudian dikembangkan dalam paragraf-paragraf yang
memiliki kalimat topik yang mewadahi bahasan paragraf tersebut. Pemilihan
diksi yang bersifat teknis atau biasa dikenal dengan jargon seringkali tidak
dapat dihindari dalam beberapa jenis tulisan. Oleh karena itu, layaknya
singkatan yang digunakan dalam tulisan, kata-kata teknis pun perlu
dijelaskan di bagian awal sebelum dapat digunakan secara
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
1. Membedakan jenis, format dan bentuk tulisan ilmiah dengan tepat.
2. Memilih jenis, format dan bentuk tulisan ilmiah yang sesuai dengan hasil
penelitiannya.
3. Menulis karya tulis ilmiah sesuai dengan jenis, format dan bentuk
tulisan ilmiah yang telah dipilih
Artikel Ilmiah
Artikel ilmiah dengan format yang seringkali disebut makalah lengkap adalah
tulisan ilmiah yang disusun berdasarkan analisis dan sintesis data hasil litbang
dan/atau tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis yang belum
pernah ditulis dan dipublikasikan oleh orang lain serta topik yang dibahas beru-
pa topik baru yang menambah informasi baru dan/atau memperkuat temuan/
topik sebelumnya. Pada umumnya, artikel ilmiah memiliki sistematika sebagai
berikut: judul, nama dan alamat penulis, abstrak dan kata kunci, pendahuluan,
Gambar 4. Daftar isi sebuah edisi majalah ilmiah yang memuat beberapa
artikel Comment dengan sebuah artikel Reply to Comment.
Buku Ilmiah
Buku ilmiah berisi pembahasan mendalam tentang masalah kekinian suatu
keilmuan dengan merangkum hasil-hasil penelitian yang terbaru dengan
menekankan pada aspek teori, panduan penjelasan filosofis atas suatu
langkah panduan atau suatu bentuk kajian yang dicetak dalam format
buku serta susunan dalam bagian per bagian atau bab per bab yang
dibuat secara berkesinambungan dan bertautan.
Sistematika buku ilmiah memiliki
unsur-unsur sebagai berikut: Sampul &
nama penulis, karya cipta, pengantar,
daftar isi, pendahuluan, batang tubuh,
ucapan penghargaan (opsional), indeks,
glosarium (opsional), daftar
acuan/bibliografi, dan lampiran
(opsional).
Buku ilmiah harus memenuhi be-
berapa persyaratan, yaitu: diterbitkan oleh
Scientific Publishing House (SPH), memiliki
International Standard Book Number (ISBN),
telah melewati proses editorial yang
mencakup pemeriksaan kebenaran
keilmuan dan tata bahasa, dan berisi
paling sedikit 49 halaman.
Bunga Rampai
Bunga rampai adalah kumpulan tulisan
ilmiah dengan satu topik permasalahan
dengan pendekatan dari beberapa aspek/
sudut pandang keilmuan. Masing-masing
bab dapat berdiri sendiri dengan susunan
tulisan ilmiah lengkap dan ada benang
merah yang mengkaitkan keseluruhan
bab. Tulisan ilmiah yang dikeluarkan
dalam bentuk bunga rampai mempunyai
makna yang mandiri dan jelas. Sistematika
bunga rangkai memiliki unsur-unsur yang
sama dengan buku ilmiah, tetapi memiliki
perbedaan dalam hal prakata/prolog yang
mengantarkan keseluruhan isi dan dalam
hal penutup/epilog yang merupakan
analisis atas keseluruhan isi.
Jurnal/Majalah Ilmiah
Jurnal/majalah ilmiah adalah publikasi yang memuat tulisan ilmiah yang
secara nyata mengandung data dan informasi yang memajukan iptek dan ditulis
sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara
berkala.
Jurnal/majalah ilmiah harus
memenuhi beberapa persyaratan
yaitu: memiliki International Standard
Serial Number (ISSN), memiliki mitra
bestari paling sedikit empat orang, di-
terbitkan secara teratur paling sedikit
dua kali per tahun (kecuali yang me-
miliki cakupan keilmuan spesialisasi),
menerbitkan minimal 300 eksemplar
bagi majalah ilmiah non-elektronik,
dan memuat artikel utama tiap kali
terbit minimal 5 artikel.
Prosiding
Prosiding adalah kumpulan tulisan ilmiah yang diterbitkan sebagai hasil suatu
pertemuan ilmiah. Prosiding harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu:
mencantumkan tema dan institusi pelaksana seminar, memiliki paling sedikit
dua orang editor, telah melalui proses editing, dan memiliki ISSN (untuk
seminar berkala) dan ISBN (untuk seminar tidak berkala) kecuali seminar
internasional.
RANGKUMAN
Setiap karya tulis ilmiah bertujuan untuk memberikan kontribusi ilmiah yang
baru dalam bidang keilmuannya dalam bentuk pelaporan hasil litbang atau
tinjauan, ulasan (review), kajian, dan pemikiran sistematis.
Berdasarkan formatnya, tulisan ilmiah dapat dituangkan sebagai artikel
ilmiah (yang dapat memiliki format makalah lengkap, komunikasi pendek,
clinical case atau pengembangan dalam bentuk correction, comment, reply to
comment) dan kajian kebijakan. Pada prinsipnya, format penulisan ilmiah dapat
berkembang dengan waktu dan kebutuhan bidang keilmuan agar dapat
memberikan informasi ilmiah yang memiliki kebaharuan.
Tulisan ilmiah dapat dipublikasikan dalam berbagai bentuk yang dapat
dipilih berdasarkan hasil penelitian dan kedalaman topik yang diinginkan oleh
seorang peneliti. Pada prinsipnya, terdapat empat bentuk tulisan ilmiah, yaitu
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
Mengaplikasikan struktur dan strategi penulisan ilmiah dengan benar
Judul (Title)
Sebagai hal yang pertama kali dibaca oleh pembaca, judul artikel harus
menarik minat para pembaca dengan memberikan gambaran yang ringkas dan
informatif mengenai isi artikel yang sesungguhnya. Judul tidak perlu diawali
dengan kata penelitian, analisis, studi, dll, dan sebaiknya menghindari
pemilihan judul yang terlalu umum. Abstrak di bidang ilmu eksakta sebaiknya
mampu menjelaskan mengenai apa, kapan, dan tergolong spesies/grup apa
(jika relevan) mengenai penelitian yang dilakukan (Carraway, 2009). Bidang ilmu
tertentu dapat memiliki judul yang berseri bila penelitian yang dilakukan
merupakan sebuah rangkaian. Dan, penulis perlu menyesuaikan panjang judul
dengan aturan penerbit yang disasar.
Pendahuluan (Introduction)
Pendahuluan memiliki peran penting dalam meyakinkan editor dan mitra
bestari mengenai latar belakang dan motivasi kenapa penelitian tersebut
penting dilakukan, serta ditutup dengan tujuan penulisan artikel dan hipotesis
secara singkat dan jelas. Pendahuluan memberikan ruang yang lebih luas bagi
penulis untuk menjelaskan lebih detail mengenai fenomena dan rumusan
masalah yang diangkat, research gap dengan ulasan studi literatur yang
komprehensif, research questions yang menjadi motivasi penelitian tersebut,
hipotesis dan rancangan penelitian (research design) sehingga dapat
menjelaskan bagaima penelitian tersebut membawa kebaharuan.
Turabian (2013) menekankan bahwa research questions yang solid bukan
hanya mencari sebuah jawaban (why?), tetapi juga menjelaskan implikasi dari
terjawabnya research questions tersebut dan mengapa pembaca perlu peduli
(so what?).
Kajian literatur yang dipaparkan harus menggunakan referensi yang
berkaitan langsung dan menghindari detail lain agar tidak mengalihkan
perhatian pembaca dari intisari artikel. Penulis harus memahami substansi
dan memastikan ketepatan referensi yang dikutip. Penulis juga harus cermat
agar tidak terlalu mensitasi hasil penelitiannya sendiri, karena pemilihan
referensi yang tidak obyektif justru dapat berdampak negatif bagi
kredibilitas peneliti. Apabila suatu metode atau hasil penelitian sudah
sering dilakukan, penulis sebaiknya memilih referensi yang mewakili dan
kuat.
Metodologi (Methodology)
Metodologi menjelaskan desain dan proses pengumpulan data termasuk di
dalamnya detail mengenai objek penelitian, metode/instrumen yang
digunakan dan prosedur pengolahan data. Bagian ini harus memiliki informasi
yang utuh sehingga hasil penelitian dapat dipertahankan dan metode yang
digunakan dapat ditiru di kemudian hari. Dalam beberapa bidang keilmuan
terutama ilmu sosial, kata metodologi tidak harus dituliskan secara eksplisit
dan dapat di- tuliskan misalnya sebagai deskripsi. Pada beberapa
majalah/jurnal ilmiah terutama bidang eksakta, bagian Metodologi berada
di belakang sebagai lampiran. Dan pada beberapa penerbit ilmiah,
persetujuan dari dewan penelitian harus diberikan oleh peneliti di bagian
Metodologi.
Hasil (Results)
Bagian hasil adalah menjelaskan hasil penelitiannya secara obyektif sesuai
dengan data dan fakta yang ada, tanpa melibatkan interpretasi dari hasil
tersebut. Pemaparan hasil analisis dapat didukung dengan ilustrasi (gambar,
diagram, dsb) dan tabel, sesuai dengan efektifitas penyampaian. Proses
penyajian data sebaiknya dilakukan secara logis agar mempermudah pembaca
Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |21
untuk memahami hasil yang disajikan dan memungkinkan peneliti lain untuk
mengulang penelitian tersebut. Bagian hasil merupakan inti dari prinsip karya
tulis ilmiah dimana fakta digunakan sebagai kenyataan yang dapat diterima
pembaca, terlepas dari pendapat pribadi pembaca dalam hal tersebut.
Diskusi (Discussion)
Bagian diskusi mempunyai fungsi untuk menginterpretasikan dan
menjelaskan implikasi hasil analisis di bagian hasil. Penulisan diskusi dapat
dimulai dengan mendiskusikan hasil temuan dalam konteks hipotesis yang
telah dibuat sebelum- nya. Dalam penjelasan hasil analisis data, kesimpulan
yang dihasilkan perlu didiskusikan dengan hasil penelitian sebelumnya
untuk mengidentifikasi kebaharuan dari hasil penelitian yang baru
dilakukan. Apabila terdapat persamaan hasil dan kesimpulan dengan
penelitian-penelitian sebelumnya, hal ini dapat meningkatkan tingkat
reliabilitas hasil penelitian. Dalam hal adanya perbedaan, peneliti harus
mampu menjelaskan perbedaan yang ada. Acuan pustaka juga harus
dimunculkan dalam membandingkan hasil atau pembahasan dengan publikasi
sebelumnya. Pada bagian diskusi, penting untuk menyatakan kelebihan dan
batasan/asumsi dari penelitian yang telah dikerjakan,
Beberapa penerbit ilmiah menggabungkan bagian hasil dengan diskusi.
Meskipun demikian, penulis tetap harus membedakan penulisan hasil yang
obyektif dengan interpretasi hasil sebagai komponen bagian diskusi. Hal ini
penting karena hasil yang sama dapat diintrepetasikan berbeda tergantung
dari paradigma ilmu yang diaplikasikan.
Kesimpulan (Conclusion)
Kesimpulan merupakan bagian terakhir dari penulisan sebuah tulisan ilmiah,
berisi tentang rangkuman ringkas beserta saran yang berguna untuk
memberikan pedoman bagi penelitian serupa yang akan dilaksanakan.
Dalam penulisan kesimpulan, penulis dapat mengingatkan kembali
mengenai perumusan masalah dan tujuan dari penelitian.
Setiap tulisan ilmiah harus berpegang pada kaidah etika penelitian yang
menjaga nilai-nilai integritas, kejujuran dan keadilan. Kaidah etika tersebut
perlu diterapkan dari tahap penelitian dan penulisan serta kredibilitas jurnal
yang disasar.
ETIKA PENELITIAN
Asal perolehan material atau sampel adalah legal, sesuai dengan standar
prosedur dan etika baik terhadap manusia dan hewan
Material atau sampel penelitian yang diperoleh dari suatu tempat yang
memerlukan perizinan harus mengikuti ketentuan yang berlaku. Kolaborasi
penelitian dengan peneliti asing yang melakukan kegiatan penelitian di
Indonesia harus memiliki izin riset dari Kemenristekdikti. Sampel yang
diperoleh dan perlu dibawa ke luar negeri untuk analisis perlu didampingi
oleh dokumen material transfer agreement agar sampel tersebut digunakan
sesuai dengan tujuan riset yang disetujui.
Dalam bidang keilmuan sosial, peneliti juga perlu menerapkan
pertimbangan etis akan dampak sosial dari hasil penelitan mereka, misalnya
dengan menyamarkan sumber informan dan lokasi yang akan berdampak
sosial apabila diungkapkan, melaporkan hasil survey yang dapat merubah
persepsi masyarakat untuk kepentingan politik tertentu, dsb.
Pada akhirnya, aturan-aturan yang mewajibkan perolehan sampel secara
legal bertujuan juga untuk melindungi peneliti, selain asal dan material/
sampel tersebut. Saat ini, jurnal-jurnal ilmiah mengharuskan penulis untuk
memberikan penyataan bahwa material dan sampel yang digunakan diperoleh
secara sah, dimana publikasi ilmiah dapat ditarik kembali oleh penerbit
jurnal apabila dikemudian hari ditemukan pelanggaran.
ETIKA PENULISAN
RANGKUMAN
Dalam menerbitkan suatu tulisan ilmiah, terdapat beberapa etika yang harus
dipenuhi oleh seorang peneliti, baik dari tahap penelitian, penulisan, maupun
kredibilitas jurnal yang disasar. Dalam melakukan penelitian, peneliti
harus dapat memastikan bahwa asal perolehan material atau sampel adalah
legal, sesuai dengan standar prosedur dan etika baik terhadap manusia
maupun hewan, teknik perolehan data yang benar, dan data
diinterpretasi secara obyektif.
Etika Penulisan mewajibkan tulisan untuk belum pernah diterbitkan,
bersifat orisinal dan bebas dari fabrikasi, falsifikasi, plagiasi, duplikasi,
fragmentasi/salami, dan pelanggaran hak cipta/isi, memasukkan pihak-
pihak yang berkontribusi sebagai penulis, atau sebaliknya, tidak memasukkan
pihak-pihak yang tidak berkontribusi dalam penelitian, serta memberikan
urutan/pengakuan pada penulis sesuai dengan kontribusi dan mencantumkan
afiliasi tempat bekerja.
Kredibilitas penerbit atau jurnal ilmiah menjadi hal yang perlu diverifikasi
oleh penulis. Penerbit yang dituju harus kredibel (terakreditasi untuk jurnal
nasional, terindeks untuk jurnal internasional). Penerbit juga harus bebas
dari pelanggaran hak cipta penerbit/lembaga, penerbit predator dan hijacked
journal.
Indikator Keberhasilan:
Peserta mampu:
1. Memahami ruang lingkup, kualitas dan persyaratan jurnal ilmiah yang
disasar
2. Memahami langkah-langkah teknis dalam mempersiapkan manuskrip
KTI
3. Memahami teknis dari proses mitra bestari
PENDAHULUAN
Proses Mitra Bestari: Single Blind, Double Blind dan Open Review
Setiap jurnal atau penerbit ilmiah memilki aturan yang berbeda mengenai
proses mitra bestari yang diterapkan, yang dapat berbentuk single blind,
double blind ataupun open review. Mayoritas jurnal mengadopsi single blind
review dimana mitra bestari mengetahui identitas penulis namun penulis tidak
mengetahui identitas mitra bestari (tetapi mitra bestari boleh saja
mengungkapkan identitas mereka dalam proses mitra bestari kepada penulis).
Keunggulan dari sistem ini adalah mitra bestari dapat menilai kredibilitas
penulis karena dapat mengetahui portfolio dan institusi penelitian para
penulis. Dalam double blind review, baik pihak penulis dan mitra bestari saling
tidak mengetahui identitas masing-masing. Keunggulan dari sistem ini adalah
obyektifitas absolut dari proses mitra bestari. Open review mulai digunakan
di beberapa jurnal ilmiah dimana identitas penulis dan mitra bestari sailng
terbuka. Keunggulan dari sistem ini adalah adanya akuntabilitas dalam proses
mitra bestari.
Melihat Proses Mitra Bestari dari Kacamata Editor dan Mitra Bestari
Layaknya melamar pekerjaan, dimana calon pekerja perlu memahami kriteria
yang dicari oleh perusahaan yang disasar, peneliti pun perlu memahami apa
yang diinginkan oleh dewan editor dan mitra bestari dari jurnal yang disasar.
Editor akan terbantu dengan hal-hal yang telah dibahas sebelumnya,
seperti kesesuaian topik antara manuskrip dan jurnal, penulis menyiapkan
manuskrip dalam format yang diminta oleh penerbit, kualitas dan originalitas
hasil penelitian dapat menjadi kontribusi menarik bagi jurnal tersebut, serta
saran penulis mengenai mitra bestari yang dapat membantu proses mitra
bestari bagi manuskrip tersebut dengan objektif dan substantif.
Dari kacamata mitra bestari, peneliti perlu mengingat bahwa mitra
bestari adalah kolega sesama peneliti yang memiliki jadwal yang padat. Oleh
karena itu, cara penampilan manuskrip yang apik seperti tampilan
gambar yang profesional, penulisan yang dilakukan dengan cermat selain data
yang menarik dan meminimalisir kesalahan penulisan (typos), dapat
meningkatkan kesempatan bagi manuskrip untuk diterima. Apabila kita
berada di posisi mitra bestari, tentu kita pun akan merasa lebih semangat
dalam memberikan masukan yang baik dan mendalam apabila manuskrip
Modul PPJFP Penulisan dan Publikasi ilmiah |39
yang dibaca telah dipersiapkan dengan
RANGKUMAN
Jurnal-jurnal ilmiah memiliki ruang lingkup yang berbeda, baik yang spesifik
maupun lebih luas, dimana peneliti perlu mencermatinya sebelum mengirim-
kan manuskrip KTI mereka ke jurnal yang disasar. Selain itu, jurnal-jurnal ilmiah
juga dapat dibagi berdasarkan metode penyampaiannya, yaitu electronic journal,
online journal dan printed journal. Kepraktisan yang ditawarkan oleh electronic
journal dapat membantu peneliti dalam proses publikasi.
Peneliti juga harus memperhatikan kualitas dan persyaratan yang diminta
oleh dewan editor agar menghindari dikembalikannya manuksrip mereka
dengan alat teknis. Jurnal nasional terakreditasi dan jurnal internasional
terindeks yang memiliki impact factor yang tinggi lebih sulit untuk ditembus,
namun merupakan investasi waktu yang sepadan bagi peneliti karena ke
depannya akan lebih memiliki sitasi yang tinggi dengan lebih tingginya
keterbacaan jurnal tersebut. Persyaratan teknis yang diminta oleh jurnal
seperti format manuskrip (misalnya saat ini umum diminta mencantumkan
line numbers untuk memudahkan para mitra bestari, penggunaan gaya
selingkungan tertentu) juga perlu diperhatikan. Selain itu, peneliti juga perlu
mengantisipasi biaya publikasi yang akan diperlukan apabila manuskrip
mereka diterima untuk diterbitkan oleh dewan editor, agar dapat
mempercepat proses publikasi.
Proses publikasi manuksrip akan terbantu dengan pemahaman peneliti
mengenai proses mitra bestari. Peneliti harus paham dengan sistem mitra
bestari yang diadopsi oleh jurnal yang disasar (single blind review, double blind
review atau open review), memberikan saran bagi peneliti-peneliti yang dapat
memberikan masukkan yang obyektif dan substantif dalam proses mitra
bestari, memahami apa yang diharapkan oleh editor dan para mitra bestari
dari sebuah manuskrip KTI, serta memberikan respon yang baik dan tepat
waktu dari hasil ulasan oleh para mitra bestari.
REFERENSI PENGAYAAN
Cals, J. W., & Kotz, D. (2013). Effective writing and publishing scientific papers,
part III: Introduction. Journal of Clinical Epidemiology, 66, 702.
Hoogenboom, B. J., & Manske, R. C. (2012). How to write a scientific article. The
International Journal of Sports Physical Therapy, 7(5).
Hrynaszkiewicz, I., Norton, M. L., Vickers, A. J., & Altman, D. G. (2010). Preparing
raw clinical data for publication: guidance for journal editors, authors, and
peer reviewers. BMJ, 340, c181–c181.
Kiefer, J. C. (2010). Science communications: Publishing a scientific paper. Devel-
opmental Dynamics, 239(2), 723–726.
Körner, A. M. (2008). Guide to publishing a scientific paper. Biochemistry. Abing-
don, Oxon: Routledge.
Kotsis, S. V, & Chung, K. C. (2010). A Guide for Writing in the Scientific Forum.
Plastic and Reconstructive Surgery, 126(5), 1763–1771.
Kotz, D., Cals, J. W., Tugwell, P., & André Knottnerus, J. (2013). Introducing a new
series on effective writing and publishing of scientific papers.
Whitesides, G. M. (2004). Whitesides’ Group: Writing a Paper. Advanced Materials,
16(15), 1375–1377.